Lily mengantarkan Jasmine ke rumah orang tua sahabatnya itu setelah mereka lolos dari kejaran mobil seseorang yang sama sekali tidak mereka kenal.
Sesampainya di kediaman Gottardo, Lily langsung mendudukan dirinya di sofa ruang tamu.
Tapi tak lama setelah itu, pelayan di kediaman Gottardo yang Lily tahu bernama Bibi Santi menceritakan semuanya tentang kejadian dulu tentang ibu sahabatnya dan memberikan sebuah surat. Jasmine pun membaca surat yang diberikan Bibi Santi kepadanya.
Lily yang duduk di sampingnya ikut membaca dan dia juga sudah meneteskan air matanya sedari tadi. Dia memeluk Jasmine sambil menepuk punggungnya lembut, untuk sekedar menenangkannya.
Tapi tak lama setelah itu Jasmine pun melepas pelukannya.
Lily ayo kita pergi sekarang!" Ajak sahabatnya setelah melepas pelukan Lily, kemudian dia pun langsung berdiri dari tempatnya tadi duduk.
"Kemana?" Tanya Lily padahal mereka belum lama sampai, tapi Jasmine sudah mengajak pergi lagi.
"Tapi, bagaimana kalau mobil tadi masih mengikuti kita?" Tambah Lily merasa khawatir.
"Aku yakin mobil itu, sekarang sedang mengikuti mobil suamiku. Ayo waktu kita tidak banyak kita harus mencari bukti bahwa Ibu tidak bersalah, kita harus membebaskan Ibu dari tuduhan itu. Aku ingin nama Ibu bersih Lily," ucap Jasmine.
"Baiklah," pasrah Lily akhirnya.
Kemudian Lily pergi bersama Jasmine ke kediaman Gottardo yang lama, dan setelah menemukan bukti, Sahabatnya itu menghubungi seseorang dan mengajaknya bertemu.
Setelah menunggu beberapa menit di sebuah restoran, akhirnya seorang gadis cantik dan anggun datang, Lily sepertinya melihat gadis itu, tapi Lily lupa dimana dia pernah melihatnya, hingga kemudian..
"Kau bukankah kau orang yang mendekati suami sahabatku ini! Jasmine kau mengenal siapa wanita ini? Aku akan memberimu pelajaran karena sudah menyakiti hati sahabatku," kata Lily pada Liora Adik Ipar Jasmine sambil menggulung lengan kemejanya dan langsung bangun dari duduknya hendak memberi pelajaran kepada gadis di depannya, yang Lily lihat di berita gosip harian dimana gadis itu duduk berdua dengan suami sahabatnya di sebuah tempat makan.
"Apa maksudmu? Kau jangan menuduhku sembarangan! Atau aku akan menuntutmu karena pencemaran nama baik," kata Liora santai hingga membuat Lily semakin kesal.
"Lily duduklah, lihatlah di sekitarmu, mereka semua jadi melihat kearah kita," kesal Jasmine menarik baju Lily agar kembali duduk.
"Tapi Mine dia.."
"Nanti aku akan jelaskan, sekarang ada hal yang lebih penting yang perlu kita bicarakan," kata Jasmine sahabatnya memotong ucapan Lily.
"Baiklah," Lily pun mengalah saat sahabatnya mengatakan itu.
Sahabatnya kemudian berbincang dengan gadis yang ada di hadapannya. Dan rasa penasaran Lily terjawab sudah setelah mendengar pembicaraan mereka, bahwa gadis yang sekarang sedang ada di hadapannya adalah anak ketiga William Anderson, adik dari suami sahabatnya Stevano Anderson yang dikabarkan telah meninggal.
Lily sulit mempercayai hal itu, tapi hal itu terbukti setelah hasil tes DNA keluar.
Pantas saja Jasmine tidak marah saat mendengar gosip yang beredar baru-baru ini. Dan Lily juga tahu pada akhirnya jika gadis yang bernama Liora ini yang waktu itu dibela oleh Asisten suami sahabatnya.
Hari kini sudah siang, Liora pun berpamitan untuk segera kembali. Begitupun Lily dan Jasmine memutuskan untuk kembali ke rumah. Lily meminta pada Jasmine untuk kembali ke rumahnya saja, dia tidak ingin sahabatnya kelelahan karena harus bolak-balik mengendarai mobil. Hingga akhirnya Jasmine pun menurut dengan syarat, Lily mau diantar sopir keluarganya saat kembali ke rumahnya nanti, dan Lily pun menyetujui apa yang sahabatnya katakan.
Saat diperjalanan, teleponnya terus saja berdering, Lily yang menaiki mobil dengan diantar oleh sopir keluarga Jasmine, mengambil ponsel yang ada di tasnya dan dia melihat nomor baru di layar ponselnya, Lily pun mengabaikan panggilan itu, hingga tak berapa lama, dering ponselnya kembali berbunyi, dengan perasaan kesal akhirnya Lily menggeser tombol hijau yang ada pada layar.
"Halo ini siapa?" Tanya Lily dengan ketus.
"Kamu memang tidak berubah jika sedang kesal," kata seseorang di seberang telepon.
Lily menyipitkan matanya, dia seperti mengenal suara orang yang meneleponnya saat ini.
"Apa kamu sudah melupakan aku? Sayang sekali!" Tanya seseorang tersebut.
Setelah Lily mengingat-ingat dia langsung berteriak saat sudah mengingat suara siapa orang di seberang telepon.
"Kak Al? Tanya Lily memastikan.
"Ya, dan seperti biasa kau akan lama berpikir tidak seperti seseorang," kata Al menyindir.
"Yah! Kakak aku dan Jasmine berbeda, jadi jangan samakan kami! Jangan bilang Kak Al belum bisa move on dari Jasmine," tanya Lily penasaran.
"Hei jangan sembarangan bicara, aku sudah memiliki orang lain di hatiku, tapi sayangnya aku belum bisa memastikannya, dia sulit didekati, apa kau mau membantuku?" Tanya Al serius.
"Kenapa Kak Al meminta bantuanku?" Tanya Lily yang tidak mengerti kenapa laki-laki yang dia kagumi, hanya sekedar kagum dan tidak lebih, meminta bantuannya.
"Karena kau orang yang dekat dengannya, makanya Kakak meminta bantuanmu, apa kau mau membantuku, nanti kita akan berfoto bersama, bukankah kau salah satu fansku," ucap Al sengaja menggoda.
"Selalu saja seperti itu, jika sedang membutuhkanku!" Kata Lily dengan bibir mengerucut, padahal jelas saja jika Al tidak akan bisa melihat itu karena mereka berbicara lewat panggilan telepon.
"Bagaimana? Apa kau mau membantu idolamu ini?" Tanya Al kepada Lily saat tidak mendengar suara dari seberang telepon.
"Baiklah, tapi ini tidak murah, Kakak harus membayar mahal," kata Lily bernegosiasi.
"Tentu saja, apalagi jika aku sudah benar-benar mendapatkannya, aku akan memberikan apapun yang kamu minta," kata Al yakin.
"Apapun? Janji?" Tanya Lily memastikan kembali.
"Iya Janji gadis matre"
"Kak, aku bukan matre tapi realistis," kata Lily membenarkan apa yang Al katakan.
"Baiklah, gadis realistis," kata Al terkekeh.
"Nanti kita akan bertemu untuk lebih jelasnya, Kakak akan mengabari kapan dan dimana nanti kita akan bertemu," kata Al.
"Ok," kata Lily.
Kemudian panggilan telepon pun berakhir.
"Dasar Kak Al! Untung saja aku ini fansmu dan jangan lupakan kalau aku akan mendapatkan makanan gratis jika bisa membantunya," kata Lily dalam hati tersenyum.
"Pantas saja orang mengataiku matre, yang ada dipikiranku makanan gratis saja," kata Lily memukul pelan kepalanya.
"Tunggu kenapa pria dingin itu, sangat membela adik Tuan Stevano hingga sampai mendebat Jasmine seperti itu? Apakah dia menyukainya?" Tanya Lily bertanya pada dirinya sendiri dalam hati.
Tidak ingin ambil pusing dengan semua ini, Lily memilih memejamkan matanya karena perjalanan yang masih memakan waktu lama untuk sampai ke rumahnya.
"Pak Nanti tolong bangunkan aku jika sampai di depan gang rumahku, aku mau tidur dulu, mataku rasanya sudah tidak bisa terbuka lebar," kata Lily kepada sopir keluarga Jasmine yang sudah sangat dikenalnya.
"Tidur saja Nona, nanti pasti akan saya bangunkan, Saya tahu Anda pasti lelah," jawab sang sopir.
Dan belum lama sopir mengatakan itu Lily sudah lebih dulu pergi ke alam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
Rubi.💖
lanjut thourrr
2022-01-25
0
Mamah Irfan Faiz
next dong thor
2022-01-25
0
Rapusa
next 🤗
2022-01-25
0