Perkataan menyakitkan ( Masakan pertama untuk suami )

Tok.

Tok

Tok.

Walaupun ragu, Wiyah sudah berhasil mengetuk pintu itu.

Tidak lama pintu terbuka, dan memperlihatkan Windi berdiri didepan pintu sambil menatap kearahnya." Kenapa dek." Tanya Windi.

Wiyah sedikit ragu untuk mengatakan nya, tapi Wiyah harus tetap mengatakannya, jika tidak mungkin suaminya itu tidak akan Menganti baju nya." Hmm, ini kak. Aku mau pinjam baju kak Idar, buat kak Fazar. Soalnya kak Fazar lupa bawah baju ganti." Jawab Wiyah memberitahukan alasan nya kenapa ia mengetuk pintu kamar kakaknya di tengah malam seperti ini.

Sedangkan Windi mengangguk anggukan kepalanya, mengerti." Tunggu di sini biar Kaka ambilkan." Ucap Windi.

" Iya kak." Jawab Wiyah

Windi kembali masuk kedalam kamarnya, sedangkan pintu kamarnya tetap di buka karena Windi sengaja membuka pintu kamarnya itu.

Wiyah yang menunggu di luar sambil memainkan jari jari nya, karena begitu sangat gugup karena harus tinggal berdua di dalam kamar bersama dengan Fazar. Walaupun itu tidak salah, karena Fazar adalah suaminya, Jadi Sah sah sajakan kalau mereka dalam satu ruangan.

Sedangkan Di dalam kamar.

Haidar yang sedang berbaring di atas kasur. Bingung saat melihat sang istri yang sedang mencari sesuatu di dalam lemari. Karena penasaran membuat Haidar bangun dari tidurnya, lalu melangkah mendekat kearah Windi.

" Cari apa sayang." Tanya Haidar saat sudah berdiri di samping sang istrinya.

Windi melihat kearah suaminya sebentar setelah itu kembali lagi mencari bajunya untuk Fazar." Lagi carikan baju ganti untuk Fazar mas, soalnya tadi Fazar kesini dia lupa bawah baju ganti." Jawab Windi yang terus mencari baju didalam lemari. Sedangkan Haidar mengangguk mengerti.

" Biar mas bantu." Tawar Haidar yang kini berada di sebelah Windi untuk membantu istrinya itu untuk mencari baju yang pas untuk Fazar.

" Yang ini belum pernah di pakai sayang. Bagaimana kalau berikan ini saja untuk Fazar." Ucap Haidar sambil memperhatikan dua baju kaos berwarna hitam dan juga putih.

Windi melihat kearah arah tangan suaminya." Boleh mas." Jawab Windi." Tapi apa muat ngga sama Fazar, soalnya." Ucap Windi di hentikan, saat ia mengikat kalau badan Fazar jauh lebih besar daripada Haidar yang lebih kecil.

" Insyaallah sayang, muat. Walaupun tubuh mas ini kecil beda dengan Fazar yang berotot." Sambung Haidar yang seperti tahu apa yang ingin Windi katakan. Sedangkan Windi hanya tersenyum.

Windi mengambil celana pendek berbahan kaos bersama dengan sarung. Persiapan untuk besok saat solat subuh.

" Udah sayang." Tanya Haidar membuat Windi mengangguk memberikan jawaban iya.

" Iya mas. sudah, kalau gitu Windi antar ke Wiyah dulu ya." Ijin Windi mendapatkan anggukan dari Haidar tanda kalau ia mengijinkan.

Windi melangkah keluar. Sesampainya Di depan pintu kamarnya, Windi bisa melihat Wiyah yang sedang diam sambil memainkan jari jarinya. Windi tau kalau adik nya itu pasti begitu sangat gugup saat berdekatan dengan seorang pria, Apalagi dalam satu ruangan, Walaupun Fazar itu adalah Suaminya.

" Dek." Panggil Windi membuat Wiyah yang tadi terdiam melihat kearah Windi." Ini baju untuk suami kamu dek. Didalamnya ada sarung untuk Besok kalau mau Solat subuh." Ucap Windi sambil memberikan pakaian ke Wiyah.

Sedangkan Wiyah menerima pakaian yang Windi berikan." Makasih kak." Ucap Wiyah tulus sambil memegang pakaian yang Windi berikan.

" Kalau butuh apa apa, Dek Wiyah bisa minta tolong sama Kaka." Ucap Windi membuat Wiyah mengangguk mengerti. Setelah mendapatkan apa yang Wiyah cari, Kini gadis berhijab Hitam itu melangkah memasuki kamarnya.

Saat Wiyah sudah masuk kedalam kamarnya. Wiyah mencari sosok yang tadi ia tinggalkan didalam kamarnya." Mungkin sudah didalam kamar mandi." Ucap Wiyah saat melihat melihat kemeja dan Jas Fazar berada di atas kasurnya. Wiyah melangkah mendekati kasur setelah itu menyimpan pakaian yang tadi dia bawa di atas kasur, lalu Wiyah kembali mengambil baju kotor yang tadi Fazar pakai.

Wiyah berencana akan memasak untuk suaminya jadi sekalian ia akan mencuci baju kotor Fazar.

Tapi baru saja Wiyah akan kembali melangkah keluar dari kamarnya, Pintu kamar mandi terbuka, dan hal itu membuat Wiyah kembali melihat kearah pintu kamar mandi yang baru saja di buka oleh Fazar.

Sedangkan Fazar yang sudah selesai membersihkan tubuhnya. Keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang tadi ia temukan di pintu kamar mandi. Fazar keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk yang ia lilit sampai di pinggang saja membuat dada bidang dan perut yang di penuhi oleh roti sobek terpampang dengan jelas. bukan saja roti sobek dan Dadang bidang yang terlihat, melainkan tangan kekarnya yang di penuhi oleh otot otot kekar terlihat begitu sangat sempurna terlihat jelas. Fazar seperti pria yang memiliki tubuh yang ideal sebagai seorang pria.

Wiyah yang melihat kearah pintu, bisa melihat Fazar yang hanya mengenakan handuk. Membuat Wiyah di suguhkan dengan pemandangan yang seharusnya tidak ia lihat.

Karena terkejut membuat Wiyah membalikkan tubuhnya dan juga membuat Wiyah beristighfar, karena melihat apa yang seharusnya ia tidak lihat.

" Astaghfirullah, apa tadi." Gumam Wiyah berusaha menetralkan jantung nya yang tiba tiba saja berdegup begitu sangat kencangnya." Mataku sudah tidak suci lagi." Gumam Wiyah kembali saat ia mengingat tubuh dari suaminya itu. Wiyah bergidik ngeri saat mengingat tubuh dari suaminya. Wiyah yang tidak pernah melihat seorang pria bertelanjang dada dihadapannya membuat Wiyah menjadi takut saat melihat pemandangan seperti tadi. Walaupun Wiyah tahu itu adalah Suaminya.

Sedangkan Fazar yang melihat Wiyah sedang membelakangi, tahu kalau gadis itu pasti sudah melihatnya bertelanjang dada tadi saat ia keluar kamar mandi. Tapi kenapa Malah gadis itu membalikkan tubuhnya, Bukannya Gadis itu sering melihat yang seperti di tubuhnya. Pikir Fazar yang masih berfikir kalau Wiyah bukanlah gadis baik baik.

" Untuk apa kamu membelakangi ku, Karena aku tahu kalau kamu sudah melihatnya. Jangan berlaga sok suci, karena aku tahu kalau kamu sudah pernah melihat yang seperti ini, malahan jauh lebih dari itu." Mendengar ucapan dari Fazar membuat Wiyah memegang dadanya karena sakit dengan perkataan Fazar yang menuduhnya yang bukan bukan.

Wiyah bukan gadis yang seperti itu. ia gadis baik baik yang didik oleh kedua kakaknya dengan baik.

Ya Allah, apa karena kesalahpahaman tiga bulan yang lalu membuat Fazar berpikir buruk tentang dirinya. Apakah dirinya seburuk itu. Pikir Wiyah.

" Tuan, saya bukan wanita seperti itu." Batin Wiyah. Rasanya ingin menjawab perkataan Fazar sambil berteriak, mengatakan ' kalau ia adalah gadis baik baik' .Tapi rasanya itu sangat sulit bagi Wiyah untuk mengatakan hal itu.

Karena tidak mau mendengar perkataan buruk yang keluar dari mulut Suaminya, Wiyah memilih pergi meninggalkan Fazar sendiri di dalam kamar itu sambil membawa baju kotor dari Fazar untuk ia cuci.

" Tuan, itu Baju untuk tuan pakai malam ini." Ucap Wiyah sebelum gadis itu benar benar keluar dari kamarnya. Wiyah tidak menoleh kebelakang untuk melihat Fazar, melainkan gadis itu kembali melangkah keluar dari kamarnya meningkatkan Fazar yang dari tadi memperhatikannya.

Sedangkan Fazar yang merasa tidak bersalah karena telah mengatakan hal buruk kepada Wiyah, melangkah mengambil baju yang tersusun rapi di atas kasur. Fazar tidak memikirkan bagaimana sakitnya perasaan Wiyah saat tadi mendengar ucapannya.

" Apakah ini muat." Gumam Fazar sambil memerhatikan kedua baju kaos itu. Fazar melihat kalau baju kaos itu terlalu kecil untuk di pakai tubuhnya, membuat Fazar tidak yakin apakah pas atau tidak. Tapi Fazar akan tetap memakainya. karena Fazar tidak Mau mengumbar auratnya di depan orang orang.

Karena maksa berlama lama dengan handuknya Fazar segera memakai baju kaos berwarna putih yang begitu sangat pas di tubuhnya. membuat lekukan dari tubuhnya sedikit ter ekspor keluar." Lebih baik seperti ini daripada tidak memakai baju sama sekali." Gumam Fazar kembali.

Lain di kamar maka lain juga di dapur. Tepatnya seorang gadis sedang merendam baju dari suaminya.

Walaupun Wiyah merasakan sakit soal perkataan Fazar barusan. Tapi Wiyah akan tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri. Karena Wiyah begitu sangat menghormati suaminya dan akan mengerjakan setiap tugasnya sebagai seorang istri walaupun perkataan dari suaminya itu bagikan belati yang tajam untuknya.

Setelah selesai merendam baju, Wiyah melangkah kearah kompor untuk merebus air panas untuk suaminya. Wiyah akan membuatkan susu hangat seperti yang di pesankan oleh Windi.

" Apa aku masak aja ya." Gumam Wiyah yang tampak ragu, tapi karena Wiyah mengingat kalau ia sedang berusaha untuk menjadi istri yang baik, karena ingin merebut hati dari suaminya, membuat Wiyah ingin memasak untuk suaminya itu, Apalagi ini pertama kalinya untuk Wiyah memasak untuk suaminya, membuat Wiyah menjadi gugup." Buat nasih goreng aja ya, lebih simpel." Gumam Wiyah kembali saat memutuskan kalau ia akan memasak.

Wiyah melangkah mengambil bubu Nasih goreng. Karena sudah larut malam membuat Wiyah malas untuk membuat bubu kembali. Karena hal itu membuat Wiyah mengambil jalan instan yaitu dengan bubu instan tanpa meracik kembali.

Harap bijak dalam membaca karena Banyak typo yang bertebaran.

Jangan lupa like komen dan vote nya biar author Makin semangat.

Terpopuler

Comments

esti

esti

sabar wiyah

2023-02-28

1

meli meilia

meli meilia

hiks..🥲

2022-05-10

1

Mom FA

Mom FA

aku tinggalin jejak dulu tor🤗🤗

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Akad nikah( Awal dari kisah yang baru )
2 keberangkatan Fadil ke kota J.
3 Kotak kado dan sebuah surat.
4 Amira Jia Berend Lian
5 Terikat dalam satu hubungan yang hanya nama saja.
6 Seperti Suami yang habis diusir oleh istrinya( Kondisi Fadil )
7 Aku tidak akan merusak sebuah tali yang baru saja aku ikat
8 Salahkan aku ketika merasakan jatuh cinta
9 Menyampaikan sesuatu
10 Manajer
11 KEMBALI KE RUMAH ISTRI
12 Mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri
13 Perkataan menyakitkan ( Masakan pertama untuk suami )
14 Masakan pertama dari istri
15 Tidur bersama
16 Oh astaga.
17 Solat berjamaah
18 Bab 18
19 Pindah kerumah suami.
20 Pindah kerumah suami.
21 Kamar sendiri
22 Kondisi Fadil
23 jangan di baca
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 39
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Ban 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Ban 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Ban 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Ban 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab154
156 Bab 155
157 Bab 156
158 Bab 157
159 Bab 158
160 Bab 159
161 Bab 160
162 Bab 161
163 Bab 162
164 Bab 163
165 Bab 164
166 Bab 165
167 Bab 166
168 Bab 167
169 Bab 168
170 Bab 169
171 Bab 170
172 Bab 171
173 Bab 172
174 Bab 173
175 Bab 174
176 Bab 175
177 Bab 176
178 Bab 177
179 Bab 178
180 Bab 179
181 Bab 180
182 Bab 181
183 Bab 182
184 Bab 183
185 Bab 184
186 Bab 185
187 Bab 186
188 Bab 187
189 Bab 188
190 Bab 189
191 Bab 190
192 Bab 191
193 Bab 192
194 Bab 193
195 Bab 194
196 Bab 195
197 Bab 196
198 Bab 197
199 Bab 198
200 Bab 199
201 Bab 200
202 Bab 201
203 Bab 202
204 Bab 203
205 Bab 204
206 Bab 205
207 Bab 206
208 Bab 207
209 208
210 Bab 209
211 210
212 Bab 211
213 Bab 212
214 Bab 213
215 Bab 214
216 Bab 215
217 Bab 216
218 Bab 217
219 Eps 218
220 Bab 219
221 Bab 220
222 Bab 221
223 Bab 222
224 Bab 223
225 Bab 224
226 Bab 225
227 Bab 226
228 Bab 227
229 Bab 228
230 Bab 229
231 Bab 230
232 Bab 231
233 Bab 232
234 Bab 233
235 Bab 234
236 Bab 235
237 Bab 236
238 Bab 237
239 Bab 238
240 Bab 239
241 Bab 240
242 Bab 241
243 Bab 242
244 Bab 243
245 Bab 244
246 Bab 245
247 Tamat
248 Pengumuman
249 Ekstra part 1
250 Ekstra part 2
251 Ekstra part 3
252 Cinta kedua untuk Ardian
253 Ekstra part 4
254 Ekstra part 5
255 Ekstra part 6
256 Ekstra part 7
257 Ekstra part 8
258 Ekstra part 9
259 Ekstra part 10
260 Ekstra part 11
261 Ekstra part 12
262 Ekstra part 13
263 Visual
264 Ekstra part 14
265 Ekstra part 15
266 Ekstra part 16.
267 Ekstra part 17
268 Ekstra part 18
269 ekstra part 19
270 Ekstra part 20
271 Ekstra part 21
272 Ekstra part 22
273 Ekstra part 23
274 Ekstra part 24
275 Ekstra part 25
276 Ekstra part terakhir
Episodes

Updated 276 Episodes

1
Akad nikah( Awal dari kisah yang baru )
2
keberangkatan Fadil ke kota J.
3
Kotak kado dan sebuah surat.
4
Amira Jia Berend Lian
5
Terikat dalam satu hubungan yang hanya nama saja.
6
Seperti Suami yang habis diusir oleh istrinya( Kondisi Fadil )
7
Aku tidak akan merusak sebuah tali yang baru saja aku ikat
8
Salahkan aku ketika merasakan jatuh cinta
9
Menyampaikan sesuatu
10
Manajer
11
KEMBALI KE RUMAH ISTRI
12
Mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri
13
Perkataan menyakitkan ( Masakan pertama untuk suami )
14
Masakan pertama dari istri
15
Tidur bersama
16
Oh astaga.
17
Solat berjamaah
18
Bab 18
19
Pindah kerumah suami.
20
Pindah kerumah suami.
21
Kamar sendiri
22
Kondisi Fadil
23
jangan di baca
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 39
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Ban 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Ban 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Ban 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Ban 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab154
156
Bab 155
157
Bab 156
158
Bab 157
159
Bab 158
160
Bab 159
161
Bab 160
162
Bab 161
163
Bab 162
164
Bab 163
165
Bab 164
166
Bab 165
167
Bab 166
168
Bab 167
169
Bab 168
170
Bab 169
171
Bab 170
172
Bab 171
173
Bab 172
174
Bab 173
175
Bab 174
176
Bab 175
177
Bab 176
178
Bab 177
179
Bab 178
180
Bab 179
181
Bab 180
182
Bab 181
183
Bab 182
184
Bab 183
185
Bab 184
186
Bab 185
187
Bab 186
188
Bab 187
189
Bab 188
190
Bab 189
191
Bab 190
192
Bab 191
193
Bab 192
194
Bab 193
195
Bab 194
196
Bab 195
197
Bab 196
198
Bab 197
199
Bab 198
200
Bab 199
201
Bab 200
202
Bab 201
203
Bab 202
204
Bab 203
205
Bab 204
206
Bab 205
207
Bab 206
208
Bab 207
209
208
210
Bab 209
211
210
212
Bab 211
213
Bab 212
214
Bab 213
215
Bab 214
216
Bab 215
217
Bab 216
218
Bab 217
219
Eps 218
220
Bab 219
221
Bab 220
222
Bab 221
223
Bab 222
224
Bab 223
225
Bab 224
226
Bab 225
227
Bab 226
228
Bab 227
229
Bab 228
230
Bab 229
231
Bab 230
232
Bab 231
233
Bab 232
234
Bab 233
235
Bab 234
236
Bab 235
237
Bab 236
238
Bab 237
239
Bab 238
240
Bab 239
241
Bab 240
242
Bab 241
243
Bab 242
244
Bab 243
245
Bab 244
246
Bab 245
247
Tamat
248
Pengumuman
249
Ekstra part 1
250
Ekstra part 2
251
Ekstra part 3
252
Cinta kedua untuk Ardian
253
Ekstra part 4
254
Ekstra part 5
255
Ekstra part 6
256
Ekstra part 7
257
Ekstra part 8
258
Ekstra part 9
259
Ekstra part 10
260
Ekstra part 11
261
Ekstra part 12
262
Ekstra part 13
263
Visual
264
Ekstra part 14
265
Ekstra part 15
266
Ekstra part 16.
267
Ekstra part 17
268
Ekstra part 18
269
ekstra part 19
270
Ekstra part 20
271
Ekstra part 21
272
Ekstra part 22
273
Ekstra part 23
274
Ekstra part 24
275
Ekstra part 25
276
Ekstra part terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!