" Diam! Mulai sekarang kau di bawah pengawasanku!" tegas Rifky.
Rifky Mahendra, pemuda berusia 23 tahun datang dari kota untuk berkunjung ke rumah adik dari papanya, pak Jamal. Dulu waktu kecil ia memang kerap datang ke rumah pamannya itu setiap liburan sekolah.
Rifky sering mengajak Medina yang waktu itu masih umur 5 tahun bermain bersamanya layaknya seorang kakak adik. Kemanapun Rifky pergi, Medina selalu merengek ingin ikut dengannya. Rifky sangat menyayangi Medina yang cantik dan sangat menggemaskan.
Setelah teman - teman Medina berkumpul di depan rumah Adam bersama orangtua mereka, Medina langsung pamit kepada ayahnya.
" Mey, kamu bawa siapa? Artis Korea ya?" ucap Ririn antusias.
Gadis yang sangat menyukai film Drakor itu terpukau dengan wajah tampan Rifky. Bahkan matanya tak berkedip menatap Rifky yang tersenyum padanya.
" Ish... sadar wooiii...! Air liur udah satu ember tuh." ledek Bayu.
" Hhh... ganggu aja kesenangan orang!" ketus Ririn.
" Dam, aku ikut kamu aja ya?" bisik Medina.
" Nggak bisa, Mey... Tuh ibuku mau ditaruh dimana?" sahut Adam.
Benar juga, semua orang sudah berpasangan dengan orangtua masing - masing. Medina menatap kesal pada Rifky yang menyunggingkan senyumnya.
" Kak, kakak ini siapanya Mey?" tanya Ririn.
" Saya Rifky, calon suaminya Medina." jawab Rifky asal.
" Apaaa...?" teriak semua yang disitu kaget.
" Benar Mey kamu mau menikah?" tanya ibunya Adam.
" Nggak, bik. Dia cuma bicara asal." jawab Medina.
" Tapi lebih baik jika kamu itu menikah, Din. Biar nggak tawuran tiap hari. Kami ini sebagai orangtua malu dipanggil ke sekolah karena ulah kalian berlima." ujar ibunya Johan.
" Tante tenang saja, setelah ini mereka tidak akan tawuran lagi." ucap Rifky.
" Sebenarnya Nak Rifky ini siapa? Kok bisa di rumah Medina?" tanya bapaknya Ririn.
" Saya tidak tinggal di rumah Medina, pak. Saya tinggal di sebelahnya, rumah paman saya pak Jamal. Saya keponakan beliau dari kota, hanya saja sudah lama tidak berkunjung ke desa ini."
" Ya sudah, kita berangkat sekarang. Dasar anak - anak brutal, menyusahkan orangtua saja." keluh ayahnya Bayu.
Mereka segera melajukan motornya masing - masing dengan orangtua mereka. Medina dengan terpaksa di bonceng Rifky karena sudah tidak ada pilihan lain.
" Pegangan, Din. Nanti kamu jatuh." titah Rifky.
" Apaan sih, kak! Biarin aja Mey jatuh, itu salah kak Rifky." sahut Medina santai.
" Mau pegangan atau kakak turunin disini!" ancam Rifky.
" Huhh... menyebalkan!" gerutu Medina.
Medina berpegangan pada jaket yang dipakai Rifky membuat pria itu tersenyum. Dengan cepat, Rifky menarik tangan Medina sehingga memeluk dengan erat perutnya.
" Begini baru benar." kata Rifky sambil tersenyum.
" Kak, lepaskan tanganku!" pekik Syifa.
" Jangan bandel atau kakak akan melakukan lebih dari ini." ujar Rifky.
" Aakkhhh...! Malu kalau ada yang lihat." rengek Medina.
" Malu? Apa sebelumnya belum pernah seperti ini sama pacar kamu?"
Pertanyaan Rifky membuat Medina diam. Ini memang pertama kalinya ia sangat dekat dengan seorang laki - laki. Walaupun sering naik motor dengan Adam, namun mereka tidak pernah sedekat ini. Medina tidak pernah berpegangan pada Adam saat dibonceng motornya.
" Dina tidak pernah punya pacar, belum kepikiran sampai kesana." sahut Medina.
" Baguslah kalau begitu."
" Bagus apanya, kak?"
" Nanti saja kakak kasih tahu setelah pulang."
Rifky melajukan motornya lebih cepat supaya tidak tertinggal dengan yang lain.
Sampai di sekolah, mereka langsung masuk ke ruang kepala sekolah. Saat di dalam, kepala sekolah ceramah seperti pidato kenegaraan. Setelah semua orangtua menandatangani surat pernyataan, kini mereka diperbolehkan pulang.
" Mey, kita pulang duluan. Kamu pulang nggak?" tanya Ririn.
" Kalian duluan saja, kami mau ke Apotek sebentar beli obat untuk paman Hasan." jawab Rifky.
Medina hanya diam dengan wajah yang ditekuk. Dia sangat kesal dengan Rifky yang mengatur hidupnya.
" Oh iya, mulai besok kalian berempat akan mengerjakan tugas di rumah Medina selepas Ashar. Jangan sampai lupa...!"
" Iya, kak." jawab mereka serempak.
Para orangtua juga sudah menyerahkan anak - anaknya supaya di bimbing oleh Rifky selama satu minggu mereka menjalani hukuman.
Mereka berpisah di gerbang sekolah karena Apotek yang akan dituju Rifky berbeda arah dengan jalan ke Desa Medina.
" Din, mau makan dulu?" tanya Rifky.
" Tidak usah, tadi pagi aku udah masak buat makan siang." tolak Medina.
" Ya udah, kamu tunggu aja disini sebentar biar kakak beli obatnya dulu."
" Hmmm..."
Rifky masuk ke Apotek dan membeli obat - obatan untuk luka memar di kaki paman Hasan. Setelah selesai, ia kembali ke motor dan mendapati Medina sedang melamun.
" Hei... calon istri, kenapa melamun? Bayangin kakak mengucap ijab qobul ya?" goda Rifky.
" Astaghfirullah...! Kakak kenapa ngagetin sih?" sungut Medina.
" Salah sendiri bengong di siang bolong."
" Kak Rifky jangan nyebar hoaks ya!"
" Hoaks apa?"
" Dina bukan calon istri kakak, jadi jangan bicara asal pada orang - orang."
" Siapa bilang bukan? Kamu adalah CALIS cantikku." kata Reyhan dengan senyum jahilnya.
" CALIS...? Apa itu...?"
" Calon istri, sayang."
" Jangan mimpi di siang bolong!"
Medina semakin dongkol aja dengan sikap Rifky yang sangat menjengkelkan. Mimpi apa dia semalam sampai bertemu laki - laki yang tidak punya malu itu.
" Ayo naik, keburu ayahmu lapar. Atau mau minta gendong seperti dulu?"
" Berisik!"
" Calis nggak boleh bicara kasar dengan calon suami." tegur Rifky.
" Bodo amat!"
Rifky tersenyum melihat wajah kesal Medina. Gadis itu terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Jika tidak ingat mereka baru saja bertemu setelah dua belas tahun, pasti Rifky akan memeluk gadis kecilnya yang nakal itu.
" Ayo pulang, Calis. Senyum dong."
" Jangan panggil begitu! Aku punya nama, jangan sembarangan."
" Sudah, jangan marah - marah terus seperti emak - emak kehilangan panci."
Rifky menarik lengan Medina agar cepat naik ke motor karena hari semakin terik. Rifky juga tidak mau ayah Medina khawatir dengan anaknya yang tak kunjung pulang.
Mereka pulang dengan saling mendiamkan. Rifky tak ingin mengganggu Medina lagi yang sangat kesal padanya. Cukup siang ini ia menggoda gadisnya karena masih banyak waktu untuk mengerjai gadis brutalnya.
Rifky tidak menyangka jika gadis kecilnya yang dulu pemalu dan cengeng itu sekarang berubah drastis jadi gadis brutal yang hobby tawuran. Padahal bayangan Rifky adalah melihat gadis cantik, anggun dan pemalu yang akan menyambutnya dengan senyuman manisnya.
Rifky terkejut saat pertama kali melihat Medina yang urakan dan tidak ada sopan santunnya terhadap ayahnya. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu.
" Kak, udah kelewat rumahnya!" pekik Medina.
Rifky yang sedang melamun langsung menginjak rem mendadak saat mendengar teriakan Medina.
Ciittt!!!
" Auwww...! Hati - hati, kak." sungut Medina.
Medina yang kaget sontak memeluk Rifky dari belakang. Dia tidak tahu jika berhenti tepat di depan rumah Bayu yang berjarak tiga rumah dari rumahnya.
" Sorry, Calis. Kakak lagi mikirin sesuatu tadi." ucap Rifky merasa bersalah.
" Wooiii... enak nih panas - panas gini peluk - pelukan." ledek Bayu yang nongkrong di pohon jambu air depan rumahnya.
" Hehh... ngomong apa barusan! Sini kalau berani, aku bikin rujak sekalian tuh sama jambunya." ketus Medina.
" Hahahaa... Sini, Mey. Jambunya banyak yang mateng nih."
" Ambil aja yang banyak nanti sore bawa ke rumah, sekalian suruh Johan petik kedondong di rumahnya." teriak Medina.
" Beres, itu di rumah Ririn ada belimbing juga nanti aku manjat kesana." sahut Bayu.
" Terserah, aku mau pulang dulu."
" Jangan lupa siapin sambal rujaknya, Mey! Sama beli kerupuk buat lalapan."
" Kau kira makan nasi pake kerupuk!"
" Yaelah, Mey. Pelit amat cuma kerupuk doang, entar kalau aku kaya diganti sekarung deh."
" Iya - iya, bawel...! Bye... aku pulang dulu. Assalamu'alaikum,"
" Wa'alaikumsalam."
Rifky hanya bisa mengelus dada seraya beristighfar melihat kelakuan Medina dengan temannya. Dia jadi ragu apakah benar gadis yang bersamanya saat ini adalah Medina Amelia, gadis kecilnya yang manis dulu.
.
.
TBC
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
syifa merennnnn😅
2023-07-27
0
lestari saja💕
baca sambilsarapan ga kerasa habis nasi sepiring
2022-12-04
0
lestari saja💕
typo kak...rifki bukan reyhan
2022-12-04
0