RAHYA RAHAYU

3 Hari Sebelum Serangan Zombie, SMA Bambu

Jam pulang sekolah telah tiba. Bel pun berbunyi menandakan waktu selesai kegiatan bersekolah pada hari ini. Diikuti semua murid bergegas keluar dari kelas mereka masing-masing untuk segera pulang. Di SMA ini mewajibkan semua murid beserta stafnya untuk vaksinasi. Karenanya, banyak murid yang tampak tak menggunakan masker. Hal ini memang sengaja dilakukan pihak sekolah. Untuk yang sudah vaksin diperbolehkan tidak mengenakan masker untuk kenyamanan, sedangkan yang belum diwajibkan mengenakan masker. Walau demikian, pihak sekolah kepada semua murid dan stafnya, mewanti-wanti ketika di luar sekolah untuk selalu mengenakan masker. Banyak murid berjalan ataupun berlari melewati lapangan yang berada di depan gedung sekolah untuk menuju gerbang sekolah, walau ada juga yang lewat jalan aspal di sebelah lapangan.

Seorang gadis dengan langkahnya yang cepat, memilih untuk berjalan di atas rumput lapangan. Gadis dengan rambut panjangnya yang dikuncir ini bernama Rahya Rahayu. Ia berumur 17 tahun, saat ini sedang berada di kelas 11. Ia termasuk dari sedikit murid yang dari latar belakang keluarga sederhana. Walau begitu ia juga termasuk dari murid yang berprestasi di sekolah elit ini yang di mana diisi oleh anak-anak orang kaya. SMA Bambu ini adalah sekolah mentereng di kota. Lulusan dari sekolah ini banyak yang diterima di perguruan-perguruan tinggi ternama dan banyak yang menjadi orang hebat. Sekolah ini terkenal dengan fasilitasnya yang luar biasa bagus, mewah, dan memadai. Banyak anak-anak di kota dan orangtua yang ingin anaknya bisa bersekolah di SMA Bambu ini. Selain karena sekolahnya yang bagus, tentu ada nilai tambah, yaitu bisa menaikan drajat sosial di masyarakat.

Rahya Rahayu bisa bersekolah di sini bukan karena materi yang dimiliki orangtuanya, ia bisa masuk di sekolah ini karena sebuah beasiswa. Tapi sungguh miris untuk Rahya Rahayu, ia sering diganggu murid-murid lainnya. Tidak hanya dari anak perempuan, tapi juga anak laki-laki suka mengganggunya. Murid-murid lainnya suka mengganggu Rahya Rahayu hanya karena ia dari keluarga sederhana dan ada juga yang merasa kalah cantik dari anak yang notabene dianggap anak orang miskin ini. Karena hal ini, terkadang sekolah menjadi momok untuk Rahya Rahayu. Karenanya, setiap bel berbunyi menandakan kegiatan bersekolah usai, ia selalu mempercepat dirinya untuk pulang. Biar bagaimanapun, Rahya Rahayu tetap berusaha kuat untuk menjalani kehidupannya di sekolah.

Rahya Rahayu berjalan di atas rumput lapangan dengan menundukkan wajahnya. Menundukkan wajah adalah hal yang disuka Rahya Rahayu saat di sekolah. Ia sering melakukan ini hingga banyak orang yang tidak begitu tahu parasnya. Yang sebenarnya ia adalah gadis yang cantik, walau dengan tampilan sederhana dibanding anak perempuan lainnya. Belum sampai habis ia melewati lapangan, tiba-tiba saja Rahya Rahayu menabrak seorang anak laki-laki. Ia meminta maaf kepada anak laki-laki tersebut karena kesalahannya tidak memusatkan pandangannya ke depan. Anak laki-laki yang ia tabrak ternyata adalah Werang Santoso yang sedang bersama kedua temannya. Ia memang sengaja berdiri di sana agar Rahya Rahayu menabraknya. Rahya Rahayu sungguh kaget bahwa yang ia tabrak adalah Werang Santoso. Werang Santoso bersama kedua temannya memaksa Rahya Rahayu untuk ikut bersama mereka. Dengan mata yang berkaca-kaca, Rahya Rahayu memohon untuk menghentikan ini karena sekarang sudah pulang sekolah. Werang Santoso dan kedua temannya tidak peduli akan hal itu, ia pun meninggikan suaranya memaksa kembali Rahya Rahayu untuk ikut bersama mereka. Karena takut, Rahya Rahayu pun terpaksa mengikuti mereka.

Di Gedung Sekolah yang Sedang Dibangun

Para pekerja sedang tidak ada di gedung karena saat ini adalah jam istirahat mereka. Karisa Mata bersama Werang Santoso dan kedua temannya berdiri di depan Rahya Rahayu. Mereka merencanakan sesuatu untuk Rahya Rahayu. Karisa Mata langsung saja memberikan kode kepada Werang Santoso untuk memegangi Rahya Rahayu. Werang Santoso menyuruh kedua temannya untuk memegang erat kedua tangan Rahya Rahayu.

Melihat itu, Rahya Rahayu mundur dengan langkah-langkah kecil yang dengan tubuh bergetar takut. Rahya Rahayu tak berdaya. Setelah sampai di tempat Rahya Rahayu berdiri, kedua teman Werang Santoso langsung memegang kedua tangan Rahya Rahayu dengan erat agar ia tidak lari. Werang Santoso berjalan pelan menuju ke hadapan Rahya Rahayu dengan senyum jahat di wajahnya. Karisa Mata sudah menyiapkan handphone-nya untuk merekam. Mereka berniat mempermalukan Rahya Rahayu dengan direkam, setelahnya rekaman itu akan mereka sebar di internet.

Dengan air mata yang sudah tumpah dari matanya, Rahya Rahayu memohon untuk menghentikan ini semua. Tapi itu semua percuma, perbuatan ini tidak terhenti. Karisa Mata tersenyum senang melihat apa yang sedang dialami oleh Rahya Rahayu. Ia berkata bahwa ini adalah hukuman untuknya. Ia meneruskan, ini semua karena Rahya Rahayu sudah berani dekat-dekat dengan anak laki-laki yang ia sukai. Yang sebenarnya, anak laki-laki yang Karisa Mata sukai itulah yang selalu mendekati Rahya Rahayu. Walau anak laki-laki itu tampan, tapi Rahya Rahayu sama sekali tidak menaruh hati padanya. Karisa Mata melakukan ini memang untuk membuat Rahya Rahayu malu dan jera agar menjauhi anak laki-laki yang ia sukai.

Werang Santoso sudah benar-benar berada di depan Rahya Rahayu. Rahya Rahayu sekali lagi memohon dengan sangat untuk menghentikan perbuatan ini. Werang Santoso tidak menggubris tangisan permohonan dari Rahya Rahayu. Ia memegang kerah baju Rahya Rahayu dengan kedua tangannya. Ia berniat akan merobek baju Rahya Rahayu. Tapi sebelum itu sampai dilakukan, Cahaya Merani datang dengan handphone yang sudah siap di tangannya merekam perbuatan Karisa Mata bersama Werang Santoso dan kedua temannya. Ia menyuruh menghentikan ini semua, atau ia akan menunjukkan rekaman ini kepada Guru Kesiswaan dan Karisa Mata bersama Werang Santoso dan kedua temannya akan mendapatkan masalah. Karisa Mata langsung saja menyembunyikan handphone-nya yang sebenarnya itu sudah telat. Ia pun memasang wajah kesal, kenapa hal ini bisa sampai ada orang lain yang tahu.

Cahaya Merani adalah satu-satunya anak perempuan yang dekat dengan Rahya Rahayu. Ia juga termasuk anak orang kaya. Tapi ia tidak malu bergaul dengan Rahya Rahayu. Setelah masuk kelas 11, kehidupan Rahya Rahayu sebenarnya sedikit berubah setelah ia berteman dengan Cahaya Merani. Karena dari hal itu, perbuatan yang mengganggu Rahya Rahayu jadi berkurang. Walau terkadang ada kecolongan juga seperti sekarang. Ini karena Cahaya Merani sedang pergi ke toilet, tapi entah kenapa Rahya Rahayu sudah tidak ada setelah itu. Ia tahu bahwa setiap jam pulang sekolah Rahya Rahayu selalu ingin cepat-cepat pulang. Tapi ia tadi berpesan kepada Rahya Rahayu untuk menunggunya sebentar. Rahya Rahayu yang memang sudah tidak sabar langsung saja ia berjalan keluar gedung. Biar begitu, Cahaya Merani sebagai sahabat yang baik, ia tidak meninggalkan Rahya Rahayu. Hingga ia beruntung bisa sempat melihat Rahya Rahayu saat dibawa Werang Santoso dan kedua temannya berjalan ke sebuah gedung. Hingga ia mengikutinya dan sampai menolong Rahya Rahayu dari perbuatan jahat Karisa Mata bersama Werang Santoso dan kedua temannya saat ini.

Dengan wajah kesalnya Karisa Mata menyuruh Werang Santoso untuk mengurus Cahaya Merani. Werang Santoso pun berjalan ke arah Cahaya Merani berdiri untuk mengambil handphone Cahaya Merani. Cahaya Merani memberanikan dirinya untuk tetap berada di tempat ia berdiri saat ini. Werang Santoso dengan tegas menyuruh Cahaya Merani untuk memberikan handphone-nya kepadanya. Tapi Cahaya Merani menolaknya. Langsung saja Werang Santoso menjambak rambut Cahaya Merani sambil berusaha merebut handphone Cahaya Merani. Cahaya Merani dengan sekuat tenaga bertahan. Di tengah perebutan handphone Cahaya Merani, tiba-tiba saja Werang Santoso tersungkur ke lantai.

Semua kaget, hal ini karena kedatangan dan perbuatan Roy Emir yang menendang Werang Santoso. Begitu juga dengan Karisa Mata, ialah yang paling kaget. Roy Emir adalah anak laki-laki di sekolah yang ia sukai. Roy Emir berkata kepada Karisa Mata untuk menghentikan semua ini. Werang Santoso terbangun dari jatuhnya, ia pun langsung ingin menghajar Roy Emir. Sebelum itu sampai dilakukan, Karisa Mata berteriak kepada Werang Santoso untuk cukup sampai di sini saja jangan dilanjutkan. Karena Karisa Mata sudah memintanya, Werang Santoso pun tidak melanjutkan. Diikuti kedua temannya melepaskan genggamannya dari Rahya Rahayu.

Cahaya Merani langsung berlari kepada Rahya Rahayu. Ia langsung memeluk sahabatnya itu dan menanyakan kondisinya. Dengan dibantu oleh Roy Emir, Rahya Rahayu dan Cahaya Merani pergi dengan berjalan untuk keluar dari gedung itu. Werang Santoso menaruh wajah kesal kepada Roy Emir. Ia memberi peringatan kepada Roy Emir, akan tiba saatnya nanti ia akan menghajar Roy Emir. Tapi Roy Emir sama sekali tidak takut dengan ancaman itu. Werang Santoso melakukan ini semua karena ia suka dengan Karisa Mata. Ia menurut saja kepada Karisa Mata untuk melakukan perbuatan jahat ini kepada Rahya Rahayu, semata hanya untuk bisa mengambil hati Karisa Mata. Dan ia sangat membenci Roy Emir, karena ia tahu, Roy Emir adalah anak laki-laki yang Karisa Mata sukai.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!