Lily yang dari jauh melihat Jasmine sudah berdiri di tempat tadi dia menunggunya. Kini berlari cepat ke arahnya.
"Hei gadis kecil aneh, kenapa larimu cepat sekali," gerutu Jason.
"Itu, karena Anda sudah tua Tuan, makanya tidak bisa mengejarku," kata Lily mengejek.
Kini posisinya Lily sudah dekat dengan Jasmine kemudian dia berdiri di belakang Jasmine, menjadikan Jasmine tamengnya agar tidak mendapat hukuman seperti yang tadi pria itu katakan.
"Hei, kemari kau bocah aneh!" Perintah Jason menatap tajam Lily.
"Jasmine tolong aku, dia, laki-laki itu sepertinya sangat tertarik padaku, sampai dari tadi dia mengejarku. Kau tahu Jasmine begitu sukanya dia sama aku, dia bahkan mencuri ciuman pertamaku," adu Lily kepada Jasmine.
"Apa yang kau katakan tadi bocah aneh, aku mencuri ciuman pertamamu, justru kau yang mencuri ciuman pertamaku, dan apa tadi kau bahkan menyentuh dadaku, sampai air liurmu itu menetes," ucap Jason tidak terima dituduh gadis itu.
"Kau jangan sembarangan bicara Tuan! Jelas-jelas Anda hanya diam saja ketika aku melakukan itu semua. Kau pikir aku sengaja, aku tidak sengaja karena ku pikir Anda ini tidak nyata," jelas Lily dengan menggebu-gebu, dan tanpa sadar keluar dari persembunyiannya yang berada di belakang Jasmine.
Jasmine yang menyadari itu kini perlahan melangkah dan duduk di tempat dimana tadi sahabatnya duduk. Dia menumpukan dagunya pada kedua sikunya yang ditekuk sambil melihat pertunjukkan yang sedikit menghiburnya.
Stevano suami Jasmine yang dari tadi mengikuti kemana istrinya pergi, kini menatap istrinya yang justru duduk dan menonton perdebatan yang terjadi antara sahabatnya dan Jason, setelah tadi dirinya dijadikan tempat persembunyian.
Stevano mendekat dan ikut duduk di bangku lainnya di samping tempat duduk sang istri. Dia menatap istrinya yang sedang menumpukan dagu dan sesekali tertawa menyaksikan perdebatan antara Lily dan Jason di depannya. Dan Stevano ikut tersenyum melihat istrinya tertawa riang.
"Apa tadi kau bilang? Aku tidak nyata, kau pikir aku ini hantu, sampai kau bilang jika aku tidak nyata. Kau hanya mencari-cari alasan agar tidak disalahkan," kata Jason lagi.
"Aku bukan mengira jika kau itu hantu, tapi aku mengira kau itu khayalan," jelas Lily.
"Jadi kau anggap aku bayangan ha? Sekarang bagaimana jika kau lihat bayangan itu akan menghukummu dengan cara yang mengerikan," ucap Jason dengan senyuman smirknya.
Lily langsung bergidik ngeri, bahkan hanya sekedar menelan saliva saja rasanya seperti tersangkut di tenggorokan.
Jason yang menyadari gadis itu lengah, dia pun langsung memiting gadis itu.
Lily pun berteriak meminta tolong kepada Jasmine yang ternyata Jasmine sudah tidak ada disampingnya, dan sahabatnya itu justru duduk sambil tertawa ditemani laki-laki tampan.
"Jasmine awas saja kau!" Ucap Lily memperingati yang membuat Jasmine justru kembali tertawa.
"Jasmine apa yang kau lakukan, bukannya menolongku, kau justru bermesraan dengan pria tampan," kesal Lily yang mendekat ke arah dimana Jasmine dan Stevano berada. dan apa kau tidak takut jika suamimu tahu?" bisik Lily kemudian setelah dia bisa terlepas dari Jason.
"Untuk apa aku menolongmu, sementara kau bisa menolong dirimu sendiri," jawab sahabatnya itu enteng.
"Jadi kau sama sekali tidak berniat menolongku?" Tanya Lily tidak percaya.
Jasmine hanya mengangkat kedua bahunya acuh, lalu kemudian berkata, aku hanya percaya pada kemampuanmu, aku yakin kau bisa mengalahkannya," katanya yang kemudian bangun dari duduknya sambil menarik tangan suaminya.
"Itu baru sahabatku!" Kata Lily.
"Hey, kau mau kemana? Kenapa kau meninggalkanku lagi?" Teriak Lily kesal.
"Aku ingin jalan-jalan sebentar, kau bisa ajak Jason pria yang tadi untuk jalan-jalan di sekitar sini, sebelum sebentar lagi kita bisa makan siang bersama. Kau pasti sangat menyukainya, jika ada makanan gratis," teriak Jasmine melambaikan tangannya ke udara sebelum benar-benar pergi meninggalkannya.
"Oke dengan senang hati," jawab Lily bersemangat.
Jason yang baru datang dengan kaki yang kesakitan karena tadi di injak Lily, kini menatap sebal ke arah Nyonya Mudanya yang justru menjulurkan lidahnya mengejek.
"Kau tadi dengarkan apa yang tadi dikatakan sahabatku, untuk menemaniku berkeliling sebelum makan siang. Ayo sekarang kita jalan," kata Lily yang kemudian menggamit lengan Jason.
"Lepas atau aku akan mengirimmu ke kandang buaya di belakang sana! Apalagi sepertinya dari kemarin aku belum memberi makan buaya-buaya peliharaan Tuan Muda," ucap Jason menakut-nakuti.
Seketika Lily melepaskan tangannya yang melingkar pada lengan kekar pria tadi, yang baru diketahui namanya Jason.
"Haha, kau pasti bercanda bukan, tidak mungkin kan jika Tuan Muda benar-benar memelihara binatang buas." Ucap Lily dengan senyum yang dipaksa.
"Untuk apa aku bercanda, kalau kau tidak percaya aku bisa mengantarmu kesana. Bahkan nanti aku bisa langsung melemparmu untuk menjadi santapan lezat mereka," kata Jason serius.
Membuat Lily bergidik ngeri, wajah gadis itu tiba-tiba saja menjadi pucat dengan tangan yang gemetar.
Jason tertawa melihat bagaimana ekspresi gadis itu, dia sangat puas berhasil mengerjai teman Nyonya Mudanya yang sudah membuat dirinya tadi senam jantung.
"Woy"
Jason menepuk kedua tangannya kencang di depan wajah Lily yang sedari tadi melamun.
Lily begitu kaget dan refleks langsung memukul lengan Jason kencang.
"Aw" ringis Jason mendapat tabokan panas dari gadis aneh di depannya.
"Kenapa kau memukulku? Dasar gadis aneh! Kau pikir tidak sakit apa?" Kesal Jason.
"Itu salahmu karena mengagetkan aku, lebih baik aku menyusul temanku saja" kata Lily melangkahkan kakinya kemudian.
"Tunggu," Jason menarik kerah baju Lily untuk menghentikan langkah gadis itu.
"Kau! Kenapa kau melarangku menghampiri sahabatku?" Tanya Lily kesal.
"Aku tidak melarangmu, tapi coba kau pikirkan apa kau ingin jadi obat nyamuk, yang hanya bisa menyaksikan jika mereka bermesraan nantinya," kata Jason menjelaskan berharap gadis itu melupakan tujuannya untuk menghampiri Nyonya Mudanya yang saat ini sedang menikmati waktu berdua dengan Tuan Muda.
Lily diam dan berpikir sejenak.
"Aha!" Seperti ada lampu menyala di kepalanya tiba-tiba, Lily menemukan ide untuk bisa mengikuti Jasmine tanpa harus menjadi obat nyamuk.
Kemudian Lily mengapit lengan Jason dan menyandarkan kepalanya pada lengan atas pria yang bersamanya.
"Ayo, sekarang kita menuju ke tempat dimana Jasmine dan pria tampan itu berada, kau tunjukkan jalannya saja sekarang!" Perintah Lily.
"Jasmine? Pria tampan?," kau memang gadis aneh, dari mana saja coba kau dapat panggilan seperti itu," kata Jason.
"Dia Nyonya Olivia dan pria itu adalah suaminya Tuan Stevano Anderson," tambah Jason menjelaskan.
"Apa? Siapa tadi? Pria itu!" Tanya Lily takut dirinya salah dengar.
"Tuan Stevano Anderson, apa kau tuli sampai aku harus mengulang penjelasanku.
"Oh ya ampun, dia Tuan Stevano yang banyak dibicarakan orang tentang sosoknya yang buruk?" Kata Lily dengan suara yang cukup keras.
"Hei kau lebih baik jaga cara bicaramu!" Ucap Jason.
" Memangnya kenapa?" Tanya Lily.
"Sudahlah, tidak penting membahas ini denganmu."
Kemudian Jason mengantarkan Lily ke tempat dimana Jasmine dan suaminya berada.
Mereka ada di taman yang Nyonya Muda rawat bunga-bunganya. Tampak sahabat dan suaminya sedang berbaring di rerumputan dengan cuaca yang bagus seolah mendukungnya, cuaca yang tidak begitu panas tapi cukup cerah.
Lily hendak mendekat tapi tangannya lebih dulu ditarik oleh Jason kencang hingga dia membentur dada bidang Jason. Lily tersenyum dan mendongak menatap Jason, dengan Jason yang menunduk menatap Lily.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments