TAK MENGIRA

SMA Bambu, lantai 1, Toilet Sekolah

BRUK! BRUK! BRUK!

Tono Waryan dan Bella Widyana terus menahan pintu ruang kakus dari zombie yang terus memaksa untuk masuk. "Waaarrggh..Waaarrggh..," geram para zombie terus mendorong pintu. Dengan sekuat tenaga, Tono Waryan dan Bella Widyana terus menahan pintu itu. Dengan susah payahnya mereka bertahan hidup hingga hari menjelang malam. Bersembunyi dan terus berlari mencari jalan keluar dari sekolah. Tak dinyana, apakah ini akhirnya untuk mereka. Saat ini mereka berdua akhirnya terjebak di toilet sekolah di dalam ruang kakus. "Bel, pecahkan jendela di belakang kita dengan gagang pel itu," tandas Tono Waryan yang sambil terus menahan pintu yang tampak tak kuat lagi menahan para zombie. Langsung saja Bella Widyana mengambil alat pel yang berada di sudut. Kemudian ia naik ke atas dudukan kakus dan berusaha memukul kaca jendela dengan gagang pel itu.

DUG! DUG! DUG!

Kaca jendela itu tidak mau pecah. Bella Widyana pun berusaha mencoba lagi.

DUG! DUG! DUG!

Kaca jendela itu tetap tak mau pecah juga. "Hah..hah..hah..tidak bisa...," ucap Bella Widyana lemas. Bella Widyana pun dengan sisa tenaganya turun dari atas dudukan kakus dan lekas membantu Tono Waryan untuk menahan pintu kembali. "HYAAAAA!!!" teriak Tono Waryan menguatkan dirinya. Dengan terus menahan pintu, air mata Bella Widyana mengalir di pipinya. Ia merasa mungkin sekaranglah waktunya. "JANGAN MENYERAH BEL!! TERUS TAHAAANN!! HYAAAA!!" teriak Tono Waryan menyemangati Bella Widyana. Saat ini yang mereka bisa lakukan adalah terus menahan pintu, yang entah sampai kapan mereka bisa bertahan.

Di Lorong Lantai 1

WUSH! WUSH! WUSH!

Anak panah melesat cepat kemudian tertancap pada setiap kepala zombie. Maria Listia dan Robert Darman melanjutkan lari setelah para zombie di depan mereka terjatuh dari anak panah yang mereka lontarkan dari busur mereka. Para zombie terus berlarian dari arah belakang dan depan mereka. Hal ini memaksa mereka harus masuk ke dalam toilet. Setelah mereka berdua membersihkan zombie di depan toilet dengan anak panah mereka, mereka berdua langsung masuk ke dalam toilet. Robert Darman langsung menutup pintu toilet itu. Tapi ini belum selesai. Ada zombie di dalam toilet yang sedang memaksa masuk ke salah satu ruang kakus. Para zombie yang sedang berusaha masuk ke dalam ruang kakus itu langsung teralihkan karena kedatangan Maria Listia dan Robert Darman. Kumpulan zombie itu pun langsung menyerang Maria Listia dan Robert Darman. Maria Listia dan Robert Darman pun langsung menarik anak panah dari tali busur mereka untuk menyerang para zombie yang berdatangan. Karena jarak yang begitu dekat, memaksa mereka tak sempat untuk terus melontarkan anak panah dari busur mereka. Walau begitu, mereka terus melawan untuk bertahan dari serangan para zombie. Mereka melawan dengan tendangan dan memukul dengan busur mereka.

DUAG! DUAG! DUAG!

Tono Waryan yang bersama Bella Widyana berada di dalam ruang kakus, mendengar suara orang yang sedang melawan para zombie di luar. Tono Waryan dengan cepat memutuskan untuk melawan balik para zombie dan membantu orang di luar. Dengan alat pel di tangannya, ia langsung keluar dari ruang kakus dan menghajar setiap zombie dari belakang.

DUAG! DUAG! DUAG!

Para zombie akhirnya berhasil diratakan oleh Maria Listia, Robert Darman dan Tono Waryan. Diikuti Bella Widyana yang memberanikan diri keluar dari ruang kakus. Mereka semua saling tak mengira ada yang selamat. Hal ini pun menjadi setitik harapan untuk Tono Waryan dan Bella Widyana. Mereka bertemu dengan siswa dari Klub Panahan yang selamat, dengan busur dan anak panah di tangan mereka.

Bengkel, Ruangan Agrian Jaya

Bahadur Mada terus mengintip dari balik gorden jendela untuk melihat situasi di luar. Di luar sudah tampak tak begitu ramai, hanya ada beberapa zombie yang Bahadur Mada yakin bisa ia atasi. Tapi sebelum ia sampaikan hal itu kepada Agrian Jaya, tiba-tiba saja Agrian Jaya batuk, "Uhuk..uhuk..uhuk.". Bahadur Mada pun segera menghampiri Agrian Jaya. Saat Bahadur Mada mendekat, Agrian Jaya malah menjauhkan dirinya dan mendekat ke tembok di sebelah kirinya. "Menjauhlah Mada. Uhuk, uhuk...," ucap Agrian Jaya yang terus saja batuk. Bahadur Mada pun menanyakan kondisi Agrian Jaya apakah ia baik-baik saja. Dengan berdiri dan menyandarkan punggungnya ke tembok, Agrian Jaya justru menjawab jika Bahadur Mada tidak usah pikirkan dirinya. Ia menyampaikan kepada Bahadur Mada jika sudah dirasa aman untuk keluar, segeralah Bahadur Mada pergi ke rumahnya untuk melihat kondisi istri dan anaknya. Bahadur Mada merasa ada yang aneh dengan Agrian Jaya. Ia mencoba melangkah mendekat kembali ke hadapan Agrian Jaya. Tapi semakin ia mendekat, ia justru dimarahi oleh Agrian Jaya, "Menjauhlah!! Uhuk...aku tidak apa-apa..uhuk..uhuk," tandas Agrian Jaya. Tak dinyana, seketika itu juga keluar darah dari mata, hidung dan telinga Agrian Jaya. Bahadur Mada sungguh kaget melihat itu. Ia pernah melihat gejala ini sebelumnya. Tubuhnya pun jadi merinding melihatnya. Langsung saja Agrian Jaya sesak napas sampai menyebabkan ia tersungkur ke lantai. Saat di atas lantai, tubuh Agrian Jaya bergetar kencang, "Argh..argh..argh..," suara Agrian Jaya menahan sakit. Karena hal itu, luka di kaki kanan Agrian Jaya tersingkap dari kain celana panjangnya. Bahadur Mada melihat itu, ia tahu itu adalah luka gigitan. Ia segera menyiapkan kunci pipanya di tangannya. Tubuhnya pun sampai berkeringat melihat kondisi Agrian Jaya. Ia tidak percaya Agrian Jaya telah tergigit makhluk mengerikan seperti di luar. Bahadur Mada pun mengambil ancang-ancang untuk memukul. Dengan mata berkaca-kaca, ia harus siap dengan ini, "Pak..pak Agrian..," ucap Bahadur Mada terus memanggil Agrian Jaya. Kemudian tubuh Agrian Jaya berhenti bergetar dan berdiam di lantai. Setelah beberapa detik, Agrian Jaya bangkit dari tersungkurnya. "Sial..sial..," ujar Bahadur Mada mempersiapkan dirinya. Bola mata Agrian Jaya berubah menjadi warna kuning seperti mata harimau. Giginya pun kini berubah menjadi taring semua. Di wajahnya masih tampak bekas darah keluar dari hidung, begitu juga yang membasahi pipinya. Bahadur Mada pun mengeratkan cengkeramannya pada kunci pipa di tangannya. Ia bersiap untuk apa yang akan terjadi sekarang. Agrian Jaya yang melihat ada manusia di depannya, ia langsung dengan buas menyerang manusia itu, "WAAAARRGGHH!!" suara geraman Agrian Jaya yang telah berubah menjadi zombie. Dengan sigap Bahadur Mada langsung memukul kepala Agrian Jaya dengan kunci pipanya.

DUAG!

Karena hal itu, menyebabkan Agrian Jaya tersungkur ke lantai. Tapi tubuhnya tampak masih bisa untuk bangkit. Tanpa basa-basi, Bahadur Mada melanjutkan serangannya terhadap Agrian Jaya yang sudah berubah menjadi zombie itu, "Aaaaa!!" teriak Bahadur Mada.

DUAG! DUAG! DUAG!

Tubuh Agrian Jaya sudah tak bergerak lagi. Melihat itu, Bahadur Mada menghentikan pukulannya. Dengan napas terengah-engah, Bahadur Mada hanya terdiam saja atas apa yang baru saja ia lakukan. Ia tak percaya ini. Agrian Jaya berubah menjadi zombie dan ialah yang menghabisinya.

Bahadur Mada memejamkan matanya, menghela napas dan membuang napas berat pada mulutnya. Ia terus berusaha menguatkan dirinya. Tanpa berlama-lama, ia langsung melihat keluar dari balik gorden kembali. Dirasa cukup aman, ia segera membuka kaca jendela kemudian melompatinya. Ia pun segera pergi ke rumah Agrian Jaya untuk melihat kondisi istri dan anak dari Agrian Jaya. Walau bagaimana pun, Bahadur Mada tetap tak lupa atas jasa dari Agrian Jaya terhadapnya. Ia akan tetap memenuhi janjinya kepada Agrian Jaya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!