Tidak lama Mobil yang Fazar kendarai berhenti di depan gang dimana sang istri tinggal. Dengan hati yang terpaksa Fazar turun dari mobilnya lalu melangkah kedalam gang itu untuk menyusuri setiap gang kecil yang Fazar lewati.
Sampai tidak lama Fazar telah sampai di depan rumah yang semalam Fazar datangi. Hanya karena mendatangi rumah itu membuat Fazar harus kembali dengan rasa lelahnya karena sang pemilik rumah tidak membukakan nya pintu. Fazar mengetuk pintu rumah itu.
Tok
Tok
Tok
Sedangkan di delam rumah itu.
Keluarga Haidar yang mendengar suara ketukan pintu saling melirik satu sama lainnya.
" Siapa dek." Tanya Windi membuat Wiyah menggeleng." Apa mungkin suamimu." Tanya Windi membuat Wiyah berfikir.
" Tapi apa mungkin tuan Fazar ke rumah ini setelah kemarin meninggalkan aku di bandara." Batin Wiyah bertanya tanya." Entahlah, mungkin saja orang." Ucap Wiyah membuang pikiran nya itu mencoba untuk positif dikit.
Windi yang melihat Wiyah terdiam kembali memanggil nya dan hal itu membuat Wiyah sadar dari ke terdiaman nya.
" Biar Aku yang bukakan pintu kak." Ucap Wiyah saat melihat kalau Windi akan berdiri dari duduknya. Sedangkan Windi hanya mengangguk.
Wiyah berdiri dari duduknya, melangkah ke arah ruangan tamu. Sesampainya di ruangan tamu yang berhadapan langsung dengan pintu. Wiyah membuka pintu rumahnya dengan hati karena sedikit deg degan, Takut aja yang datang itu benar benar suaminya.
Sedangkan Fazar yang mendengar suara pintu terbuka memperhatikan siapa yang membukakan nya pintu.
Dari jarak yang hampir begitu dekat, Fazar bisa melihat siapa yang membukakannya pintu. Ya, dia adalah gadis yang baru saja kemarin dirinya nikahi yang sekarang sedang berdiri di depan pintu. Jika Fazar bisa akui kalau gadis di hadapannya itu terlihat cantik dengan kesederhanaannya, apalagi wajah alami tanpa makeup yang membuatnya semakin terlihat cantik, apalagi tertutup oleh Hijab nya.
" Tuan." Cicit Wiyah saat melihat Pria yang baru saja mereka bahas sudah berada di hadapan nya. Pria yang selalu membuatnya takut jika berada di hadapannya, seperti kali ini.
Fazar menatap gadis itu dengan tatapan datarnya." Apakah kamu tidak akan mempersilakan saya untuk masuk." Tanya Fazar saat menyadari kalau gadis itu hanya terdiam memperhatikan nya di depan pintu tanpa menyuruh nya untuk masuk.
Wiyah yang mendengar pertanyaan itu membuat nya sedikit takut." Maaf tuan." Cicit Wiyah membuat Wiyah kembali menundukkan kepalanya.
" Saya tidak suka kata itu, lebih baik kamu bergeser saya mau masuk, Karena saya tidak mau membuang buang waktuku hanya karena kamu." Ucap Fazar menatap tajam Wiyah, Sedangkan Wiyah semakin menundukkan kepalanya saat mendengar ucapan Fazar. Karena Wiyah kembali takut dengan ucapan Fazar. Wiyah yakin kalau pria yang berstatus Suaminya itu pasti sedang menatapnya dengan tajam.
" Maaf tuan." Ucap Wiyah kembali. Lalu Wiyah bergeser mempersilakan Fazar untuk masuk kedalam rumahnya.
Fazar yang melihat kalau gadis yang berstatus sebagai istrinya itu sudah bergeser dari pintu segera masuk kedalam, Melewati tubuh istrinya itu yang mungkin sebatas lehernya saja. karena Wiyah tidak terlalu pendek menurut Fazar.
Sedangkan Wiyah yang melihat kalau Fazar segera menutup pintu rumah itu.
" Di mana kakakmu." Tanya Fazar yang tidak mau berbasa-basi dengan istrinya itu walaupun hanya sebentar, padahal mereka baru saja bertemu setelah kemarin Fazar meninggalkannya.
" Kak Idar ada di ruangan makan Tuan, kak Idar sedang sarapan bersama dengan yang lain." Jawab Wiyah yang masih sama yaitu menundukkan kepalanya.
Fazar melihat Wiyah menundukkan kepalanya, menjadi tidak suka." Angkat kepalamu, saya tidak mau kalau sampai Kaka mu berpikir kalau saya telah menyiksa mu. Padahal kita baru saja bertemu." Ucap Fazar semakin menatap ke arah Wiyah.
Wiyah yang mendengar ucapan dari dari Fazar mencoba mengangkat kepalanya, Tapi saat kepalanya sudah tegak dan menatap Fazar. Wiyah kembali menuduhkan kepalanya karena merasa takut dengan tatapan Fazar." Bagaimana mau luruskan kepala tuan, jika anda Terus mantap aku seperti itu, menatap saya seperti ingin di bunuh saja dengan tatapan anda." Batin Wiyah yang mendadak kesal, rasanya ingin menjawab seperti itu, tapi Wiyah tidak berani melakukan hal itu. Karena Wiyah masih sayang dengan kehidupannya dan juga kehidupan keluarga nya tentu nya.
Sedangkan Fazar yang melihat kalau gadis itu kembali menundukkan kepalanya, merasa geram. Lalu Fazar mengangkat tangan nya, dengan tangan kekarnya Fazar memegang pergelangan tangan istrinya itu, lalu menariknya langsung kedekatannya karena jarak mereka sedikit tidak berjauhan.
" Astaghfirullah.." Pekik Wiyah terkejut saat mendapatkan tarikan dadakan dari suaminya itu. Wiyah yang mendapatkan tarikan dadakan itu begitu terkejut. Karena dirinya belum siap dengan tarikan dadakan itu membuat Wiyah hampir saja jatuh jika saja suaminya itu tidak langsung memegang pinggangnya lalu menarik nya masuk kedalam pelukannya.
Deg
Deg
Jantung keduanya kembali berdetak begitu sangat kencang saat tubuh keduanya saling menempel satu sama lain. Nafas dari Fazar menyentuh di helai helai jilbab nya dan hal itu masih bisa Wiyah rasakan hembusan nafas dari Fazar yang menghembus mengenai Jilbabnya.
" Ya Allah, kenapa dengan jantung ku." Batin Wiyah saat merasakan kalau jantung nya itu akan keluar dari tubuhnya.
Sama halnya yang di rasakan oleh Fazar sekarang." Ya Allah, kenapa jantungku. Apa mungkin.... Itu tidak Mungkin Fazar." Batin Fazar membuang perasaan nya itu yang tiba tiba saja timbul saat beberapa bulan yang lalu sudah dirinya buang.
" Apakah kamu bisa menggeser tubuhmu dari tubuhku." Tanya Fazar Berbisik tepat di telinga Wiyah yang tertutup oleh jilbab. Wiyah yang merasakan hembusan nafas Fazar walaupun dirinya tertutup oleh jilbab tapi Wiyah masih bisa merasakan itu menjadi merinding sendiri.
Sedangkan Wiyah yang menyadari itu segera menggeser posisinya yang terlalu dekat dengan Fazar." Maaf tuan, aku tidak_" Ya Ucapan Wiyah kembali di potong oleh Fazar.
" Aku tidak ingin mendengar kata itu lagi." Potong Fazar yang langsung menarik tangan Wiyah mengarah ke ruangan makan. Tanpa Mendengar Jawaban dari sang pemilik tangan apakah tangan nya boleh di sentuh atau tidak.
Deg
Deg.
Seketika Jantung Wiyah kembali berdegup kencang saat tangan kekar itu menarik tangan nya, bukan dengan cara kasar melainkan dengan lembut.
" Apakah salah ya Allah saat tangan kekar ini melingkar memegang tangan ku." Batin Wiyah saat tangan kekar itu menarik nya lembut mengarah ke ruangan makan. Wiyah bisa melihat pria yang berwajah tampan tapi datar karena tidak memiliki senyuman sama sekali sedang menarik lembut tangannya.
" Ya Allah Salahkan aku, ketika merasakan jatuh cinta."
.
.
Sesampainya di ruang makan, Fazar dan Wiyah sudah di sambut oleh keluarga itu. Apalagi Ketiga anak keponakan Wiyah yang begitu sangat antusias saat melihat kedatangan dari Fazar.
" Om tampan." Pekik ketiganya dengan senyuman manis mereka. Windi dan Haidar yang melihat itu hanya bisa tersenyum melihat ke arah tiga anaknya itu yang begitu sangat antusias saat melihat kedatangan dari suami Acil nya yang mendapatkan panggilan khusus yaitu om tampan.
Windi dan Haidar mengalihkan pandangan mereka dari ketiga anak mereka lalu melihat ke arah Wiyah dan Fazar yang baru saja datang di ruangan makan itu.
Haidar yang tidak sengaja melihat ke arah Fazar mendapati kalau, bos sekaligus iparnya itu sedang menggenggam tangan adik nya itu.
" Semoga Ini adalah awal dari hubungan rumah tangga kalian dek, walaupun pernikahan kalian tanpa adanya cinta." Batin Haidar yang merasa senang karena melihat tangan Fazar yang menggenggam tangan Wiyah seperti tidak akan melepaskan tangan itu.
" Duduklah." Suruh Haidar membuat Fazar hanya mengangguk lalu melepaskan tangannya yang sedang menggenggam tangan Wiyah, Fazar melangkah ke arah kursi yang kosong lalu duduk di kursi yang sudah tersedia di situ.
Sedangkan Wiyah melihat ke arah lain dan mendapati kalau kursi yang kosong hanya terdapat di samping suaminya itu." Apa aku harus duduk di sebelahnya." Batin Wiyah yang sedikit ragu untuk duduk di seba Fazar.
" Kenapa ngga duduk dek." Tanya Windi sambil menatap adiknya itu yang masih berdiri tanpa bergeser untuk duduk di kursinya.
" Iya kak, ini Aku mau duduk." Jawab Wiyah yang melangkah untuk duduk di kursi bersebelahan dengan Fazar.
Tapi sebelum Wiyah duduk, Wiyah melirik ke arah Fazar. Wiyah berinisiatif untuk mengambilkan makan untuk suaminya itu, sama seperti yang di lakukan oleh Windi.
" Kak Fazar mau sarapan apa." Tanya Wiyah sedikit ragu tapi berusaha untuk tatap tenang.
" Ambilkan saya nasi, ikan dan sambal terasi nya jangan lupa dengan sayur beningnya." Jawab Fazar dengan datar, mendengar jawaban dari Fazar membuatnya Wiyah mengambil apa yang di sebutkan oleh suaminya itu lalu menaruhnya di atas piring nya.
" Makasih." Ucap Fazar membuat Senyuman Wiyah mengembang indah, Entah apa yang Wiyah rasakan sampai membuat nya tersenyum seperti itu. Tapi Wiyah merasa senang, karena Pria yang selalu menatap nya dengan kebencian dan juga selalu berkata kasar setiap bertemu dengannya walaupun pertemuan mereka secara tidak di sengaja, Kini Bersikap lembut kepadanya seperti itu.
" Ya Allah, Bantu aku untuk merubahnya menjadi pria yang lebih baik, karena aku tahu dia adalah pria yang baik hanya saja karena suatu alasan membuatnya membuatnya berubah." batin Wiyah.
.
.
" Setiap beruban yang kita tujukan, pasti ada sebuah luka di sana yang membuat diri kita berubah.( Wisyah Hanifah Putri )
" Ijinkan aku untuk belajar mencintaimu Walaupun aku pernah merasakan yang namanya luka hanya karena cinta. ( Muhammad Yusuf Al Fazar )
" Aku akan berusaha untuk ikhlas, Walaupun aku tahu itu pasti sangat sulit dan menyakitkan untukku. ( Muhammad Fadil Al Fazar )
Bersambung.
Banyak typo yang bertebaran.
harap bijak dalam membaca.
Jangan lupa like komen dan vote nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Sabilnur Alif
semoga mereka bisa lbh saling melengkapi
2023-02-15
1
Yaya
Semoga Fazar bisa membuka hati untuk Wiyah, karena Wiyah itu gadis yang baik. Jangan menyamakan Wiyah dengan masa lalunya.
2022-02-22
8
🌻⃟Ry❤MaMaS🌞⃠
Ry suka Quotesnya Kk
2022-02-15
1