Pariban Jadi Rokkap
Aku masih sibuk di kantor tepatnya di ruangan ku, masih berkutat dengan laptop di depan mata, walau jam sudah menunjukkan 18:00 dan sudah seharusnya para pegawai di kantor ini sudah pulang. Tetapi karena aku masih sibuk dan belum ada-ada tanda mau pulang mereka pun tidak ada yang berani pulang.
Para pegawai di kantor ini juga menyibukkan diri masing-masing, walau dalam hati mereka pasti memaki kerena aku sebagai Bos belum pulang juga, aku tahu juga di benak para pegawai ku, pastilah mereka berharap aku cepat keluar dan pulang agar mereka juga pulang, karena ada keluarga yang menanti di rumah.
Hari kemarin dan hari ini tidak ada beda juga bagiku, walau pernikahanku tinggal menghitung hari. Saat kedua orangtuaku sibuk mengurus segala urusan Pesta pernikahan kami, Pesta adat Batak yang terkenal dengan banyak aturan adat, aku belum mengambil cuti libur untuk pernikahan.
Aku tipe orang pekerja keras dan bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan dan bertanggung jawab juga dalam segala perbuatan. Termasuk jika aku menghamili anak orang, pastinya aku akan bertanggung jawab juga.
Namaku Jonathan Alexsander situmorang, lelaki keturunan batak, umurku tiga puluh tahun,
Saat ini, aku menjabat sebagai Direktur di PT.Naima Karya menggantikan posisi ayah. Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi di Jakarta milik keluargaku.
Menikah dengan Nettania bukanlah keinginan ku, tetapi keinginan orang tua. Karena saat ini aku dalam posisi masih memiliki seorang kekasih.
Oi, jika kalian bertanya .... Kenapa tidak menolak, ini bukan jaman perjodohan lagi, kalimat itu sudah sering aku dengar dari mulut teman-temanku.
Tetapi tidak semudah itu, adat istiadat yang di jaga keluarga kami akan di jaga diwariskan sampai turun temurun, agar tidak hilang termakan waktu dan terkikis oleh jaman.
Salah satunya seperti yang aku alami, menikahi pariban ku anak dari pamanku, abang dari Mami.
Nettania boru Nainggolan, itu namanya, umurnya jauh di bawahku, boleh dibilang anak baru kemarin sore, ia baru saja tahun kemarin menamatkan Sekolah Menengah Atas SMA, tetapi karena tradisi keluarga dan wasiat dari oppung atau kakek, di umurnya yang masih bau kencur, ia terpaksa menikah denganku.
“Kenapa aku harus menikahi sepupuku sendiri? Dia juga masih kecil," ujarku protes pada mami suatu malam.
“Karena waktunya sangat mendesak, nenekmu sudah sakit-sakitan beliau ingin melihat pernikahan itu sebelum dipanggil Tuhan,” ujar Ibuku.
“Mi. bagaimana ceritanya, umurku sudah dewasa harus menikahi anak-anak, kenapa dia tidak di biarkan dulu dewasa, kalau tidak dia kuliah dulu ... menikah mah bisa nanti,”ujarku menolak keras.
“Bagaimana kalau umur nenekmu tidak lama lagi? Mami akan jadi anak yang tidak berbakti pada orang tua, Mami tidak mau menyesal nantinya,” jawab mami mulai meneteskan air mata buaya.
“Terus bagaimana denganku, kenapa harus aku? Mami tau sendiri kan aku punya kekasih?"
“Putuskan hubunganmu dengan Mikha, Mami tidak menyetujui, Mami tidak merestui.”
Mikha wanita blesteran Manado-inggris seorang model. Kecantikannya tidak perlu di jelaskan lagi, sudah tentu membuatnya jadi incaran para lelaki, tetapi karena tekat kuat aku yang berhasil menaklukkan hatinya dan menjadi kekasihnya, sejak dari kuliah hingga sekarang sudah empat tahun lamanya kami menjalani hubungan.
“Tidak mungkin Mi, mana bisa seperti itu,” kataku, putus dengan mikha salah satu momok yang paling menakutkan bagiku selama ini, tapi bagaimana mungkin aku harus memutuskan hubungan degannya dan ia akan milik orang lain nantinya, aku sungguh tidak rela. Tapi keluargaku tidak memberiku pilihan.
“Kamu Pilih, kamu tinggalkan rumah dan pilih wanita itu, aku akan menjadikan Brayen jadi Direktur utama, hal itu juga menakutkan bagiku, aku tidak rela jika posisiku sebagai direktur digantikan sepupuku dan aku di coret dari ahli waris harta keluargaku. Aku tidak bisa lepas dari harta dan kemewahan.
“Baik, aku akan menikahinya, tapi setidaknya berikan fotonya, aku ingin tahu bocah seperti apa yang aku nikahin nantinya,” kataku.
Mami memberikan ponselnya menunjukkan foto anak remaja berpakaian SMA.
“Oh ... iya ampun, masa Mami ingin aku menikahi wanita dengan model seperti itu, apa kata teman-temanku nanti?”
Membayangkannya duduk di pelaminan denganku membuat pala pening.
“Penampilannya seperti itu karena ia tinggal di kampung…Tan’ dulu juga mami seperti itu, setelah merantau dan tinggal di Jakarta baru bisa merawat diri,” Mami membelanya.
Wanita atau calon istri yang akan aku nikahi tinggal di kampung, tepatnya di pulau Samosir danau Toba Sumatra Utara.
Sedikit tentang pulau yang cantik itu,
Danau toba salah satu obyek wisata yang terkenal di Sumatra, bukan hanya di Sumatra bahkan di dunia. Pulau yang terbentuk akibat letusan gunung merapi super massif berkekuatan VEI 8 sekitar tahun77.000 tahun yang lalu, bahkan letusan ini terbesar di Bumi kurun waktu 25 ribu tahun.
Itu sedikit ulasan tentang Danau Toba pulau Samosir. Danau yang indah dengan sejuta pesonanya dan kecantikan alamnya.
Kembali tentang Nettania wanita yang akan calon istriku.
“Terus, bagaimana Than? suara mamiku di buat lembut lagi, selembut bolu Meranti, bolu oleh-oleh khas Medan. Walau aslinya kalau bicara serasa pakai toa.
Mami suaranya keras kalau bicara, terkadang seperti orang berantem, tapi kali ini suaranya di buat lembut, dengan tatapan penuh harap.
“Nanti kalau Nia sudah tiba di Jakarta dan sudah sah jadi istrimu, Mami akan mengurusnya dengan baik, agar kamu tidak malu,” kata Mami.
“Iya ampun Mi, aku harus meminta maaf pada wanita di seluruh dunia dulu, bukannya menghina, tapi ia butuh dipermak baru layak untuk Nathan,” kataku dengan nada kesal.
“Wajahnya juga banyak pulau-pulaunya, itu panu iya Mi?” tanya Nita adik perempuanku, membuatku semakin tidak berselera.
“Iya..di kampung Mami itu kan tinggal di kampung paling atas, jadi air susah untuk di dapat, apalagi kalau sudah musim kemarau, kadang kita juga jarang mandi, ada air untuk memasak saja sudah bersyukur, bisa jadi di wajah Nia itu memang panu,” kata mami membuatku terbatuk-batuk. Menyadari wanita yang aku nikahi nanti wanita kampung, yang wajahnya di penuhi pulau-pulau kecil panuan.
Menikah dengan sepupu yang masih anak-anak dan tinggal di kampung, entah bagaimana jadinya nanti.
Aku tidak mau jadi anak durhaka, menuruti keinginan kedua orang tuaku salah satu caraku menghormati mereka.
Dengan segala perdebatan dan kesepakatan , akhirnya aku mengalah dan memutuskan menikah di kampung di rumah Nettania .
Malu dan tidak percaya diri salah satu pertimbangan ku, maka itu aku menolak acara pernikahannya Jakarta.
Aku tidak bisa membayangkan tatapan teman-temanku padaku nantinya saat aku menikah, melepas Mikha dan menikahi Nettania dua hal yang sangat berbeda, ibarat melempar Berlian mengambil perak.
Mami sudah sebulan lebih di kampung mengurus semua persiapan untuk pesta pernikahan kami.
Hanya tinggal menghitung hari, tapi hatiku berat rasanya menepati janji yang terlanjur aku iyakan pada keluargaku.
Kini dalam ruangan ku, aku masih berkutat dengan pekerjaanku, memeriksa hasil tender untuk proyek kami berikutnya.
Baiklah, aku akan menikah dan tetap bekerja seperti biasa, aku akhirnya menutup laptopku dan meninggalkan ruangan ku.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Eva Nova
Salam dr medan.. Aku juga boru Situmorang ..
Salam kenal ya thor.. Horass..
2024-07-03
0
Uli Siburian
mantap
2023-08-21
2
Gilang Anugrah
walaupun udah setahun ni cerita, aku tertarik dan ingin bergabung, karena aku orang Medan, horas , semangat thur
2023-05-03
0