“Baiklah, aku akan menunggumu, menikahlah dengan Paribanmu dan kembali lagi padaku,” Mikha memeluk tubuh ini , memberiku izin untuk menikah.
Kembali lagi ke rumah di sambut omelan dari semua keluarga. Wajar sih kenapa tidak? saat mereka sibuk menyiapkan semua persiapan rencana kami pulang, aku malah kelayapan, mendapat omelan dari keluarga hari ini, aku terima dengan lapang dada.
Beberapa koper besar telah berbaris rapi, semuanya mereka yang menyiapkan, termasuk barang-barang bawaanku.
“Bang, coba lihat, ada yang kurang tidak barang yang mau di bawa?” Seperti biasa Arnita adik bungsuku akan sibuk mengurus semuanya, ia akan bertindak melebihi umurnya, ia menulis barang-barang apa saja yang akan di bawa pulang kampung dan ia akan menandai barang-barang yang sudah ada.
“Iya nanti,"ujarku, naik lagi ke kamar, memilih merebahkan tubuh di ranjang daripada menuruti perintah membereskan barang-barang yang akan di bawa ke kampung.
**
Matahari mulai tersenyum terang menyambut pagi, awan pun tertata rapi, menandakan malam sudah berganti menjadi pagi.
“Selamat pagi dunia," ujarku melipat tangan di dada.
Akhirnya hari ini tiba juga, aku akan pulang ke kampung untuk menikah, diberangkatkan dengan doa dan nasihat dari keluarga besar, pulang di dampingi beberapa keluarga yang mendampingi untuk pulang ke kampung.
Kini kami sudah berada di perut burung besi yang siap mengantarkan kami ke Samosir ke Huta Dolok Martahan. Tempat tinggal Nettania wanita yang akan saya nikahin nantinya. Pariban yang di jodohkan keluarga untukku. Seorang gadis kampung yang masih bau kencur baru tamat SMA.
Umurnya mungkin masih 18 tahun atau 19 segitu lah umur wanita yang akan saya nikahin nantinya, bagaimana bentuk dan wujud nya Mami sudah memberikan Fotonya, dalam benakku ia hanya gadis kucel.
Entah bagaimana nantinya kami menjalani sebuah rumah tangga, umurku yang sudah mapan di jodohkan dengan Pariban kecilku dengan perbedaan umur yang sangat jauh. Ini sudah seperti anak dan bapak nantinya.
Dari Halim Perdana Kusuma keberangkatan tujuan bandara Silangit Siborong-borong dengan jarak tempuh kira-kira 2 jam lebih. Sesuai jadwal rombongan kami tiba juga di Bandara Silangit, di sambut keindahan Pesona alam yang begitu indah, alamnya yang masih Asri dengan hamparan pohon-pohon pinus tumbuh sejauh mata memandang.
Sedikit tentang Bandara kebanggaan orang Batak ini.
Bandara yang diresmikan oleh bapak SBY pada tahun 2005. Kemudian oleh bapak Joko Widodo Bandara diperbaiki dan di perbesar landasan pacunya, sebelumnya hanya 2.650meter di perbesar menjadi 3000 meter.
Kemudian pada November 2017 bapak Presiden Joko widodo meresmikan Bandara Silangit. Salah satu keinginan pemerintah untuk memajukan pariwisata Danau Toba agar mudah di jangkau.
Danau Toba Memang sangat indah, siapapun yang pernah berkunjung ke Danau Toba Samosir tidak akan lupa dengan keindahan Danau dan hamparan pinus dan keindahan alamnya.
Saat ini, di Bandara Silangit rombongan kami akan menyebrangi Danau Toba, danau yang di kenal juga dengan cerita legendanya.
Karena menurut cerita mitos atau cerita rakyat terbentuk danaunya karena kisah Toba dan Ikan Mas, dan tidak mungkin aku ceritakan kisahnya dalam perjalanan, bisa panjang ceritanya.
Kembali saja perjalanan.
Kami harus menyebrangi Danau yang luas itu untuk sampai ke tujuan, sebenarnya ada transportasi darat yang bisa membawa kami, mobil dari Silangit-Pangururan menuju Nainggolan.
Tapi kami memilih naik kapal dari Parapat –Ajibata kerena lebih banyak kapalnya, bisa saja sebenarnya langsung dari Muara karena langsung sekali menyebrang, tapi kami memilih rute yang sedikit lebih panjang. Tapi karena ingin melihat Danau yang cantik ini lebih banyak lagi, maka kami memilih dari parapat.
Memilih kapal sebagai alat transportasi, agar bisa menikmati keindahan ciptaan Tuhan dan keajaiban alam ini.
Naik kapal dengan nama“Dainang Na Burju” nama yang tertulis dalam lumbung kapal. Mungkin tulisan dalam kapal yang kami naiki memiliki arti tersendiri bagi yang punya kapal. Dainang Na Burju: Ibu yang baik.
Suara kapal berngiung menutup pendengaran dan mulai menyusuri air Danau toba. Danau yang yang di kelilingi gunung lengkap dengan hamparan pohon pinusnya. Gunung berada di sisi kanan dan sisi kiri, dan di kaki gunungnya indah itu ada beberapa rumah berdiri indah menambah keindahan pinggir Danau.
Kapal semakin melaju berenang bebas menyusuri air Danau. Mataku tertuju pada sebuah Batu legenda, namanya batu Gantung, dan tiba-tiba bulu kudukku merinding, saat melihat batu yang bentuknya memang sudah mulai pudar tapi kisahnya tidak pernah hilang.
Legenda Batu Gantung adalah kisah tentang perjodohan pada Pariban nya juga.
Menceritakan, konon … Seorang wanita Batak atau Boru Batak yang di paksa menikah dengan Pariban nya.
Ia tidak menyukai Pariban lelakinya. Perempuannya menolak menikah dengan Pariban nya. Pada akhirnya ia memilih mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari pinggir Danau Toba bersama anjingnya, dan rambutnya menyangkut di tepi tebing dan menjadi batu.
Kisah Batu Gantung itu bisa kita temui hingga saat ini, jika kita pergi ke Danau Toba. Bentuknya batunya yang bisa kita lihat menyerupai seorang wanita yang melompat dan rambutnya menyangkut di tepi jurang. Saat aku melihatnya bentuk batu itu tidak begitu jelas lagi memang, karena sudah mulai terkikis air.
Melihatnya mengingatkan pada diriku saat ini, aku membalikkan kisahnya pada diriku, bagaimana jika aku yang menolak menikah dengan pariban ku dan aku melompat dari atas tebing yang tinggi itu. Apakah ada kisah Batu Gantung kedua versi laki-laki?
Aku tersenyum tipis menertawakan pikiran gilaku.
Aku sengaja duduk di bangku paling atas agar bisa melihat dengan jelas pemandangannya, angin bertiup dengan kencang, kapal sedikit bergoyang ke kanan dan ke kiri.
Aku sangat menikmatinya, tapi Bibiku yang malah ketakutan.
“Nathan, ayo turun kita duduk di bawah saja,” kata bibi, menarik tanganku sedikit memaksa, wajahnya terlihat sangat takut. “ Kamu calon pengantin Bou takut kamu di lihat para penghuni Danau toba ini,” kata bibiku .
Aku tau akan hal itu dan aku sendiri memikirkannya, karena Danau toba sudah sangat banyak memakan korban jiwa. Bahkan belum lupa dalam ingatan ku baru-baru ini. Kisah kapal motor KM Sinar Bangun yang tengelam di Danau Toba. Banyak jiwa yang terkubur di Danau ini.
Di balik keindahan Danaunya, ia juga menyimpan banyak kisah mistis yang membuat bulu kuduk merinding. Danau yang luas, bahkan Danau terbesar di Indonesia atau danau terbesar juga di Asia tenggara.
Maka pesan saya, kalau datang ke Danau yang indah ini untuk liburan dan bertamasya maka bersikaplah sopan dan jagan mengotori Danau yang cantik ini dengan sampah dan perbuatan-perbuatan kotor serta seronok.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Eva Nova
Dah lama gak jalan2 lg ke danau toba..
2024-07-03
1
Thewie
ya Tuhan jadi pengen pulang ke Ambarita nyekar makam almarhum suamiku...
2023-08-10
1
hìķàwäþî
knapa cm di atas danau sj tdk blh brbuat seronok ?
2023-05-02
0