Amira Jia Berend Lian

"Tuan Ardian Natan Ronaltan." Panggil keduanya yang masih memalingkan pandangan mereka kearah lain.

Orang yang mereka panggil mengehentikan kegiatan kurang berfaedahnya itu. Lalu melihat kearah pintu yang terdapat Fazar dan sekretaris nya yang sedang melihat kearah lain.

"Ternyata kalian sudah datang." Ucap pria itu sambil menampilkan senyumannya. Pria yang tidak lain adalah Ardian Natan Ronaltan. Pria yang berusia tiga puluh satu tahun. Pemilik perusahaan di kota B, Rekan bisnis Fazar yang terkenal akan kelicikannya dan suka bermain dengan wanita.

Adrian menyudahi kegiatan kurang berfaedah nya itu."Pergilah, nanti aku akan memanggil mu kembali." Suruh Adrian melihat kearah wanita nya itu yang dari tadi bersamanya.

Mendengar permintaan dari Adrian, Wanita itu langsung menyudahi kegiatan nya, lalu turun dari ranjang untuk mengambil satu persatu bajunya yang sudah terhambur di lantai." Jika tuan membutuhkan saya. Tuan bisa langsung memanggil saya, karena saya akan langsung datang kesini untuk menemani anda tuan." Ucap wanita itu sambil mengedipkan matanya dengan genit, yang langsung di balas dengan senyuman yang tidak kalah genitnya dari Adrian.

Wanita itu keluar dari ruangan itu, melewati Fazar dan Zain. Di Saat Wanita keluar, Wanita itu melihat kearah Fazar lalu mengedipkan matanya genit. Fazar yang melihat wanita itu keluar dari ruangan itu sambil mengedipkan matanya genit kearahnya, membuat Fazar merasa jijik.

"Dasar wanita *******! Menjajakkan tubuhnya hanya demi uang, Padahal dia masih bisa mengunakan tangan dan kakinya untuk berkerja!" Gumam Fazar yang merasa jijik saat melihat wanita tadi. Fazar begitu sangat tidak suka saat melihat wanita seperti tadi. Menurut Fazar, setiap melihat wanita yang selalu menjajakkan tubuhnya ke orang, ingatannya akan tertuju kepada masa lalunya.

"Kalian sudah datang?" Tanya Adrian melangkah kearah keduanya. Adrian juga sudah rapi dan tidak seperti tadi, saat dia sedang melakukan hal yang tidak senonoh. Entahlah sejak kapan pria itu rapi, tapi dengan menggunakan kemeja dan celana bahan kain, membuat pria terlihat tampan." Duduklah!"

Fazar menatap rekan bisnisnya itu dengan tajam."Apakah tidak ada tempat lain, selain tempat menyeramkan ini?" Tanya Fazar menatap kearah Adrian tanpa melangkah untuk duduk.

"Ck, Kamu seperti tidak tahu seperti apa aku saja Zar." Jawab Adrian yang sudah duduk di sofa yang berada di ruangan itu lalu mengambil bir yang memang sudah berada di atas meja.

Fazar yang melihat itu rasanya ingin menunjukkan amarahnya. Hanya saja Fazar masih bisa mengendalikan amarahnya itu.

Fazar melangkahkan kakinya untuk duduk dihadapan Ardian dan disusul oleh Zain. Mereka mendekati sofa lalu duduk berhadapan dengan Adrian. Ketiganya hanya di pisahkan sebuah meja kecil, yang membuat Fazar dan Ardian saling menatap.

"Minumlah!" Adrian memberikan satu gelas bir kearah Fazar, tapi dengan sigap Fazar menolaknya.

"Aku tidak meminum-minuman seperti itu!" Tolak Fazar tegas. Walaupun Fazar dulu pernah merasakan bagaimana rasanya minuman itu, tapi itu hanya sekali dan Fazar tidak pernah merasakannya lagi sampai sekarang.

"Tidak usah sok polos kamu Zar. Karena kamu pasti pernah merasakan minuman seperti ini, walaupun hanya setetes." Ejek Adrian membuat Fazar mengepalkan tangannya.

Ya, Fazar mengakuinya kalau dulu dirinya pernah merasakan minuman itu. Tapi hanya sekali dan sampai sekarang Fazar belum pernah merasakan minuman itu lagi.

"Apakah kita bisa membahas soal lain?!" Tanya Fazar yang mengalihkan perbincangan mereka kearah yang lebih serius daripada mendengar ocehan Ardian yang tidak jelas.

"Oh, oke. Baiklah, Tapi sebelumnya aku harus memesankan minuman untuk kamu dengan sekretaris mu itu." Ucap Ardian sambil mengambil ponselnya yang berada di dalam saku celananya.

"Tidak perlu!" Tolak Fazar ketus.

"Hey, Zar. Aku hanya menawarkan mu minuman biasa, bukan bir." Jawab Adrian terkekeh membuat Fazar semakin kesal dengan tingkah Adrian."Tenanglah aku tidak akan menawarkan minuman bir kepada kalian, selain kalian yang memintanya." Faza yang mendengar ucapan Ardian langsung mengebrak meja didepannya dengan sangat kuat. Karena Fazar merasa kalau dirinya sudah dihina. Zain yang melihat kalau bos nya itu akan marah, langsung memegang tangan Fazar, agar bosnya itu bisa menahan amarahnya. Karena sekarang mereka sedang berhadapan dengan rekan bisnis yang terkenal akan kelicikannya.

"Tenanglah tuan, Muhammad Yusuf Al Fazar. Aku hanya bercanda." Ucap Adrian kembali dengan tersenyum mengejek.

Fazar memejamkan matanya, berusaha untuk mengendalikan amarahnya hanya karena rekan bisnisnya itu, yang selalu membuatnya emosi saja. Jika sedang tidak membicarakan hal penting, lebih baik Fazar pergi meninggalkan Rekan Bisnis nya itu."Apakah anda tidak bisa membuang buang waktu saya dengan yang begitu sangat berharga hanya untuk meladeni anda! Saya jauh-jauh datang kesini hanya untuk menemui anda! Bukan untuk meladeni kelakuan anda tuan Ardian!" Ucap Fazar dengan tegas."Jika anda hanya ingin membuang buang waktu saya! Sebaiknya saya pergi!" Ucap Fazar yang ingin berdiri dari duduknya tapi sudah dihentikan oleh Adrian.

Fazar begitu sangat kesal, Karena berurusan dengan Adrian dan membuat ia tidak jadi mengantarkan keluarganya hanya karena berurusan dengan kelicikan rekan bisnis nya itu.

"Tenanglah Zar, Aku hanya bercanda. Baiklah aku tidak akan membuang buang waktu mu, kita akan membicarakan hal serius." Jelas Adrian sambil menghentikan Fazar yang ingin pergi. Fazar yang mendengar ucapan Ardian memutuskan untuk tidak berdiri dari duduknya.

Adrian menelfon sekretarisnya untuk naik keruangan nya."Jidan pergi lah kekuranganku, bawah surat kerjasama kita dengan tuan Fazar."

"Baik Tuan." Jawab pria di sembarang sena.

Adrian mematikan ponselnya lalu melihat kearah Fazar dan sekretarisnya itu."Sebentar lagi dia akan datang."

Tidak berapa lama, masuklah seorang pria kedalam ruangan mereka, pria yang masih terlihat muda mungkin berusia sekitar dua puluh tiga tahunan.

Adrian dan Fazar melihat kearah pria mudah itu."Dia sekertaris baruku. Namanya Jabir Jidan Taufiq ." Ucap Adrian memperkenalkan sekertarisnya itu.

Fazar dan Zain hanya mengangguk menatap datar kearah sekertaris baru dari Adrian. Lalu Fazar melihat kearah Adrian."Apakah kita bisa langsung membahas proyek yang kamu curangi?!" Tanya Fazar menakan kata terakhirnya. Fazar Langsung membahas ke intinya karena Fazar tidak mau berlama-lama berurusan dengan rekan bisnisnya itu.

Adrian yang mendengar itu langsung terkekeh geli."Bukan aku yang mencurangi kamu, Fazar. Tapi orang lain. Jika aku menyebutkan namanya pasti kamu akan mengenalnya."

Mendengar jawaban dari Adrian membuat Fazar mengerutkan keningnya bingung, karena Fazar tidak percaya dengan perkataan sang rekan bisnisnya itu."Lalu siapa?" Tanya Fazar bingung. Karena yang dia tahu dari Rido kalau Adrian lah yang membuat kecurangan, tapi disini Adrian menolak tuduhannya.

"Kevin Arlio dari keluarga Berend Lian." Mendengar nama yang Ardian sebutkan seketika membuat Fazar membulatkan matanya karena terkejut.

"Amira Jia Berend Lian." Gumam Fazar yang mengingat satu nama yang sampai sekarang masih ada di pikirannya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Di sisi lain.

Keluarga kecil Haidar sedang melakukan makan malam dengan berkumpul bersama.

Masih seperti malam kemarin, mereka masih makan bersama dengan Wiyah. Walaupun Wiyah sudah menikah tadi pagi, Tapi keluarga itu masih bisa berkumpul bersama, karena Wiyah belum ikut bersama dengan suaminya walaupun dia sudah menikah.

Haidar melihat kearah Wiyah."Dek, Suami kamu mana? Apa dia ngga pulang?" Tanya Haidar bingung karena merasa ini sudah malam hanya saja suami dari adiknya itu belum pulang ke rumahnya sekadar untuk menjemput istrinya atau makan malam bersama. Padahal malam ini adalah malam pertama mereka.

Wiyah yang mendengar pertanyaan dari Haidar seketika langsung tersedak oleh makanannya sendiri. Sedangkan Rafi yang berada di sebelah acil nya itu dengan sigap memberikannya air minum dan dengan cepat Wiyah meminum air yang Rafi berikan.

"Apa Acil ngga apa-apa?" Tanya Rafa dan Rafi bersamaan, dengan nada kwartir mereka.

Wiyah hanya mengangguk."Iya, Acil ngga apa-apa." Jawab Wiyah tersenyum kearah kedua anak keponakannya itu.

Lalu Wiyah melihat kearah Haidar dan Windi yang memang duduk bersebelahan." Kak Fazar lagi ada urusan kak, mungkin larut malam baru pulang." Jawab Wiyah berasalan karena sekarang Wiyah bingung mau menjawab apa. Karena kepergian Fazar saja Wiyah tidak tahu akan kemana, karena sehabis mengantarkan keluarganya di bandara. Fazar juga ikut meninggalkannya di bandara dengan sebuah rasa sakit karena hinaan.

"Padahal kalian baru saja menikah dek, tapi suamimu sudah meninggal mu sendiri." Batin Haidar menatap kearah adiknya itu. Haidar tidak tahu akan seperti apa hubungan Wiyah dengan suaminya, Apalagi mereka menikah tanpa adanya cinta. Haidar hanya takut kalau pernikahan Adiknya itu, hanya akan di permainkan oleh Fazar dan akan berakhir jika mereka mengikuti ego mereka masing masing, dan akan berlangsung seperti kisah cinta ibu dan Ayahnya.

"Wiyah, nanti kalau suamimu pulang larut malam, Segera bikinkan minuman hangat. Tawarkan apakah dia sudah makan atau belum." Nasehat Windi membuat Wiyah mengangguk.

"Aku ngga tahu kak, Apakah tuan Fazar mau memakan makana yang aku masak atau tidak, karena melihat diriku saja dia sudah begitu sangat membenciku." Batin Wiyah.

🌾🌾🌾🌾🌾

Malam begitu sangat larut membuat suara kendaraan melaju dengan kecepatan yang lumayan tinggi, Apalagi sekarang sudah menunjukkan pukul dua belas malam membuat mobil itu dengan leluasa berkendara dengan sesuka hati, jalan juga tidak seramai saat di siang hari yang begitu sangat padat akan kendaraan.

Di dalam mobil. Kedua orang itu hanya terdiam dalam pikiran mereka sendiri. Dua orang yang tidak lain adalah Fazar dan sekertarisnya Zain.

Ya. mereka baru saja kembali dari kota B dan sekarang mereka menuju ke kota S.

Padahal rencananya tadi mereka berdua akan menginap di hotel karena sudah larut malam.

Hanya saja Fazar mengingat kalau dia sudah menikah tadi pagi dan hal itu membuat Fazar harus Kembali.

Bukan karena istrinya tapi karena tidak mau membuat Kakak iparnya itu berpikir kalau Fazar tidak bertanggung jawab dengan istrinya karena meninggalkan istrinya yang baru saja sah beberapa jam yang lalu.

Padahal rasa lelahnya membuat Fazar ingin beristirahat tapi harus di urungkan karena harus kembali ke kota S.

Pertemuan dengan Adrian yang dilanjutkan dengan mengecek proyek yang berada di kota B. membuat rasa lelahnya itu semakin berlipat ganda dari yang biasanya.

Sedangkan Zain yang melirik tuan nya lewat kaca spion."Tuan apakah anda akan kembali kerumah tuan atau ke rumah nona Wisyah." Tanya Zain melirik Fazar dari kaca spion mobil.

Fazar yang mendengar pertanyaan dari sekretaris nya itu melihat kearah Zain."Aku akan kembali ke rumah wanita itu." Jawab Fazar yang kembali melihat kearah jendela.

Mendengar itu membuat Zain tersenyum kecil."Padahal sudah menikah tapi tuan masih saja memanggil nona Wisyah dengan sebutan wanita itu." Batin Zain yang merasakan aneh dengan sebutan dari tuannya itu. Karena Zain belum tahu apa yang terjadi dengan hubungan keduanya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Masih ada sisi kebaikan Fazarnya, karena masih menghargai kakak iparnya.... up plus deh buat tuan Fazar...👍

2022-05-15

1

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

wih namanyakeren hihi

2022-04-28

2

Buna Seta

Buna Seta

Aku hadir lagi

2022-04-06

2

lihat semua
Episodes
1 Akad nikah( Awal dari kisah yang baru )
2 keberangkatan Fadil ke kota J.
3 Kotak kado dan sebuah surat.
4 Amira Jia Berend Lian
5 Terikat dalam satu hubungan yang hanya nama saja.
6 Seperti Suami yang habis diusir oleh istrinya( Kondisi Fadil )
7 Aku tidak akan merusak sebuah tali yang baru saja aku ikat
8 Salahkan aku ketika merasakan jatuh cinta
9 Menyampaikan sesuatu
10 Manajer
11 KEMBALI KE RUMAH ISTRI
12 Mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri
13 Perkataan menyakitkan ( Masakan pertama untuk suami )
14 Masakan pertama dari istri
15 Tidur bersama
16 Oh astaga.
17 Solat berjamaah
18 Bab 18
19 Pindah kerumah suami.
20 Pindah kerumah suami.
21 Kamar sendiri
22 Kondisi Fadil
23 jangan di baca
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 39
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Ban 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Ban 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Ban 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Ban 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab154
156 Bab 155
157 Bab 156
158 Bab 157
159 Bab 158
160 Bab 159
161 Bab 160
162 Bab 161
163 Bab 162
164 Bab 163
165 Bab 164
166 Bab 165
167 Bab 166
168 Bab 167
169 Bab 168
170 Bab 169
171 Bab 170
172 Bab 171
173 Bab 172
174 Bab 173
175 Bab 174
176 Bab 175
177 Bab 176
178 Bab 177
179 Bab 178
180 Bab 179
181 Bab 180
182 Bab 181
183 Bab 182
184 Bab 183
185 Bab 184
186 Bab 185
187 Bab 186
188 Bab 187
189 Bab 188
190 Bab 189
191 Bab 190
192 Bab 191
193 Bab 192
194 Bab 193
195 Bab 194
196 Bab 195
197 Bab 196
198 Bab 197
199 Bab 198
200 Bab 199
201 Bab 200
202 Bab 201
203 Bab 202
204 Bab 203
205 Bab 204
206 Bab 205
207 Bab 206
208 Bab 207
209 208
210 Bab 209
211 210
212 Bab 211
213 Bab 212
214 Bab 213
215 Bab 214
216 Bab 215
217 Bab 216
218 Bab 217
219 Eps 218
220 Bab 219
221 Bab 220
222 Bab 221
223 Bab 222
224 Bab 223
225 Bab 224
226 Bab 225
227 Bab 226
228 Bab 227
229 Bab 228
230 Bab 229
231 Bab 230
232 Bab 231
233 Bab 232
234 Bab 233
235 Bab 234
236 Bab 235
237 Bab 236
238 Bab 237
239 Bab 238
240 Bab 239
241 Bab 240
242 Bab 241
243 Bab 242
244 Bab 243
245 Bab 244
246 Bab 245
247 Tamat
248 Pengumuman
249 Ekstra part 1
250 Ekstra part 2
251 Ekstra part 3
252 Cinta kedua untuk Ardian
253 Ekstra part 4
254 Ekstra part 5
255 Ekstra part 6
256 Ekstra part 7
257 Ekstra part 8
258 Ekstra part 9
259 Ekstra part 10
260 Ekstra part 11
261 Ekstra part 12
262 Ekstra part 13
263 Visual
264 Ekstra part 14
265 Ekstra part 15
266 Ekstra part 16.
267 Ekstra part 17
268 Ekstra part 18
269 ekstra part 19
270 Ekstra part 20
271 Ekstra part 21
272 Ekstra part 22
273 Ekstra part 23
274 Ekstra part 24
275 Ekstra part 25
276 Ekstra part terakhir
Episodes

Updated 276 Episodes

1
Akad nikah( Awal dari kisah yang baru )
2
keberangkatan Fadil ke kota J.
3
Kotak kado dan sebuah surat.
4
Amira Jia Berend Lian
5
Terikat dalam satu hubungan yang hanya nama saja.
6
Seperti Suami yang habis diusir oleh istrinya( Kondisi Fadil )
7
Aku tidak akan merusak sebuah tali yang baru saja aku ikat
8
Salahkan aku ketika merasakan jatuh cinta
9
Menyampaikan sesuatu
10
Manajer
11
KEMBALI KE RUMAH ISTRI
12
Mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri
13
Perkataan menyakitkan ( Masakan pertama untuk suami )
14
Masakan pertama dari istri
15
Tidur bersama
16
Oh astaga.
17
Solat berjamaah
18
Bab 18
19
Pindah kerumah suami.
20
Pindah kerumah suami.
21
Kamar sendiri
22
Kondisi Fadil
23
jangan di baca
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 39
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Ban 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Ban 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Ban 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Ban 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab154
156
Bab 155
157
Bab 156
158
Bab 157
159
Bab 158
160
Bab 159
161
Bab 160
162
Bab 161
163
Bab 162
164
Bab 163
165
Bab 164
166
Bab 165
167
Bab 166
168
Bab 167
169
Bab 168
170
Bab 169
171
Bab 170
172
Bab 171
173
Bab 172
174
Bab 173
175
Bab 174
176
Bab 175
177
Bab 176
178
Bab 177
179
Bab 178
180
Bab 179
181
Bab 180
182
Bab 181
183
Bab 182
184
Bab 183
185
Bab 184
186
Bab 185
187
Bab 186
188
Bab 187
189
Bab 188
190
Bab 189
191
Bab 190
192
Bab 191
193
Bab 192
194
Bab 193
195
Bab 194
196
Bab 195
197
Bab 196
198
Bab 197
199
Bab 198
200
Bab 199
201
Bab 200
202
Bab 201
203
Bab 202
204
Bab 203
205
Bab 204
206
Bab 205
207
Bab 206
208
Bab 207
209
208
210
Bab 209
211
210
212
Bab 211
213
Bab 212
214
Bab 213
215
Bab 214
216
Bab 215
217
Bab 216
218
Bab 217
219
Eps 218
220
Bab 219
221
Bab 220
222
Bab 221
223
Bab 222
224
Bab 223
225
Bab 224
226
Bab 225
227
Bab 226
228
Bab 227
229
Bab 228
230
Bab 229
231
Bab 230
232
Bab 231
233
Bab 232
234
Bab 233
235
Bab 234
236
Bab 235
237
Bab 236
238
Bab 237
239
Bab 238
240
Bab 239
241
Bab 240
242
Bab 241
243
Bab 242
244
Bab 243
245
Bab 244
246
Bab 245
247
Tamat
248
Pengumuman
249
Ekstra part 1
250
Ekstra part 2
251
Ekstra part 3
252
Cinta kedua untuk Ardian
253
Ekstra part 4
254
Ekstra part 5
255
Ekstra part 6
256
Ekstra part 7
257
Ekstra part 8
258
Ekstra part 9
259
Ekstra part 10
260
Ekstra part 11
261
Ekstra part 12
262
Ekstra part 13
263
Visual
264
Ekstra part 14
265
Ekstra part 15
266
Ekstra part 16.
267
Ekstra part 17
268
Ekstra part 18
269
ekstra part 19
270
Ekstra part 20
271
Ekstra part 21
272
Ekstra part 22
273
Ekstra part 23
274
Ekstra part 24
275
Ekstra part 25
276
Ekstra part terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!