"Sorry, gue gak sengaja. Ini biaya londri baju lo yang kotor."
Fio yang geram tidak mampu berkata dan hanya bisa melihat punggung cowok berpostur tubuh kurus tinggi berwajah oriental itu menjauh. Tangannya juga tanpa sadar menerima uang tersebut.
"Fi, Fio lo kesambet?" tanya Lio.
Fio diam. Dia mengepal lembaran uang di tangan sembari mendengkus. Soal gejolak dalam dada jangan ditanya, menggelegak bak lahar panas. Lio saja bisa merasakan tatapan menusuk sang adik.
"Fi, baju lo kotor. Apa kita bolos aja?" lanjut Lio sembari membuka jaket dan menyelimuti tubuh adiknya yang terciprat air tanah.
Alih-alih mengiakan seperti biasa, Fio malah menyipitkan mata. Lio yang ditatap sedemikian rupa langsung berjengket, baru-baru mundur lalu setelahnya lari terbirit-birit. Sengaja dia mengabaikan teriakan Fio yang menjerit-jerit meneriaki namanya. Dia tahu, kalau berhenti dia pasti akan menjadi bulan-bulanan adiknya yang galak itu.
Setibanya Lio di depan sekolah, cowok remaja berwajah tirus berambut klimis itu berdiri mematung di depan sebuah sepeda motor keren berwarna merah. Kendaraan yang mirip dengan cowok yang membuatnya sukses ngos-ngosan di kejar Fio. Dia terus menatap dan tidak sadar kalau sang adik sudah mendekat dan mengarahkan buku paket kepadanya.
Tak ayal suara keras dari pukulan pun terdengar diiringi suara rintihan Lio. Keduanya menjadi titik fokus murid lain. Anehnya tidak ada yang melerai, mereka hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah dua bersaudara itu, setelahnya lanjut menuju kelas.
"Fio, sakit!"
Akan tetapi, Fio yang sudah kadung kesal terus menghantamkan buku paket itu. Lio yang kesal pun menjauh dan menatap nyalang.
"Fio, lo gila, ya! Maen timpuk aja. Sakit tau!" omel Lio sembari mengusap punggungnya yang ngilu.
"Biarin, mana sakit sama gue, Bang? Ni lihat, pakaian gue jadi basah semua ini!" Fio menurunkan ritsleting hingga bagian depan bajunya yang terciprat air kotor terlihat jelas.
Lekas Lio menutupnya lagi. "Lo apa-apaan, sih? Gak malu apa diliatin orang?"
Fio cuma berdengkus dan mengeratkan jaket ke tubuhnya.
"Gue kesel ama lu."
"Lha, yang nyipratin siapa?"
"Yang jadiin gue tameng siapa? Kan elo, Bang."
Lio yang melihat mata nyalang Fio jadi bergidik. Namun, dia tidak putus akal. Dia balik tubuh Fio hingga adiknya itu melihat sesuatu.
"Lo liat, 'kan?"
Spontan rahang Fio mengetat. Dia putar kepala dan melihat senyum menyeringai Lio.
"Daripada lo lampiasin ke gue, lebih baik ke orangnya langsung," oceh Lio yang dibalas Fio dengan seringai jahat pula.
"Bener, Bang. Elo emang salah. Tapi dia lebih salah. Bukannya minta maaf malah ninggalin gue dengan duit gocap. Gak beretika."
"Nah, kira-kira kita apain tu murid sengak? Kayaknya dia baru di sini," balas Lio mengompori.
Senyum Fio makin terlihat menyeramkan. Dia cari sesuatu dari dalam tas dan mengeluarkan spidol permanen berwarna hitam.
"Wah, mantep ini. Ini baru balas dendam," oceh Lio yang seperti setuju dengan tingkah tidak terpuji yang akan adiknya lakukan.
"Ya jelaslah, Bang. Ini gak sepadan dengan apa yang dia udah lakuin. Tapi paling gak dia juga harus bersih-bersih kan? Jadi kita impas."
"Bener!" sahut Lio dengan menggebu-gebu. Namun, cowok bertubuh tinggi itu akhirnya garuk-garuk kepala.
"Tapi ini yang mana satu, Fio? Ini kan motornya ada dua, sama. Mana sebelahan lagi."
Kini Fio yang menggaruk tengkuknya. Dia tatap sama abang. "Lo ingat enggak plat nomornya?"
Lio menggeleng begitupun Fio. Keduanya terdiam sejenak.
"Jadi kita ngapain sekarang?" tanya Lio. Dia celingukan. Murid sudah hampir tidak kelihatan karena bel sudah berbunyi.
"Ya, sudahlah, gampang."
"Gampang?" Alis Lio naik turun. dia perhatikan. sang adik yang berdiri di tengah dua motor tersebut sembari menunjuk dan melantunkan lagu legendaris.
"Cap cup cup kembang kuncup, kuda lari di atas rumput. Matinya jam delapan dikuburnya tahun de ... pan."
Pilihan tangan Fio pun terarah ke motor Ninja ZX-25 R yang dominan warna merah di sebelah kanan. Dan dengan lentur tangannya yang memegang spidol permanen menari di sana hingga suara dehaman seseorang menginterupsi kegiatan mereka.
"Kalian apakan motor saya!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
wen cavan
jiahaha motor pak gulu yak
2022-04-12
0
Anie Jung
Pasti salah sasar , motor orang lain yg kena nihh😂😂😂
2022-03-04
0