Dua hari selanjutnya.
"Fio, ngapain ke dapur jam segini?" tanya Daisy, dia yang masih mengenakan daster panjang semata kaki menatap heran ke sang ponakan yang berdendang ria sembari menggoreng nasi.
Ni anak aneh, perasaan baru kemaren nangis kejer karena ditolak cintanya. Nah, sekarang keliatan bahagia banget. Ni anak masih waras kan ya? batin Daisy, dia tekan dahi Fio dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri menyentuh dahi sendiri.
Perasaan normal, ni anak kagak demam. Kagak ngelindur juga. Tapi kok ya aneh. Kembali Daisy bermonolog.
"Kamu lagi gak kesambet, 'kan?" lanjut Daisy lagi sembari menggaruk kepala. Di atas meja bahkan sudah ada dua telor mata sapi yang dibentuk seperti hati.
"Ya enggak, dong, Tan. Ya kali anak gadis secantik ini kesambet demit. Yang ada mah ditaksir genderuwo."
"Hus! Ngadi-ngadi!" balas Daisy, melotot matanya.
Bagaimanapun ini adalah kejadian langka. Seumur hidup baru kali ini dia melihat Fio bangun jam lima pagi, terlebih lagi sedang menyiapkan sarapan. Penampilannya juga sudah sangat perfek. Seragam putih abu-abu sudah melekat di badannya yang tidak tinggi itu.
"A, Tan!" ucap Fio sembari menyodorkan hasil masakan ke Daisy. Daisy pun secara naluri membuka mulut dan merasa kalau masakan Fiona begitu enak. Dia bahkan hendak menyuap lagi tapi di cegah Fio.
"Ya, jangan dong, Tan."
"Enak loh, bagi dong. Ya kali ke Tante sendiri pelit," sungut Daisy.
Bersedekap dia kala melihat Fio yang terlalu sibuk menata hasil masakan.
Sementara itu, Fio dengan telaten dan hati berbunga menata setiap sudut tempat bekal itu, situ dia diberi beberapa lembar seledri. Di atasnya bahkan diletakkan telur berbentuk hati. Tak terlupa saus yang dibentuk menjadi tulisan "love". Seakan semua itu adalah sesuatu hal yang teramat penting dan berharga.
"Tante serius, masakan kamu enak banget. Tau gitu. Kamu aja yang bikin sarapan tiap pagi, gimana?"
Namun, ocehan Daisy hanya dibalas Fio dengan cengiran saja. Sebab dia buru-buru mengemas nasi goreng yang rencananya akan dia beri ke Kris.
"Tante tambahin deh uang jajan kamu."
Mendengar uang jajan ditambah Fio langsung menoleh.
"Tante tambahin ceban. Gimana? Setuju gak?"
Mendengar nilai tak sesuai ekspektasi Fio pun mendesis kesal, lantas kembali memunggungi Daisy.
"Aku gak semurah itu, ya, Tan. Lagian masakan aku ini terkhusus untuk calon mantu Tante."
Mendengar itu mengernyit dahi Daisy. Dia masih mencerna perkataan Fio, dan ketika paham Fio sudah berlalu meninggalkan dirinya.
Otak Daisy pun terputar, bergegas dia menyeru keponakan satunya. Merasa tak ada sahutan, wanita itu pun segera menuju kamar dan melayangkan pukulan bertubi-tubi pada Lio yang masih meringkuk dengan posisi tiarap dan bantal menutup kepala.
"Heh, bangun, Lio! Bangun!"
"Apaan, sih, Tan? Masih pagi juga."
"Lio, kamu harus awasi adek kamu! Dia punya pacar baru!"
"Pacar baru?" Lio yang masih belum genap menyempurnakan kesadaran bergegas duduk dan menatap sang tante yang melotot.
"Tante ini apa-apaan, sih? Ini masih pagi. Jangan becanda," balas Lio, sebab baginya tak mungkin Fio punya pacar baru. Kris saja baru menolaknya dan mustahil Fio bisa secepat itu menyukai orang lain.
"Kamu pikir Tante bercanda?" geram Daisy yang dibalas Lio dengan anggukan.
Tak ayal sebuah tamparan mendarat di punggung dan pukulan itu langsung membuat mata Lio terbuka lebar.
"Pokoknya awasi adek kamu. Awas aja kalau ada yang aneh-aneh. Kamu tau kan apa tugasmu jika dia atau cowoknya macam-macam?"
Meski malas Lio pun mengangguk. "Hajar cowoknya."
"Ya jangan! Kamu mau di penjara?"
"Lalu aku harus apa, Tan? Please, deh. Ini masih pagi. Jangan buat otak Lio berkarat dulu ngapa?"
Lagi, sebuah tamparan mendarat di tempat yang sama.
"Awasi mereka, terus ajak cowoknya ketemu Tante. Biar sisanya Tante yang urus. Tante gak mau Fio gagal karena laki-laki. Heran, baru aja kemaren patah hati sekarang udah jatuh cinta lagi. Itu hati apa ekspedisi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
senja tsabita
uhuy seru nih kak
2022-06-25
0
Anie Jung
Lanjut kan 😁👍
2022-04-08
1