Rindu

" Aku pasti bisa mendapatkanmu..." seringai Dani.

Dani masuk ke sekolah ini sebenarnya hanya ingin balas dendam dengan Medina dan teman - temannya. Namun saat dekat dengan gadis itu, perasaan Dani mulai berubah karena kecantikannya. Dani mulai menyukai Medina walaupun gadis itu mengacuhkannya dan terkesan menghindar.

Sementara itu, Medina yang berada di boncengan Adam terlihat gelisah dan suasana hatinya sedang buruk. Rasanya sangat malas untuk pulang.

" Dam, ke pasar dulu yuk? Mau cek keadaan disana." kata Medina.

" Siap, boss. Tapi jangan lama - lama, aku mau bantu ibu menyiapkan cathering."

" Iya, cuma sebentar kok."

Sampai di pasar, Medina langsung menghampiri para anak buahnya. Jefri yang melihat bossnya datang langsung menyuruh semua bawahannya berdiri.

" Selamat siang, boss."

" Hmm, bagaimana perkembangan pasar?"

" Semua aman, boss. Uang keamanan akan saya setorkan satu minggu sekali."

" Kumpulkan semua data para pedagang minggu ini juga. Saya butuh untuk data mereka secepatnya."

" Baik, boss."

Medina berjalan menuju ke Mushola untuk sholat dhuhur karena sudah hampir jam dua. Mereka sholat berjamaah dengan Adam sebagai imamnya.

" Mey, kau masih ingin disini atau pulang?" tanya Adam.

" Sebenarnya malas pulang, tapi tadi belum pamit sama ayah." jawab Medina.

" Kak Rifky kemana sih? Dari pagi belum kelihatan." tanya Bayu.

" Pulang kali, diakan juga punya rumah sendiri di kota." jawab Medina datar.

" Pantas dari pagi cemberut terus, pasti rindu sama Oppa Rifky," ledek Ririn.

" Ish... asal aja kalau ngomong." sungut Medina.

¤ ¤ ¤

Sementara itu, Rifky sedang berada di sebuah Cafe bersama dengan seorang wanita. Mereka sedang makan siang setelah menemani gadis itu shopping di Mall.

" Rifky...!" panggil gadis itu sedikit berteriak.

" Apa sih? Berisik sekali...!" ketus Rifky.

Gadis itu bernama Devi, anak dari teman papanya Rifky. Entah di sengaja atau tidak, gadis itu datang ke rumah Rifky bersama orangtuanya dan meminta Rifky untuk menemaninya shopping di Mall. Karena merasa sungkan dengan para orangtua, akhirnya Rifky mengalah dan mengikuti kemanapun Devi pergi.

" Dari tadi diajak ngomong diem aja." sungut Devi.

" Ya sudah, kau pulang sendiri. Saya masih ada kerjaan yang lebih penting!"

Tanpa menunggu jawaban gadis itu, Rifky langsung meninggalkan sejumlah uang untuk membayar makanan dan segera pergi keluar dari Cafe.

" Rifky...!" teriak Devi keras namun tak dihiraukan sama sekali oleh pria tampan itu.

Rifky segera melajukan mobilnya menuju kantornya. Disana sang asisten sudah menunggunya karena ada berkas penting yang perlu tanda tangannya.

" Calis, kamu sedang apa sekarang? Aku rindu ingin segera bertemu lagi denganmu." gumam Rifky.

Sampai di kantor, Rifky langsung masuk ke ruangannya dan segera mengerjakan semua pekerjaannya dengan cepat agar bisa cepat kembali ke desa. Butuh waktu tiga jam untuk bisa sampai di desa Medina. Walau begitu, Rifky tidak pernah merasa lelah demi bisa dekat dengan gadis kecilnya.

" Boss, besok ada meeting dengan klien dari Singapore." ucap asisten Rifky yang bernama Nicko.

" Apa tidak bisa kau urus sendiri?" tanya Rifky.

" Tidak bisa, Boss. Ini meeting yang sangat penting dan Mr. Lee ingin bertemu langsung dengan Anda."

" Hahh... ya sudah, suruh orang untuk membersihkan Apartemenku. Malam ini aku akan menginap disana saja."

" Apa Anda tidak pulang ke rumah utama, Boss? Tuan dan Nyonya selalu mencari Anda kesini setiap hari."

" Biarkan saja, abaikan mereka. Saya sudah terbiasa tanpa mereka, untuk apa sekarang mencari?"

" Maaf, Boss. Tapi ini baru dugaan saya saja, sepertinya Tuan besar ingin menjodohkan Anda dengan salah satu putri temannya."

" Benarkah? Jadi ini rencana mereka? Baiklah, kita lihat saja nanti siapa yang akan menang kali ini." ucap Rifky datar.

¤ ¤ ¤

Malam hari, Medina duduk sendirian di teras rumahnya. Lelah setelah membantu mengantar pesanan cathering ibunya Adam, Medina memang selalu bersantai sejenak dengan menghirup angin malam di luar rumah.

" Kenapa kak Rifky belum pulang? Apa urusannya sangat penting di kota?" batin Medina.

Medina sedari tadi hanya menatap layar ponselnya berharap ada pesan dari Rifky. Entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini, tapi dia merasa kesepian saat pria itu tak ada disisinya.

" Wooiii... Meong! Kesambet ya, malam - malam melamun diluar." seru Bayu.

" Astaghfirullah... Bayu! Apaan sih, ngagetin aja!" ketus Medina.

" Udah malem, Mey. Kau tidak tidur jam segini?"

" Belum ngantuk, Bay. Ngapain malam - malam begini masih keluyuran?"

" Ronda... hahahaa..."

" Ronda? Sejak kapan kau mau ikut ronda? Biasanya juga tidur jam delapan." cibir Medina.

" Nggak tahu nih, Mey. Perasaan malam ini gerah banget, pengen cari udara diluar aja."

" Iya, apa udah mau kemarau ya?"

" Eh iya, Mey. Kak Rifky belum pulang ya? Dari tadi belum lihat dia, biasanya ngapel mulu disini."

" Jaga tuh mulut! Kebiasaan kalau ngomong nggak dipikir."

" Hehehee... sorry, soalnya menurut aku ya Mey... kak Rifky itu suka sama kamu. Cara dia menatap kamu, memberikan perhatian dan selalu menjagamu... apa kamu tidak merasakan itu semua?"

" Jangan bahas dia lagi! Aku sedang malas membahas tentang dia."

" Cieee... pasti rindu ya sama kak Rifky?" goda Bayu.

" Pulang sana! Sok tahu, kepo!" usir Medina.

" Hahahaa... jadi beneran rindu nih?"

" Bayaaammmm...!" teriak Medina.

" Ssttt...! Berisik ganggu tetangga tidur!" Bayu menutup mulut Medina dengan tangannya.

" Upss! Lagian kau kurang kerjaan."

" Ya udah, aku pulang dulu." kata Bayu.

" Hmm..." sahut Medina datar.

Setelah kepergian Bayu, Medina segera masuk ke dalam rumah karena jam sudah hampir jam sepuluh malam. Saat hendak merebahkan tubuhnya di tempat tidur tiba - tiba ponselnya berdering. Medina menatap layar ponselnya dan tertera nama asing yang tak pernah Medina tulis disana.

" Kakak Tampan? Apa ini nomor kak Rifky? Tapi aku tidak pernah memakai nama seperti ini?" gumam Medina bingung.

" Hallo, Assalamu'alaikum."

[ " Wa'alaikumsalam, Calis. Kok belum tidur, sayang?" ]

" Ini juga udah mau tidur. Kakak ngapain telfon jam segini? Ganggu aja!"

[ " Masya Allah, sayang. Kok jadi marah - marah sih? Sorry, kakak malam ini tidak jadi pulang. Mungkin besok sore kakak usahakan pulang." ]

" Bukannya rumah kakak disana? Tidak balik lagi kesini juga tidak apa - apa."

[ " Medina Amelia, sayang... jangan marah begitu dong? Kakak ada pekerjaan penting besok." ]

" Bukan urusanku! Mau kakak bertemu dengan pacarnya disana, Dina nggak peduli."

[ " Dina, kamu kenapa sih? Sorry, kakak tidak memberi kabar seharian ini dan tidak bisa pulang. Kakak janji akan pulang secepatnya." ]

" Dina ngantuk, kak. Telfonnya lain kali saja ya? Assalamu'alaikum."

Tanpa menunggu ucapan Rifky, Medina langsung mematikan panggilan telfonnya. Entah mengapa, hari ini suasana harinya sangat buruk sejak pagi.

" Aakkhhh! Kenapa sih denganku ini? Kenapa aku jadi marah nggak jelas begini sama kak Rifky?" batin Medina frustasi.

Karena tak bisa tidur, Medina malah mengambil buku latihan ujian dan mengerjakan soal - soal yang sangat sulit. Entah sudah lama ia berkutat dengan puluhan soal matematika di hadapannya. Dirinya baru tersadar saat terdengar suara ketukan di jendela kamarnya yang membuat gadis itu terkejut.

Medina sedikitpun tak berani beranjak dari kursinya takut itu adalah maling atau perampok. Gadis itu ragu untuk membuka jendela takut orang yang diluar membawa senjata tajam.

" Ya Allah, ini sudah lewat tengah malam. Sispa orang yang diluar itu? Apa mungkin hantu?" batin Medina merinding.

Mungkin jika hanya maling, Medina masih bisa melawan. Tapi jika yang diluar ternyata hantu, apa yang harus dilakukannya? Bahkan ayat kursi saja bisa nge'blank jika dalam situasi darurat seperti ini.

" Ya Allah, lindungilah hamba-Mu ini..."

.

.

TBC

.

.

Terpopuler

Comments

lestari saja💕

lestari saja💕

emosinya mey kayak harga bawang merah sehari naik sehari anjlok.....

2022-12-04

1

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2022-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Tawuran
2 Hukuman
3 Calon istri?
4 Ramai seperti pasar
5 Pelukan hangat
6 Panti Asuhan
7 Semakin dekat
8 Marah
9 Sepi tanpa dia
10 Menghajar preman
11 Penguasa pasar dan jalanan
12 Aturan baru
13 Liburan
14 Bermain air
15 Kembali ke sekolah
16 Rindu
17 Maaf
18 Jangan mencari masalah denganku!
19 Mengenang masa lalu
20 Salah paham
21 Diam
22 Rayuan kakak tampan
23 Pergi lagi
24 Penyesalan Dani
25 Beraksi
26 Bosan
27 Keras kepala
28 Malam mingguan
29 Ibu
30 Senyumanmu semangatku
31 Pengacau
32 Yakinlah dengan cintaku
33 Cintaku terbalas
34 Gadis kesayangan
35 Keributan
36 Membongkar kelicikan Devi
37 Kegiatan Ramadhan
38 Diserang preman
39 Perhatian
40 Dugaan pelaku penyerangan
41 Menjaga calon istri
42 Bermain dengan anak - anak
43 Ungkapan cinta
44 Keliling di jalanan
45 Perdebatan
46 Perjalanan yang melelahkan
47 Masalah di Korea
48 Melawan musuh
49 Seno menghilang
50 Misi penyelamatan
51 Tertembak
52 Tidak ingin berpisah
53 Restu orangtua
54 Selamat berbuka puasa, sayang.
55 Manja
56 Asal kau bahagia
57 Hadiah
58 Jangan marah
59 Tidak usah cemburu
60 Berkumpul di malam takbir
61 Bermain kembang api
62 Ujian akhir
63 Kaulah hidupku
64 Lelah
65 Dinner romantis
66 Ternyata sudah resmi dilamar
67 Fitting gaun pernikahan
68 Bully'an untuk Nicko
69 Kota yang indah
70 Dinner
71 Asalkan bersamamu
72 Harapan
73 Pulang
74 Menangis
75 Sabar, ya?
76 Masa lalu
77 Kedatangan Jonathan
78 Menjalankan misi
79 Malam menegangkan
80 Aksi brutal Medina
81 Jangan menangis!
82 Kapan kau menikahiku?
83 Bertemu Ayah kembali
84 Pernikahan
85 Resepsi
86 Istri menghilang
87 Jangan pergi sendirian
88 Takkan kulepaskan
89 Terimakasih, sayang!
90 Bali
91 Hari yang indah
92 Pulang ke desa
93 Pelukan hangat
94 Demi istri
95 Pagi yang hangat
96 Merindukan pelukanmu
97 Baby girl
98 Keluarga Kim
99 Takut punya anak
100 Medina diculik
101 Insting
102 Medina ditemukan
103 Kabar bahagia
104 Telur asin
105 Mama marah
106 Rifky jadi manja
107 Baby boy Mahendra
108 Kebahagiaan
109 Kesibukan yang tiada akhir
110 Berangkat ke Villa
111 Refreshing
112 Bersama para sahabat
113 Curahan hati Nicko
114 Nicko bahagia
115 Perang dengan hacker
116 Kerjasama dalam tim
117 Hanya berdua saja
118 Edukasi untuk remaja
119 Kejutan untuk Medina
120 Bahagia bersama ( ENDING )
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Tawuran
2
Hukuman
3
Calon istri?
4
Ramai seperti pasar
5
Pelukan hangat
6
Panti Asuhan
7
Semakin dekat
8
Marah
9
Sepi tanpa dia
10
Menghajar preman
11
Penguasa pasar dan jalanan
12
Aturan baru
13
Liburan
14
Bermain air
15
Kembali ke sekolah
16
Rindu
17
Maaf
18
Jangan mencari masalah denganku!
19
Mengenang masa lalu
20
Salah paham
21
Diam
22
Rayuan kakak tampan
23
Pergi lagi
24
Penyesalan Dani
25
Beraksi
26
Bosan
27
Keras kepala
28
Malam mingguan
29
Ibu
30
Senyumanmu semangatku
31
Pengacau
32
Yakinlah dengan cintaku
33
Cintaku terbalas
34
Gadis kesayangan
35
Keributan
36
Membongkar kelicikan Devi
37
Kegiatan Ramadhan
38
Diserang preman
39
Perhatian
40
Dugaan pelaku penyerangan
41
Menjaga calon istri
42
Bermain dengan anak - anak
43
Ungkapan cinta
44
Keliling di jalanan
45
Perdebatan
46
Perjalanan yang melelahkan
47
Masalah di Korea
48
Melawan musuh
49
Seno menghilang
50
Misi penyelamatan
51
Tertembak
52
Tidak ingin berpisah
53
Restu orangtua
54
Selamat berbuka puasa, sayang.
55
Manja
56
Asal kau bahagia
57
Hadiah
58
Jangan marah
59
Tidak usah cemburu
60
Berkumpul di malam takbir
61
Bermain kembang api
62
Ujian akhir
63
Kaulah hidupku
64
Lelah
65
Dinner romantis
66
Ternyata sudah resmi dilamar
67
Fitting gaun pernikahan
68
Bully'an untuk Nicko
69
Kota yang indah
70
Dinner
71
Asalkan bersamamu
72
Harapan
73
Pulang
74
Menangis
75
Sabar, ya?
76
Masa lalu
77
Kedatangan Jonathan
78
Menjalankan misi
79
Malam menegangkan
80
Aksi brutal Medina
81
Jangan menangis!
82
Kapan kau menikahiku?
83
Bertemu Ayah kembali
84
Pernikahan
85
Resepsi
86
Istri menghilang
87
Jangan pergi sendirian
88
Takkan kulepaskan
89
Terimakasih, sayang!
90
Bali
91
Hari yang indah
92
Pulang ke desa
93
Pelukan hangat
94
Demi istri
95
Pagi yang hangat
96
Merindukan pelukanmu
97
Baby girl
98
Keluarga Kim
99
Takut punya anak
100
Medina diculik
101
Insting
102
Medina ditemukan
103
Kabar bahagia
104
Telur asin
105
Mama marah
106
Rifky jadi manja
107
Baby boy Mahendra
108
Kebahagiaan
109
Kesibukan yang tiada akhir
110
Berangkat ke Villa
111
Refreshing
112
Bersama para sahabat
113
Curahan hati Nicko
114
Nicko bahagia
115
Perang dengan hacker
116
Kerjasama dalam tim
117
Hanya berdua saja
118
Edukasi untuk remaja
119
Kejutan untuk Medina
120
Bahagia bersama ( ENDING )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!