keberangkatan Fadil ke kota J.

Bunda Sisi yang melihat bagaimana sedihnya putra keduanya itu saat mendengar kalau kini gadis yang Fadil cintai telah resmi menjadi istri dari abangnya.

Bunda Sisi tau bagaimana sakitnya, tapi putranya masih bisa kuat menerima semuanya, Karena bunda Sisi tahu ini yang terbaik. Bunda Sisi bisa merasakan bagaimana sedihnya Fadil sekarang.

"Dil, apa kamu baik baik saja?" Tanya bunda Sisi lembut menatap kearah Fadil.

Fadil hanya mengangguk dengan senyuman dibibir nya."Ya bun, Aku ngga apa apa. Hanya saja aku terharu, karena sekarang abang bisa menikah."

Tapi lain di mulut maka lain di hati. Jika di mulut Fadil merasakan kebahagiaan, tapi tidak dengan hatinya yang sangat sedih saat melihat gadis yang dia cintai kini telah sah menjadi istri orang. Padahal Fadil sendiri yang meminta gadis itu, untuk menikah tapi entah kenapa Fadil merasakan nyeri pada dadanya.

"Ayo dek, kita keluar." Ajak Windi menatap Wiyah. Wiyah hanya mengangguk mengikuti ajakan Windi.

Windi menuntun Wiyah untuk keluar dari kamarnya menuju ruang tamu, tempat dimana akad nikah langsungkan. Saat Wiyah keluar, semua mata tertuju kepadanya yang kini berpenampilan berbeda, karena sekarang Wiyah terlihat jauh lebih cantik.

Fazar bisa melihat gadis yang baru saja sah menjadi istrinya terlihat begitu cantik. Sampai sampai Fazar menatap nya tanpa berkedip."Cantik." Gumam Fazar tanpa dirinya sadari. Sampai pikiran kembali sadar apa yang telah dia ucapkan barusan."Kenapa kamu mengatakan itu Zar! Ingat dia hanya gadis yang kamu nikahi karena adikmu!" Batin Fazar berusaha menolak dirinya, agar tidak memuji kecantikan dari Istrinya itu.

Bagaimana dengan Fadil. Fadil mengagumi kecantikan dari gadis yang di cintai kini sudah berstatus sebagai Istri dari abangnya.

Wiyah melangkah dengan sangat anggun ke arah Fazar. Sesampainya di samping Fazar, Wiyah duduk di sebelah pria yang kini sudah sah menjadi suaminya.

Fazar bisa melihat istrinya yang kini sudah berada di sampingnya, Sedangkan kepalanya masih dia tundukkan karena gugup.

Penghulu menyuruh Fazar untuk memasangkan cincin di jari manis Wiyah,

dan hal itu membuat Wiyah mengangkat kepalanya untuk menatap kearah Fazar yang kini telah sah menjadi suaminya.

Fazar ikut menatap kearah Wiyah.

Setelah itu mengambil cincin yang berada atas meja.

Mungkin seperti ini ya.

Fazar mengambil satu cincin untuk memasangkannya di tangan Wiyah. Pria itu menatap istrinya yang baru saja sah beberapa menit yang lalu.

Wiyah yang melihat itu tiba-tiba merasa ragu tapi tetap berusaha untuk mengangkat tangan nya secara perlahan.

Fazar yang melihat itu dengan lembut meraih telapak tangan Wiyah, lalu dengan perlahan memasangkan cincin kejari manis istrinya.

Wiyah bisa merasakan getaran aneh saat Fazar menyentuh tangannya dan memasangkan cincin itu kejari manisnya, karena hal itu membuat Wiyah menatap Fazar lalu meraih tangan Fazar, setelah itu menciumnya seperti yang dilakukan istri lainnya.

Sedangkan Fazar mengangkat tangan kirinya lalu menyimpan nya di atas ubun-ubun istrinya, untuk melantunkan sebuah doa di atas ubun-ubun istrinya.

Sekarang giliran Wiyah yang memasangkan cincin ke jari Manis Fazar, Walaupun dengan ragu Wiyah memasangkan cincin itu ke jari manis Fazar. Wiyah menatap suaminya itu walau ragu.

Setelah cincin itu terpasang, Fazar memegang bahu istrinya lalu mencium kening istrinya dengan lembut. Semua yang berada di ruangan itu tersenyum sambil bertepuk tangan.

Fadil yang melihat itu merasa begitu sangat sakit di bagian dada kirinya, Tapi mau bagaimana lagi kisa cinta nya tidak seindah yang dia pikirkan.

🌹🌹🌹🌹🌹

Acara terus berlanjut, Kini semua yang berada di ruangan itu mengucapkan selamat untuk kedua pengantin baru, termasuk bunda Sisi yang begitu sangat senang dengan pernikahan keduanya.

" Selamat sayang. Bunda ngga nyangka kalau kamu bisa menjadi menantu bunda." Ucap bunda Sisi begitu sangat bahagia sampai-sampai membuat bunda Sisi memeluk Wiyah dengan sayang lalu mencium kening menantunya itu.

Wiyah yang di pelupuk bisa merasakan kehangatan pelukan seorang bunda yang selama berapa tahun ini ia tidak dapatkan, Walaupun kakaknya Windi selalu memeluknya memberikannya pelukan kasih sayang seperti ibu nya, tapi pelukan itu tidak senyaman pelukan dari ibunya.

Bunda Sisi melepas pelukannya, menatap kearah menantunya yang hanya tersenyum." Selalu bahagia nak." Ucap bunda Sisi.

Bunda Sisi beralih menatap kearah Fazar."Bahagiakan dia Zar, Jangan pernah membuatnya menangis atau membuatnya terluka!" Ucap Sisi yang seperti memperingatkan putranya itu. Sedangkan Fazar hanya mengangguk dan mengatakan saja

Kini giliran Haidar yang datang menemui adiknya itu."Jadilah istri yang baik dek, dan tidak membantah perkataan suamimu. Jangan meninggikan suara ke suamimu ketika kamu sedang marah atau kesal, turuti apa kemauan suamimu dan selalu berada di sampingnya ketika dirinya sedang jatuh. Bangunkan dia dengan caramu, temani dia dan jangan tinggalkan dia sendiri dan jadilah istri yang membawa suaminya ke surganya Allah." Nasehat Haidar membuat Wiyah hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Mata Wiyah mulai berkaca-kaca karena begitu sangat bahagia mendapatkan kakak seperti Haidar yang selalu mengingatkan sesuatu hal yang penting seperti ini.

Haidar menatap kearah Fazar."Tuan, tolong jaga adik saya. Jangan sakiti dia dan jika dia salah tolong tegur dia dengan cara yang lembut." Ucap Fazar menatap kearah Fazar sambil menengkupkan kedua tangannya di atas dada.

Fazar hanya mengangguk lalu memegang tangan Haidar."Saya akan menjaganya karena sekarang dia adalah istriku." Jawab Fazar berusaha untuk tersenyum walaupun terasa sangat kaku.

"Terimakasih, tuan."

Windi menatap adiknya itu."Jadilah istri yang baik dek, Bahagiakan suaminya. Jadilah obat dari semua lukanya." Nasehat Windi lalu memeluk tubuh adiknya itu.

Wiyah membalas pelukan dari Windi."Iya kak, Aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk suamiku dan menjadi obat untuk setiap luka nya." Jawab Wiyah. Windi melepaskan pelukannya lalu melihat kearah Fazar."Jaga dia, tuan, berikan dia penjelasan jika dia berbuat salah." Ucap Windi melihat kearah Fazar. Sedangkan Fazar hanya mengangguk.

Setelah keluarga yang lain. Kini giliran Rido, Zain, Dokter Faris dan juga Fadil yang masih berada di posisinya yaitu di atas kursi roda.

"Selamat tuan, Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah." Doa Zain, Fazar hanya tersenyum.

"Selamat bang." Ucap Rido memeluk Fazar seperti pria pada umumnya. Fazar hanya tersenyum menanggapi ucapan dari Rido.

Rido melihat kearah Wiyah."Selamat ya kakak Ipar." Ucap Rido sambil menengkupkan kedua tangannya dan Wiyah membalasnya dengan cara tersenyum dan melakukan hal yang sama seperti Rido.

"Selamat bro, Atas pernikahan Lo." Ucap Dokter Faris yang memeluk Fazar seperti Rido tadi.

"Makasih Ris, Lo sudah mau menemani kami." Jawab Fazar yang kembali tersenyum.

Dokter Faris melihat kearah Wiyah, dengan tersenyum tanpa mengatakan apapun.

Setelah semua orang. Kini giliran Fadil yang datang mengunakan kursi roda dan di dorong oleh bodyguardnya, menghampiri Fazar."Selamat bang, atas pernikahannya. Makasih abang sudah mau mengabulkan permintaanku dan impianku." Ucap Fadil tulus tidak lupa dengan senyumannya yang penuh luka disana.

"Tidak usah berterimakasih Dil, karena abang akan melakukan apapun itu yang terpenting kamu bisa sembuh."

"Selalu bahagiakan dia bang." Ucap Fadil kembali dengan mata tertuju kearah Wiyah, yang membuat Fazar hanya menganggukkan kepalanya saja.

Fadil kembali melihat kearah Wiyah."Selamat Wiyah. Maaf soal yang kemarin."

Wiyah hanya tersenyum."Iya kak Fadil. Kak Fadil ngga salah di masalah kita kemarin." Jawab Wiyah."Cepat sembuh kak Fadil."

" Makasih Wiyah." Rasanya Fadil ingin memeluk gadis itu, Tapi sepertinya tidak mungkin, karena Fadil tidak akan bisa melakukan hal itu.

🍁🍁🍁🍁🍁

Setelah acara ijab Kabul selesai, kini giliran Fadil yang akan pergi ke kota J untuk melakukan pengobatan.

Keberangkatan Fadil ke kota J, akan di antar oleh bunda Sisi dan Juga Rido. Karena Fazar yang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya selama tiga atau empat bulan kedepannya karena sedang ada kendala di pekerjaan nya.

Sedangkan Fazri sedang bersekolah, membuat Fazri tidak bisa ikut bersama dengan bunda nya dan juga kakaknya di kota J.

Pengantin yang baru saja sah beberapa jam yang lalu kini berada di dalam mobil untuk mengantarkan kepergian ketiganya ke bandara. Apalagi kepergian mereka mungkin lebih lama karena menemani Fadil untuk berobat.

"Kenapa kalian harus ikut? Seharusnya kalian beristirahat, Karena kalian pasti lelah setelah acara ijab qobul tadi. Seharusnya itu kalian beristirahat bukannya ikut ke bandara." Omel bunda Sisi, yang begitu sangat protes dengan kelakuan Fazar. Bukannya beristirahat saat selesai melakukan ijab qobul. Malahan putranya itu ikut mengantarkan mereka ke bandara. Bahkan Fazar langsung membawa istrinya untuk ikut.

Fazar yang mendengar omelan dari bundanya itu hanya bisa menghembuskan nafas sabar." Ngga apa-apa Bun. kami juga tidak terlalu cepak, maka dari itu aku ingin mengantarkan kalian langsung ke bandara aku ingin memastikan kepergian adikku."

Bunda Sisi mengerti, bagaimana kwartirnya Fazar kepada adiknya, Tapi yang membuat bunda Sisi protes, karena Fazar membawa istrinya yang pasti saja sangat lelah karena baru saja selesai menjalankan pernikahan mereka beberapa jam yang lalu."Bunda tahu Zar. Kamu pasti kwartir dengan kondisi Fadil makanya kamu ingin memastikan kalau Fadil sesampai di bandara dengan selamat. Tapi kamu juga baru saja menikah, pasti tau kalau istrimu itu pasti lelah kan. Seharusnya itu kamu tidak mengajaknya untuk ikut mengantarkan kami kendaraan." Jelas bunda Sisi sambil melihat kearah Wiyah yang dari tadi mendengarkan perbincangan mereka tanpa mengatakan apapun.

Fazar menoleh dan menatap kearah istrinya yang duduk di sebelahnya. Fazar masih ingat ketika dirinya memaksa istrinya itu, untuk ikut mengantarkan keberangkatan bunda dan saudaranya ke bandara, sampai-sampai melupakan rasa lelahnya.

"Maaf ya sayang, kamu harus ikut karena suamimu itu." Ucap bunda Sisi tidak enak hati saat menatap kerah Wiyah.

"Tidak apa-apa Bun. Aku senang bisa mengantarkan kak Fadil pergi ke bandara dan Kak Fazar juga tidak memaksakanku untuk ikut." Jelas Wiyah. Walaupun sebenarnya Fazar yang memaksanya untuk ikut. Tapi Wiyah tidak mempermasalahkan itu, karena Wiyah juga merasa senang bisa ikut mengantarkan keberangkatan Fadil.

"Kamu sangat sabar sayang dan mengerti suamimu. Bunda semakin bersyukur kalau kamu adalah menantunya bunda." Ucap Sisi seperti begitu sangat bangga dengan menantu nya itu.

Pantas saja Fadil sangat mengagumi sosok seperti menantunya dan tidak ingin melihat gadis itu untuk menikah dengan orang lain. Ternyata sebaik ini gadis pujaan hati Fadil, sampai-sampai membuat Fadil menyuruh abangnya untuk menikahi gadis pujaan hati ternyata karena ini alasnya.

Sedangkan Fadil yang dari tadi mendengarkan perbincangan dari belakang hanya mendengarkan saja tanpa ikut menyambung.

Fadil yang duduk di depan berdampingan dengan supir hanya bisa melihat kearah depan, Tanpa mengeluarkan satu kata pun. Karena bosan, Fadil membuka ponselnya untuk melihat sosial medianya yang selama seminggu lebih tidak ia buka.

Saat Fadil sedang melihat-lihat, tidak sengaja Fadil menekan satu lagu, yang langsung berputar begitu saja. Di tambah dengan suara ponselnya yang tidak ia kecilkan membuat lagu itu bisa terdengar oleh ketiganya.

Lagu yang hampir sama dengan cerita Fadil membuatnya Fadil begitu sangat sedih saat terhanyut dalam lagunya.

( Cinta yang luar biasa )

Waktu pertama kali

Kulihat dirimu hadir

Rasa hati ini inginkan dirimu

Hati tenang mendengar

Suara indah menyapa geloranya hati ini tak ku

sangka

Rasa ini tak tertahan

Hati ini selalu untukmu

Terimalah lagu ini dari orang biasa

Tapi cintaku padamu luar biasa

Aku tak punya bunga

Aku tak punya harta

Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamu

Hari hari berganti

Kini cintapun hadir

Melihatmu memandangmu bagai bidadari

Lentik indah matamu

Manis senyum bibirmu

Hitam panjang rambutmu anggung terikat

Rasa ini tak tertahan

Hati ini slalu untukmu

Terimalah lagu ini

Dari orang biasa

Tapi cintaku padamu luar biasa

Aku tak punya bunga

Aku tak punya harta

Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamu

Terimalah lagu ini

Dari orang biasa

Terimalah lagu ini

Dari orang biasa

Tapi cinta ku padamu luar biasa

Aku tak punya bunga

Aku tak punya harta

Yang kupunya hanyalah hati yang setia

Yang kupunya hanyalah hati yang setia

Terimalah cintaku yang luar biasa tulus padamu.

Lagu yang begitu sangat penuh makna di kehidupan percintaan Fadil yang begitu sangat rumit, Tapi Fadil begitu ikhlas menerimanya.

Fazar dan bunda Sisi bisa mendengar lagu itu yang memiliki arti tersendiri untuk Fadil.

Termasuk Fazar yang begitu sangat mengerti apa arti dari lirik lagu itu.

🌹🌹🌹🌹🌹

Sesampainya di bandara, Fazar mengantarkan kepergian keluarga nya dengan pelukannya hangatnya.

"Hati hati Bun, kalau sudah sampai langsung kabari." Ucap Fazar sambil mencium punggung tangan bunda nya.

"Iya Zar, nanti bunda kabari kalau sudah sampai di kota J." Jawab Sisi."Bunda titip menantu bunda ya. jangan sakiti dia!" Ucap Sisi kembali sambil menatap anaknya itu dengan sedikit ancaman.

"Iya Bun."

Bunda Sisi beralih kearah menantunya." Bunda berangkat ya sayang. Kalau kamu di sakiti oleh suamimu langsung lapor ke bunda, biar bunda yang urus." Wiyah hanya mengangguk mengiyakan.

"Iya bunda." Jawab Wiyah tersenyum. Bunda Sisi memeluk tubuh Wiyah setelah itu melepaskan nya kembali. Padahal baru saja menjadi menantunya, Tapi bunda Sisi harus meninggalkan menantunya.

Kini giliran Fadil dan Rido yang berpamitan ke Fazar dan Wiyah. Fadil yang mengunakan kursi roda, harus di bantu oleh bodyguardnya yang lain.

"Aku berangkat bang, doain yang terbaik agar, aku bisa sembuh seperti sediakala." Ucap Fadil berpamitan kepada Fazar.

Fazar membungkukkan tubuhnya untuk menatap kearah Fadil lebih dekat lagi."Hati-hati Dil. Abang akan selalu mendoakanmu yang terbaik, agar kamu bisa sembuh seperti sediakala. Maaf abang ngga bisa menemanimu saat melakukan pengobatan di kota J." Jawab Fazar yang begitu sangat sedih karena tidak bisa mengantarkan Fadil untuk berobat ke kota J."Insya Allah, kalau perkejaan abang sudah selesai, Abang akan menyusul kalian kesana." Ucap Fazar kembali. Fazar memeluk Fadil kembali sebelum adiknya benar-benar pergi."Cepat sembuh, kami akan menunggumu di sini." Fadil hanya mengangguk mendengar permintaan Fazar.

Fazar melepaskan pelukannya lalu beralih ke Rido."Abang titip Fadil, kalau terjadi sesuatu langsung kabari Abang."

"Iya bang, Aku akan mengabari abang jika terjadi sesuatu. Kalau gitu Kami pergi." Pamit Rido yang mendapatkan anggukan dari Fazar.

"Zar, Bunda pergi. Assalamualaikum."

Ketiganya pergi bersama dengan para bodyguardnya yang lain ke Jet pribadi miliki Fazar.

Sedangkan Fazar dan Wiyah terus melihat kearah ketiganya, yang kini sudah menghilang dari pandangan mereka.

Setelah kepergian Fadil dan bundanya, Fazar menoleh kearah istrinya. Tatapan yang tadi biasa saja, kini berubah menjadi menyeramkan. Sedangkan Wiyah yang menyadari tatapan itu menjadi takut sendiri.

Fazar melangkah meninggalkan Wiyah tanpa mengatakan sesuatu dan Wiyah yang menyadari itu dengan cepat mengikuti langkah suaminya."Kak Fazar tunggu! Kakak mau kemana?" Tanya Wiyah di sela-sela langkahnya.

Fazar yang mendengar panggilan itu mengehentikan langkahnya, lalu berbalik menghadap kearah Wiyah."Kenapa kamu mengikuti?!" Tanya Fazar dengan tatapan yang begitu sangat menyeramkan.

Wiyah yang melihat tatapan Fazar, seketika nyalinya langsung menciut dan menundukkan kepalanya"Maaf kak." Jawab Wiyah menundukkan kepalanya karena takut dengan tatapan Fazar.

"Hahaha!" Fazar tertawa sinis saat mendengar jawaban dan panggilan dari istrinya itu." Apaaa?! Kak Fazar? Panggilan yang bagus! Tapi kamu lupa aku menikahi kamu karena apa?!" Tanya Fazar dengan tersenyum sinis. Senyumannya yang begitu sangat menyeramkan, membuat Wiyah semakin menunduk takut."Aku menikahi kamu karena permintaan adikku! Jadi jangan harap aku akan menganggapmu sebagai istriku! Kamu hanya wanita sok suci yang mau menjebak adikku karena harta!" Ucap Fazar menatap Wiyah dengan benci."Jadi jangan pernah memanggil ku dengan sebutan menjijikan itu!" Ucap Fazar memperingati, dengan penuh penekanan didalam bicaranya. Setelah mengatakan itu, Fazar melangkah meninggalkan Wiyah yang masih menundukkan kepalanya. Pria itu meninggal gadis yang baru saja sah menjadi istrinya dengan hati yang kembali terluka tanpa merasa bersalah sama sekali.

"Ya Allah, Kenapa harus begini. Baru saja satu hari kami menikah, Tapi aku sudah mendengar kata-kata kasar dari suamiku." Lirih Wiyah, dengan air mata yang kini mengalir, karena merasa sakit pada dadanya, karena luka yang suaminya berikan.

Saat Wiyah mengangkat kepalanya, Wiyah bisa melihat kalau orang-orang di bandara itu memerhatikan dirinya.

Merasa di perhatikan. Wiyah cepat-cepat penghapus air matanya dan kembali melanjutkan langkahnya untuk meninggalkan bandara itu.

"Ya Allah. Kuatkanlah hati ini, Saat aku berusaha untuk merebut hati suami ku." Batin Wiyah di sela-sela langkahnya."Aku harus bisa mencintaimu karena kamu adalah suamiku, sebesar apapun kamu membenciku." Batin Wiyah yang berusaha untuk menguatkan dirinya setelah kejadian tadi.

Sesampainya di parkiran Wiyah sudah tidak melihat keberadaan mobil Fazar di sana. Wiyah yakin kalau suaminya itu pasti sudah meninggalkannya di bandara, tanpa mengantarkannya kembali kerumah.

Wiyah yang melihat taksi lewat langsung menghentikannya, agar dirinya bisa pergi ke rumah kakaknya Haidar.

"Pak, Jalan X." Ucap Wiyah yang sudah berada di dalam mobil.

" Baik mbak."

Kuat ketika aku harus di hadapkan dengan persoalan yang begitu sangat rumit di kehidupan ku. Disaat aku harus bisa menghadapi setiap masalah yang aku hadapi dengan tenang dan kuat. Membuatku percaya kalau aku bisa menyelesaikan setiap masalah yang aku hadapi.

Bersambung.

Harap bijak dalam membaca karena

Banyak typo yang bertebaran.

Jangan lupa like komen dan vote nya biar author Makin semangat buat up.

Terpopuler

Comments

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

..

2023-02-18

2

Hulapao

Hulapao

kata katanya bagus kakk

2022-09-13

1

Maya●●●

Maya●●●

udah aku masukin fav ya kak.
mampir juga di karyaku

2022-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Akad nikah( Awal dari kisah yang baru )
2 keberangkatan Fadil ke kota J.
3 Kotak kado dan sebuah surat.
4 Amira Jia Berend Lian
5 Terikat dalam satu hubungan yang hanya nama saja.
6 Seperti Suami yang habis diusir oleh istrinya( Kondisi Fadil )
7 Aku tidak akan merusak sebuah tali yang baru saja aku ikat
8 Salahkan aku ketika merasakan jatuh cinta
9 Menyampaikan sesuatu
10 Manajer
11 KEMBALI KE RUMAH ISTRI
12 Mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri
13 Perkataan menyakitkan ( Masakan pertama untuk suami )
14 Masakan pertama dari istri
15 Tidur bersama
16 Oh astaga.
17 Solat berjamaah
18 Bab 18
19 Pindah kerumah suami.
20 Pindah kerumah suami.
21 Kamar sendiri
22 Kondisi Fadil
23 jangan di baca
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 39
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Ban 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Ban 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Ban 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Ban 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab154
156 Bab 155
157 Bab 156
158 Bab 157
159 Bab 158
160 Bab 159
161 Bab 160
162 Bab 161
163 Bab 162
164 Bab 163
165 Bab 164
166 Bab 165
167 Bab 166
168 Bab 167
169 Bab 168
170 Bab 169
171 Bab 170
172 Bab 171
173 Bab 172
174 Bab 173
175 Bab 174
176 Bab 175
177 Bab 176
178 Bab 177
179 Bab 178
180 Bab 179
181 Bab 180
182 Bab 181
183 Bab 182
184 Bab 183
185 Bab 184
186 Bab 185
187 Bab 186
188 Bab 187
189 Bab 188
190 Bab 189
191 Bab 190
192 Bab 191
193 Bab 192
194 Bab 193
195 Bab 194
196 Bab 195
197 Bab 196
198 Bab 197
199 Bab 198
200 Bab 199
201 Bab 200
202 Bab 201
203 Bab 202
204 Bab 203
205 Bab 204
206 Bab 205
207 Bab 206
208 Bab 207
209 208
210 Bab 209
211 210
212 Bab 211
213 Bab 212
214 Bab 213
215 Bab 214
216 Bab 215
217 Bab 216
218 Bab 217
219 Eps 218
220 Bab 219
221 Bab 220
222 Bab 221
223 Bab 222
224 Bab 223
225 Bab 224
226 Bab 225
227 Bab 226
228 Bab 227
229 Bab 228
230 Bab 229
231 Bab 230
232 Bab 231
233 Bab 232
234 Bab 233
235 Bab 234
236 Bab 235
237 Bab 236
238 Bab 237
239 Bab 238
240 Bab 239
241 Bab 240
242 Bab 241
243 Bab 242
244 Bab 243
245 Bab 244
246 Bab 245
247 Tamat
248 Pengumuman
249 Ekstra part 1
250 Ekstra part 2
251 Ekstra part 3
252 Cinta kedua untuk Ardian
253 Ekstra part 4
254 Ekstra part 5
255 Ekstra part 6
256 Ekstra part 7
257 Ekstra part 8
258 Ekstra part 9
259 Ekstra part 10
260 Ekstra part 11
261 Ekstra part 12
262 Ekstra part 13
263 Visual
264 Ekstra part 14
265 Ekstra part 15
266 Ekstra part 16.
267 Ekstra part 17
268 Ekstra part 18
269 ekstra part 19
270 Ekstra part 20
271 Ekstra part 21
272 Ekstra part 22
273 Ekstra part 23
274 Ekstra part 24
275 Ekstra part 25
276 Ekstra part terakhir
Episodes

Updated 276 Episodes

1
Akad nikah( Awal dari kisah yang baru )
2
keberangkatan Fadil ke kota J.
3
Kotak kado dan sebuah surat.
4
Amira Jia Berend Lian
5
Terikat dalam satu hubungan yang hanya nama saja.
6
Seperti Suami yang habis diusir oleh istrinya( Kondisi Fadil )
7
Aku tidak akan merusak sebuah tali yang baru saja aku ikat
8
Salahkan aku ketika merasakan jatuh cinta
9
Menyampaikan sesuatu
10
Manajer
11
KEMBALI KE RUMAH ISTRI
12
Mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri
13
Perkataan menyakitkan ( Masakan pertama untuk suami )
14
Masakan pertama dari istri
15
Tidur bersama
16
Oh astaga.
17
Solat berjamaah
18
Bab 18
19
Pindah kerumah suami.
20
Pindah kerumah suami.
21
Kamar sendiri
22
Kondisi Fadil
23
jangan di baca
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 39
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Ban 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Ban 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Ban 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Ban 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab154
156
Bab 155
157
Bab 156
158
Bab 157
159
Bab 158
160
Bab 159
161
Bab 160
162
Bab 161
163
Bab 162
164
Bab 163
165
Bab 164
166
Bab 165
167
Bab 166
168
Bab 167
169
Bab 168
170
Bab 169
171
Bab 170
172
Bab 171
173
Bab 172
174
Bab 173
175
Bab 174
176
Bab 175
177
Bab 176
178
Bab 177
179
Bab 178
180
Bab 179
181
Bab 180
182
Bab 181
183
Bab 182
184
Bab 183
185
Bab 184
186
Bab 185
187
Bab 186
188
Bab 187
189
Bab 188
190
Bab 189
191
Bab 190
192
Bab 191
193
Bab 192
194
Bab 193
195
Bab 194
196
Bab 195
197
Bab 196
198
Bab 197
199
Bab 198
200
Bab 199
201
Bab 200
202
Bab 201
203
Bab 202
204
Bab 203
205
Bab 204
206
Bab 205
207
Bab 206
208
Bab 207
209
208
210
Bab 209
211
210
212
Bab 211
213
Bab 212
214
Bab 213
215
Bab 214
216
Bab 215
217
Bab 216
218
Bab 217
219
Eps 218
220
Bab 219
221
Bab 220
222
Bab 221
223
Bab 222
224
Bab 223
225
Bab 224
226
Bab 225
227
Bab 226
228
Bab 227
229
Bab 228
230
Bab 229
231
Bab 230
232
Bab 231
233
Bab 232
234
Bab 233
235
Bab 234
236
Bab 235
237
Bab 236
238
Bab 237
239
Bab 238
240
Bab 239
241
Bab 240
242
Bab 241
243
Bab 242
244
Bab 243
245
Bab 244
246
Bab 245
247
Tamat
248
Pengumuman
249
Ekstra part 1
250
Ekstra part 2
251
Ekstra part 3
252
Cinta kedua untuk Ardian
253
Ekstra part 4
254
Ekstra part 5
255
Ekstra part 6
256
Ekstra part 7
257
Ekstra part 8
258
Ekstra part 9
259
Ekstra part 10
260
Ekstra part 11
261
Ekstra part 12
262
Ekstra part 13
263
Visual
264
Ekstra part 14
265
Ekstra part 15
266
Ekstra part 16.
267
Ekstra part 17
268
Ekstra part 18
269
ekstra part 19
270
Ekstra part 20
271
Ekstra part 21
272
Ekstra part 22
273
Ekstra part 23
274
Ekstra part 24
275
Ekstra part 25
276
Ekstra part terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!