My Hot Woman
...Takdir itu ibarat kunci dan gembok. Keduanya tidak bisa terpisahkan. Jika salah satunya tak berfungsi, maka sia-sia lah yang tersisa....
.......
.......
.......
"Hei Sobat, apa kau mengenal nya..?" Dony bersuara sambil menepuk bahu Rehan dan menunjuk ke arah wanita yang sedang memainkan piringan hitam di atas stage.
Wanita cantik dengan rambut panjang dan berwajah mungil. Sangat cantik. Wanita itu asyik menggerakkan tubuh mengikuti alunan musik menghentak keras yang sedang ia mainkan dengan teramat piawai.
Suasana club' malam itu semakin ramai.
Teriakan dari pengunjung pun makin riuh beriringan dengan suara alunan distrosi yang begitu kuat meramaikan seisi club'.
Rehan yang tadi nya hanya duduk menikmati segelas Vodka yang ada di tangannya pun akhirnya mengikuti arah pandang sahabatnya yang menunjuk ke arah stage, dilihat nya lah seorang wanita, tepatnya seorang DJ wanita yang sedang memberikan penampilan terbaik nya malam ini.
Memukau mungkin itu kata yang tepat untuk keseluruhan penampilan nya. Jelas sekali bahwa Dj tersebut seorang yang handal di bidang nya.
"Seperti nya tidak." Rehan mengamati DJ yang Dony maksud. "Mungkin dia baru disini." Rehan memang terkesan dingin dan cuek pada hal-hal seperti ini, dengan kata lain tidak mudah untuk menarik perhatian seorang Rehan.
"Wow,, kau lihat kawan, dia sangat seksi. Menurutmu apa aku bisa membawa nya ke ranjang ku malam ini..?" Dony bertanya serius kepada Rehan. Fokusnya malam ini memang teralihkan pada sang Dj.
Mendengar pertanyaan itu Rehan hanya tersenyum malas. "Coba saja, akan ku berikan pada mu mobil keluaran terbaru milikku jika kau berhasil." Sebuah tantangan. "Yah, walaupun aku yakin kau tidak akan kehilangan pesona mu." sarkas Rehan.
"Jangan meremehkan ku sobat, dan jangan menyesal jika kau kehilangan milik mu kali ini!" Dony serius menanggapi tantangan sahabatnya, Rehan.
"Apa aku pernah mengingkari perkataan ku? Ini, bawa saja jika kau memang mendapatkan nya." Rehan meletakkan kunci mobil tepat di atas meja yang ada di hadapan mereka.
Bukan nya Rehan ingin meragukan kemampuan Dony dalam menggaet wanita, apalagi seorang wanita dari Club malam.
Dengan wajahnya yang cukup tampan dan juga penampilannya yang bisa di bilang hot guy entah itu pengunjung biasa ataupun seperti sekarang, hanya seorang DJ yang membuat sahabatnya itu tertarik sudah pasti bisa Dony dapatkan.
Hanya saja untuk kali ini feeling Rehan mengatakan bahwa ia tidak akan kalah dalam taruhan itu.
Perasaan nya saja ataukah? terserahlah, kalah pun ia tak akan rugi, pikir Rehan, masa bodoh.
Setelah lama menikmati penampilan Dj cantik itu, kini Dony pun bersiap untuk menjalankan aksi nya. Sementara Rehan hanya menyaksikan dari tempatnya duduk.
Dari kejauhan Rehan menyaksikan bahwa Dony telah mendatangi manager club', mungkin untuk menanyakan tentang sang Dj yang telah membuatnya merasa tertantang serta bergairah.
Beberapa menit kemudian Rehan juga melihat jika Dony sudah menghampiri sang Dj cantik yang baru saja turun dari stage.
Rehan menatap malas saat Dj cantik itu sedang bersalaman dengan Dony, dan seperti nya kali ini mereka bertukar nomor ponsel.
Rehan hanya menggelengkan kepala, satu lagi wanita terjerat dengan apa yang Dony tawarkan.
"Cih! ternyata gadis ini sama murahnya."
Rehan berdecak sambil memalingkan wajah malas.
Tidak masalah baginya jika ia harus menyerahkan mobil yang baru ia beli kepada Dony, karena seorang Rehan tidak akan menarik kembali perkataan nya. Toh ia bisa membeli mobil lain yang jauh lebih mahal.
Rehan merogoh kantongnya mencari benda pipih dengan teknologi canggih untuk menghubungi seseorang.
"Y**a tuan..?." seseorang di seberang sana menjawab Rehan dengan tegas.
"Kirimkan mobil lain untuk ku sekarang. Saat ini aku berada di Club' Z!" perintah Rehan merasa enggan terlalu lama berada di sana.
Sebelum pergi, tidak lupa Rehan juga meninggalkan kunci mobil seperti janjinya.
...Sementara itu,...
"Hai, Aku Dony. Aku menyaksikan penampilan mu tadi, itu sangat menakjubkan!" Pujinya sekaligus menggoda.
Sok akrab aja lu bang Don... 😄
"Boleh kita berkenalan.?" Dony mengulurkan tangan nya pada DJ cantik yang saat ini sudah berhenti melakukan tugasnya sebagai seorang Dj pengganti.
"Ya tentu..Julie!" Julie juga mengulurkan tangan nya sambil tersenyum ramah kepada Dony.
"Aku Dony. Senang berkenalan dengan mu Julie." Dony masih menggenggam erat tangan Julie seraya mengagumi betapa rupawan nya wajah gadis itu saat di lihat lebih dekat.
"O, ya boleh aku minta nomor ponsel mu? mungkin saja kita akan bertemu di tempat lain." Dony meminta dengan penuh percaya diri. Ia tidak pernah gagal setu kali pun dalam menggaet seorang wanita.
Karena malas berlama-lama dengan orang yang di hadapannya, akhirnya Julie pun membiarkan laki-laki itu menuliskan nomor nya sendiri di ponsel Julie. "Nanti akan ku hubungi." Julie bersuara—basa-basi.
"Aku tadi bersama teman ku, apa kau mau bergabung ?" Dony menawarkan kepada Julie sambil menunjuk ke arah meja mereka yang sebenarnya cukup jauh dari kata bisa di lihat.
"Maaf, sepertinya lain kali. Aku harus segera pulang!" Tolak Julie secara halus kemudian pergi meninggalkan Dony tanpa menunggu dipersilahkan terlebih dahulu.
Namun Dony tidak menyerah, "Aku akan menunggu!" katanya, melambaikan tangan dengan perasaan senang.
Julie pun. pergi menuju ruang ganti untuk mengemasi barang-barang yang tadi di bawanya kemudian segera bergegas untuk pergi meninggalkan Club' melalui pintu samping.
Karena Waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, sesuai kontraknya, ia sudah selesai bekerja dan ia boleh pulang tanpa harus menunggu lagi.
Julie keluar dari Club' menuju ke arah parkiran sambil merenggangkan sendi-sendi tangan nya yang terasa ngilu.
Saat berjalan menuju ke tempat dimana ia memarkirkan mobil pikiran Julie sempat teralihkan sesaat.
"Hah, lelahnya." Julie merogoh isi tas untuk mencari kunci mobil, hingga tanpa sengaja Julie menabrak sesuatu yang membuat tas nya jatuh hingga mengeluarkan isinya.
"Maaf, Maafkan aku. Aku tidak sengaja." Julie menunduk sambil mengumpulkan semua isi tasnya yang berhamburan di atas papin jalanan.
Tidak ada respon dari yang di tabrak nya.
Tidak pergi.
Tidak menjawab.
Tidak juga membantu dirinya. Tapi Julie yakin bahwa itu seorang manusia.
Julie yang tak mau ambil pusing hanya mengabaikan kejadian tersebut. Mungkin saja yang di tabrak nya bukan manusia yang sebenarnya, bisa saja makhluk halus kan? pikir Julie, membuat bulunya sedikit meremang.
Setelah selesai mengumpulkan barang miliknya kunci mobil yang tadi kesusahan ia dapatkan pun akhirnya terlihat.
Ternyata tabrakan barusan sedikit membantunya. Mungkin ini yang di sebut kemalangan membawa berkah, pikir Julie merasa bersyukur.
Karena tak mendapat respon, Julie juga malas untuk melihat ke sekitarnya. Yang ia tahu mobilnya berada di sana, tepat di depan nya. Dan ada alasan baginya untuk berlama-lama di tempat itu.
Julie pun buru-buru melangkah pergi, tapi belum lagi ia sempat melangkah kan kaki, tangan nya sudah tertahan hingga membuat nya sulit bergerak.
Mau tak mau Julie pun membalikkan badan, melihat apakah tangan nya tersangkut pada sesuatu ataukah....?
What the...
Julie mengerutkan kening saat melihat sesosok lelaki yang saat ini sedang menahan tangan nya erat, untuk sejenak Julie akui bahwa ia tersihir dengan sosok yang ada di depannya.
Tampan.
Apa dia mantan kekasih ku..? Tapi seperti nya aku tidak memiliki Ex yang seperti ini, aku bahkan belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Lalu siapa pria ini? pertanyaan-pertanyaan asing mulai memenuhi kepala Julie untuk sesaat.
Tapi kemudian buru-buru ia mengembalikan kesadaran nya, menyentak tangan nya agar bisa terlepas. Tapi usaha Julie ternyata sia-sia, tenaga nya masih kurang besar untuk bisa meloloskan diri.
"Maaf tuan, tolong lepaskan tangan ku!" Julie berusaha menarik tangan nya hingga menimbulkan rasa sakit.
Ada apa dengan pria ini? apa kami pernah memiliki masalah sebelumnya? ataukah...
"Apa harga yang di berikan laki-laki tadi belum bisa memenuhi standar mu untuk semalam..? Atau kalian sudah memesan sebuah hotel diluar sana?" suara yang menembus indera pendengaran Julie mengalahkan dingin nya angin malam.
Aahhh.. ternyata benar manusia. Dan laki-laki ini bisa bicara, ku pikir cuma pajangan. Julie terperangah dengan mata yang tak berhenti berkedip.
Tapi, What..?
Pikiran nya mulai mencerna ucapan yang barusan ia dengar. Kenapa aku bisa selola (loading lama) ini? God!
Julie mengernyit kesal, "Hah... ?" respon pertama Julie saat tengah kebingungan. Julie terlihat shock saat menyadari perkataan tersebut di arahkan padanya.
"Excusme, anda mengatakan itu pada ku tuan..? Apa maksudmu...?" Julie bertanya dengan wajah memerah marah bercampur malu mendengar ucapan yang baru saja melecehkan dirinya.
Harga dirinya sedang di permainkan.
Tiba-tiba saja tangan pria itu kembali menarik tubuhnya, hingga membawa Julie lebih dekat ke dalam pelukan nya. Mata keduanya pun saling mengunci.
Pria di depannya berbau manis dari Alkohol dan juga samar tercium bau rokok. Seperti pria itu baru saja mencari udara segar setelah menghabiskan malam di dalam Club.
"Permisi tuan, tolong lepaskan tangan anda." Dengan sekuat tenaga Julie mencari celah agar bisa lolos, tapi lagi-lagi ia kepayahan karena laki-laki itu lebih kuat dari nya.
Matanya sangat indah. Oh come on, Julie. Sadarlah!!!
Halo dimana orang-orang yang biasa nya berlalu lalang disini..? Julie meringis.
"Tolong lepaskan tangan ku!" Hardik Julie sekali lagi, tapi masih sia-sia.
Masih dengan perlawanan penuh, Julie mencoba melepaskan diri namun sedetik kemudian laki-laki itu sudah sangat dekat dengan nya, bahkan terlalu dekat dalam batas normal.
Dan yang tak pernah terpikirkan oleh adalah laki-laki itu menyentuhnya. Menyentuh bibirnya.
Julie yang terlalu kaget dengan apa yang ia alami hanya bisa menunjukan wajah bodoh. laki-laki itu membuatnya tidak dapat berkata-kata.
Oh God! First Kiss ku sudah dirampas tanpa permisi.
Wajah Julie merah padam karena merasa di perlakuan tak senonoh oleh laki-laki yang baru saja ia temui.
Tanpa aba-aba Julie menginjak kaki Rehan dengan kekuatan penuh. Ia juga mendorong laki-laki tersebut agar ia bisa melepaskan diri dan sejurus kemudian tanpa ia sadari tangan nya sudah melayang dan mendaratkan sebuah tamparan keras.
PLak....
"HOW DARE YOU! Jaga Kelakuan anda tuan!" Julie membentak Rehan. Ia marah? tentu saja. Ia tak perlu menjelaskan apa-apa, bukan salahnya jika pria itu mendapatkan tamparan keras.
Itu sangat pantas untuk perlakuan tak senonoh yang Julie dapatkan.
"Pria mabuk sialan!"
Tanpa berlama-lama, Julie pun langsung pergi sambil mengepalkan tangan menuju tempat dimana mobilnya terparkir.
Ia menghidupkan mesin, lalu melajukan mobilnya meninggalkan pria yang masih mematung di sana sambil menatap tajam kearah dirinya.
Saat lewat Julie mengacungkan jari tengah. Dasar sialan.
"F.U Psycho...!!!
...❄️...
...❄️...
...❄️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Diana Susanti
nyimak kak
2023-03-30
0
Dbz Mar
kyknya bagus..
2022-07-05
1
Maliqa Effendy
mungkin Julie bawa travel bag ya,..sampe kunci mobil aja sampe susah dicari
2022-05-22
0