Kematian Paman dan Bibinya Cantika

" Apa menyewa mafia?" Tanya istrinya dan Rina serempak.

" Iya hanya itu jalan satu-satunya." Jawab ayahnya Rina.

" Tapi duit dari mana semua perhiasan milikku sudah aku jual buat bayar para preman itu." Ucap istrinya dengan nada frustasi.

" Ayah kenal dengan salah satu mafia dan tidak memerlukan uang." Ucap ayahnya Rina.

" Apa?? Bagaimana mungkin tanpa membayar?" Ucap mereka berdua dengan nada terkejut

" Mafia itu sudah sangat kaya jadi tidak perlu uang." Ucap ayahnya Rina

" Baik banget mafia itu, ayah cepat hubungi mafianya agar kita bisa tinggal di mansion." Ucap ibunya Rina penuh semangat.

" Rina maukah kamu berkorban demi kami?" Tanya ayahnya Rina yang tidak memperdulikan ucapan istrinya.

" Maksud ayah?" Tanya mereka berdua serempak.

" Mafia itu sangat suka bermain dengan para wanita dan mempunyai banyak wanita simpanan jadi ayah harap kamu mau menjadi simpanan mafia." Ucap ayahnya Rina

" Apa?? Gi*a aku tidak mau menjadi simpanan mafia." Tolak Rina dengan tegas sambil menatap tajam ke arah ayahnya.

" Ayah, Rina itu putri kita kenapa ayah tega menjual Rina?" Ucap ibunya Rina dengan nada kesal.

" Terserah kalian mau ikut saran ayah kita akan hidup enak seperti dulu atau hidup susah seperti ini." Ucap ayahnya Rina sambil membalikkan badannya meninggalkan mereka berdua

Ibunya Rina dan Rina saling memandang sambil berfikir.

" Rina, benar kata ayahmu demi hidup enak jadi ibu mohon kamu berkorban demi kami." Ucap ibunya Rina.

" Tidak bu, aku masih perawan aku ingin menyerahkan harta berhargaku untuk suamiku kelak." Tolak Rina dengan tegas.

" Tidak ada pilihan lain, apakah kamu tidak ingin seperti dulu bisa berfoya-foya menghamburkan uang?" Tanya ibunya Rina berusaha mempengaruhi putri kandungnya.

Ibunya Rina yang terbiasa hidup enak menjadi gelap mata begitu pula dengan suaminya hingga merelakan putri satu-satunya untuk dijual. Rina memejamkan matanya sesaat hingga akhirnya Rina setuju dengan rencana gi*a orang tuanya.

" Bagus, ayo kita pulang dan bilang ke ayah mu." Ucap ibunya Rina.

Mereka berdua berjalan ke arah rumah mereka yang tidak begitu terlalu jauh.

" Dasar wanita murahan, gara-gara kamu aku harus kehilangan harta berharga yang paling berharga." Umpat Rina

" Sabar sayang, sebentar lagi wanita murahan itu akan ma*i di bunuh oleh mafia." Ucap ibunya Rina sambil memeluk putrinya dari arah samping.

xxxxxxx

Pagi berganti siang ayahnya Rina dan Rina pergi dengan berjalan kaki hingga dua puluh menit kemudian mereka sudah sampai di mansion milik mafia tersebut.

" Ayah mansionnya bagus banget sama seperti mansion milik kita." Ucap Rina yang mengakui mansion milik Cantika sebagai mansion miliknya.

" Iya benar." Jawab ayahnya Rina.

Mereka berdua berjalan ke arah gerbang yang masih tertutup dengan rapat.

" Anda mencari siapa?" Tanya salah satu bodyguard yang sedang berjaga.

" Bilang kalau tuan Beni dan putrinya datang." Ucap Beni

" Silahkan masuk tuan." Jawab bodyguard yang sudah diberitahukan oleh bosnya kalau tuan Beni akan datang.

" Terima kasih." Jawab Beni.

Mereka berdua berjalan ke arah pintu utama sampai di pintu utama dua orang bodyguard membuka pintu utama dan Beni serta Rina masuk ke dalam. Kepala pelayan datang menyambutnya dan mempersilakan untuk mengikuti dirinya ke ruang keluarga. Mereka melihat bos mafia sedang bermain dengan salah satu wanita simpanannya.

" Apakah putri mu masih orsinil?" Tanya bos mafia tersebut dengan mata terpejam menikmati permainan wanita yang berada di atas tubuhnya.

" Tentu saja." Jawab Beni sambil menahan hasratnya karena melihat langsung adegan dua puluh satu plus di depan matanya.

Rina hanya bisa memalingkan wajahnya karena dirinya merasa sangat jijik.

" Bagus, pelayan." Panggil ketua mafia

" Iya tuan." Jawab kepala pelayan

" Berikan dia uang segepok dan kasih wanita yang aku kurung." Ucap ketua mafia

" Baik tuan." Jawab kepala pelayan

Beni sangat senang mendengarnya selain mendapatkan uang dirinya juga mendapatkan wanita walau bekas tidak masalah baginya.

" Pelayan." Panggil ketua mafia

" Iya tuan." Jawab pelayan

" Bawa gadis ini ke kamarku." Perintah ketua mafia.

" Baik tuan, nona silahkan ikut aku." Ucap pelayan tersebut.

" Kamu mandi dan pakai handuk." Perintah ketua mafia.

" Baik." Jawab Rina sambil menahan amarahnya.

Setelah lima belas menit Rina sudah selesai mandi dan memakai handuk yang menutupi setengah badannya.

ceklek

Ketua mafia membuka pintu kamarnya dan langsung berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya setelah sepuluh menit ketua mafia keluar dari kamarnya dalam kondisi polos tanpa sehelai benangpun kemudian berjalan ke arah ranjang di mana Rina sedang duduk dengan tubuh gemetaran karena ini pertama kali baginya terlebih melihat tubuh polos seorang pria di depannya membuatnya memalingkan wajahnya.

Adegan Dua Puluh Satu Plus Jangan Di Tiru

sretttt

Ketua mafia menarik handuk Rina hingga menampilkan selurus aset berharga milik Rina kemudian membuang handuknya secara asal. Ketua mafia mendorong tubuh Rina kemudian langsung memasukkan belalai gajah tanpa melakukan pemanasan terlebih dulu.

Di hentakan pertama dirinya gagal begitu pula di hentakkan ke dua dan di hentakkan ke tiga dirinya berhasil memasukkan belalai gajah di gua yang paling sempit dan gelap gulita.

" Akhhhhhhhh sakitttttt... Aku mohon lepaskan." Teriak Rina menahan rasa sakit luar biasa.

plak

" Berisik." Ucap ketua mafia sambil menampar Rina.

Ketua mafia menatap belalai gajah miliknya terdapat noda merah membuatnya tersenyum bahagia. Merekapun melakukan hubungan suami istri hingga satu jam barulah ketua mafia itu mengeluarkan lahar miliknya lewat belalai gajah 🐘.

" Punyamu enak sekali nanti kita main lagi." Ucap ketua mafia sambil menggulingkan tubuhnya ke arah samping untuk beristirahat.

Rina menutupi tubuh polosnya dan hanya bisa menahan air matanya agar tidak keluar. Dirinya sangat menyesal kenapa mengikuti kemauan orang tuanya hal ini membuat Rina semakin membenci Cantika karena gara-gara Cantika hidupnya menderita.

Karena Rina masih baru ketua mafia bermain sepuasnya hingga akhirnya Rina tidak sadarkan diri karena menahan rasa sakit teramat sangat.

xxxxxxx

Malam menjelang pagi seperti biasa Cantika berangkat ke kampus dengan di antar oleh bodyguard yang merangkap sebagai sopir hingga di jalan yang sepi dirinya lagi-lagi di hadang oleh segerombolan pria berseragam hitam-hitam bertampang sangar.

" Nona, di sini saja biar paman yang akan menghadapi mereka." Ucap pamannya.

" Tidak paman, Cantika akan membantu paman." Jawab Cantika

Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan ke arah mereka.

" Siapa kalian?" Tanya Cantika sambil menatap tajam ke arah mereka.

" Ikut kami atau kalian kami tembak." Ancam salah satu dari mereka sambil mengeluarkan senjatanya berikut pula dengan yang lainnya.

Cantika dan bodyguard tersebut terpaksa mengikuti mereka dan masuk ke dalam mobil. Merekapun pergi meninggalkan tempat tersebut. Tanpa sepengetahuan mereka satu mobil yang mengikuti Cantika dari kejauhan langsung mengikuti mereka.

" Telepon bos." Perintah salah satu dari mereka.

" Baik tuan." Jawab anak buahnya

Anak buahnya langsung menghubungi bosnya dan deringan pertama langsung di angkat oleh Aleandro.

" Ada apa?" Tanya Aleandro tanpa basa basi.

" Maaf bos, nona Cantika di culik oleh beberapa orang dengan menggunakan senjata tajam." Ucap pria tersebut.

" Apa?? Baik aku akan ke sana." Ucap Aleandro.

Tut tut tut tut tut

Sambungan komunikasi langsung diputuskan secara sepihak kemudian Aleandro menghubungi anak buahnya untuk pergi bertepatan kedatangan adiknya Maximus.

" Mau kemana kak?" Tanya Maximus melihat kakaknya sedang bersiap mau pergi.

" Cantika di culik, kamu ikut kakak." Ucap Aleandro sambil menyalakan GPS agar mengetahui di mana posisi Cantika

" Apa?? Baik ayo kak kita pergi." Ucap Maximus.

Mereka berjalan ke arah pintu lift dan masuk ke dalam kotak persegi tersebut.

Ting

Pintu lift terbuka merekapun keluar dari dan berjalan ke arah parkiran mobil.

" Untung GPS Cantika aktif, ayo kita jalan ke xxxxxxx." Ucap Aleandro sambil duduk di samping kursi pengemudi.

" Baik kak." Jawab Maximus sambil duduk di kursi pengemudi.

Maximus mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi mengikuti petunjuk GPS.

xxxxxxx

Cantika dan bodyguard berjalan ke dalam ruangan yang mirip gudang dengan dikawal oleh anak buah mafia. Mereka melihat paman, bibi dan Rina sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

" Kalian." Pekik Cantika

" Kenapa kaget?" Tanya pamannya dengan nada sinis.

Tangan Rina bersiap untuk menampar wajah Cantika dan tangan Cantika bersiap untuk menangkap tangan Rina tapi keningnya langsung di todong oleh salah satu dari anak buah mafia.

" Membalas berarti siap untuk aku tembak." Ucap salah satu anak buahnya.

plak

" Bagaimana rasanya sakit bukan?" Ledek Rina

plak

plak

Rina menampar kembali dua pipi kanan dan satu pipi kiri membuat ke dua sudut bibir Cantika mengeluarkan darah segar.

" Enak? Itu yang aku rasakan waktu itu." Ucap Rina

plak

plak

" Gara-gara kamu aku kehilangan harta berhargaku." Ucap Rina sambil menampar kembali sebanyak dua kali.

" Tembak kakinya." Perintah Rina

dor

" Akhhhhhhhh.." Teriak Cantika

bruk

Cantika ambruk karena kakinya terluka membuat bodyguard tersebut berusaha menolong Cantika namun ke dua tangannya di pegang oleh dua orang anak buah mafia.

" Tembak bahunya." Perintah Rina

dor

" Akhhhhhhhh.." Teriak Cantika ketika bahunya terkena tembakan

" Uhuk.... uhuk... Uhuk..." Cantika terbatuk-batuk mengeluarkan darah segar.

" Tembak dadanya tepat di jantungnya setelah itu perko*a ramai-ramai." Ucap Rina sambil tersenyum jahat

Anak buah tersebut mengarahkan pistolnya ke arah dada membuat Cantika memejamkan matanya.

" Tidak, nona Cantika.... Kalian sangat jahat." Ucap bodyguard tersebut sambil berusaha memberontak.

" Setelah ini giliranmu pak tua." Ucap Rina sambil tersenyum devil.

( " Aleandro, jika kamu berhasil menyelamatkan nyawaku aku aku berjanji apapun yang kamu minta aku akan lakukan." Ucap Cantika dalam hati sambil memejamkan matanya ).

" Cepat tembak." Perintah Rina

dor

" Akhhhhhhhh.." Teriak anak buah mafia.

bruk

Di saat kritis Aleandro menembak orang yang ingin menembak Cantika hingga pria tersebut langsung ma*i seketika karena mengenai keningnya.

dor

" Akhhhhhhhh.." Teriak anak buah mafia yang lainnya

bruk

dor

" Akhhhhhhhh.." Teriak anak buah mafia yang lainnya

bruk

Aleandro dan anak buahnya menembak semua anggota mafia hingga tidak bersisa sedikitpun hanya meninggalkan paman, bibi dan Rina. Mereka bertiga kabur dari tempat tersebut tapi mata elang Aleandro melihat pergerakan mereka.

dor

" Akhhhhhhhh.." Teriak pamannya Cantika ketika tembakan Aleandro mengenai punggungnya.

bruk

dor

" Akhhhhhhhh.." Teriak bibinya Cantika ketika tembakan Aleandro mengenai kakinya.

bruk

" Ayah, ibu." Panggil Rina dan tidak berapa lama air mata keluar

" Pergilah dari sini cepat.... Jangan perdulikan kami." Ucap paman dan bibinya serempak.

Rina yang tidak ingin ma*i akhirnya pergi meninggalkan ke dua orang tuanya dengan membawa dendam terhadap Cantika.

" Aku harap wanita murahan itu ma*i." Umpat Rina sambil berlari.

Aleandro berjalan ke arah paman dan bibinya dengan tatapan membunuh.

" Terimalah kematianmu." Ucap Aleandro

dor

" Akhhhhhhhh.." Teriak bibinya Cantika ketika dadanya di tembak dan mengenai jantungnya.

dor

" Akhhhhhhhh.." Teriak pamannya Cantika ketika dadanya di tembak dan mengenai jantungnya.

Sepasang suami itupun tubuhnya mulai kejang-kejang membuat mereka berdua sangat tersiksa.

" Lihatlah ulah kalian yang sangat tamak membuat kalian sangat tersiksa jadi tunggulah ajal kalian sebentar lagi akan di jemput." Ucap Aleandro sambil membalikkan badannya dan berjalan ke arah Cantika untuk membawanya ke rumah sakit.

Lima menit kemudian sepasang suami istri tersebut menghembuskan nafas terakhirnya dengan mata melotot. Tanpa sepengetahuan mereka setelah mereka pergi dari tempat itu Rina kembali ke tempat tersebut untuk menemui ke dua orang tuanya.

" Hiks... hiks... ayah... ibu... kenapa meninggalkan Rina sendiri." Ucap Rina sambil terisak.

" Cantika aku harap kamu ma*i dan jika tidak aku akan membalas perbuatan yang telah kamu lakukan pada orang tuaku." Ucap Rina sambil memeluk ibunya kemudian berganti memeluk ayahnya.

Kematian Paman dan Bibinya Cantika membuat Rina sangat dendam dan ingin membalasnya.

" Tunggulah pembalasanku wanita murahan." Ucap Rina sambil berjalan meninggalkan tempat tersebut.

Terpopuler

Comments

Sakina Kina

Sakina Kina

menegangkan bahkan ada belalai gajah 🐘 dan gula gelap dan sempit

2023-09-06

0

Kerimpak Kaca Luya

Kerimpak Kaca Luya

Aku harap rina yg akan dipekosa beramai² oleh ahli mafia biar tau rasa

2022-06-19

1

Erny Manangkari

Erny Manangkari

bukanya kamu Rina yang murahan

2022-03-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!