Penjaga Toilet

Mereka pun duduk tanpa ada yang bicara sedikitpun sedangkan paman, bibi dan Rina menatap ke arah Cantika dengan wajah pucat.

" Apa kabar paman, bibi dan adik sepupuku Rina." Panggil Cantika sambil tersenyum sinis.

" Ponakanku Cantika kamu sudah sadar." Ucap pamannya Cantika sambil berdiri dan berjalan ke arah Cantika.

" Stop!! Jangan melangkah lagi paman, jangan berpura-pura baik padaku. Mereka semua sudah tahu akan kebusukanmu dan juga bibi serta adik sepupu." Ucap Cantika sambil menatap tajam.

" Apa maksudmu Cantika? Waktu kamu koma setiap hari paman, bibi dan adikmu selalu bergantian berjaga kenapa di saat kamu sudah sadar kamu mengatakan yang tidak-tidak di depan pengacara." Ucap pamannya Cantika sambil menghentikan langkahnya.

" Cantika sayang, benar kata paman kita semua sangat menyayangimu kenapa kamu mengatakan kata - kata yang sangat menyakitkan?" Ucap bibinya Cantika dan tidak berapa lama keluar air mata buaya.

" Kakak, kitakan satu keluarga kenapa kakak mengatakan kata-kata yang menyakitkan? Aku tahu kakak masih kesal padaku karena aku bertunangan dengan kekasih kakak tapi jujur aku tidak tahu kalau kak Tio adalah kekasih kakak, maafkan aku kak aku janji pertunangan kami akan kami batalkan asalkan kakak bahagia aku juga bahagia." Ucap Rina yang juga ikut-ikutan mengeluarkan air mata buayanya.

" Satu keluarga hebat banget bisa berakting di depan pengacara daddyku dan ke tiga temanku." Puji Cantika sambil berdiri.

" Paman kamu suka berhutang dengan daddyku tapi paman tidak pernah membayar hutang begitu pula dengan bibi sering meminjam uang mommyku dan kamu Rina setiap barang yang aku punya kamu selalu iri dan mengambil apa yang aku punya bahkan kamu kuliah di universitas yang sama denganku dengan biaya orangtuaku tapi apa balasanmu padaku kamu ikut membuly bersama mahasiswa dan mahasiswi." Ucap Cantika dengan wajah memerah menahan amarahnya.

" Pada saat aku sadar dari koma aku tinggal bersama kepala pelayan dan suaminya. Kepala pelayan menceritakan semuanya apa yang telah kalian lakukan padaku. Kalian telah merebut semua milik orang tuaku dasar kalian orang yang tidak tahu berterima kasih. Kalian bertiga keluar dari mansion milik orang tuaku, sekarang!!!" Bentak Cantika.

bruk

bruk

" Hiks... hiks... kenapa kamu memperlakukan kami seperti ini? Kami sangat tulus mencintaimu." Ucap paman dan bibinya serempak sambil terisak dan berlutut di depan Cantika dengan menahan amarahnya.

bruk

" Hiks... hiks... kak Cantika maafkan aku, aku melakukan itu karena dipaksa oleh kekasihmu untuk menyakitimu." Ucap Rina sambil terisak dan berlutut di depan Cantika dengan menahan amarahnya.

" Ckckck... Kalian bertiga kompak banget bersandiwara di depan kami." Ucap Cantika sambil menggelengkan kepalanya.

" Pengawal usir mereka!!!" Teriak Aleandro yang sudah tidak tahan dengan sandiwara paman, bibi dan Rina.

" Baik tuan." Jawab mereka serempak.

Dua orang bodyguard menarik tangan paman Cantika sedangkan bibi dan Rina di tarik tangannya masing-masing oleh satu bodyguard.

" Baiklah kami pergi tapi ijinkan kami membereskan barang-barang kami." Ucap mereka bertiga serempak.

" Tidak boleh, biar aku yang akan membereskan barang-barang kalian." Ucap Cantika karena Cantika tahu pasti mereka akan membawa barang berharga milik orang tuanya.

" Tapi..." Ucapan ke tiganya terpotong oleh Aleandro.

" Pengawal bereskan barang-barang mereka, pakaian saja semua perhiasan dan barang berharga jangan di bawa." Perintah Aleandro yang mengerti kenapa Cantika yang membereskan barang-barang mereka bertiga.

" Baik tuan." Jawab ke empat bodyguard serempak.

Ke tiga bodyguard tersebut berjalan ke arah kamar paman dan bibi sedangkan satunya lagi berjalan ke arah kamar Rina. Sedangkan ke empat bodyguard masih memegang tangan paman, bibi dan Rina agar mereka tidak pergi ke kamarnya.

" Aku ingin ke kamarku, Cantika kenapa kamu tega sama bibi?" Tanya bibinya yang masih mengeluarkan air mata buaya nya.

" Tega? Bibi yang tega padaku. Bibi mengusirku padahal keluarga kami selalu baik pada bibi dan paman juga Rina tapi apa balasannya? kalian itu ibarat kacang 🥜 yang lupa dengan kulitnya." Ucap Cantika

" Dan kamu Rina semua barang-barang kesayanganku selalu kamu ambil jika aku menolaknya kamu akan mengadu ke dua orang tuamu agar menjadi milikmu dan kalian sebagai orang tua seharusnya mengajari ke putri kalian kalau barang bukan punyanya jangan menjadi hak miliknya." Ucap Cantika

" Mengenai Tio, bagiku Tio itu sampah yang hanya memanfaatkan orang lain. Kalau kamu masih mencintainya kejarlah dia karena aku tidak perduli dengan sampah yang tidak berguna." Ucap Cantika sambil menunjuk ke dada Rina

cuih

Rina meludah ke wajah Cantika membuat Cantika mengusap wajahnya dengan pakaian milik Rina.

plak

" Akhhhhh." Teriak Rina

" Ini hukumanmu karena berani meludahiku." Ucap Cantika sambil menampar pipi kanan Rina.

plak

" Akhhhhh." Teriak Rina lagi

" Ini hukumanmu karena barang-barang kesayanganku pemberian orangtuaku kamu ambil secara paksa maupun diam-diam mencurinya." Ucap Cantika sambil menampar pipi kiri Rina

plak

" Akhhhhh." Teriak Rina

" Ini hukumanmu karena kamu kuliah dibayarin oleh ke dua orangtuaku tapi kamu malah ikut membuly ku di kampus." Ucap Cantika sambil menampar pipi kanan Rina untuk ke dua kalinya.

Ke dua sudut bibir Rina mengeluarkan darah segar sedangkan ke dua pipinya memerah akibat tamparan Cantika.

cuih

Rina membuang ludah sembarangan yang bercampur dengan darah Rina.

" Hahaha... Kamu tahu kenapa aku melakukan ini semua? Karena aku sangat iri padamu kamu mempunyai segalanya sedangkan aku?... Orang tuaku selalu meminjam uang orang tuamu untuk memenuhi semua kebutuhanku." Ucap Rina sambil tertawa hambar.

" Rina cukup!!!" Bentak ibunya.

" Hahahaha... Ibu... Ibu... Seandainya ibu tidak boros dan menghamburkan uang mungkin usaha ayah tidak akan bangkrut." Ucap Rina sambil tertawa hambar.

" Rina tutup mulutmu!!!" Bentak ibunya.

" Paman dan kalian semua dengar sendiri kan kalau mereka sangat pintar bersandiwara." Ucap Cantika.

" Kau..." Ucap paman dan bibinya serempak

" Aku kenapa?" Tanya Cantika

Paman dan bibinya menahan untuk tidak mengatakannya karena mengingat ada pengacara dan dua pemuda yang berada di depannya. Cantika ingin bertanya tapi ditahannya karena datang para bodyguard milik Aleandro.

" Maaf tuan sudah selesai." Jawab salah seorang bodyguard.

" Usir mereka dari mansion ini." Ucap Aleandro

" Baik tuan." Jawab Mereka serempak.

Paman, bibi dan Rina di tarik paksa keluar dari mansion dan segala sumpah serapah keluar dari mulut mereka.

" Kak Aleandro sejak kapan ada anak buah kak Aleandro?" Tanya Cantika penasaran.

" Sebelum kita ke sini kakak sudah menempatkan para bodyguard kakak di mansion ini. Semua bodyguard mansion ini sangat setia dengan keluarga pamanmu karena itulah kakak menggantinya." Ucap Aleandro

grep

" Terima kasih kak." Ucap Cantika sambil memeluk Aleandro

deg

deg

Jantung Aleandro berdetak kencang dan bukan itu saja wajah Aleandro langsung memerah ketika mendapatkan pelukan dari Cantika.

" Sesuai kesepakatan." Bisik Aleandro.

Cantika langsung melepaskan pelukannya dengan wajah yang berbeda.

" Maaf, aku lupa." Ucap Cantika.

" Ehem... Sekarang kita ke perusahaan sebelum pamanmu datang ke perusahaan." Ucap Rey karena dirinya tiba-tiba ingat kalau pamannya Cantika sering mengambil uang perusahaan dan dirinya tahu dari asisten ayahnya Cantika

" Baik." Jawab Cantika singkat.

Mereka berempat pun langsung pergi dari mansion menuju ke perusahaan milik ayahnya Cantika sedangkan sebagian bodyguard Aleandro berjaga di mansion.

Dua puluh lima menit kemudian mereka sudah sampai di perusahaan milik orang tua Cantika. Semua orang menghormati Rey karena mereka mengenalnya sebagai pengacara keluarga pemilik perusahaan.

Tatapan lapar dari para wanita melihat ketampanan Aleandro dan Maximus tapi ke dua pemuda tampan tersebut tidak memperdulikannya. Mereka berjalan ke arah lift khusus petinggi dan masuk ke dalam ruang persegi tersebut.

Ting

Pintu lift terbuka mereka berjalan ke arah ruangan CEO dan melewati sekretaris.

" Hari ini meating mendadak untuk pemegang saham setelah selesai panggilkan seluruh pegawai perusahaan untuk berkumpul di ruang aula." Ucap Rey

" Baik tuan." Jawab sekretaris tersebut kemudian menghubungi semua pemegang saham.

" Aku, Maximus dan Claudia ke ruang CEO boleh? aku dan Maximus ingin melihat laporan keuangan yang di kelola oleh paman." Ucap Aleandro

" Silahkan, aku akan menyuruh manager keuangan untuk menyiapkan semuanya." Ucap pengacara tersebut.

" Ok." Jawab Aleandro singkat.

Aleandro, Maximus dan Claudia berjalan ke ruang CEO sedangkan Rey memerintahkan sekretaris untuk menghubungi manager keuangan untuk datang ke ruang CEO dengan membawa laporan keuangan.

Satu jam lebih Rey rapat bersama Cantika dan para pemegang saham sekaligus memperkenalkan pemilik perusahaan yang bernama Cantika dan paman Cantika sudah tidak berjabat lagi menjadi CEO. Setelah selesai melakukan kegiatan rapat kini dilanjutkan rapat dengan para karyawan dan karyawati di aula.

" Akhirnya selesai juga paman." Jawab Cantika setelah selesai rapat dengan para karyawan dan karyawati sambil berjalan ke arah ruangan CEO.

" Iya, paling sebentar lagi paman nona akan datang ke sini." Ucap Rey sambil ikut berjalan.

" Paman tahu dari mana?" Tanya Cantika

" Asisten ayah nona, paman nona sering mengambil uang perusahaan dengan alasan untuk mengobati nona Cantika yang sedang koma." Ucap Rey.

" Mereka benar-benar lintah, aku bisa keluar dari rumah sakit karena peninggalan mommyku aku tahu dari kepala pelayan. Kepala pelayan mengatakan kalau mommyku menitipkan semua aset miliknya ke kepala pelayan kata kepala pelayan jika sesuatu terjadi dengan mommyku maka kepala pelayan bisa memberikan semua aset mommyku untukku." Ucap Cantika.

Rey hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti, dirinya sangat bodoh dapat diberdaya oleh mereka.

" Maafkan paman, paman tidak menyelidiki terlebih dulu." Ucap Rey sambil membuka pintu CEO.

" Sudahlah paman lupakan saja." Ucap Cantika sambil masuk ke dalam ruangan CEO dan diikuti oleh Rey

" Bagaimana laporan keuangannya?" Tanya Cantika

" Pamanmu banyak menghabiskan uang perusahaan dan perusahaan ini di ambang kebangkrutan." Ucap Aleandro sambil berdiri mendekati Cantika.

" Apa??" Ucap Cantika tidak percaya sambil menutup mulutnya.

" Hiks... hiks... usaha daddy bertahun - tahun dihancurkan oleh mereka." Ucap Cantika dengan badan terhuyung-huyung dirinya sangat shock mendengar kenyataan yang sangat pahit.

grep

" Kami akan menanam saham di perusahaan milik ayahmu supaya tidak mengalami bangkrut." Ucap Aleandro sambil memeluk Cantika agar tidak terjatuh.

" Hiks... hiks ... Aku tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih padamu." Ucap Cantika sambil terisak dan membalas pelukan Aleandro.

ceklek

Cantika dan Aleandro melepaskan pelukannya dan menatap ke arah pintu begitu pula dengan Maximus, Claudia dan Rey ternyata paman Cantika yang membuka pintu.

" Kalian ada di sini?" Tanya paman Cantika dengan wajah terkejut.

plak

Cantika menampar pipi pamannya dengan sangat keras membuat wajah pamannya ke arah samping.

" Dasar ponakan kurang aj*r." Ucap paman Cantika sambil mengarahkan tangannya ke arah wajah Cantika.

grep

" Jangan sekali-kali mengotori wajah kekasihku." Ucap Aleandro sambil memegang tangan pamannya Cantika kemudian menekannya dengan kuat membuat pamannya Cantika meringis.

" Lepas, sakit." Ucap pamannya.

bruk

Aleandro mendorong tubuh pamannya Cantika membuat pamannya Cantika langsung jatuh ke lantai.

" Paman, paman sudah membuat perusahaan milik daddyku di ambang kebangkrutan dan mulai hari ini dan seterusnya paman tidak bekerja lagi menjadi CEO melainkan bekerja sebagai penjaga toilet." Ucap Cantika sambil menatap tajam ke arah pamannya.

" Aku tidak mau lebih baik aku berhenti berkerja." Tolak pamannya Cantika.

" Silahkan berhenti tapi paman, bibi dan Rina akan masuk penjara. Mana yang paman pilih." Ucap Aleandro

" Aku tidak bicara denganmu aku bicara dengan Cantika." Ucap pamannya Cantika dengan nada kesal.

" Dia kekasihku apa yang dikatakan kekasihku maka sama yang akan aku katakan. Bagaimana paman pilih penjara atau menjadi penjaga toilet?" Ejek Cantika.

" Baik, aku akan menjadi penjaga toilet, puas." Ucap pamannya Cantika menahan amarahnya.

" Belum, semua milik paman akan aku sita jadi mulai sekarang paman dan keluarga tidak mempunyai apa-apa lagi." Ucap Cantika

Terpopuler

Comments

Erny Manangkari

Erny Manangkari

rasakan itu cantika memang pintar..

2022-03-17

0

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

kereeen cantika

2022-03-12

0

Artini

Artini

bagus ka baca merayap ya h

2022-02-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!