" Rencana apa?" tanya Bayu.
" Belum aku pikirkan, besok saja aku umumkan saat di pasar." jawab Medina nyengir.
" Kalian ini sedang ngomongin apa sih?" tanya Adam bingung.
" Udah, tidak usah dibahas. Aku mau masak dulu, nanti setelah jemput Ayah baru bantuin masak catering." kata Medina.
" Terimakasih, Meong sayang." sahut Adam dengan senyum jahilnya.
" Pulang sana, aku mau ke dapur dulu."
" Ok, kami pamit dulu. Assalamu'alaikum,"
" Wa'alaikumsalam."
Medina mulai meracik bumbu untuk masak sayur dan juga lauk yang lainnya. Walaupun hubungannya masih belum membaik pada ayahnya, namun sebagai anak harus tetap berbakti kepada orangtuanya.
Saat sendiri seperti ini, tiba - tiba Medina teringat dengan Rifky. Entah mengapa, pria itu selalu mengusik hatinya.
" Apa kak Rifky tidak ingat padaku? Semenjak pergi, satupun tak ada pesan darinya." gumam Medina.
Medina jadi merasa malu sendiri karena ternyata Rifky hanya mempermainkan perasaannya. Tidak mungkin orang seperti dia belum punya pacar di kota. Bahkan Medina tidak tahu apa yang dilakukan Rifky sekarang. Mungkin saja dia telah beristri, dia berbohongpun Medina takkan tahu.
" Lupakan Rifky!" pekik Medina kesal.
¤ ¤ ¤
Malam hari, Medina duduk termenung di teras untuk mencari angin segar sebelum tidur. Tubuhnya sedikit lelah setelah membantu ibunya Adam memasak dan mengantar catering.
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam namun Medina masih enggan untuk masuk ke dalam rumah. Medina masih memikirkan cara memperbaiki keadaan pasar yang semakin hari semakin tidak aman.
" Assalamu'alaikum, Calis sayang."
Medina yang sedang melamun terlonjak kaget mendengar ada orang yang menyapanya.
" Astaghfirullah...!" pekik Medina.
" Ya Allah, ada orang mengucap salam itu dijawab bukannya istighfar." ujar Rifky yang sudah berdiri di hadapan Medina.
" Eh, kak... kak Rifky, kapan datang?"
" Apa kau merindukanku?" goda Rifky.
" Hhh... tidak! Untuk apa kembali kesini? Bukankah di kota lebih nyaman?"
Medina yang tadinya selalu memikirkan Rifky, kini malah jadi kesal saat bertemu langsung dengannya.
" Hei... Aku pulang karena merindukanmu,"
" Pergi sana! Dina lagi pengen sendiri."
Rifky menatap lekat gadis kecilnya yang sepertinya sedang marah padanya. Dia bingung sendiri apa salah dirinya sehingga gadisnya tak mau menatapnya sedikitpun.
" Ada apa, Calis? Apa ada masalah saat kakak pergi?"
" Tidak, pulang sana."
Rifky menarik lengan Medina agar mendekat padanya karena penasaran dengan sikap gadis itu yang jutek.
" Auwww...!" pekik Medina.
Rifky menekan luka bekas goresan pisau yang dibalut perban. Dia tidak tahu karena Medina memakai jaket.
" Tunggu, bukannya lenganmu kemarin sudah sembuh?"
Rifky memaksa Medina melepas jaketnya karena pria itu curiga ada luka yang lain. Walaupun gadis itu terus memberontak, namun Rifky tetap lebih kuat darinya.
" Luka apalagi ini?" Rifky terlihat sangat marah.
" Bukan urusanmu! Untuk apa kau peduli padaku? Kau bukan siapa - siapa jadi jangan sok peduli." ketus Medina.
" Ok, jika itu maumu aku tidak akan memperdulikanmu lagi." sahut Rifky datar.
Rifky pergi begitu saja meninggalkan Medina yang tak mau menatapnya sama sekali. Dia akan mencari tahu sendiri kenapa gadis kecilnya bersikap kasar lagi.
¤ ¤ ¤
Kumandang adzan shubuh bergema di seluruh desa tempat tinggal Medina. Gadis itu segera bangun untuk ambil wudlu dan sholat sholat shubuh. Ayahnya sudah berangkat ke Mushola dari sebelum adzan berkumandang.
Medina melirik sekilas dari jendela kamarnya kearah kamar Rifky yang berada di lantai dua rumah pak Jamal.
" Maaf, bukannya Dina marah pada kakak. Tapi Dina tidak mau berharap lebih dengan kedekatan kita. Dina sadar kita memiliki perbedaan yang sangat jauh dari segi apapun juga. Dina tidak tahu seperti apa kehidupan kakak saat ini, mungkin sudah punya kekasih ataupun istri. Dina harus bisa menjauh dari kak Rifky." batin Medina.
Sementara di Mushola, Rifky menghentikan langkah Bayu usai sholat shubuh berjamaah. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Medina.
" Bayu, tunggu sebentar." kata Rifky.
" Ada apa, kak?" sahut Bayu.
" Saya mau tanya soal Medina. Apa kemarin dia tawuran lagi?"
" Mmm... itu, kak. Sebenarnya kemarin kami diserang oleh beberapa preman saat akan pergi ke pasar. Perkelahian tidak bisa terhindarkan karena mereka menyerang lebih dulu."
" Jadi lengannya terluka lagi di tempat yang sama?"
" Maaf, kak. Seharusnya Medina tidak terlibat dalam hal seperti ini. Saya tidak bisa menjaganya dengan baik."
" Saya baru pergi dua hari tapi dia sudah terluka. Sebenarnya tujuan hidup kalian itu apa?"
" Hadewh... untuk orang - orang seperti kami ini tidak pernah punya tujuan, kak. Cukup dengan jalani saja seperti air yang mengalir."
" Itu namanya pesimis!" Rifky menepuk kepala Bayu dengan pecinya.
" Hehehee... bagi orang kecil seperti kami, harapan itu hanyalah sebuah mimpi yang akan menghilang saat mata terbuka."
" Kalian itu masih muda, dengan berusaha keras pasti impian itu bisa tercapai. Jangan karena orangtua kalian tidak mampu, kalian juga mengikuti jejak mereka." ujar Rifky.
Adam dan Johan juga sudah duduk diantara mereka mendengarkan nasehat Rifky yang selama ini tak terpikirkan di benak mereka.
" Wah... kakak hebat sekali, pemikiran kak Rifky sangat luas." puji Adam.
" Oh iya, kalian ada acara pagi ini?" tanya Rifky.
" Sebenarnya kami akan pergi ke pasar, kak. Mulai hari ini, Medina adalah penguasa pasar dan jalanan setelah mengalahkan preman kemarin." kata Bayu.
" Apaaa...?!" teriak tiga orang yang lain bersamaan.
" Maksud kamu apa, Bay?" kata Rifky.
" Jadi begini, kak_..."
Bayu menceritakan semua yang dia alami kemarin bersama Medina hingga akhirnya gadis itu memutuskan untuk menjadi penguasa dari seluruh preman di pasar dan jalanan.
" Astaghfirullah, bagaimana bisa dia melakukan itu? Kalau paman Hasan tahu gimana?" keluh Rifky.
" Tenang saja, kak. Walaupun selama ini kami terlihat seperti berandalan dan brutal, tapi sekalipun kami tak pernah berbuat sesuatu yang melanggar aturan. Saya yakin Medina punya rencana besar untuk memperbaiki tatanan pasar dan jalanan. Bayu mohon, kak Rifky dukung Medina ya? Dari penglihatan saya selama mengenal Medina, cuma kak Rifky yang bisa membuat dia luluh dan menurut." kata Bayu.
" Saya tidak paham dengan ucapanmu,"
" Baru beberapa hari bersama kak Rifky, Medina sudah mulai menunjukkan perhatiannya pada pak guru. Dia tidak seketus dulu jika berbicara dengan ayahnya."
" Seharusnya kalian itu sebagai teman Medina harus bisa merubah dia menjadi lebih baik." tutur Rifky.
" Tapi menurut saya, cuma kak Rifky yang bisa merubah Medina. Dia itu sangat keras kepala dan susah diatur walaupun jujur IQ-nya memang tinggi." kata Johan.
" Ya sudah, kalau begitu kita ketemu Medina setelah ayahnya ke sekolah." ujar Rifky.
" Untuk apa, kak?"
" Kita harus tahu rencana Medina untuk pengelolaan pasar. Jangan sampai ia salah dalam mengambil langkah."
" Siap, kak!"
¤ ¤ ¤
Setelah mengantarkan ayahnya ke sekolah, Medina langsung pulang dan bersiap - siap untuk pergi ke pasar. Namun ia terkejut karena keempat temannya dan juga Rifky sudah duduk di teras rumahnya.
" Assalamu'alaikum," ucap Medina.
" Wa'alaikumsalam."
" Mmm... kalian kenapa pagi - pagi di rumahku?"
" Duduk dulu sini baru bicara!" ujar Rifky.
" Sebentar ya, mau masuk ke dalam dulu." sahut Medina.
Saat Medina masuk ke dalam rumah, Rifky beranjak mengikutinya. Dia tidak suka diabaikan oleh gadis kecilnya.
" Medina, tunggu!" panggil Rifky.
" Kakak ngapain ikutan masuk?"
" Ada yang ingin kubicarakan padamu."
" Nanti saja, Dina lagi nggak pengen bicara apapun pada kakak."
" Kenapa tiba - tiba kau marah padaku? Jangan diam saja seperti ini, kakak tidak tahu apa yang kamu inginkan."
" Dina nggak marah, lagian aku nggak berhak marah pada kak Rifky."
Rifky menarik tubuh Medina masuk ke dalam kamar gadis itu. Setelah itu, Rifky memeluk Medina dengan erat. Tak ada kata yang ia ucapkan saat ini. Hanya dekapan hangatnya yang mampu meruntuhkan amarah gadis kecilnya.
.
.
TBC
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
lestari saja💕
mey blm move on nih dari kehilangan ibunya,ditambah emosi yg blm stabil jadi harus nemu pawang yg bener
2022-12-04
0
sella surya amanda
lanjut kak
2022-02-28
0