NIAT JAHAT (2-Tamat)

Di Taman Kota

Suasana sudah sangat larut karena itu tidak ada orang di Taman Kota. Hanya ada Bahadur Mada dan Gori Mulyono yang sedang istirahat dari pelarian mereka. Di bawah pohon mereka berdua duduk dan menyandarkan punggung mereka. Gori Mulyono memberikan sebatang rokok kepada Bahadur Mada. Dengan membantu menaruhnya di mulut Bahadur Mada dan membantu menyalakannya dengan pemantik yang ia pegang. Ia tahu sekujur badan Bahadur Mada sakit, oleh karena itu ia melakukan ini. Yang sebenarnya Bahadur Mada masih bisa menerima sebatang rokok pemberian Gori Mulyono dengan tangannya. Tapi ia terpotong oleh sikap Gori Mulyono yang cepat itu. Bahadur Mada mengucapkan terimakasih kepada Gori Mulyono yang dilanjut Gori Mulyono membakar sendiri sebatang rokoknya. Bahadur Mada berkata kepada Gori Mulyono bahwa ia akan diincar juga setelah melakukan hal ini. Dengan mengeluarkan asap dari mulutnya dan menatap langit, Gori Mulyono membalas perkataan Bahadur Mada bahwa ia sudah tahu atas risiko yang ia pilih. Gori Mulyono memulai ceritanya. Bahadur Mada pun mulai mendengarkan cerita dari Gori Mulyono dengan terus menghisap rokoknya.

Gori Mulyono bercerita sebenarnya ia sudah tahu sepak terjang Bahadur Mada dari saat Sekolah Menengah Atas dulu, walau mereka belum sempat bertemu dan berkelahi. Gori Mulyono melanjutkan, bahwa ia mempunyai masa lalu yang sama saat di Sekolah Menengah Atas dengan Bahadur Mada yaitu menjadi anak nakal yang suka berkelahi. Sekolah Gori Mulyono dulu adalah sekolah yang tunduk kepada sekolah Bahadur Mada. Biar begitu, anak-anak dari sekolah Bahadur Mada tidak pernah mempermainkan anak-anak dari sekolah Gori Mulyono. Terus Gori Mulyono melanjutkan bercerita, ia mengakui menyesal atas sikapnya dulu saat sekolah tidak serius malah menjadi anak nakal suka berkelahi hingga menyebabkan ia sekarang menjadi Jagoan Jalanan karena susah mencari kerja. Walau ia tahu sekarang ia menjadi orang yang susah, orang yang tidak sukses, ia berprinsip tidak akan pernah membunuh orang. Ia tidak ingin menjadi hina seperti orang-orang kaya itu yang demi kesenangan duniawi tega untuk menghilangkan nyawa seseorang. Oleh karena itu, ia tidak pernah menyesali tindakan yang telah ia ambil ini. Bahadur Mada meniup asap rokoknya dari mulutnya, ia merasa senasib dengan Gori Mulyono.

Setelah merasa cukup, Gori Mulyono berdiri dari duduknya kemudian mengajak Bahadur Mada ke tempat tinggalnya karena dekat dari Taman Kota. Di samping itu, untuk mengobati luka Bahadur Mada dengan perban dan memikirkan rencana selanjutnya. Gori Mulyono membantu Bahadur Mada untuk berdiri. Gori Mulyono dan Bahadur Mada pun melanjutkan pergi.

Di Sebuah Laboratorium Bawah Tanah

Alex Dedgor berada di atas, terus mengawasi para ilmuwan yang sedang sibuk atas pekerjaannya. Seorang pria, Koordinator dari para ilmuwan tersebut datang menghampiri Alex Dedgor melalui tangga di sebelah kiri Alex Dedgor dengan data di kertas yang ia bawa. Setelah sampai di hadapan Alex Dedgor, pria itu memberi tahu kepada Alex Dedgor bahwa proyek yang sedang mereka kerjakan masih belum mencapai target yang diharapkan tetapi kabar baiknya kali ini ada peningkatan dari proyek yang sedang dikerjakan tersebut. Mendapat kabar itu Alex Dedgor mengeluarkan senyum pada wajahnya. Ia merasa peningkatan adalah sebuah hal bagus. Ia merasa ini semua sebentar lagi. Setelah cukup, Alex Dedgor kemudian menyuruh pria tersebut untuk kembali ke pekerjaannya. Pria itu pun pergi dari hadapan Alex Dedgor.

Di Depan Rel Kereta Api

Pukul 01:32, Bahadur Mada yang luka-lukanya sudah ditutup perban dan sudah bisa berjalan sendiri, berjalan di belakang Gori Mulyono menuju rel kereta api. Bahadur Mada hanya mengikuti Gori Mulyono yang sebenarnya ia juga belum tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh Gori Mulyono. Setelah dekat dengan rel kereta api, Gori Mulyono menjelaskan rencananya. Sebelum melanjutkan, Gori Mulyono menceritakan sebuah kebetulan yang terjadi pada dirinya hari ini. Sebenarnya ia sudah lama merencanakan untuk pergi dari kota ini untuk mengadu nasib di kota sebelah. Ia sampai mengingat kereta barang yang lewat di rel ini setiap jam dan hari apa. Ia tidak tahu kenapa, dengan membantu Bahadur Mada dari percobaan pembunuhan, ini menjadi "gong"-nya bahwa sekarang memang saatnya untuk pergi. Di samping itu juga, kebetulan kejadian ini berbarengan dengan waktu yang biasa kereta barang lewat di rel kereta yang sekarang berada di hadapan mereka. Gori Mulyono menganggap ini adalah waktu yang tepat. Ia kemudian mengutarakan rencananya, ia mengajak Bahadur Mada untuk pergi bersamanya dengan menaiki kereta barang yang sebentar lagi akan lewat. Mendengar itu, Bahadur Mada tidak bisa langsung menjawab, ia hanya tertunduk saja memikirkan suatu hal. Bahadur Mada merasa tidak bisa meninggalkan kota ini. Ia masih belum bisa pergi jauh dari kota ini, karena di kota ini pamannya disemayamkan di salah satu pemakaman kota. Ia hanya belum bisa merasa jauh dari pamannya. Ini semua karena Bahadur Mada masih menyalahkan dirinya sendiri atas kematian pamannya.

Saat masih sekolah dulu ada kejadian yang begitu menyakitkan untuk Bahadur Mada tentang pamannya. Saat itu, paman Bahadur Mada ingin menjemput keponakannya pulang sekolah. Tapi belum sampai ia di sekolah Bahadur Mada, ia sudah bertemu dengan Bahadur Mada di jalan yang berjalan sendirian. Merasa kebetulan, paman Bahadur Mada mengajak Bahadur Mada untuk pulang bersama. Di samping itu pamannya ada niatan agar Bahadur Mada selepas pulang sekolah tidak pergi berkelahi karena pulang bersamanya. Tak diduga, Bahadur Mada menolaknya bahkan mendorong pamannya sampai terjatuh. Bahadur Mada berkata kepada pamannya untuk menjauhi urusannya. Sebenarnya Bahadur Mada melakukan ini agar untuk menjauhi pamannya dari orang-orang yang setiap saat bisa datang secara tiba-tiba menyerang Bahadur Mada. Ia hanya tidak ingin pamannya sampai terluka. Tapi Bahadur Mada terlalu berlebihan. Kemudian Bahadur Mada pergi meninggalkan pamannya yang masih berada di aspal jalan itu.

Waktu pun berlalu hingga akan menjelang malam. Bahadur Mada yang sudah sampai di rumah merasa aneh atas pamannya yang tidak ada di rumah dan tak kunjung pulang. Hingga pada akhirnya, telepon rumah berdering. Ternyata itu dari rumah sakit yang mengabarkan kepada keluarga korban pembunuhan agar pihak keluarga mengetahui bahwa korban yang terbunuh di jalan sore tadi saat ini berada di rumah sakit. Bahadur Mada terkejut mendengar hal itu.

Saat di rumah sakit polisi menjelaskan, pada saat Bahadur Mada meninggalkan pamannya setelah didorong sampai terjatuh, tak lama dari waktu itu di tengah perjalanan ada orang jahat yang berusaha merebut harta benda dari paman Bahadur Mada. Paman Bahadur Mada berjuang keras untuk melindungi harta bendanya hingga akhirnya ia ditusuk yang menyebabkan paman Bahadur Mada tewas. Sayangnya penjahatnya berhasil melarikan diri dan sampai saat ini belum tertangkap.

Bahadur Mada dari sejak SMP hidup ditinggal wafat kedua orangtuanya. Ia kemudian diasuh oleh pamannya yang belum mempunyai anak dan hidup sebatang kara ditinggal wafat istrinya. Bahadur Mada merasa andai saat itu ia pergi pulang bersama pamannya, akan ada yang bisa melindungi pamannya yang sudah sepuh itu hingga semua ini tidak sampai terjadi.

Di tengah diamnya Bahadur Mada memikirkan masa lalu perbuatannya, Gori Mulyono mengeraskan suaranya kepada Bahadur Mada. Memanggilnya dan memastikan untuk mau ikut atau tidak pergi bersamanya naik kereta. Hal ini membuat Bahadur Mada tersadar. Belum sampai Bahadur Mada menjawab, suara kereta barang terdengar. Gori Mulyono berkata kepada Bahadur Mada inilah saatnya. Ia menyampaikan kepada Bahadur Mada untuk kali ini memaksakan tubuhnya kembali untuk berlari mengejar kereta sampai bisa melompat menaiki kereta. Gori Mulyono pun bersiap. Di saat itu Bahadur Mada menyampaikan kepada Gori Mulyono bahwa ia tidak bisa ikut bersamanya. Mendengar itu, Gori Mulyono berkata kepada Bahadur Mada bahwa Bahadur Mada gila, ia menyampaikan kepada Bahadur Mada jika masih di kota ini bisa saja Bahadur Mada tidak selamat.

Kereta barang sudah dekat. Bahadur Mada tetap pada pendiriannya. Sudah tidak ada waktu, gerbong kepala kereta sudah melewati mereka. Gori Mulyono langsung berlari. Terus ia berlari dengan segenap tenaga. Masih, terus ia berlari. Akhirnya ia berhasil melompat menaiki kereta barang tersebut yang entah kenapa setiap kereta yang melewati tempat ini, kecepatannya selalu turun. Saat di atas kereta, Gori Mulyono membalikan badan untuk melihat kepada Bahadur Mada. Ia mengangkat tangan kanannya dengan kepalan, berteriak kepada Bahadur Mada, "SEMOGA BERUNTUUUUNG!!!". Melihat itu, Bahadur Mada membalasnya juga dengan mengangkat tangan kanannya dengan kepalan, berkata dalam hatinya, "Kau juga saudaraku....". Setelah Gori Mulyono dan kereta berangsur menjauh dan tak terlihat lagi, Bahadur Mada pun pergi.

Di Depan Portal Persimpangan Kereta Api

Agrian Jaya menunggu dengan mobilnya sampai kereta benar-benar sudah lewat. Setelah kereta benar sudah habis melalui depan portal persimpangan, portal persimpangan kereta api pun mulai naik. Tiba-tiba datang dengan cepat 3 pria menghampiri mobil Agrian Jaya. Langsung saja mereka mencoba memecahkan kaca mobilnya. Sungguh gawat untuk Agrian Jaya, salah seorang dari ketiga pria dengan nekat berdiri di depan mobil Agrian Jaya. Agrian Jaya menjadi panik karena serangan mendadak, di samping itu juga ia tertahan tidak bisa melaju karena ada orang di depannya. Terus kedua pria lainnya berusaha memecahkan kaca mobil. Hingga pada akhirnya mau tidak mau Agrian Jaya harus menekan gasnya untuk melaju mengambil risiko menabrak orang di depan. Tapi sebelum ia sampai menginjak pedal gasnya, kaca mobil berhasil dipecahkan kedua pria lainnya. Langsung mereka menarik keluar Agrian Jaya. Ketiga pria ini ingin merampok Agrian Jaya, mengambil mobil dan harta benda lainnya.

Bahadur Mada berjalan pelan. Bahadur Mada berpikir pasti orang-orang yang mengincarnya sudah mengetahui tempat tinggalnya, karenanya ia saat ini hanya terus jalan tanpa arah tidak tahu akan ke mana. Ia terus melangkahkan kakinya, hingga sampailah ia di depan portal persimpangan kereta api. Bahadur Mada terkejut atas apa yang ia lihat di depannya. Ada seorang pria yang berusaha dirampok, pria itu dengan segenap tenaga berusaha mempertahankan hartanya. Langsung saja Bahadur Mada berlari mendekat untuk membantu pria tersebut. Walau belum sembuh benar dari luka dikeroyok, Bahadur Mada tetap masih bisa melibas para perampok itu. Dengan tinjunya, ketiga perampok itu tidak sadarkan diri di aspal.

Dengan napas terengah-engah dan wajah yang sedikit luka karena baru saja dipukuli, Agrian Jaya merasa sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Bahadur Mada. Bahadur Mada menyuruh Agrian Jaya untuk lekas pulang. Agrian Jaya menawarkan kepada Bahadur Mada tumpangan jika memang ia searah dengan Agrian Jaya. Bahadur Mada membalikkan badannya dan terus berjalan sambil ia membalas, "Tidak usah pikirkan aku pak. Sebaiknya kau lekaslah pergi," pungkas Bahadur Mada yang sambil berjalan sempoyongan. Agrian Jaya merasa sepertinya Bahadur Mada tidak baik-baik saja. Bahadur Mada tampak sudah tidak kuat untuk menapaki langkah, jalannya semakin sempoyongan, dan akhirnya ia terjatuh tak sadarkan diri.

Di Rumah Sakit Kota

Siangnya Bahadur Mada terbangun dari pingsannya di ranjang rumah sakit. Ia kaget betul kenapa ia bisa ada di sini. Ia semakin kaget ada seorang wanita duduk di sampingnya. Ia pun bertanya kepada wanita itu, "Apa yang terjadi? Kenapa aku ada di sini? Dan siapa kau?". Dengan ramah Wanita itu menjelaskan bahwa pagi tadi sekitar pukul 02:00 Bahadur Mada jatuh pingsan dan dibawa ke rumah sakit ini oleh suaminya. Ia kemudian menyampaikan kepada Bahadur Mada untuk sekarang tidak perlu khawatir, ia pun tak lupa berterimakasih kepada Bahadur Mada.

Tak lama, Agrian Jaya datang dan masuk ke ruangan Bahadur Mada. Ia menyapa Bahadur Mada sambil menanyakan kondisinya sekarang dan menjelaskan wanita yang berada di samping Bahadur Mada adalah istrinya. Agrian Jaya memperkenalkan diri kepada Bahadur Mada, ia menyampaikan bahwa ia adalah pengusaha mandiri. Ia mempunyai usaha mandiri bengkel servis motor dan mobil. Karena pertolongan dari Bahadur Mada, Agrian Jaya sangat berterimakasih terhadapnya. Karena ia bisa selamat dari kejahatan para perampok, kalau tidak karena Bahadur Mada mungkin saat ini Agrian Jaya tidak bisa melihat istri dan anaknya. Terlebih anak keduanya yang baru lahir 3 bulan lalu.

Agrian Jaya bertanya tentang kehidupan Bahadur Mada. Bahadur Mada menjawab apa adanya. Ia menjelaskan ia adalah Jagoan Jalanan yang terlibat dalam perkumpulan Pertarungan Jalanan. Ia melanjutkan bisa sampai bertemu dengan Agrian Jaya di persimpangan kereta api, karena ia sedang dalam pelarian atas usaha pembunuhan terhadap dirinya oleh para orang kaya yang ikut berjudi di perkumpulan Pertarungan Jalanan. Bahadur Mada pun juga sangat berterimakasih kepada Agrian Jaya atas pertolongannya.

Agrian Jaya melanjutkan bertanya kepada Bahadur Mada, setelah ini apa yang akan dilakukan Bahadur Mada. Bahadur Mada menjawab ia tidak tahu, mata pencahariannya sebagai Jagoan Jalanan sudah tidak bisa ia lakoni lagi untuk keselamatan dirinya. Mendengar ini, Agrian Jaya berempati terhadap Bahadur Mada. Ia pun menawarkan pekerjaan sebagai mekanik di bengkelnya. Bahadur Mada menerangkan kepada Agrian Jaya bahwa ia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang mesin. Agrian Jaya meyakinkan Bahadur Mada bahwa dengan giat belajar untuk bisa, pasti Bahadur Mada akan bisa menjadi seorang mekanik. Ditambah Agrian Jaya siap untuk turun langsung menjadi mentor Bahadur Mada. Bahadur Mada menganggap jika ini memang serius, ia akan mengambilnya dan berjanji berusaha keras untuk belajar. Agrian Jaya pun menyampaikan bahwa ia serius, sekaligus sebagai balas budi terhadap Bahadur Mada. Sebuah cahaya, sebuah rezeki yang tidak diduga-duga datang dari Tuhan untuk Bahadur Mada, ia pun tidak menyia-nyiakan ini.

Setelah sembuh dan sudah diperbolehkan pulang oleh rumah sakit, Bahadur Mada mulai belajar menjadi mekanik di bengkel Agrian Jaya. Hingga waktu terus berlalu, Bahadur Mada pada akhirnya bisa menguasai mesin berkat bantuan dari Agrian Jaya. Ia berhasil dan sekarang mekanik adalah profesinya. Kehidupan jalanan yang begitu keras, sudah pergi meninggalkan Bahadur Mada. Kini hidupnya tampak cerah ke depan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Cecilia putri

Cecilia putri

bagus

2022-09-06

1

Sifa Sifa

Sifa Sifa

ini seperti diceritakan saja Thor, GK ada percakapan tokohnya

2022-06-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!