Penguntit

"Fi, lo oke?" tanya Aulia yang baru saja merebah di kursi. Dia yang baru masuk kelas agak kaget melihat Fio. Sahabatnya itu seperti tak tidur semalaman.

'Fi, jawab dong," lanjut Aulia sembari menggoyang lengan Fio.

Namun, yang ditanya sama sekali tak merespon. Dia hanya menatap punggung si cowok murid pindahan dengan tatapan geram, tapi berubah sendu dalam satu kedipan.

Hening, Fio tetap bungkam seakan pertanyaan Aulia tak terdengar dan keributan yang terjadi di ruangan sebelum jam pelajaran dimulai tak berati apa-apa. Hatinya benar-benar kelabu.

Aulia yang tahu itu hanya bisa mendesaah resah, lalu melirik Lio yang juga ikut mendesaah panjang. Tak bisa apa-apa dia sebagai sahabat. Pun Lio yang juga bingung akan tingkah sang adik ini, sebagai abang dia ingin menghibur dan melihat kecerewetan Fio lagi. Hanya saja nihil. Semenjak tahu Kris punya istri dan anak sang adik jadi pendiam dan dia tak suka.

Hanya saja itu memang masalah hati dan yang bisa mengaturnya adalah si pemilik hati. Bahkan, Daisy saja tidak dipedulikan adiknya itu. Patah hati saat cinta baru bersemi begitu buruk efeknya dan Lio tak bisa apa-apa selain mengawasi saja.

"Udah, ya. Jangan sedih lagi. Gimana kalau kita jalan nanti pulang sekolah? Gue traktir di McD. Gimana?" bujuk Aulia yang dibalas Fio dengan gelengan kepala.

"Sama ke fun station, deh. Gimana?" lanjut Aulia.

Lagi, gelengan kepala jadi jawaban Fio. Aulia jadi bingung sendiri. McD dan Fun station adalah hal yang paling disukai Fio. Namun kini ....

"Fio, jangan gini. Gak tega gue liat lo kayak ayam sakit gini."

"Gue bukan gak mau, Au," balas Fio. Suaranya serak. Dia menunduk sembari memilin tali ransel. Gelagat itu membuat Aulia makin bingung.

"Emangnya kenapa?"

"Gue harus bersihin toilet. Jadi tawaran lo tadi gue simpen dulu, ya. Jadiin tabungan. Nanti kalau masa hukuman gue habis lo wajib bayarin gue ke sana. Gimana? Tiga hari berturut-turut, ya. Boleh, ya?"

Aulia langsung menggaruk kepala. Tatapan mengiba Fio membuatnya menelan ludah.

Ini anak kalo lagi sedih nyeremin. Bisa tekor bandar," batinnya. Namun, kembali mengukir senyuman kala matanya dan Fio beradu. Melihat mata Fio yang bengkak dan merah makin tak tega dia dan mengiakan dengan anggukan.

"Iya, deh. Gue bakalan nabung dari sekarang biar bisa traktir lo. Jadi jangan sedih. Hapus air matanya," lanjut Aulia yang langsung dilakukan Fio tanpa banyak drama.

Nyatanya, Fio kembali dihadapkan dengan ujian karena Kris masuk ke kelas. Lelaki berkemeja dan berkacamata itu disambut dengan teriakan histeris para siswi yang kagum karena penampilannya. Semua memberikan decak kagum terkecuali Fio.

Wajar dia begitu mengingat kenyataan yang ada. Malah hatinya makin hancur kala melihat Kris yang tak bisa digapai sama sekali. Jangankan untuk bersorak menyambut guru baru yang akan mulai mengajar itu, untuk menatap ke depan saja dia tak mampu. Fio hanya bisa menunduk membiarkan air mata menetes. Membiarkan Kris memperkenalkan diri pada murid lain dan membiarkan para siswi bertingkah ganjen ke sang idola. Sebenarnya ingin dia mengamuk, tapi urung melakukan mengingat penolakan keras yang Kris lakukan.

Aulia yang paham hanya menepuk pundak sang sahabat sembari menyerahkan tisu. "Lo yang sabar, ya. Udah jangan nangis. Malu diliatin yang lain."

Detik demi detik berjalan begitu lambat bagi Fio. Melihat Kris dari belakang dan sejuta pesonanya membuat cewek itu keseringan mendesaah. Dia sangat menyayangkan kenyataan yang ada—kalau Kris sudah menikah dan punya anak tiri sebesar Theo.

Meski merasa kecewa, tetap saja Fio harus menerima kenyataan. Dia terus berusaha mewaraskan diri. Walau cinta, tetap saja tak baik merebut sesuatu yang sudah ada pemiliknya.

Beruntungnya Fio bertemu Kris hanya sekali. Itu pun waktu di kelas. Jadi saat di kantin dia bisa mencerna bakso urat yang dibelikan Aulia untuknya. Aulia sebagai sahabat tak tanggung-tanggung, dia membelikan apa saja untuk Fio.

Kendatipun begitu Aulia tak bisa terus bersamanya. Pertemuan dengan Kris juga tak bisa dihindari jika mereka masih di satu gedung yang sama.

Buktinya sekarang, Fio yang baru selesai melakukan tugasnya di buat terbeku dengan sesuatu yang ada di di depan mata.

"Pak Kris?" lirihnya lalu menelan ludah.

Bagaimana tidak takjub? Sekarang ini dia tak sengaja melihat Kris sedang bermain basket sendirian. Sialnya pesona Kris yang sedang fokus itu tak bisa Fio tolak sama sekali. Melihat keringat Kris, otot Kris yang menonjol serta ketangkasan pria itu membuat jantungnya menggila lebih hebat.

Bak orang kesurupan, Fio pun menggelengkan kepala sembari menggenggam kuat tangkai sapu. Matanya berkobar penuh semangat.

"Gak, gak bisa kalau gini. Gue harus usaha, paling gak gue harus liat bentukan istrinya. Gue harus pastiin istrinya lebih oke dari gue. Ya, harus!" gumam Fio, setelah itu bergegas dia menjauh dan mengintai di gerbang. Dia bahkan sudah memesan ojek online sembari menunggu Kris selesai dengan permainan basket.

Bak gayung bersambut dan semesta meridai. Pesanan ojek tiba sebelum Kris keluar. Tanpa ba bi bu Fio pun segera melancarkan aksi menguntit Kris. Dia penasaran, bagaimana penampakan janda yang bisa membuat Kris tak melihatnya sama sekali, padahal dia itu masih muda dan segar.

"Lah, ini dia kenapa ke sini?" gumam Fio. Dia garuk tengkuk. Heran karena Kris masuk ke dalam area perkuburan.

Seketika wajah bingung Fio berubah. Tadinya yang bingung parah sekarang jadi senyum semringah. Dia perintahkan kang ojol untuk menunggu dan terus mengikuti ke mana Kris pergi.

Terpopuler

Comments

wen cavan

wen cavan

apa istrinya sudah meninggal?

2022-04-12

0

Anie Jung

Anie Jung

Jangan senyum" dulu Fio 🤣🤣🤣

2022-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 Apes.
2 Balas dendam.
3 Silau karena cinta.
4 Murid baru.
5 Masalah Budi
6 Dia bokap gue
7 Sepak terjang Daisy.
8 Penguntit
9 Masa lalu Kris
10 Ibu sambung.
11 Jadian kata Fiona.
12 Nasi goreng spesial.
13 Antara evolusi dan reproduksi.
14 rencana
15 Membujuk
16 Belajar bareng calon anak.
17 Rencana yang gagal.
18 Empat mata
19 Gombal
20 remedial
21 Kepergok.
22 PERTENGKARAN
23 Masa lalu
24 Minggat.
25 Kencan.
26 Kencan pertama.
27 Pulang
28 Pilihan berat.
29 kurma
30 Hati ke Hati.
31 balas Budi.
32 Calon anak.
33 Gagal jantung.
34 Ketiduran
35 Kencan ketiga.
36 Tertimpa perasaan sendiri.
37 Rahasia terungkap
38 Perkelahian.
39 Perkelahian antar saudara
40 Kebenaran.
41 Masa lalu
42 Perjaka satu-satunya.
43 Sunat
44 Niat move on.
45 Berdamai dengan keadaan
46 Tekat bulat
47 Proses Move On
48 Kesempatan dalam kesempitan
49 Gagal jual ginjal.
50 Keluarga tajir.
51 Terpesona
52 Tembak.
53 Wajengan.
54 Satu Tim.
55 Nggak peka.
56 Promo hati.
57 Resmi pacaran.
58 Kris nyerah.
59 Buaya.
60 Dilema Kris.
61 Pertengkaran
62 Perjanjian.
63 Inget dosa
64 Rencana
65 Rencana sukses.
66 Kondangan
67 Ujian.
68 Abang Adek.
69 Kencan
70 Berantem.
71 Lari.
72 Pertemuan tidak terduga
73 Pengakuan.
74 Diskusi antara anak dan ayah.
75 telor
76 Obrolan dua beradik.
77 Nggak ada rasa.
78 CLBK. Cinta lama belom kelar
79 Hampir khilaf.
80 Menyerah.
81 Rendah diri.
82 Perpisahan.
83 Sandiwara.
84 Terbongkar
85 Kelulusan.
86 Hadiah.
87 Lamaran.
88 Tak terduga.
89 Galau
90 Pecundang.
91 Putus
92 Jangan panggil aku anak kecil, Tante.
93 Kualifikasi apa?
94 Lamaran.
95 Nikah sah.
96 Sah.
97 Resepsi.
98 Perubahan Kris.
99 Si cewe aneh.
100 Ending.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Apes.
2
Balas dendam.
3
Silau karena cinta.
4
Murid baru.
5
Masalah Budi
6
Dia bokap gue
7
Sepak terjang Daisy.
8
Penguntit
9
Masa lalu Kris
10
Ibu sambung.
11
Jadian kata Fiona.
12
Nasi goreng spesial.
13
Antara evolusi dan reproduksi.
14
rencana
15
Membujuk
16
Belajar bareng calon anak.
17
Rencana yang gagal.
18
Empat mata
19
Gombal
20
remedial
21
Kepergok.
22
PERTENGKARAN
23
Masa lalu
24
Minggat.
25
Kencan.
26
Kencan pertama.
27
Pulang
28
Pilihan berat.
29
kurma
30
Hati ke Hati.
31
balas Budi.
32
Calon anak.
33
Gagal jantung.
34
Ketiduran
35
Kencan ketiga.
36
Tertimpa perasaan sendiri.
37
Rahasia terungkap
38
Perkelahian.
39
Perkelahian antar saudara
40
Kebenaran.
41
Masa lalu
42
Perjaka satu-satunya.
43
Sunat
44
Niat move on.
45
Berdamai dengan keadaan
46
Tekat bulat
47
Proses Move On
48
Kesempatan dalam kesempitan
49
Gagal jual ginjal.
50
Keluarga tajir.
51
Terpesona
52
Tembak.
53
Wajengan.
54
Satu Tim.
55
Nggak peka.
56
Promo hati.
57
Resmi pacaran.
58
Kris nyerah.
59
Buaya.
60
Dilema Kris.
61
Pertengkaran
62
Perjanjian.
63
Inget dosa
64
Rencana
65
Rencana sukses.
66
Kondangan
67
Ujian.
68
Abang Adek.
69
Kencan
70
Berantem.
71
Lari.
72
Pertemuan tidak terduga
73
Pengakuan.
74
Diskusi antara anak dan ayah.
75
telor
76
Obrolan dua beradik.
77
Nggak ada rasa.
78
CLBK. Cinta lama belom kelar
79
Hampir khilaf.
80
Menyerah.
81
Rendah diri.
82
Perpisahan.
83
Sandiwara.
84
Terbongkar
85
Kelulusan.
86
Hadiah.
87
Lamaran.
88
Tak terduga.
89
Galau
90
Pecundang.
91
Putus
92
Jangan panggil aku anak kecil, Tante.
93
Kualifikasi apa?
94
Lamaran.
95
Nikah sah.
96
Sah.
97
Resepsi.
98
Perubahan Kris.
99
Si cewe aneh.
100
Ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!