AKSI JAHAT (2-Tamat)

Satu Bulan Kemudian, Di Bengkel Servis Motor dan Mobil Agrian Jaya

3 Maret, pukul 06:30. Agrian Jaya beserta para pegawainya termasuk Bahadur Mada saksama menonton TV yang sedang menayangkan siaran berita tentang krisis dunia. Di mana saat ini dunia sedang diserang virus flu yang belum diketahui obatnya. Dalam siaran dijelaskan gejala dari yang terjangkit virus ini, yaitu: batuk, sesak napas, dan menggigil. Jika tidak selamat dari fase ini, maka kematian yang didapat. Dunia menamai virus ini, dengan nama Virus-X. Di seluruh dunia banyak didapati kasus kematian dari terjangkit virus ini. Yang artinya, tingkat keselamatan setelah terjangkit virus flu ini adalah kecil. Karenanya pemerintah di seluruh dunia, menerapkan karantina di setiap negaranya. Termasuk negara dari Bahadur Mada. Ini semua dilakukan untuk menekan penyebaran virus. Di samping itu, ilmuwan dunia sedang berusaha mencari obatnya. Dalam siaran berita, Pemerintah di negara Bahadur Mada menginformasikan menerapkan karantina untuk berdiam diri di rumah selama 3 bulan.

Mendengar itu, para pegawai Agrian Jaya merasa mati asa. Mereka merasa dengan tiga bulan tidak bekerja, dengan berdiam diri saja di rumah, sungguh akan membuat keuangan mereka menjadi sulit. Karena mereka berpikir, pimpinan mereka tentu tidak akan memberikan gaji di saat mereka tidak bekerja selama masa waktu karantina ini. Sama halnya dengan Agrian Jaya, walau ia pimpinan di sini dan yang mempunyai usaha, tentu ia tidak akan mendapatkan pemasukan dan ini akan membuat keuangannya menjadi sulit juga.

Dalam siaran, Pemerintah juga mewanti-wanti masyarakatnya untuk selalu menjaga kesehatan. Salah satu pegawai Agrian Jaya merespon pesan Pemerintah tadi, "Bagaimana kita akan sehat, pak? Tiga bulan tidak akan ada pendapatan," kesalnya. Setelah semua sudah cukup menonton, para kolega Bahadur Mada langsung pergi ke setiap pekerjaan mereka termasuk Agrian Jaya yang pergi ke ruangannya. Bahadur Mada masih berdiri di depan TV dengan melipat kedua lengannya di depan dada dan tertunduk. Agrian Jaya sempat melihat Bahadur Mada masih berdiri di sana, "Mada!" panggilnya kepada Bahadur Mada, "...ayo, sudah waktunya bekerja," tegur Agrian Jaya kepada Bahadur Mada. Mendengar itu, Bahadur Mada tersadar. Bahadur Mada meminta maaf kepada Agrian Jaya dan segera berjalan pergi meninggalkan depan TV untuk segera bekerja.

Masa Karantina

Sebulan pertama masa karantina, keadaan masih biasa saja. Setelah masuk bulan kedua, sudah mulai ada kekacauan di masyarakat. Ada sekelompok orang yang nekat melanggar peraturan karantina. Mereka nekat untuk saling berdekatan, berkerumun melakukan aksi demo kepada Pemerintah atas penerapan karantina ini. Walau Pemerintah sudah melakukan bantuan dana kepada setiap masyarakatnya, tapi masih ada masyarakatnya yang belum mendapatkan dana bantuan tersebut. Yang sebenarnya dana bantuan tersebut, banyak dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Di samping itu juga masyarakat merasa tidak cukup dengan dana bantuan yang sudah diberikan oleh Pemerintah. Di tambah ada media-media yang memang dimiliki oleh lawan politik Pemerintah saat berkompetisi di Pemilihan Presiden dulu, menyebarkan berita-berita yang selalu menyudutkan Pemerintah. Hal ini semakin membuat kacau di tengah-tengah masyarakat. Media-media itu selalu dengan pembahasan, "Pemerintah yang gagal mengurus warga negaranya", "Pemerintah tidak becus mengurus warga negaranya", dan lain sebagainya. Politik seperti ini tidak hanya terjadi di negara Bahadur Mada tapi biasa terjadi juga di negara manapun. Ini adalah Politik Praktis yang dilakukan para elit politik. Politik Praktis ini hanya memikirkan keuntungan untuk diri dan kelompoknya sendiri. Hal ini berbeda drastis dengan Politik Kebangsaan, yang memikirkan membangun dan menyelamatkan untuk bersama. Pemerintah sudah berusaha sekuat tenaga untuk membantu masyarakatnya dengan apa yang bisa mereka lakukan. Tapi Pemerintah semakin tersudutkan atas sikap hina dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, mengambil dana bantuan untuk keuntungan pribadi. Atas hal ini, Pemerintah semakin dipandang salah di mata masyarakat.

Agrian Jaya bersama istrinya duduk di sofa depan TV. Saksama mereka menonton siaran berita yang sedang menayangkan orang-orang yang sedang berdemo. Mereka sebenarnya merasa orang-orang yang sedang mereka lihat di siaran berita, tidak perlu harus sampai berdemo. Karena saat ini sedang krisis penularan virus-X. Jika berkerumun, akan rentan tertular dan akan menambah runyam, tentunya kerugian untuk semua. Tapi biar bagaimanapun, mereka tetap mengapresiasi kepada orang-orang itu. Hal ini mereka dapat setelah mendapat asupan kata-kata dari sang penyiar berita yang cenderung menyudutkan Pemerintah. Ternyata, hal ini perlu untuk dilakukan menurut mereka. Bahkan mereka menganggap orang-orang itu bak seorang pahlawan. Semua orang di dunia sedang mengalami kesusahan. Saat ini dunia sedang mengalami krisis. Tapi orang-orang cenderung selalu ingin mencari kambing hitamnya.

Pertengahan Bulan Kedua Masa Karantina

Di saat semakin kacaunya keadaan, akhirnya ilmuwan dunia menginformasikan kepada dunia telah membuat vaksin dari Virus-X ini. Diinformasikan bahwa vaksin ini tidak mengobati, tapi hanya untuk menghindarkan dari tertular Virus-X. Biar bagaimanapun, ini tetap menjadi "buah simalakama" bagi negara-negara dunia. Karena vaksin ini tidak gratis. Dunia juga memaklumi karena pada prosesnya membutuhkan dana besar. Hal Ini berat untuk negara-negara berkembang termasuk negara Bahadur Mada. Di samping keuangan mereka sedang tergerus untuk membantu masyarakatnya karena karantina dan tidak berjalan normalnya pasar dunia karena krisis ini, mereka juga harus segera menyudahi karantina ini dengan vaksin yang tidak gratis. Tapi tetap, mau tidak mau mereka harus membelinya. Segera setelah negara mendapat pasokan vaksin, Pemerintah langsung menyalurkannya ke daerah-daerah dan mewajibkan masyarakatnya untuk segera divaksin. Pemerintah tetap tidak membebani masyarakatnya dengan menggratiskan vaksin untuk masyarakatnya.

Kacaunya, setelah dua pekan berjalannya vaksinasi di masyarakat, ada masyarakat yang mati setelah melakukan vaksinasi ini. Hal ini tentu membuat geger masyarakat. Hal ini tentu makanan untuk media-media yang selalu menyudutkan Pemerintah. Masyarakat pun menjadi merasa takut untuk melakukan vaksinasi. Setelah Pemerintah melakukan penyelidikan dan autopsi, ternyata korban yang bersangkutan kelelahan. Ia melakukan vaksinasi saat belum makan dan memaksa tubuhnya yang sangat letih itu vaksinasi. Vaksin ini memang pasti akan menyebabkan efek samping kepada siapapun. Bisa itu menjadi ngantuk, pusing, atau menjadi letih. Karena hal itu, tubuh korban tidak bisa menahan efek samping dari vaksin hingga menyebabkan kematian.

Sebetulnya Pemerintah sudah menyampaikan kepada masyarakatnya sebelum divaksin untuk makan terlebih dahulu dan istirahat yang cukup. Tapi entah kenapa ini bisa terjadi. Di masyarakat hal ini menjadi sebuah momok baru. Daftar orang yang vaksin pun kian hari kian menurun. Biar bagaimanapun, Pemerintah tetap berusaha melakukan vaksinasi untuk masyarakatnya karena memang ini harus dilakukan untuk keselamatan bersama.

Di Sebuah Gedung Tempat Rahasia

Para Elit Politik dan Kelompok Hitam berkumpul di sebuah ruangan. Mereka duduk saling berhadapan dengan di depannya meja yang panjang. Orang-orang yang berkumpul ini adalah orang-orang yang kepentingan pribadi mereka terganggu oleh Pemerintah saat ini. Karena Pemerintah saat ini, bersikap keras untuk menyelesaikan masalah kasus korupsi yang belum terselesaikan di masa lalu. Karena hal ini, para orang-orang Elit Politik ini jadi merasa terancam. Sedangkan dari Kelompok Hitam, orang-orang ini adalah memang kelompok yang mau mengganti sistem negara menurut versi mereka. Kelompok mereka di kepemimpinan pemerintah sebelumnya dilegalkan walau sebenarnya di seluruh dunia kelompok ini dilarang karena dicap sebagai pemberontak.

Kelompok Hitam ini bisa sampai dilegalkan karena ada kontrak politik dengan pemerintah sebelumnya, untuk bantuan suara agar terpilih menjadi seorang presiden kembali di saat itu. Dan mereka dari Kelompok Hitam, orang-orangnya bisa duduk di kursi pemerintahan. Dari Kelompok Hitam ini merasa juga kepentingannya telah dirusak Pemerintah yang sekarang karena kelompok mereka dijadikan terlarang. Para Elit Politik dan Kelompok Hitam ini berkumpul bersama memiliki tujuan yang sama untuk menjatuhkan Pemerintah yang sekarang. Walau mereka memiliki visi dan misi yang berbeda, yang sebenarnya jika tujuan kali ini mereka berhasil, mereka juga akan saling menjatuhkan juga nantinya. Inilah Politik Praktis.

Rencana mereka adalah untuk mengambil momen di kasus yang sedang ramai saat ini. Yaitu kasus warga yang mati setelah divaksin. Mereka merencanakan untuk semakin membuat berita menyudutkan Pemerintah di tengah masyarakat. Di mana karena status mereka juga Politikus untuk membantu dan bersepakat bersama dalam hal ini, untuk mengeluarkan argumen di media yang menyudutkan Pemerintah. Dan untuk saling mem-back up jika ada yang melawan argumen mereka, agar rencana bisa berhasil dan untuk bisa lebih meyakinkan masyarakat. Setelah pembicaraan selesai, orang-orang itu pun bubar dan segera melancarkan aksinya.

Esoknya, di masyarakat ramai atas berita bohong yang memberitakan bahwa vaksin adalah penyebaran virus baru karena bisa sampai menyebabkan kematian. Di sini para dokter dan Pemerintah berusaha melawan berita bohong ini dengan mengutarakan penyebab kematian tidak murni dari vaksin. Sebenarnya sangat banyak di masyarakat yang tidak sampai mengalami kematian. Sedangkan yang mati sedikit sekali sampai bisa dihitung hanya dengan jari. Tapi kabar bohong ini begitu masif dan terstruktur tersebar di masyarakat. Menyebabkan bertambahnya lagi masyarakat yang takut dan tidak mau untuk divaksin. Dari sini banyak aksi demo kembali terhadap Pemerintah. Aksi demo ini meminta Pemerintah memberhentikan karantina dan vaksinasi. Karena aksi terus menerus dan pertimbangan jika dibiarkan akan terjadi kekacauan, akhirnya Pemerintah memberhentikan karantina. Tetapi Pemerintah ketat menerapkan kepada masyarakatnya untuk menjalankan Protokol Kesehatan. Walau begitu Pemerintah tetap terus melakukan vaksinasi untuk keselamatan masyarakatnya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!