KABAR

Restoran Bakmi di Kota

Tiba-tiba saja ada keajaiban. Garry Adelio akhirnya bisa menghubungi ayahnya lewat handphone-nya, "Hallo, pah?" ucapnya. Ia pun meneruskan, pada telepon ia meminta bantuan kepada ayahnya. Dengan jabatan yang dimiliki oleh ayahnya yang notabene adalah Ketua Kota di salah satu partai, ia meminta agar ayahnya bisa menyelamatkannya keluar dari Kota Jaya. Sebelum ayahnya menjawab perihal keinginan Garry Adelio, ia menanyakan kondisi Garry Adelio saat ini. Garry Adelio pun memberitahu kepada ayahnya bahwa ia baik-baik saja. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini ia dan 3 orang dari kantornya sedang bertahan di salah satu Restoran Bakmi di kota. Mendengar itu, ayah Garry Adelio bersyukur atas kabar yang telah ia dengar. Pada telepon, ayahnya menjelaskan akan segera merealisasikan keinginan anaknya tapi ia meminta Garry Adelio untuk bertahan sebentar lagi karena ini butuh waktu. Pertama, karena situasi sedang kacau, kedua, sinyal tidak stabil beruntung kali ini ada dan ketiga, sama sekali belum ada informasi lebih lanjut dari Pemerintah. Ayahnya menambahkan bahwa yang saat ini didapat adalah hanya informasi bahwa negara mengadakan Darurat Militer. Setelah cukup, Garry Adelio pun menutup teleponnya dan sebelum itu tak lupa ia berterimakasih kepada ayahnya. Setelah handphone-nya ia taruh kembali di sakunya, ia pun kembali ke ruangan aula dengan langkah kaki yang cepat. Karena terbawa senang atas hal yang tadi baru saja ia dapat, jadi ada perasaan ingin segera ia sampaikan kepada yang lainnya. Setelah sampai, ia melihat semua sedang nyenyak memejamkan mata dan mengistirahatkan tubuh mereka. Setelah melihat hal ini, ia pun jadi berpikir sebaiknya menunda memberitahu perihal kabar baik yang baru saja ia dapat. Karenanya, ia pun memilih lebih baik untuk turut juga melanjutkan memejamkan mata.

Saat Garry Adelio ingin merebahkan tubuhnya, Ardi Kama pun menyapanya, "Pak...,". Hal ini pun sedikit membuat Garry Adelio kaget. Kemudian Garry Adelio mengutarakan kepada Ardi Kama bahwa ia kira Ardi Kama juga sudah tertidur. Ardi Kama pun menjelaskan, sebagai orang yang bekerja di bidang keamanan, ia pernah mendapatkan pelatihan semi militer. Ia jadi terbiasa tertidur dengan indra-indranya tidak semua ia ikut tidurkan. Apalagi di saat seperti ini, indra pendengarannya jadi lebih sensitif dengan suara sekecil apapun. Karenanya, ia bisa mendengar gerakan dan langkah kaki Garry Adelio saat pergi ke ruang belakang dan mendengar Garry Adelio sedang berbicara dengan handphone-nya. Mendengar itu, Garry Adelio salut dan memuji Ardi Kama, "Hebat, tidak percuma perusahaan mempekerjakanmu," pujinya kepada Ardi Kama. Ardi Kama pun melanjutkan, ia menjelaskan kepada Garry Adelio bahwa ia mendapatkan informasi. Garry Adelio pun meminta Ardi Kama untuk meneruskan perkataannya. Sebelum Ardi Kama meneruskan, ia menerangkan sebaiknya mereka berdua untuk pergi ke ruang belakang agar tidak mengganggu Berliana Murni dan Rani Ranti yang sedang tertidur. Merasa lupa atas keadaan dan kondisi sekitar, benar juga apa yang dikatakan Ardi Kama, Garry Adelio pun mengiyakan perkataan Ardi Kama. Mereka berdua pun pergi ke ruang belakang.

Saat di ruang belakang, Ardi Kama menyalakan Handy Talky-nya untuk menunjukkan kepada Garry Adelio hal apa yang telah ia dapat. Pada sambungan gelombang radio yang didapat, terdengarlah suara seorang laki-laki memberikan informasi.

"Halo, di sini Selamat Akademi. Kami ingin memberitahu kabar baik kepada siapa saja yang masih selamat di Kota Jaya. Akan ada penjemputan dari pihak Militer dengan helikopter. Bertempat di Stadion Sepak Bola Cakrabaiga. Kabar buruknya adalah, penjemputan akan segera dilakukan seminggu lagi. Jadi, bertahanlah. Bertahanlah seminggu lagi. Kita bisa. Informasi lebih lanjut akan diinformasikan kembali.". Informasi itu terus berulang, hingga Garry Adelio meminta Ardi Kama untuk menyudahinya karena telah dirasa cukup.

BIP. Bunyi suara telah keluar atau selesai dari sambungan.

Garry Adelio pun bertanya kepada Ardi Kama apa itu Selamat Akademi. Ardi Kama pun menjelaskan Selamat Akademi adalah lembaga pelatihan untuk pekerjaan di bidang keamanan dan ia juga menerangkan bahwa ia pernah menjalani latihan di sana. Ardi Kama meneruskan menjelaskan kepada Garry Adelio, bahwa mereka mempunyai alat komunikasi gelombang radio yang memadai. Karena hal itu, ia yakin mereka bisa sampai tahu informasi dari pihak Militer melalui gelombang radio, dikarenakan sekarang sinyal handphone sama sekali tidak ada. Ardi Kama pun mengajak kepada Garry Adelio untuk jangan berlama-lama di tempat ini. Ia menjelaskan untuk segera pergi dari sini untuk semakin mendekat ke tempat penjemputan yaitu Stadion Sepak Bola Cakrabaiga, karena di mana posisi mereka saat ini masih jauh dari stadion. Mendapatkan hal ini, Garry Adelio pun menjadi dilema. Barusan tadi ia baru dapat kabar dari ayahnya untuk menunggu dan akan segera menolongnya untuk keluar dari Kota Jaya. Di samping itu, sekarang ia mendapat kabar bahwa akan ada penjemputan dari pihak Militer. Garry Adelio pun terdiam sejenak. Melihat itu, Ardi Kama pun coba memanggilnya, "Pak...," ucapnya. Setelah menghela napas dalam, barulah Garry Adelio berbicara. Ia menyampaikan kepada Ardi Kama untuk menunggu di sini sebentar. Ia meneruskan menjelaskan kepada Ardi Kama, bahwa ayahnya sudah berjanji akan menolong mereka dari sini tapi ayahnya menyuruhnya untuk menunggu.

Ardi Kama yang merasa tidak mau mengambil risiko, coba meyakinkan Garry Adelio kembali, "Pak, jangan ambil risiko. Kita tidak tahu apakah benar ayah anda benar-benar akan menolong kita di sini," ujarnya.

Mendengar itu, Garry Adelio sedikit tersinggung. Garry Adelio langsung melihat tajam kepada Ardi Kama. Karena pandangan tajam dari Garry Adelio tersorot padanya, membuat Ardi Kama jadi sedikit canggung terhadap sikap Garry Adelio. Kemudian Garry Adelio menyampaikan, "Ayahku sudah berjanji, ia akan menolong kita. Lagi pula coba kau lihat sekitar. Dari tadi Pemerintah sama sekali tidak bertindak. Helikopter Militer saja tidak terbang di langit untuk menembaki zombie atau hanya untuk sekadar memberikan bantuan dan...,".

Perkataan Garry Adelio di sela oleh Ardi Kama, "Tidak adanya bantuan dan helikopter sedari tadi, mungkin karena sedang adanya gangguan pak. Di saat seperti ini, serangan zombie yang begitu mendadak pasti menjadi hal yang sangat merepotkan," potong Ardi Kama kepada perkataan Garry Adelio.

Kemudian dengan cepat Garry Adelio meneruskan bicaranya kembali dengan suaranya yang semakin tinggi karena kesal bicaranya telah disela oleh Ardi Kama. Ia menerangkan kepada Ardi Kama apakah ia yakin informasi tadi benar? Garry Adelio terus menerangkan kepada Ardi Kama, bahwa ayahnya tadi juga mengabarkan kepadanya bahwa Pemerintah mengadakan Darurat Militer. Ia terus menjelaskan kepada Ardi Kama, bahwa jika memang benar ada penjemputan oleh Pihak Militer untuk orang-orang yang masih selamat, apakah yakin saat sampai justru akan selamat? Garry Adelio yakin Pihak Militer sedang melakukan pancingan. Garry Adelio meyakini Pihak Militer sedang memancing orang-orang datang, justru di saat orang-orang sudah berkumpul, mereka akan menembaki semua orang-orang itu. Karena ia yakin Pemerintah tidak mau ambil risiko dengan bencana ini. Ia yakin Pemerintah akan menghabisi siapa saja di Kota Jaya baik itu zombie atau bukan. Ia yakin tindakan seperti itu sudah wajar dilakukan dan tentunya untuk meminimalisir tersebarnya wabah zombie ini. Garry Adelio juga menerangkan kepada Ardi Kama bahwa ayahnya adalah termasuk orang penting, karena hal itu, mereka akan bisa dibantu diterima oleh Pemerintah dan selamat keluar dari Kota Jaya ini. Mendengar itu, Ardi Kama sangat terkejut, ia pun membantah perkataan Garry Adelio dengan mengatakan bahwa Pemerintah tidak mungkin bertindak sampai sejauh itu. Tapi Garry Adelio pun tetap kuat dengan argumen dan keyakinannya. Hal ini bisa sampai Garry Adelio lakukan karena ia dan keluarganya adalah dari sekian orang yang termakan berita-berita bohong dan berita-berita yang suka menyudutkan Pemerintah. Hingga akhirnya, timbullah rasa tidak percaya terhadap Pemerintah. Walau Pemerintah melakukan hal yang baik atau benar, di mata orang-orang seperti ini akan selalu salah, apalagi Pemerintah melakukan kesalahan. Baru kali ini Ardi Kama merasakan sifat asli dari Garry Adelio.

Garry Adelio masih melanjutkan perkataannya kepada Ardi Kama, "Sebaiknya, kau ikuti perintahku. Biar bagaimanapun, posisiku lebih tinggi di perusahaan. Di sini, aku masih atasanmu. Seharusnya kau berterimakasih padaku karena kau tidak aku usir. Mau kau, kupecat dari pekerjaanmu!?" tandas Garry Adelio.

Mendengar perkataan Garry Adelio, karena takut akan kehilangan pekerjaannya, Ardi Kama hanya diam saja sambil tertunduk dengan perasaan masih tidak percaya bahwa Garry Adelio bisa sampai mempunyai pemikiran sejauh itu terhadap Pemerintah. Kemudian Garry Adelio meminta pistol dari Ardi Kama untuk diberikan kepadanya. Ardi Kama hanya diam saja merespon perintah dari Garry Adelio. Ardi Kama sebenarnya tidak mau memberikan pistolnya kepada Garry Adelio, tapi ia tak sampai berani mengatakannya kepada Garry Adelio. Melihat tingkah Ardi Kama yang diam saja, menjadi membuat Garry Adelio semakin kesal. Dengan sendirinya Garry Adelio langsung mengambil pistol revolver itu dari sarung pistol Ardi Kama. Ardi Kama pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Kemudian Garry Adelio berkata, "Aku sebenarnya heran padamu. Kau ada pistol, kenapa dari tadi tidak kau gunakan???" ujar Garry Adelio meledek Ardi Kama. Bukan tanpa alasan Ardi Kama tidak menggunakan pistol revolver-nya. Ia memprediksi bahwa zombie sangat terobsesi dengan suara. Karena hal itulah jika ia menggunakan senjata api, itu akan merepotkan karena akan memancing banyak zombie.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!