NIAT JAHAT (1)

2015, Tempat Penimbunan Bangkai Gerbong Kereta

Pukul 20:30. Bahadur Mada sedang melakukan perkelahian jalanan. Ia dan lawannya saling berhadapan.

Terlihat mereka sedang saling terjaga dengan kuda-kudanya sembari keduanya melangkah kecil ke arah kanan mereka mengelilingi arena pertarungan. Lawannya melihat kesempatan, ia menendang Bahadur Mada dengan kaki kanannya. Bahadur Mada lengah, ia kena di bagian perut kirinya. Tapi berbarengan juga Bahadur Mada mengeluarkan tinju kanannya dan mengenai wajah lawannya. Serangan dari kedua jagoan sama-sama mengenai lawannya. Penonton pun riuh. Tempat itu jadi semakin ramai.

Bahadur Mada sering melakukan hal ini untuk mendapatkan uang. Ia tergabung dalam perkumpulan Pertarungan Jalanan. Setiap Jagoan Jalanan disewa oleh para orang kaya untuk kesenangan mereka, berjudi dengan pertarungan manusia. Yang bisa Bahadur Mada lakukan hanya ini, mendapatkan uang dengan tinjunya. Walau sebenarnya ketika Jagoan Jalanan terluka akibat pertarungan, para orang kaya yang menyewa mereka tidak memberi lebih. Para jagoan hanya mendapatkan uang sesuai yang disepakati. Sungguh makin pahit jika menjadi yang kalah, karena tidak mendapatkan uang bonus yang di mana uang bonus ini sangat membantu untuk biaya luka-luka. Terkadang memang tidak setimpal, tapi seperti inilah dunia jalanan, keras. Beruntung untuk Bahadur Mada, ia selalu memenangkan pertarungan. Karena memang dari saat sekolah dulu ia terkenal siswa yang nakal dan suka berkelahi. Di zamannya dulu, tidak ada anak sekolah sekota yang tidak mengenal "Sang Monster Penyendiri" Bahadur Mada. Semua anak Sekolah Menengah Atas sekota, pasti merinding mendengar namanya karena ia selalu menang berkelahi. Ia jagoan sekolah, ditakuti, dan disegani. Tapi itu dulu, Bahadur Mada begitu mendapatkan kejayaannya. Saat ini ia merasa kejayaan yang ia dapati dulu tidak bisa membuat kehidupannya maju. Terbukti, setelah lulus sampai saat ini ia susah mencari kerja. Sedangkan ia butuh uang untuk hidup. Hingga akhirnya ia menjadi Jagoan Jalanan cara yang bisa ia lakukan untuk menyambung hidup.

Bahadur Mada dan lawannya tampak sudah babak belur. Lawan dari Bahadur Mada merangsek dari bawah berusaha menjatuhkan Bahadur Mada dengan mencoba merangkul kedua kaki Bahadur Mada agar kehilangan keseimbangan. Karena pengalaman bertarungnya, Bahadur Mada berhasil lepas dari serangan berbahaya itu. Langsung saja Bahadur Mada mengeluarkan uppercut kiri yang dilanjut dengan hook kanan yang telak mengenai wajah lawannya. Hal ini seketika membuat lawannya jatuh dan tak lagi berdaya.

Dan Bahadur Mada pun memenangkan pertarungan. Bahadur Mada tidak merayakan kemenangan ini dengan berteriak. Dengan napas terengah-engah, ia langsung berbalik badan dan berjalan keluar dari arena pertarungan.

Ia merasa tidak perlu merayakan kemenangan, hal ini untuk menghormati sesama Jagoan Jalanan. Walau masih ada Jagoan Jalanan yang berbalik drastis dari sikap Bahadur Mada ini.

Di Bengkel Servis Motor dan Mobil

Agrian Jaya pimpinan dari usaha bengkel mandiri servis motor dan mobil, berjalan menuju mobil pick up-nya untuk pulang ke rumah. Diikuti salah satu pegawainya yang membantu membukakan pagar untuk Agrian Jaya. Setelah melewati pagar dengan mobil pick up-nya, Agrian Jaya sempat berhenti untuk memberi tahu kepada pegawainya itu yang memang tinggal di bengkel, untuk lekas istirahat jangan tidur terlalu larut karena besok hari libur cenderung ramai. Setelah pegawainya membalas perkataan Agrian Jaya untuk mematuhinya, Agrian Jaya pun melanjutkan menjalankan mobilnya untuk pergi pulang.

Di tengah perjalanan istrinya menelepon. Agrian Jaya pun mengangkat panggilan itu sambil menyetir. Pada telepon, istrinya minta dibelikan makanan. Agrian Jaya menjawab akan mampir ke penjual nasi goreng, ia akan membeli dua termasuk untuk dirinya. Di samping itu Agrian Jaya bertanya apakah anak mereka mau juga. Pada telepon istrinya menjawab bahwa anak mereka sudah tertidur. Mereka pun mengakhiri pembicaraan pada telepon. Agrian Jaya melajukan mobilnya menuju tempat penjual nasi goreng sebelum menuju rumah.

Di Jalan Kota

Pukul 23:10. Bahadur Mada berjalan sendiri di tengah kota. Suasana memang sudah sepi karena sudah larut. Ia mampir ke minimarket untuk membeli sesuatu yang bisa mengisi perutnya setelah ia melakukan pertarungan jalanan. Selesai itu, saat di luar, di depan minimarket sebelum ia melanjutkan langkahnya untuk lanjut pergi pulang, ia membakar sebatang rokok dahulu baru melanjutkan langkahnya untuk pergi. Baru berjalan tak jauh dari minimarket, Bahadur Mada dicegat oleh sekelompok pria berjumlah 7 orang. Ketujuh pria itu langsung mengitari Bahadur Mada yang membuat Bahadur Mada tidak ada jalan untuk pergi. Dari semua pria itu, di setiap tangan mereka memegang senjata. Ada yang memegang balok, pipa besi bahkan pisau. Mereka memaksa Bahadur Mada untuk masuk ke gang yang gelap sesuai arahan mereka. Bahadur Mada sempat melihat wajah dari semua pria tersebut. Dari semua wajah yang ia lihat itu, ia mengenali semuanya.

Satu Jam Sebelumnya, Tempat Penimbunan Bangkai Gerbong Kereta di Dalam Gudang Tua

Para penonton yang notabene para pengusaha yang suka atas judi ini, sudah balik kanan untuk bubar. Walau demikian, masih ada beberapa orang belum pergi. Dengan wajah yang masih babak belur setelah pertarungannya dengan Bahadur Mada, Gori Mulyono duduk di aspal gudang sambil menyandarkan punggungnya di tiang fondasi bangunan. Bosnya yang didampingi asistennya berdiri dihadapannya dengan wajah kecewa. Bosnya sempat meluapkan caci maki kepada Gori Mulyono akibat kesal atas kekalahannya. Gori Mulyono hanya diam dan menundukkan kepalanya walau sebenarnya ia tidak bisa menerima caci maki itu terhadapnya. Saat bosnya akan membayar Gori Mulyono, 6 orang pengusaha dengan para jagoannya datang menghampiri mereka. Salah satu pengusaha menawarkan rencana jahat kepada bos Gori Mulyono. Ia mengajaknya untuk ikut dalam rencana pembunuhan Bahadur Mada. Keenam pengusaha ini sudah sepakat hingga akhirnya mereka mencoba mengajak bos Gori Mulyono untuk ikut rencana mereka. Keenam pengusaha ini menganggap dengan adanya bantuan lagi, akan semakin mudah menyukseskan rencana jahat ini. Ini semua dilakukan karena mereka ingin agar sesekali mereka bisa menang taruhan di perjudian Pertarungan Jalanan. Mereka menganggap dan mengakui Bahadur Mada adalah jagoan yang hebat yang selalu menang pertarungan, karena hal ini membuat mereka jadi kesal hingga mereka berencana untuk Membunuh Bahadur Mada. Mereka frustasi atas kehebatan Bahadur Mada, hingga terciptalah pikiran dan persekutuan jahat ini.

Gori Mulyono mendengar percakapan ini. Ia sungguh kaget mendengarnya tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya diam saja. Ia merasa tidak punya kekuatan untuk melawan para orang kaya ini yang dimana semua bisa mereka dapatkan dengan mudah, termasuk kekuatan. Berhubung keenam pengusaha ini datang di saat yang tepat, di mana saat ini bos dari Gori Mulyono sedang kesal karena kalah akibat kemenangan Bahadur Mada, ia pun menerima tawaran itu. Rencananya adalah para jagoan dari pengusaha ini dijanjikan uang besar untuk membunuh Bahadur Mada. Pembunuhan harus dilakukan tanpa adanya saksi dan harus dilakukan malam ini juga.

Gori Mulyono hanya diam saja saat bosnya menawarkan hal itu. Kesal akan sikap Gori Mulyono, ia mengancam jika Gori Mulyono menolaknya malah akan jadi Gori Mulyono yang mati. Mau tidak mau Gori Mulyono menerima tawaran itu walau sebenarnya berat. Setelah semua siap, para jagoan dari ketujuh pengusaha ini pergi untuk melakukan aksinya.

Di Sebuah Gang

Bahadur Mada berdiri di tengah-tengah ketujuh pria di sebuah gang yang cukup gelap sedikit pencahayaan. Ia tidak gentar akan hal yang akan terjadi pada dirinya saat ini. Tetapi ia bingung kenapa ketujuh pria yang ia kenal semua wajahnya, sampai melakukan hal ini. Bahadur Mada bertanya siapa dalang di balik semua ini dan apa alasannya. Salah seorang dari ketujuh pria menjawab perkataan Bahadur Mada. Salah seorang pria itu mewakili semua, ia berkata bahwa pertama, mereka butuh uang lebih dan kedua, meminta maaf harus melakukan hal ini. Itu saja jawaban yang diberikan untuk Bahadur Mada.

Bahadur Mada membalas dengan memarahi mereka semua bahwa mereka menghinakan diri mereka sendiri dengan melakukan hal ini. Tiba-tiba pria dengan pisau di tangan kirinya di belakang Bahadur Mada, langsung melancarkan serangan. Walau menghindar, Bahadur Mada masih bisa terluka dari serangan itu. Perut bagian kanannya tergores dan berdarah. Dengan masih membelakangi, tangan kanan Bahadur Mada memegang kencang tangan kiri sang pria pemegang pisau yang baru saja melancarkan serangan.

Langsung saja pria di sebelah kiri Bahadur Mada mengayunkan baloknya untuk menghantam Bahadur Mada. Bahadur Mada menendang pria itu dengan kaki kirinya dan kena. Serangan pria itu jadi gagal terhadap Bahadur Mada. Dilanjut semuanya menyerang Bahadur Mada dengan bersamaan. Bahadur Mada tidak bisa menghindari ini. Banyak serangan yang mengenai Bahadur Mada walau Bahadur Mada terus melawan dan bertahan dengan sambil terus memegang pria dengan pisau agar tidak lepas. Bahadur Mada menganggap pria dengan pisau yang paling berbahaya karena ia memegang senjata tajam yang bisa langsung melumpuhkan.

Keenam pria tersebut terus melancarkan serangan, termasuk pria pemegang pisau walau salah satu tangannya tidak bisa bergerak karena dipegang kencang Bahadur Mada. Bahadur Mada masih terus bertahan.

Gori Mulyono belum melakukan apa-apa, dengan pipa besi di tangannya, ia hanya menundukkan kepalanya. Bahadur Mada yang sudah berdarah-darah, masih terus segenap tenaga bertahan. Gori Mulyono akhirnya menetapkan hati.

Para pria yang sedang memukuli Bahadur Mada dengan senjata mereka masing-masing, mulai kelelahan karena Bahadur Mada masih belum tumbang juga. Tiba-tiba dua orang pria yang berada di depan Bahadur Mada, terjatuh karena serangan mendadak dari belakang oleh Gori Mulyono dengan pipa besinya. Dilanjut ketiga pria lainnya yang semua berhasil dijatuhkan oleh Gori Mulyono. Keberuntungan datang untuk Bahadur Mada. Ini semua karena serangan mendadak yang dilancarkan dan sikap tak terduga dari Gori Mulyono yang berkhianat. Tinggal tersisa pria pemegang pisau yang sedari tadi terus memukul kepala Bahadur Mada agar bisa melepaskan tangan kirinya dari genggaman kuat Bahadur Mada. Dengan tangan kirinya, Bahadur Mada menangkap tinju kanan dari pria pemegang pisau tersebut. Gori Mulyono bersiap dengan pipa besinya untuk memukul pria pemegang pisau itu. Dengan suara terengah-engah Bahadur Mada melarangnya, ia berkata bahwa pria dengan pisau tersebut adalah bagiannya. Dengan wajah yang berdarah-darah, Bahadur Mada menyerang pria tersebut dengan keningnya tepat di hidung pria tersebut. Dilanjut serangan siku kirinya yang telak mengenai pelipis pria tersebut. Pria tersebut langsung tidak sadarkan diri. Kemudian Gori Mulyono membantu Bahadur Mada untuk berdiri, mereka pun lekas pergi dari tempat itu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

BlackClover

BlackClover

Wow! ada gambarnya 👏🏼

2024-01-02

1

Zenun

Zenun

wow ada gambarnya

2023-04-10

1

SENJA ROMANCE

SENJA ROMANCE

percakapan nya mana Thor?

2022-02-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!