...Ring..Ringg......
...Suara dering telepon memecah keheningan dalam sebuah ruangan....
Sebuah tatapan tajam terarah pada sumber kebisingan, "Ya...? Biarkan saja dia masuk." Rahan menutup panggilan yang berasal dari sekretarisnya.
Ceklek. Sesaat kemudian pintu terbuka.
"Apa kau melarikan diri semalam? aku mencari mu!" Seru Dony yang baru saja masuk ke ruangan Rehan tanpa di persilahkan langsung menuju sebuah lemari penyimpanan minuman untuk menuangkan segelas Brandi.
Rehan masih terus melanjutkan pekerjaan nya, malas menanggapi ucapan sahabatnya itu. Apa lagi jika mengingat tamparan keras yang ia dapatkan semalam. Sial.
Brukk,,
Suara benda mendarat tepat di depan Rehan. Mau tak mau ia menghentikan kegiatan membolak-balik map yang sedang ia pegang.
"Itu kunci mobil mu." Dony berkata cuek sambil mendaratkan bokong nya di sofa berbentuk L di ruangan itu. "Kau tinggalkan semalam."
Melihat Dony mengembalikan kunci mobil taruhan nya, Rehan tersenyum sinis, "Kenapa..? DJ itu menolak mu, karena itukah kau mengembalikan nya, padaku, lagi..?" Rehan sengaja berkata lambat-lambat dengan wajah sedikit mengejek.
Dony mendengus tak senang mendapati perkataan meremehkan dari Rehan.
"Waktu nya yang belum tepat. Wanita ini berbeda kawan, ia berbeda dari gadis kebanyakan, ini seperti harta karun. Aku akan mendapatkan nya diwaktu yang tepat." Dony yakin akan hal itu.
Selama ini belum pernah ada wanita yang menolak ketampanan dan juga kemapanan nya.
Cih. Pantas saja gadis itu menampar ku semalam. Apa gadis itu memang semenarik yang Dony katakan?
Rehan bertanya lagi sambil terus melanjutkan pekerjaan nya, "lalu?"
"Lalu apa? Aku hanya ingin mengembalikan apa yang bukan milikku, dan untuk gadis itu, aku akan memilikinya, tidak lama lagi!" Dony kembali menyesap minuman nya.
Rehan adalah tipe laki-laki yang cuek, ia tidak akan mengurusi urusan orang lain, apa lagi jika itu tidak menguntungkan baginya, seperti saat ini.
Membuang-buang waktu jika hanya membicarakan masalah seorang wanita yang bahkan sangat mudah bagi Rehan untuk ia dapatkan jika ia memang ingin, tapi semalam...?
"Mau ikut malam ini? aku akan pergi ke Club' itu lagi. Malam ini aku harus mendapatkan nya." Dony kembali membayangkan bagaimana Ia akan bercinta dengan gadis bernama Julie di ranjang nya.
"Hentikan pikiran mesum mu itu! Ini kantor, bukan tempat mengkhayal. Pulang lah jika kau ingin berfantasi tentang gadis Dj itu!" Rehan menatap sinis pada sahabatnya.
"Heeyy... santai bung! Nama nya Julie. Nama yang cantik bukan? seperti dirinya.!" Dony kembali pada angan-angan nya membayangkan wajah Julie serta kemolekan tubuh gadis itu.
Bugh..
Sebuah benda mengenai Dony, Rehan lah yang melemparnya.
"Keluarlah, lanjutkan khayalan mesum mu itu di kantor mu sendiri. Aku sedang sibuk!" Rehan memicingkan matanya pada Dony dengan serius.
"Baiklah, dasar kulkas! Huh! Seharusnya kau senang aku bertamu kesini, kalau tidak kau akan jadi seorang pewaris yang penyendiri seumur hidup mu!" cibir Dony mengejek.
Dony melangkah pergi meninggalkan sahabat batu nya itu. Belum lagi sempat pintu tertutup, ia kembali menengok kan kepala nya ke dalam.
"Kita akan bertemu di sana kan? kau harus datang, ok". Ucap nya tanpa menunggu tanggapan dari Rehan dan berlalu pergi.
"Kau pikir aku siapa, pasangan kencan mu? Gila!"
...________________________________...
...Ting tong... ting tong.....
...Suara bel apartment Julie berbunyi....
"Ya, tunggu sebentar!" Dengan sedikit berlari Julie membukakan pintu apartment nya.
"Dengan nona Julie ?" seorang kurir bertanya, sambil menyerahkan sebuah bingkisan serta bunga mawar putih pada nya.
"Yups. Dari siapa Ini pak ?" sambut Julie dengan mata berbinar bercampur bingung melihat paket tersebut, ini pertama kalinya Julie mendapatkan kiriman bunga.
Apakah dari seorang penggemar?
"Maaf nona, anda bisa mengecek nya sendiri pada kartu." kurir itu berkata sopan.
Setelah selesai membubuhkan tanda terima di atas kertas, Julie menerima kiriman tersebut sambil mencari-cari kartu pengirimnya tapi tidak ada apa-apa di sana.
Kemudian ia membuka bingkisan tersebut melihat isi nya..
"Ohh My!" Julie di buat kaget dengan isi paket tersebut. Lima ikat uang tunai yang masih bersegel bank dengan nilai 50 juta rupiah.
"Apa ini Prank ? Haloo ?"
Julie melihat ke segala arah ruangan apartemen nya, memperhatikan jendela langit-langit ruangan bahkan di balik lemari dan pintu.
Tidak ada apapun disini.
"Atau jangan-jangan disini?" Julie bergegas memeriksa rak buku di dekat Televisi. Ia mencari-cari segala tempat, siapa tau ada orang yang diam-diam telah masuk ke apartemen nya dan memasang kamera tersembunyi sementara dirinya pergi bekerja.
Gadis itu membayangkan dirinya ada dalam acara reality show seperti yang pernah Ia tonton. Julie mulai paranoid.
Cukup lama ia mencari, namun hasilnya nihil. Ia tak mendapatkan apapun, kemudian Julie buru-buru menyimpan bingkisan itu dengan aman.
Agar nanti ketika pengirim nya mencari kembali paket ini, semua masih utuh seperti semula.
"Siapa orang kurang kerjaan yang melakukan ini semua ?" pikirnya.
''Tapi apa ini benar untuk ku? atau apa kah ada penghuni yang memiliki nama sama dengan ku ?" Julie benar-benar berpikir keras tentang semua ini.
Bagiamana pun uang senilai itu adalah uang yang cukup banyak, setidaknya ia harus melakukan lima kali pertunjukan untuk menghasilkan nya. Tapi sekarang..?
Aaakkkhhhh..... menyebalkan.
"Apa aku shopping aja kali ya, kan lumayan." Ia sempat memikirkan untuk menghabiskan uang itu dalam waktu sepuluh menit.
Tapi niat nya ia urungkan. Julie hanya bisa menggelengkan kepala nya keras-keras.
"Dari pada pusing memikirkan dari mana datang nya uang ini, lebih baik aku istirahat agar nanti malam siap bekerja kembali." buru-buru Julie meletakkan uang tersebut di bawah tumpukan baju agar tersimpan dengan aman.
"Apa aku harus memasang Cctv di apartment ini..? Aahhh... Lupakan. Itu pemborosan Lokal!"
...________________________________________...
Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Julie sudah siap dengan tas yang berisikan perlengkapan untuk penampilan nya nanti.
Sebelum pergi ke Club Julie memutuskan untuk singgah sebentar di restoran yang tak jauh dari apartemen untuk mengisi sedikit stamina nya. Ia harus makan.
Setelah sampai Julie memarkirkan mobilnya, kemudian keluar menuju restoran, tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti tepat di depan nya menghalau laju langkah kaki nya. Julie merasa kaget setengah mati sampai-sampai jatuh terduduk.
Oh Tuhan.... Jangan biarkan jantung ku berhenti berdetak sekarang, ku mohon.
Julie mengelus dadanya yang terasa ngilu.
Tak lama kemudian seseorang keluar dari mobil tersebut, Julie pun membuka mata nya dan melihat ke arah laki-laki itu berdiri.
"KAU.....?"
Again. Oh my..
Julie bangkit dari duduk nya sambil berjalan ke arah laki-laki yang melihatnya dengan wajah tak bersalah. Benar-benar sialan!
"Apa kau tidak punya mata, hah...? Kau bisa saja mematahkan kaki ku barusan!" Julie berdecak kesal. Ingin rasanya ia mencakar wajah kaku di depan nya itu.
"Tapi kaki mu tidak patah!" tanpa rasa bersalah Rehan menghampiri Julie.
"Apa katamu?" Kata-kata yang baru saja Julie dengar dari mulut Rehan hampir saja membuatnya meledak.
"Memang saat ini tidak, tapi bisa saja kan aku atau orang lain yang menerima kemalangan karena kecerobohan mu!"
Suara Julie semakin meninggi. Sudah hampir jantungan, di buat kesal lagi, siapa yang tidak akan marah.
"Aku akan bertanggung jawab. Jadilah kekasih ku!" Rehan berkata santai sambil berjalan mendekati Julie.
What....?🖕
"DASAR GILA! Aku tidak akan sudi jadi kekasih laki-laki menjengkelkan seperti dirimu..!"
Julie beranjak pergi meninggalkan laki-laki itu, tapi lagi-lagi tangan nya kembali tertahan.
Sedetik kemudian ia sudah berada dalam rengkuhannya, membuat Julie merasa dejavu dengan hal ini.
Julie seperti tersihir.
Setelah kesadaran nya kembali, lagi-lagi ciuman keduanya kembali di rampas, meskipun di lakukan dengan lembut. Sejenak Julie terhanyut dalam kegiatan itu.
TING.
alarm bahaya berbunyi di kepala Julie, ia mendorong laki-laki itu, dan berbalik ke arah mobilnya.
Karena terlalu jengkel, Julie membatalkan rencana nya untuk makan, ia lebih memilih pergi dan tidak berurusan dengan Psycho seperti itu.
Ini kedua kali nya ia di cium laki-laki yang tidak ia kenal, brengsek memang. Lelucon apa ini, apa memang dirinya harus sesial ini?
Julie memikirkan Apa yang terjadi pada dirinya sambil terus melajukan mobilnya menuju Club' tempatnya bekerja.
Seperti nya harus mandi kembang tiga puluh macam setelah ini. Jangan sampai semua kesialan mengikuti berturut-turut.
...Lelaki tampan memang seperti sebuah kutukan....
.......
.......
.......
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Roroazzahra
next
2021-12-31
0
Luh Nanik
kayaknya ceritanya seru
2021-07-19
0
Noor Dech
masih mengikuti alur cerita nya
2021-06-15
0