Hatiku rasanya sangat sakit saat orang yang kita percayai ternyata bermain curang di belakang.
Ada dua akhir dari karma, jika kamu menanam kebaikan, maka kamu akan menuai kebahagian dan jika kamu menabur kejelekan, maka kamu akan menuai penderitaan. Mungkin hal ini tepat untukku.
Aku harus turun dengan tenang, ada Netta di bawah, aku tidak mau ia curiga melihat luka di bibirku dan noda yang mengotori bajuku.
Sebelum turun menemui Netta, aku ke kamar mandi dulu, membasuh bibirku yang terluka mengotori bajuku.
Aku berusaha membersihkannya tapi tidak berhasil tetap saja noda merah terlihat di kaos ku.
Aku merasa aku sudah terlalu lama dikamar mandi, saat aku mau turun aku melihat Juno dan Mikha sudah meninggalkan Restauran .
Netta berdiri di salah satu toko yang sudah tutup, tapi dari displaynya sepertinya menjual sepatu, matanya terlihat mengintip model-model sepatu mewah itu dari balik kaca pajangan.
Hatiku belum stabil, aku masih merasakan gejolak kemarahan dalam dadaku, lutut ku masih bergetar aku memilih istirahat dulu duduk di salah satu kursi.
Tapi terlihat Netta sudah mulai bosan, ia menghembus nafas panjang lewat bibirnya dan memonyongkan bibirnya.
Di tanganku masih ada Ponsel Mikha, aku mulai membuka kunci layar ponselnya, membukanya hal yang mudah bagiku karena aku sendiri yang membuatnya. Panggilan keluar dari nomornya ke ponselku ada sebanyak 20 kali, pesan ada puluhan.
Aku memasukkan ponselnya kedalam saku celanaku sebelum memanggil Netta, saat aku berdiri ternyata ia melihatku.
“Ayo pulang,” matanya menatap bibirku, tapi tidak mengatakan apa-apa, ia hanya diam.
“Ayo,” ia menganggukkan kepalanya.
Dalam perjalanan pulang, ia tidak lagi memeluk pinggangku, ia terasa sangat jauh, seakan ia jijik memelukku, aku semakin melajukan Motor besar ku jalanan tidak lagi macet karena sudah larut malam.
Melaju dengan kecepatan tinggi, seakan motor Ninja yang aku kendarai terbang dan membela jalanan Ibu kota .
Netta terlihat pasrah dan kembali memeluk pinggangku, mungkin ia takut jatuh. Motor itu akhirnya mulai melambat karena arah ke rumah kami semakin dekat, Netta menunjuk satu mini market 24 jam, ia masuk dan membeli obat untuk bibirku dan satu kaos.
“Ini abang ganti baju dulu, nanti Bou marah kalau melihat noda itu,” kata Netta.
Aku terdiam sesaat menatap kedalam matanya.
Apakah ia sudah tau tadi, apa ia melihatnya? Tapi kenapa tidak mengatakan apa-apa?
Ia mengoleskan obat luka di bagian bibirku, ini pertama kalinya aku melihatnya sedekat itu melihat wajahnya, bulu matanya lumayan lentik kulit wajahnya terlihat halus, hidungnya mangir dan bibirnya kecil.
Istriku ternyata cantik aku saja yang tidak menyadarinya selama ini.
“Sudah,” katanya menyimpan obat luka itu lagi kedalam saku jaketnya.
Seperti dugaan ku, Mami menunggu kami di teras depan tangannya memegang ponsel.
“Bang kita tidak membawa kertasnya,” Netta menatapku, wajahnya terlihat sangat khawatir.
“ Oh, iya, sudah gampang, kita bilang sajatokonya sudah tutup.”
“Dari mananya kalian, jam segini baru datang, mananya kertasnya, tidak adanya aku tengok kalian bawa?”
“Mami belum tidur, tokonya sudah tutup,” kataku sengaja menjauhkan wajahku yang terluka, kalau Mami sampai tau maka malam itu juga ia akan bernyanyi dan akan lanjut lagi sampai besok pagi.
“Terus, dari mananya kalian sampai lama?”
Mami mengawasi kami, kalau tau kami makan di restauran mahal bakalan mengoceh juga sampai pagi, bagi Mami ia ingin harta dan duitnya menggunung, kalau bisa jangan sampai berkurang, tapi harus bertambah-tambah, pelit luar biasa.
“Nyari-nyari juga tapi tidak ada, malah ketemu teman makanya lama,” terpaksa aku mengarang alasan.
Setelah mami memastikan Netta tidak membawa apa-apa, baru ia tidur.
Untungnya aku pura-pura sibuk mengurus motorku, sambil mengobrol dengan Mami, makanya tidak menyadari bibirku yang terluka.
Sampai dalam kamar Netta setelah cuci muka, gosok gigi, baru ia merebahkan tubuhnya di kasur lipat miliknya,
seperti biasa Netta tidur di bawah . Tapi kalau aku disuruh tidur di lantai, maaf aku tidak bisa tidur di kasur lipat yang tipis seperti itu, tubuhku akan terasa sangat sakit.
Aku membiarkannya tidur karena biasanya juga ia tidurnya cepat karena besok pagi ia ada kuliah pagi, aku belum bisa tidur, pikiranku masih belum teralihkan dari penghianatan Mikha, aku masih marah padanya, aku marah sama Juno.
Aku akan membalas kalian berdua kataku dengan kemarahan.
Tidak seharusnya aku melakukan kesalahan saat aku sudah menikah dulu, harusnya janji suci yang aku ucapkan di hadapan Tuhan aku pertanggung jawabkan, tapi saat aku masuk sepertinya tidak tau jalan untuk pulang.
Tapi apakah Netta sudah tau semua? apa yang harus aku lakukan?
Badan dan otakku lelah, sudah hampir pagi baru aku bisa pejamkan mataku.
Aku terbangun dengan malas, badanku rasanya sangat berat, aku menoleh kesamping, Netta sudah bangun dan sudah pasti berangkat kuliah, wajahku menghindar dari sinar mentari pagi yang masuk dari balik gorden, saat aku melirik jam yang di gantung di dinding tenyata sudah jam Sembilan pagi.
Oh… aku rapat hari ini, aku bergegas ke kamar mandi, saat keluar dari kamar mandi seperti biasa, ia sudah menyiapkan pakaian yang akan aku pakai, di atas lipatan baju yang aku pakai, ada tulisan dalam kertas kecil.
Tulisan tangan Netta:
Ini obat untuk luka dibibir abang, iya,
Aku sudah bilang sama bou, abang kurang enak badan.
Lama aku pandangi tulisan tangan Netta, ia selalu melakukan tanggung jawabnya sebagai seorang istri, tapi aku tidak pernah sekalipun bertanya apa yang ia butuhkan.
Pernikahan kami sudah satu tahun lebih , aku terlalu nyaman dengan kehidupan yang aku jalani di luar sana, kehidupan yang di balut dosa.
Aku mengoleskan obat yang diberikan Netta ke bibirku yang terluka, saat aku turun untungnya keadaan rumah sudah sepi, hanya ada si bibi yang sedang sibuk berbenah.
“Mau serapan apa, bang Nathan? biar bibi masak,” kata wanita bertubuh gemuk itu.
“Tadi, Netta berangkat jam berapa Bi?” ku tanya, tidak biasanya aku menanyakan hal itu, tapi tidak tau pagi ini aku hanya ingin tau saja.
“Seperti biasa, pagi-pagi tapi sebelum berangkat si nyonya bernyanyi dulu,” kata Bibi memberi laporan.
“Kalau itu sudah biasa Bi,” kataku. “Aku kopi saja Bi, nanti aku serapan di kantor saja.”
“Iya ampun Bang Nathan, bibirnya kenapa bengkak seperti itu, berantem sama siapa?”
“Kelihatan bangat ya, Bi?”
“Iya bang, kalau Nyonya besar tau mengamuk lagi nanti,” terlalu lama tinggal bersama keluargaku membuatnya bahasanya kalau bicara jadi logat batak.
Aku memutuskan berangkat ke kantor tapi pikiranku di dibebani banyak pikiran antara sikap Netta dan perselingkuhan Mikha.
Aku tidak tahu apakah ia tahu atau melihat apa yang tejadi tadi malam?
Kalau ia tahu kenapa ia tidak bicara sesuatu padaku, mobilku berhenti di depan kantorku.
Gedung bercat kuning berlantai dua itu tempatku mengumpulkan pundi-pundi rupiah, kantor Kontraktor yang memperkerjakan sekitar seratus orang yang bekerja dalam kantor dan beda lagi bagian lapangan.
Papi menyerahkan perusahaan ini padaku bukanlah dengan asal, aku dulu bekerja sebagi karyawan di perusaan ini, belajar dari nol. Setelah papinya merasa aku sudah mampu, baru ia memberikan kursi kepemimpinan padaku, jadi tanggung jawabku sangatlah besar.
Dengan jiwa mudanya dan pengalamanya, akhirnya perusahaan milik keluarga bisa berkembang seperti saat ini.
Ini pertama kalinya aku merasa malas untuk masuk kantor, kalau saja hari ini tidak ada rapat pembahasan tender besar yang kami dapatkan, aku mungkin tidak masuk hari ini.
BERSAMBUNG...
KAKAK TERSAYANG JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR DAN PENDAPAT KALIAN DI SETIAP BAB DAN JANGAN LUPA JUGA
LIKE, VOTE DAN KASIH HADIAH SEBANYAK-BANYAKNYA IYA
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA BARU IYA KAKAK
Baca juga.
- Pariban Jadi Rokkap( Baru)
-Aresya(Baru)
-Turun Ranjang(Baru)
-The Curet king( Baru)
-Cinta untuk Sang Pelakor (Tamat)
-Menikah dengan Brondong (ongoing)
-Menjadi tawanan bos Mafia (ongoing)
-Bintang kecil untuk Faila (ongoing
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Berliana Paskalia
wah.. simertua ke bagtn ya
2022-07-03
1
Yepi Yanarti
medit amat sih mertua 😡😡😡
2022-04-08
3
Murni Barus
tah siapa teman gaul bou ini....ini dh zaman spec..brp..bou..wk..wk 😂🤣
2022-04-06
1