Mimpi buruk pada keluarga besar kami, terlebih untuk Netta, ia tidak sedikitpun beranjak dari samping jenazah tulang, hingga besoknya tulang kami di makamkan.
Tapi besoknya, akan ada pesta pernikahan kami, bagaimana selanjutnya? semua undangan sudah di sebar dan tenda saat tulang meninggal tidak di buka lagi.
Hidup mati rahasia Tuhan, hanya Tuhan yang tahu kapan hidup manusia berakhir.
Setelah mimpi buruk itu, mimpi buruk yang lainnya juga datang.
Netta menolak untuk melanjutkan pernikahan, aku sendiripun tidak akan tega, air mata masih di pelupuk mata, bagaimana kami menjalankan pernikahan ini.
Semua orang membujuk Netta agar melanjutkan pernikahan yang sudah ditentukan, tapi ia menolak dengan deraian air mata.
“Bagaimana aku mau menikah, bapak baru juga dikuburkan.”
Semua orang memakluminya, bahkan nantulangku mamanya Netta masih juga terlihat shock, masih terus menangis, Nantulang belum percaya serasa mimpi.
Ini bukan tentang biaya puluhan bahkan ratusan juta yang sudah terpakai untuk persiapan pesta kami. tapi ini sudah musibah besar untuk keluarga kami.
Suara-suara sumbang seperti lebah mulai bermunculan dari orang-orang kampung yang mulai bergosip.
Bahkan orang-orang bermulut lemes itu mengatakan, semua sial untuk pernikahan kami, ini pertanda buruk untuk kami, bahkan larangan untuk meneruskan pernikahan kami.
Tapi siapa yang tahu apa itu karma dan kutukan, setidaknya orang yang punya Tuhan tetaplah percaya Tuhannya.
Mami terlihat terpukul, ia banyak diam tidak berani mengutarakan keinginannya. Di satu sisi, ia hanya mengikuti wasiat almarhum kakekku, dan sisi lain bagaimana mami meneruskan pernikahan ini saat banyak orang mengatakan jangan di teruskan, ia bingung, belum lagi biaya dan seluruhnya yang sudah habis untuk biaya pesta pernikahan kami dan ongkos pulang pergi kami.
Tidak ada yang menduga akan seperti ini, semua keluarga begitu terpukul, apa lagi oppung kami, melihat anaknya meninggal mendahuluinya, itu satu siksaan tersendiri bagi orang tua Batak.
Tidak ada lagi keceriaan dan tawa untuk penyambutan pesta meriah.
Yang ada hanya tatapan hampa dan tangisan-tangisan sedih terdengar di dalam rumah.
Keluarga berkumpul yang tadinya untuk pernikahan kami, malah menyaksikan kepergian tulang ke alam baka.
Netta jangan di tanya. Perempuan remaja itu hanya menangis sepanjang hari, beruntung ia punya keempat temannya, Revina, Betaria, Sina, Wati mereka ber-empat selalu mendampingi Nettania.
Kesedihan Nettania jadi kesedihan teman-temannya juga, tidak ada lagi tingkah saling dorong-dorongan, tidak ada lagi ketawa-ketawa dan saling berbisik, mereka ikut larut dalam kesedihan sahabatnya.
Melihat semua keluarga tidak ada yang membuat keputusan, padahal waktunya tinggal besok, jika besok tidak jadi semuanya akan sia-sia.
Keluarga besar sudah berunding, tapi belum menemukan titik terang. Jalan satu-satunya hanya aku dan Netta yang membuat keputusan.
Aku memutuskan bicara dengan Netta.
“Kita bicara sebentar ,iya,” kataku mengajak nya keluar. Matanya terlihat sangat bengkak.
“Kalau abang ingin membicarakan pernikahan itu lagi, aku tidak mau,” katanya, ia menolak.
“Baiklah, dengarkan aku dulu, baru kamu yang memutuskan, saya pikir kamu bukan anak-anak lagi, saya rasa kita berdua yang menentukan bagaimana akhirnya. JIka besok kita tidak menikah beban keluarga akan bertambah, apa yang sudah di kerjakan tulang dan keluarga kita akan semua sia-sia, waktu, tenaga dan uang, kamu akan di cap wanita yang gagal menikah dengan aku… ini berat memang buat kamu, buat aku juga, buat keluarga kita. Tapi kita harus membuat keputusan yang tepat.”
“Bang, bagaimana aku melakukannya, aku pasti akan menangis terus.”
“Tidak apa-apa, itu wajar, begini… Besok…jika kita menikah, nantulang setidaknya beban pikirannya lepas dan –“
“Aku tak sanggup,” jawabnya terlihat lemah, aku memegang tangannya.
“Bukannya kamu ingin kuliah, mari kita buat kesepakatan, kita akan tetap menikah, aku akan mendukungmu kuliah, aku tidak akan menuntut mu apa-apa dan tidak mengurusi pribadimu dan kamu juga tidak akan mengurusi pribadiku, aku akan membantu nantulang tiap bulan untuk biaya hidup, tanpa Mami tau.”
Ia tiba-tiba terdiam, matanya menatap dengan serius.
“Aku tidak mengerti maksudnya,” kata Netta terlihat masih belum konek.
“Begini… kasarnya, kita hanya melakukan pernikahan saja, kamu tidak mengurusi pribadiku dan aku akan mendukungmu untuk kuliah dan membantu biayanya.”
Ia lama berpikir meremas punggung tangganya.
“Mari kita bantu keluarga kita keluar dari situasi ini, jika pernikahan besok batal, semua akan bertambah pusing, kita doakan saja Tulang tenang di sisi Tuhan,” kataku.
“Baiklah.”
“Kamu setuju’kan? Agar kita bicara pada keluarga.”
“Baiklah.”
“Baiklah, pakai sarungmu biar kita masuk ke rumah oppung, kita jelaskan semuanya.”
Untungnya dalam situasi seperti ini Netta dapat diajak bicara baik-baik.
Walau ada keluarga yang keberatan dan ingin menunda pernikahan.
Masih ada juga mulut orang kampung yang berkata pernikahan pembawa sial.
Kami masuk, aku sengaja menggenggam tangan Netta untuk memberinya kekuatan dan sisi lain ingin menepis omongan orang yang mengatakan perjodohan kami karena paksaan.
“Kami sepakat pernikahan tetap dilangsungkan besok , saya dan Netta memutuskan tetap melaksanakannya, bukannya kami tidak bersedih atas kepergian Tulang, tapi tidak ingin kerja keras Tulang yang ikut menyiapkan pesta jadi sia-sia.”
Di sambut baik keluarga, Netta juga sudah terlihat tegar, oppung juga mamanya Netta mencoba tegar.
Pagi-pagi semua keluarga ke makam tulang untuk minta izin. Netta terlihat mulai kuat, hanya oppung kami dan mamanya Netta yang beberapa kali pingsan.
Hari pernikahan kami akhirnya tiba, ini akan jadi pernikahan yang berat dan akan terus terukir dalam hati kami,
Pernikahan dan kematian akan dua sisi yang membekas seumur hidup untuk Nettania dan aku.
Keluarga kami tidak ada wajah ceria walau sudah berdandan cantik, tapi mereka semua tampak masih di balut kesedihan, tidak ada suara musik pengantar acara pesta.
Hal yang paling di penting saat ini hanya ingin diberkati, di setiap acara hanya tangisan dan kesedihan yang terlihat dalam acara Gereja .
Hingga tangan pendeta akhirnya menopang diatas kepala kami berdua. Janji suci sehidup semati telah diucapkan dihadapan Tuhan dan dihadapan manusia.
“Apa yang dipersatukan Tuhan tidak boleh di pisahkan Manusia”
Aku sudah resmi menjadi seorang suami. Suami untuk Nettania.
Pernikahan ini diiringi tangisan sepanjang acara dalam gereja.
Gereja sederhana di Huta Pandiangan jadi tempat pernikahan kami.
Alunan lagu rohani jadi pengantar tangisan semakin sedih untuk keluargaku yang ikut dalam acara pemberkatan.
“Jangan menangis lagi,” kataku pada Netta, aku menggenggam tangannya, walau kata-kataku tidak berhasil tetap saja sungai kecil dari pipinya mengalir deras sepanjang acara.
Acara yang sudah disusun banyak di potong habis, tidak akan ada lagi manottor dan marembas dan saweran dan tidak akan nada lagi sumbangan lagu-lagu untuk pengantin.
Hanya pesta adat sederhana yang penting ada (suhi ampang na opat)yang di maknai empat sisi bakul:
*Holong: Kasih
*Dame:Damai
*Lasniroha:Suka cita
*Harapan.
Biasanya kalau di kampung pesta sampai malam kadang sampai jam sembilan malam baru selesai.
Tapi saat ini, di pesta kami tidak sampai sore, karena masih diliputi duka yang sangat dalam.
Tatapan mata semua orang melihat aku dan Netta begitu iba, Netta, entah berapa banyak air mata yang ia tumpahkan saat pesta berlangsung.
Keempat teman Netta ikut larut dalam kesedihan, Betaria yang berperan jadi Panaru (pendamping pengantin) kami terlihat sangat sabar di samping Netta.
Segala nasehat sudah kami terima doa dan harapan dan air mata semua kami lalui hari ini.
Akhirnya pesta selesai juga, lega rasanya, aku merasa beban berat itu ter-angkat. Selama hampir dua Minggu di kampung, aku merasa memikul beban yang sangat berat.
Saat ini aku sudah suami sah bagi seorang Nettania.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Herlina Sirait
Lungun nai,herana kenyataan terjadi thoorrr...
terbayang ketika suamiq meninggal anak lajangku bersenandung "bapakku nabujur".baru x ini aku mewek baca novel😭😭😭😭 seriuuussss
2022-06-15
0
Nur 'S
adat do na balga adat do nang na gelleng..
2022-05-20
0
Bestina Moms Samuel
mewek... 😭😭😭😭😭😭
2022-04-25
1