Kotak kado dan sebuah surat.

Kata orang pernikahan adalah tempat di mana kita memalui kehidupan bahagia bersama dengan pasangan yang kita cintai. Tapi berbeda dengan yang di rasakan oleh Wisyah Hanifah Putri yang menikah hanya karena paksaan.

Seharusnya pernikahan yang dia impikan adalah pernikahan yang bahagia. Tapi kini pernikahan itu, seperti mimpi saja karena permintaan seseorang.

Sanggup tidak sanggup, pasti semua orang akan menjalani yang namanya berumah tangga. Termasuk dirinya juga harus menjalani rumah tangga yang mungkin akan rumit.

Baru saja satu hari menikah, tapi Wiyah sudah mendapatkan rasa sakit karena penghinaan dari suaminya, yang menyakiti nya secara batin. Rasanya Wiyah tidak sanggup jika berumah tangga dengan pria yang benar-benar tidak bisa menerima kehadirannya. Tapi mau bagaimana lagi Wiyah sudah terjebak di dalamnya.

"Baru saja satu hari menikah, tapi aku sudah meneteskan air mata hanya karena suamiku tidak mau menerima pernikahan ini." Batin Wiyah begitu sangat sedih mengingat perkataan dari Fazar yang begitu sangat menyakitkan. Sampai menusuk ke uluh hatinya. Wiyah tahu tidak ada cinta di dalam pernikahannya. Tapi yang Wiyah inginkan yaitu di hargai oleh suaminya, walaupun pernikahan mereka terkesan pemaksaan dan tanpa adanya cinta.

Wiyah sadar pernikahannya hanya karena menerima permintaan dari Fadil, Tapi seharusnya Fazar mau menerimanya walaupun pernikahan mereka di dasari karena keterpaksaan."Ya Allah berikan aku kekuatan Agar aku bisa menghadapi kehidupan rumah tanggaku yang begitu sangat rumit." Batin Wiyah menatap keluar jendela.

🌺

Di sisi lain.

Mobil melaju melewati jalan yang tidak terlalu ramai.

Seorang pria yang baru saja berganti status berapa jam yang lalu tampak tenang duduk di kursi belakang, sedangkan pandangannya lurus ke dapan. Pria itu tidak memikirkan bagaimana dengan perasaan gadis yang baru saja sah beberapa jam yang lalu menjadi istrinya, Tapi dia malah memberikan nya luka dengan cara menghina istrinya

"Aku merasa kasian dengan nona Wisyah. Baru saja sah menjadi istri dari tuan, tapi tuan sudah meninggalkannya sendiri di bandara. Aku ngga tau seperti apa hubungan mereka nanti." Batin Zain yang melirik ke arah Fazar lewat kaca spion. Sedangkan tuannya itu hanya terdiam saja."Aku tidak tahu masalah apa yang anda hadapi, tuan. Tapi melihat bagaimana tuan Fazar meninggalkan nona Wisyah, membuat aku yakin kalau mereka memiliki masalah." Batin Zain yang sesekali melirik kearah Fazar lewat kaca spion.

Zain tidak tahu apa yang tuan nya itu hadapi, Tapi melihat bagaimana Fazar meninggalkan Wiyah membuat Zain yakin kalau suami, istri itu sedang memiliki masalah. Padahal baru saja menikah dan itupun belum cukup satu hari tapi sudah ada pertengkaran.

Didalam mobil, keduanya hanya diam. Karena tidak ada yang membuka suara. Mereka sama-sama berada di dalam pikiran mereka masing-masing, tanpa ada yang membuka suara.

🌺

Sesampainya tempat tujuan. Wiyah turun dari taksi lalu memberikan selembar uang kepada supir taksi itu."Makasih pak."

Supir taksi itu menerima uang dari Wiyah."Iya mbak, sama sama." Jawab supir itu sebelum pergi.

Wiyah berusaha tenang, agar saat dirinya sampai di rumah, kakaknya Haidar tidak akan bertanya aneh-aneh, kenapa ia pulang ke rumah tanpa adanya Fazar.

Wiyah tidak mau membuat kakaknya itu bertanya, kenapa ia pulang sendiri dan Fazar tidak mengantarkan nya.

Wiyah kembali menyusuri gang kecil itu sendiri. Jika tadi ada Fazar dan keluarga suaminya, maka sekarang Wiyah hanya sendiri.

Sesampainya di depan rumah, Wiyah bisa melihat kalau rumahnya tidak seramai tadi, saat dia pergi meninggalkan rumah itu. Wiyah berusaha untuk tersenyum, membuat dirinya tegar seperti tidak terjadi sesuatu, padahal nyatanya sangatlah sulit.

"Acil Wiyah!" Panggil Rafa menghampiri acil nya itu, saat melihat kalau Wiyah kembali kerumah. Wiyah yang melihat keponakannya itu tersenyum. Rafa melihat kesamping Wiyah, seperti sedang mencari sesuatu.

"Kenapa Rafa?" Tanya Wiyah yang menyadari kalau Rafa sedang bingung seperti sedang mencari sesuatu.

Rafa menatap acilnya." Cil, mana om tampan?" Bukannya menjawab Rafa malah balik bertanya dengan wajah bingungnya saat melihat kalau acil nya hanya datang sendiri tanpa kehadiran Fazar.

Sedangkan Wiyah yang mendengar pertanyaan Rafa, menjadi bingung saat anak laki-laki menyebut 'Om tampan'

Sampai ia mengingat kalau Rafa pasti sedang menanyakan soal Fazar, suaminya. Yang baru sah beberapa jam yang lalu. Tapi yang membuat Wiyah bingung, kenapa Rafa menyambutnya dengan sebutan 'Om tampan'

Wiyah yang tidak mempermasalahkan panggilan anak keponakannya itu, karena Wiyah mengakui, kalau suaminya memang tampan sama seperti panggilan anak keponakannya itu.

"Om tampan sedang ada kerjaan, Rafa. Makanya ngga ada disini." Jelas Wiyah, membuat Rafa mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti."Ayo masuk. Acil mau istirahat." Ajak Wiyah sambil melangkah masuk kedalam bersama dengan Rafa.

Terlihat tempat akad tadi masih sama seperti tadi, saat Wiyah meninggalkannya. Hanya saja tempat akad itu sudah lumayan rapi dari yang sebelumnya.

Windi yang baru keluar dari dapur, melihat kalau Wiyah sudah berada di rumah. Karena penasaran kapan adiknya itu kembali, Windi melangkah mendekatI Wiyah."Kapan datangnya dek? Terus suami mu mana?" Tanya Windi, saat Windi tidak melihat kehadiran Fazar disana.

"Baru aja kak. Tadi Kak Fazar ada urusan sebentar. Setelah mengantarkan ku, Kak Fazar pergi lagi, untuk menyelesaikan urusannya." Jelas Wiyah beralasan."Kata kak Fazar. Kak Fazar akan pulang nanti malam untuk mengajakku pulang kerumahnya." Lanjut Wiyah kembali beralasan, karena Wiyah berusaha untuk tenang agar Windi percaya dengan penjelasannya.

"Segitu penting kah pekerjaannya, dibandingkan dengan istrinya? Padahal mereka baru saja menikah beberapa jam yang lalu." Batin Windi yang tidak habis pikir dengan suami adiknya itu, yang lebih memilih pekerjaannya di bandingkan dengan istrinya.

"Kalau gitu Wiyah istirahat dulu. Pasti capek kan, karena habis acara ijab qobul, Wiyah langsung mengantarkan mertuamu ke bandara tanpa beristirahat terlebih dahulu, saat selesai ijab qobul." Suruh Windi menatap adiknya dengan lembut.

"Iya kak." Jawab Wiyah tersenyum." Kalau gitu Wiyah istirahat dulu." Ijin Wiyah yang ingin melangkah ke kamarnya, tapi harus terhenti saat Windi kembali memanggilnya.

"Wiyah ini dari Fadil. Katanya sih untuk kamu dek." Windi memberikan satu kotak kado yang terbungkus rapi dengan kertas kado." Tadi Fadil ingin memberikan nya langsung ke kamu. Cuman karena Fadil lupa, makanya Fadil nitipin nya ke kakak untuk dikasihkan ke kamu."

Wiyah mengambil kotak kado yang tidak terlalu besar dari tangan Windi." Makasih kak."

"Iya dek, sama sama." Jawab Windi. Wiyah kembali melangkahkan kakinya masuk kedalam kamarnya. Sesampainya di dalam kamar Wiyah melangkah kearah kasurnya, lalu merebahkan tubuhnya.

"Rasanya capek banget." Keluh Wiyah menatap langit-langit kamarnya."Baru saja menikah tapi serasa seperti belum menikah. Apakah ini yang namanya pernikahan, tapi tidak di inginkan."

Wiyah melirik kearah kotak yang masih berada ditangannya. Wiyah merasa penasaran dengan kotak itu, membuat ia terbangun. Wiyah mendudukkan tubuhnya dan dengan tubuh beredar di sandaran kasur.

Wiyah membolak-balik kotak yang terbungkus rapi itu."Apa isinya?" Gumam Wiyah yang terus menatap kotak di tangannya."Daripada penasaran, lebih baik buka aja ya?" Ucap Wiyah dengan penasaran, sambil membuka bungkus kado itu. Saat kertas kado nya terlepas. Wiyah mendapatkan satu kotak hitam dari balik kertas kado yang membungkusnya tadi.

Wiyah yang penasaran membuka kotak hitam itu, dan betapa terkejutnya ia, saat melihat isi dari kado yang Fadil berikan. Kado yang Fadil berikan hanya sebuah buku dan Wiyah tentu saja mengenal buku siapakah itu."Kenapa buku diary ku bisa berada didalam sini? Lalu kenapa kak Fadil sendiri yang memberikan nya?" Gumam Wiyah bingung menatap buku diary nya dengan cara membolak-balikkan nya."Apa kak Fadil menemukannya? dan baru sempat mengembalikannya?" Gumam Wiyah yang masih menatap buku diary nya, yang sempat hilang tiga bulan yang lalu. Wiyah sudah mencari buku itu. Tapi ia tidak menemukannya dan karena hal itupun membuat Wiyah yakin kalau buku diary nya sudah hilang. Tapi entah kenapa, buku itu kembali lagi dengan cara terbungkus rapi.

Saat Wiyah sedang memerhatikan buku diary nya, Wiyah mendapatkan sebuah kertas yang terlipat rapi yang di selipkan di sebuah halaman buku kosong. Wiyah mengambil kertas itu, lalu membukanya.

Assalamualaikum dek Wiyah.

Jika dek Wiyah sudah membaca surat dariku itu artinya dek Wiyah sudah menerima kadonya yang berisi buku diary mu, yang tidak sengaja aku temukan tiga bulan yang lalu di dalam mobil ku .

Pasti kamu akan bertanya-tanya kenapa buku diary mu tidak langsung aku kembalikan padahal kita selalu bertemu setiap harinya.

Ya, itu karena aku tidak ingin mengembalikan buku diary mu. Lantaran aku sangat penasaran, membuatku membaca buku diary mu.

Maaf bukannya aku lancang tapi rasa penasaranku membuat aku membuka dan membaca buku diary mu yang terlihat menarik jika di perhatikan saja tanpa di baca Isi nya.

Tapi kalau aku bisa akui, Kamu begitu sangat pintar dalam hal melukis termasuk menyusun setiap kata yang tertulis di dalam setiap lembaran buku diary mu yang begitu sangat rapi.

Tapi tenang, Aku tidak membaca semuanya dek Wiyah, jadi dek Wiyah tidak perlu takut kalau aku mengetahui apa saja yang kamu tulis di dalam buku diary mu.

Sekali lagi maaf ya, aku membuka dan membaca buku diary mu tanpa seijin mu.

Wiyah melipat kertas itu. Memperhatikan buku diary nya yang hampir tiga bulan tidak ia temukan.

"Jika kak Fadil menemukan buku ini? Artinya setiap isi dalam buku ku sudah di Beca?" Gumam Wiyah yang masih membalik-balikan bukunya."Tapi jika itu betul? artinya Kak Fadil sudah membaca semua keluh kesahku di dalam buku ini? Jika itu benar, pasti sangat memalukan banget karena ada orang yang mengetahui rasa sakit ku selama ini." Gumam Wiyah yang begitu sangat malu karena bukunya di temukan oleh orang, apalagi orang itu sampai membacanya.

Wiyah membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Karena terlalu banyak berpikir, tidak berlangsung lama Wiyah memejamkan matanya lalu tertidur dengan buku masih berada di tangannya.

🌺

Di sisi lain.

Dua jam sudah Fazar dan Zain berkendara untuk menemui rekan bisnisnya. Fazar akan membahas soal proyek berada di Kota B. Yang mengalami kendala dan hal itu membuat Fazar harus turun tangan untuk memperbaiki semuanya. Karena hanya ia yang bisa menangani semuanya. Apalagi rekan bisnis Fazar melakukan kecurangan terhadap pembangunan proyek yang berada di kota B.

Sesampainya di depan klub, tempat di mana Fazar akan bertemu dengan rekan bisnis yang sudah berani melakukan kecurangan.

Fazar turun dari mobilnya, melangkah memasuki lobby klub, Sedangkan sekertaris Zain dengan setia mengikuti langkah tuannya itu sambil membawa berkas yang pasti sangat di butuhkan oleh tuannya m

"Zain, Apakah benar tempat ini yang dia sebutkan?" Tanya Fazar saat melihat tempat yang menurutnya sangat tidak nyaman ia lihat di matanya. Apalagi ini pertama kalinya dia menginjak tempat yang membuat matanya sakit, setelah tiga tahun yang lalu.

"Benar tuan, Di sini tempatnya."

"Apakah tidak ada tempat lain?" Tanya Fazar yang begitu sangat tidak nyaman saat memasuki klub itu, Walaupun tiga tahun yang lalu Fazar pernah memasuki tempat seperti ini. Tapi itu hanya sekali dan itu juga karena Fazar sedang patah hati.

"Tidak tahu juga tuan, Tapi Tuan Ardian menyuruh kita untuk kesini." Jelas Zain yang tahu kalau tuanya itu pasti tidak nyaman dengan tempat seperti ini.

Fazar membuang nafasnya kasar. Dengan terpaksa Fazar memasuki tempat yang membuat matanya sakit dan juga kupingnya hampir rusak.

Baru sampai di dalam klub Fazar sudah mendengar suara dentuman musik, yang membuat kupingnya sedikit sakit. Bau minuman yang begitu sangat menusuk sampai di indra penciuman mereka membuat kepala keduanya sedikit pusing.

Sampai Fazar mengingat tiga tahun yang lalu, bagaimana rasa ia meminum minuman haram itu dan membuatnya mabuk seperti orang gila.

Tidak mau memikirkan itu membuat Fazar melangkah menuju pintu lift.

Dengan langkah lebarnya Fazar memasuki pintu lift yang akan mengarah ke lantai tiga, tempat di mana rekan bisnisnya itu menunggunya.

Sesampainya di lantai tiga Fazar mulai mencari ruangan di mana mereka akan bertemu.

"Dimana ruangannya Zain?" Tanya Fazar saat mereka sudah sampai di lantai tiga.

"Mungkin di ruangan paling ujung tuan, Sesuai apa yang di katakan oleh tuan Ardian."

Mendengar Jawaban dari Zain, membuat Fazar kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan yang di maksud sekretarisnya itu.

Sampainya di depan pintu ruangan itu membuat Fazar menoleh kearah sekertaris nya."Apa benar ruangan yang ini Zain?" Tanya Fazar memastikannya.

"Benar tuan. Sesuai apa yang di katakan oleh tuan Adrian."

Mendengar jawaban dari Zain, membuat Fazar memberanikan dirinya untuk masuk kedalam ruangan itu dan dengan ragu membuka pintunya.

Tapi baru saja mereka berdua masuk, Fazar sudah di suguhkan dengan hal yang tidak berfaedah yang di berikan oleh rekan bisnisnya

Membuat keduanya membalikkan tubuh mereka." Dasar pria tidak tahu malu!" Geram Fazar saat menyaksikan kelakuan kurang berfaedah itu." Sepertinya mataku tidak suci lagi." Geram Fazar dan Zain secara bersamaan.

" Tuan Ardian Natan Ronaltan." Panggil keduanya.

Bersambung.

Banyak typo yang bertebaran, Harap bijak dalam membaca.

Jangan lupa like komen dan vote nya biar author Makin semangat buat up.

Salam manis dari author 😉

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

salken dr kutukan cinta dn mr.playboy sdh kumasukan dlm favoritku y

2022-07-10

1

Hiatus

Hiatus

aku hadir ya kk. nnti ku cicil jejak sekalian baca.
semamgat trs upnya😍🤗😘

2022-04-04

2

Buna Seta

Buna Seta

Mampir karyaku kak Kau Lupa Anak Istri mu

2022-04-03

2

lihat semua
Episodes
1 Akad nikah( Awal dari kisah yang baru )
2 keberangkatan Fadil ke kota J.
3 Kotak kado dan sebuah surat.
4 Amira Jia Berend Lian
5 Terikat dalam satu hubungan yang hanya nama saja.
6 Seperti Suami yang habis diusir oleh istrinya( Kondisi Fadil )
7 Aku tidak akan merusak sebuah tali yang baru saja aku ikat
8 Salahkan aku ketika merasakan jatuh cinta
9 Menyampaikan sesuatu
10 Manajer
11 KEMBALI KE RUMAH ISTRI
12 Mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri
13 Perkataan menyakitkan ( Masakan pertama untuk suami )
14 Masakan pertama dari istri
15 Tidur bersama
16 Oh astaga.
17 Solat berjamaah
18 Bab 18
19 Pindah kerumah suami.
20 Pindah kerumah suami.
21 Kamar sendiri
22 Kondisi Fadil
23 jangan di baca
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 39
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Ban 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Ban 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Ban 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Ban 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab154
156 Bab 155
157 Bab 156
158 Bab 157
159 Bab 158
160 Bab 159
161 Bab 160
162 Bab 161
163 Bab 162
164 Bab 163
165 Bab 164
166 Bab 165
167 Bab 166
168 Bab 167
169 Bab 168
170 Bab 169
171 Bab 170
172 Bab 171
173 Bab 172
174 Bab 173
175 Bab 174
176 Bab 175
177 Bab 176
178 Bab 177
179 Bab 178
180 Bab 179
181 Bab 180
182 Bab 181
183 Bab 182
184 Bab 183
185 Bab 184
186 Bab 185
187 Bab 186
188 Bab 187
189 Bab 188
190 Bab 189
191 Bab 190
192 Bab 191
193 Bab 192
194 Bab 193
195 Bab 194
196 Bab 195
197 Bab 196
198 Bab 197
199 Bab 198
200 Bab 199
201 Bab 200
202 Bab 201
203 Bab 202
204 Bab 203
205 Bab 204
206 Bab 205
207 Bab 206
208 Bab 207
209 208
210 Bab 209
211 210
212 Bab 211
213 Bab 212
214 Bab 213
215 Bab 214
216 Bab 215
217 Bab 216
218 Bab 217
219 Eps 218
220 Bab 219
221 Bab 220
222 Bab 221
223 Bab 222
224 Bab 223
225 Bab 224
226 Bab 225
227 Bab 226
228 Bab 227
229 Bab 228
230 Bab 229
231 Bab 230
232 Bab 231
233 Bab 232
234 Bab 233
235 Bab 234
236 Bab 235
237 Bab 236
238 Bab 237
239 Bab 238
240 Bab 239
241 Bab 240
242 Bab 241
243 Bab 242
244 Bab 243
245 Bab 244
246 Bab 245
247 Tamat
248 Pengumuman
249 Ekstra part 1
250 Ekstra part 2
251 Ekstra part 3
252 Cinta kedua untuk Ardian
253 Ekstra part 4
254 Ekstra part 5
255 Ekstra part 6
256 Ekstra part 7
257 Ekstra part 8
258 Ekstra part 9
259 Ekstra part 10
260 Ekstra part 11
261 Ekstra part 12
262 Ekstra part 13
263 Visual
264 Ekstra part 14
265 Ekstra part 15
266 Ekstra part 16.
267 Ekstra part 17
268 Ekstra part 18
269 ekstra part 19
270 Ekstra part 20
271 Ekstra part 21
272 Ekstra part 22
273 Ekstra part 23
274 Ekstra part 24
275 Ekstra part 25
276 Ekstra part terakhir
Episodes

Updated 276 Episodes

1
Akad nikah( Awal dari kisah yang baru )
2
keberangkatan Fadil ke kota J.
3
Kotak kado dan sebuah surat.
4
Amira Jia Berend Lian
5
Terikat dalam satu hubungan yang hanya nama saja.
6
Seperti Suami yang habis diusir oleh istrinya( Kondisi Fadil )
7
Aku tidak akan merusak sebuah tali yang baru saja aku ikat
8
Salahkan aku ketika merasakan jatuh cinta
9
Menyampaikan sesuatu
10
Manajer
11
KEMBALI KE RUMAH ISTRI
12
Mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri
13
Perkataan menyakitkan ( Masakan pertama untuk suami )
14
Masakan pertama dari istri
15
Tidur bersama
16
Oh astaga.
17
Solat berjamaah
18
Bab 18
19
Pindah kerumah suami.
20
Pindah kerumah suami.
21
Kamar sendiri
22
Kondisi Fadil
23
jangan di baca
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 39
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Ban 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Ban 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Ban 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Ban 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab154
156
Bab 155
157
Bab 156
158
Bab 157
159
Bab 158
160
Bab 159
161
Bab 160
162
Bab 161
163
Bab 162
164
Bab 163
165
Bab 164
166
Bab 165
167
Bab 166
168
Bab 167
169
Bab 168
170
Bab 169
171
Bab 170
172
Bab 171
173
Bab 172
174
Bab 173
175
Bab 174
176
Bab 175
177
Bab 176
178
Bab 177
179
Bab 178
180
Bab 179
181
Bab 180
182
Bab 181
183
Bab 182
184
Bab 183
185
Bab 184
186
Bab 185
187
Bab 186
188
Bab 187
189
Bab 188
190
Bab 189
191
Bab 190
192
Bab 191
193
Bab 192
194
Bab 193
195
Bab 194
196
Bab 195
197
Bab 196
198
Bab 197
199
Bab 198
200
Bab 199
201
Bab 200
202
Bab 201
203
Bab 202
204
Bab 203
205
Bab 204
206
Bab 205
207
Bab 206
208
Bab 207
209
208
210
Bab 209
211
210
212
Bab 211
213
Bab 212
214
Bab 213
215
Bab 214
216
Bab 215
217
Bab 216
218
Bab 217
219
Eps 218
220
Bab 219
221
Bab 220
222
Bab 221
223
Bab 222
224
Bab 223
225
Bab 224
226
Bab 225
227
Bab 226
228
Bab 227
229
Bab 228
230
Bab 229
231
Bab 230
232
Bab 231
233
Bab 232
234
Bab 233
235
Bab 234
236
Bab 235
237
Bab 236
238
Bab 237
239
Bab 238
240
Bab 239
241
Bab 240
242
Bab 241
243
Bab 242
244
Bab 243
245
Bab 244
246
Bab 245
247
Tamat
248
Pengumuman
249
Ekstra part 1
250
Ekstra part 2
251
Ekstra part 3
252
Cinta kedua untuk Ardian
253
Ekstra part 4
254
Ekstra part 5
255
Ekstra part 6
256
Ekstra part 7
257
Ekstra part 8
258
Ekstra part 9
259
Ekstra part 10
260
Ekstra part 11
261
Ekstra part 12
262
Ekstra part 13
263
Visual
264
Ekstra part 14
265
Ekstra part 15
266
Ekstra part 16.
267
Ekstra part 17
268
Ekstra part 18
269
ekstra part 19
270
Ekstra part 20
271
Ekstra part 21
272
Ekstra part 22
273
Ekstra part 23
274
Ekstra part 24
275
Ekstra part 25
276
Ekstra part terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!