4 Tahun Kemudian, 2019, Lapangan Penerbangan Milik Pribadi
2 Februari, pukul 04:00. Di sebuah tempat yang tidak semua orang bisa masuk termasuk orang pemerintahan. Alex Dedgor dan para pengikutnya berkumpul. Semua sudah bersiap. Para pengikut Alex Dedgor tinggal menunggu perintah dari pimpinannya. Sebelum Alex Dedgor memberikan perintah, ia sedikit memberikan pidato, "Dengarkan para pengikutku! Hari ini, adalah hari di mana aku, Alex Dedgor, akan merubah dunia. Hari ini, adalah awal di mana dunia nanti akan bergantung padaku. Hari ini, adalah hari awal dari kebangkitan. Kebangkitan kita bersama!" terang Alex Dedgor pada pidato singkatnya. Setelah itu ia memerintahkan para pengikutnya untuk segera berangkat pada tugasnya. Mendengar itu, para pengikutnya balik kanan kemudian pergi masuk ke pesawat-pesawat yang sudah siap. Setelah semua siap, pesawat pun lepas landas.
Alex Dedgor menghampiri Kiriaji. Ia memerintahkannya untuk menyebarkan proyeknya di Ibukota. Kiriaji membalas siap atas perintah yang diberikan oleh pimpinannya. Sebelum Alex Dedgor pergi, ia memegang pundak kanan Kiriaji dengan telapak tangan kanannya, "Kau tangan kananku. Aku percaya padamu. Dua tahun kemudian adalah pesta yang sesungguhnya," pungkas Alex Dedgor yang kemudian pergi.
Di Kota
Pukul 05:30. Aktifitas di jalan sudah cukup ramai karena ini adalah kota besar. Banyak orang-orang yang sudah mulai dengan aktifitasnya berangkat pagi menuju tempat kerja. Toko-toko pun sudah mulai buka bersiap untuk mulai berjualan. Bahadur Mada kini sudah tidak tinggal di tempatnya yang lama, ia sekarang tinggal di dekat tempat kerjanya yang dengan waktu tempuh 10 menit dengan berjalan kaki. Dengan mata yang masih sayu, Bahadur Mada menyalakan sebatang rokok sambil berjalan kaki untuk menuju ke bengkel tempat kerjanya. Sudah 4 tahun berjalan ia melakoni profesi barunya sebagai mekanik, ia masih belum terbiasa dengan kegiatan bangun pagi dan lekas pergi bekerja, "Hmm. Pagi, ya pagi. Ayolah sudah 4 tahun aku harus terbiasa dengan ini," ujarnya.
Penjual kopi yang biasa ia datangi hari ini sedang tidak berjualan, ia pun merasa kecewa. Kopi di pagi hari seperti ini adalah energi tambahan untuk menahan rasa kantuknya. Ia pun melanjutkan langkahnya. Di tengah perjalanannya sebelum ia sampai di bengkel, ia teringat janjinya kepada Agrian Jaya, "Melek melek melek. Aku sudah berjanji kepada Pak Agrian untuk serius bekerja. Come on maaan...," ucapnya kepada dirinya sendiri. Tak lama ia pun sampai di bengkel.
Agrian Jaya sudah berada di bengkel, ia melihat Bahadur Mada telah datang, ia pun memanggilnya, "Hei, Mada...," panggil Agrian Jaya kepada Bahadur Mada yang masih berjalan untuk masuk ke dalam, "...hari ini aku siapkan kopi untuk anak-anak di sebelah sana...," ujar Agrian Jaya sambil menunjuk arah kopi di tempatkan, "...belum masuk waktu kerja, kau masih bisa ngopi. Saat sudah waktunya nanti, langsung kau urus mobil Pak Yanuar di sebelah sana...," Agrian Jaya meneruskan sambil menunjuk arah mobil Pak Yanuar ditempatkan, "...ada kendala di air conditioner-nya," tutup Agrian Jaya.
"Baik, pak," jawab Bahadur Mada yang sambil berjalan melepas jaketnya, kemudian ia gantung jaketnya di gantungan jaket. Setelah itu ia pun pergi ke arah kopi ditempatkan. Bahadur Mada merasa beruntung, walau penjual kopi langganannya sedang tidak berjualan hari ini, ia masih mendapatkan kopi ditempatnya bekerja.
Di mulai di tahun ini banyak berita-berita bohong menyudutkan pemerintah. Para pegawai Agrian Jaya termasuk Agrian Jaya sudah mulai termakan berita bohong ini. Bahadur Mada menyeruput kopinya. TV di aula dinyalakan oleh salah satu koleganya. Pada siaran TV, sedang disiarkan pemerintah yang sedang berkunjung ke daerah yang pasokan bensin susah didapat, harga bensin di sana tinggi, bahkan bahan makanan pun mahal. Ini semua disebabkan karena daerah itu sangat jauh dari Ibukota dan kurangnya pembangunan akses transportasi. Pemerintah yang sekarang, sangat peduli atas kesulitan yang dialami daerah tersebut.
Agrian Jaya yang berkumpul bersama para pegawainya juga melihat siaran itu, "Ayolah, pencitraan lagi ia," cibirnya. Para pegawai yang lain mendengar itu pun tersenyum, tidak dengan Bahadur Mada. Salah satu pegawai Agrian Jaya membalas perkataan Agrian Jaya, "Memang fokusnya hanya itu. Sebenarnya tidak bisa bekerja," ujarnya. Bahadur Mada mencoba melontarkan pendapat, "Kurasa ia sedang bekerja. Pemerintah memang sedang fokus membangun daerah itu. Pemerintah bahkan sampai menyamaratakan harga bensin di sana seperti di sini," ucap Bahadur Mada. Agrian Jaya menyeruput kopinya, kemudian berkata, "Tahu apa kau Mada. Dia dari dulu memang terkenal hanya pencitraan, tetapi kerja tidak bisa," tandasnya yang sambil berbalik badan pergi menuju ruangannya. Dilanjut yang lain ikut meninggalkan depan TV. Sebelum pergi, ada satu kolega Bahadur Mada menghampiri Bahadur Mada, "Jaga sikapmu Mada. Kau seperti tidak tahu terimakasih dengan Pak Agrian," ucapnya kepada Bahadur Mada. Dengan melipat kedua lengannya di depan dada, Bahadur Mada menjawab, "Kalau boleh jujur, aku tidak memilihnya saat Pemilihan Presiden pada waktu itu. Aku juga tidak punya kepentingan dengannya. Aku hanya berusaha objektif saja dan aku hanya mengutarakan pendapatku," terang Bahadur Mada. Mendengar itu, kolega Bahadur Mada yang baru saja bicara dengan Bahadur Mada itu, hanya menepuk pundak Bahadur Mada kemudian pergi. Di tahun ini sudah mulai ada kecanggungan antara Agrian Jaya dan Bahadur Mada, begitu juga dengan para koleganya.
Di Gang, di Belakang Gedung Restoran
Kiriaji bertemu dengan anteknya yang bekerja di sebuah restoran yang ia datangi. Ia memberikan sebuah kapsul transparan yang didalamnya terdapat cairan berwarna biru. Kemudian anteknya itu mengambil kapsul tersebut dari tangan Kiriaji. Tak lupa Kiriaji memberikan uang kepada anteknya itu. Wajah dari anteknya itu terlihat senang. Setelah mendapatkan kapsul dan pemberian dari Kiriaji, ia pun langsung membuka pintu belakang restoran yang berada di belakangnya, kemudian ia masuk ke dalam dan segera menutup pintu. Diikuti Kiriaji melangkah pergi meninggalkan tempat itu.
Di dalam restoran, Antek dari Kiriaji memasukkan kapsul itu ke dalam makanan yang sedang dibuat, yang nanti akan disajikan kepada pelanggan. Kapsul itu lumer, isinya bercampur dengan masakan dan tidak ada bau yang merubah bau masakan. Setelah itu masakan disajikan kepada para pelanggan. Pelanggan memakannya dan tidak ada keluhan dari rasa atau bau yang aneh karena kapsul tadi. Para pelanggan sungguh menikmati memakan masakan itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments