Setelah Liliana bebas, Liora akhirnya lega karena bisa menjadi saksi dan membebaskan orang yang tidak bersalah dan menghukum yang seharusnya memang dihukum.
Liora melihat Kakak dan Kakak Iparnya, kemudian melihat Kakak Iparnya berpelukan dengan Ibunya, sungguh Liora bahagia menyaksikan ini semua. Liora tidak pernah menyangka, dia bisa kembali dan melihat tawa orang-orang yang disayanginya.
Liora yang melihat Papinya melamun segera mendekat dan merangkul lengan Papinya. Dan digunakan lengan itu untuk menyandarkan kepalanya.
Mereka pun akhirnya keluar dan pulang ke kediaman William, untuk mendengar cerita Jasmine Kakak Iparnya tentang bukti yang dia dapatkan. Sementara Kakak keduanya Maxime memilih kembali ke kantor untuk menyelesaikan masalah perusahaan miliknya dan milik ayahnya. Dia dibantu Jack melakukan pertemuan dengan berbagai orang yang mau kembali menjadi investor untuk perusahaannya.
Alexander, Liliana, Jasmine ada di mobil yang sama, sementara Liora memilih menemani Papinya karena Papinya hanya bersama supir, sementara itu Lily masuk di mobil yang dibawa Jason tadi.
Hanya keheningan yang mengisi mobil yang saat ini Jason kendarai. Jason melirik gadis di sampingnya yang hanya diam saja tidak seperti biasanya yang sangat berisik bahkan tidak berhenti berbicara.
Dilihatnya gadis itu, senyum-senyum sendiri sambil memainkan ponselnya, dan melihat itu, ada perasaan tidak suka saat gadis aneh itu mengabaikannya, hingga Jason yang kesal pun merebut ponsel Lily dan memasukkannya ke dalam saku celananya.
"Apa yang kau lakukan kembalikan ponselku!" Kata Lily kesal karena ini yang kedua kalinya pria dingin yang saat ini ada disampingnya merebut ponselnya, sejujurnya Lily kesal karena kejadian itu, dia terlambat dan lebih parahnya lagi tidak bisa mengabari temannya hingga dia akhirnya dipecat dari tempatnya bekerja yang saat itu dia bertemu sahabatnya di sana.
Hingga saat ini Lily harus mencari jalan agar dia bisa mendapatkan pekerjaan, karena setiap bulan ibunya selalu meminta uang padanya, dan jika Lily mengatakan bahwa dirinya dipecat, dia pasti akan dimarahi habis-habisan. Sehingga Lily memilih merahasiakannya.
"Cepat kembalikan ponselku! Atau aku akan mengambilnya sendiri.," kata Lily mengancam.
Jason yang mendengar ancaman itu tertawa, dia tidak yakin jika gadis ini akan mengambilnya sendiri.
"Silahkan saja ambil sendiri!" Tantang Jason.
Lily awalnya ragu, tapi setelah berpikir cukup lama, akhirnya dia pun memutuskan untuk mengambilnya sendiri. Lily kemudian mendekat dan tangannya menyentuh paha Jason.
"Hei apa yang kau lakukan? jangan sembarangan menyentuhku gadis aneh!" teriak Jason dan kemudian segera menginjak rem pada mobilnya karena Lily sudah menyentuh paha Jason yang membuat laki-laki itu terkejut.
"Apa kau benar-benar gila? Kau tahu apa yang kau lakukan itu seperti gadis penggoda, dan tidak ubahnya seperti gadis mu**han," kata Jason datar.
Deg
Lily merasakan sakit di dadanya saat mendengar kata itu keluar dari mulut orang lain yang belum lama dia kenal, orang lain yang beberapa hari ini mengganggu hati dan pikirannya. Dan Lily tidak pernah menyangka, kata itu keluar dari mulut pria dingin di sampingnya.
Lily kemudian mengurungkan niatnya yang ingin mengambil ponselnya, dia menegakkan tubuhnya, lalu menyilangkan tangannya di atas perutnya.
"Bukankah kau yang menantangku terlebih dahulu agar aku bisa mengambil ponsel yang kau ambil," kata Lily datar.
Jason menyadari gadis aneh di sampingnya berubah. Dia kemudian menatap Lily yang kini memejamkan matanya setelah mengatakan kalimat tadi, dan Jason yakin jika dia hanya berpura-pura.
Jason kemudian kembali melajukan mobilnya tanpa menyadari kesalahan apa yang dia perbuat, setelah dia mengambil ponsel dari saku celananya dan diletakkan diatas paha Lily. Dan Lily yang merasakan itu langsung membuka matanya dan mengambil ponselnya kemudian memasukkannya ke dalam tas.
Begitu sampai di kediaman William kini mereka berkumpul di ruang keluarga. Jason yang duduk disamping Lily dan Liliana, Jasmine yang duduk diantara dua lelaki yang disayanginya, dan Liora yang duduk di samping William.
Mereka mengobrol banyak hal, tidak sebenarnya kami lah yang hanya mendengar cerita Jasmine. Hingga tak lama ponsel Jasmine berbunyi dan sahabatnya itu kemudian pergi mengajak suaminya, saat mendengar jika ada pendonor yang cocok untuk Nyonya Anderson.
Setelah kepergian Jasmine, Lily hanya mengobrol dengan Ibu Jasmine, Tuan William yang membicarakan bisnis dengan Ayah sahabatnya, serta pria dingin yang di sebelahnya yang saat ini sedang saling menatap dengan anak bungsu Tuan William.
Dan setelah itu, Ibu sahabatnya ikut dalam obrolan, Ayah dan mertua sahabatnya. Sedangkan Lily memilih diam saja sambil membalas pesan Alvaro, kakak kelasnya yang saat ini menempuh pendidikan di kedokteran seperti ayah dan Ibunya.
Setelah beberapa jam berlalu, terlihat Jasmine dan suaminya datang dengan membawa anak kecil bersama mereka.
Kami semua menatap Jasmine dan suaminya dengan berbagai pertanyaan tapi memilih menyimpannya dulu, ketika anak kecil yang dipanggil Alno itu masih berada di gendongan suami sahabatnya.
Semua orang membujuknya agar dia mau ikut, tapi dia tidak mau. Tapi saat Ibu sahabatnya itu mendekat dan berbicara dengan anak kecil itu, akhirnya anak itu mau pergi dengan Ibu Liliana, Ibu sahabatnya itu.
Bibi, Lily ikut Bibi saja," ucap Lily yang sedari tadi diam bangun dari duduknya dan mengikuti Liana ke taman samping rumah, suasana di taman itu cukup nyaman saat sore hari seperti ini.
Lily harus berusaha keras untuk membujuk Alno, karena dia anak yang susah didekati, tapi karena tingkah konyol Lily, akhirnya Alno pun tertawa dan saat Lily mengajak Alno berteman, dengan semangat anak itu mengangguk dan mengatakan mau berteman dengan Lily.
Tak lama, Lily dan Ibu sahabatnya kembali masuk ke dalam kediaman Anderson.
Dan begitu masuk, Alno langsung minta di turunkan, dan langsung berlari ke arah sahabatnya yang terlihat sedih. Dan dengan tingkah polosnya dia berkata dan bertanya hal-hal yang membuat orang-orang hanya menggelengkan kepalanya dan tertawa, saat dengan berani anak kecil itu memojokkan Tuan Muda Stevano.
Lily kemudian mendengar jika Ibu sahabatnya berpamitan pulang, dan setelah Tuan William keluar untuk mengantarkan Ayah dan Ibu Jasmine, Lily pun kemudian juga ikut berpamitan.
"Jasmine sepertinya aku juga harus pulang," kata Lily yang juga ikut berpamitan.
"Kamu mau pulang sekarang? Lily terima kasih sudah banyak membantuku dan maaf sedari tadi tidak bisa menemanimu," ucap Jasmine merasa bersalah.
"Lily tersenyum, "Bukankah kita sahabat, jadi tidak perlu berterima kasih dan merasa tidak enak seperti itu, aku tidak apa-apa dan aku mengerti, sekarang aku harus pulang, aku sudah ada janji juga," kata Lily yang kini melangkah ke sofa tempatnya tadi duduk dan mengambil tasnya.
Jasmine menatap Lily curiga, "Apa kalian sudah saling menghubungi?" Tanya Jasmine kemudian.
Lily tersenyum penuh makna, "Iya dari kemarin kita sudah saling menghubungi dan kau tahu hari ini kita janjian akan makan malam, bukankah itu sangat romantis, doakan saja semoga sahabatmu ini hilang status jomblonya" ucapnya dengan mengedipkan mata.
Dilihatnya Jasmine tersenyum, mendengar apa yang Lily tadi ucapkan.
Jason kemudian bangun dan mengambil ponselnya yang ditaruh di atas meja kemudian menarik tangan Lily, "Biar aku antar!" Katanya dengan nada suara yang terdengar dingin.
Dan Liora yang melihat dan mendengar itu menundukkan wajahnya dan memegang dadanya, ada rasa sakit dalam hatinya yang tidak bisa dijelaskan melalui kata-kata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
lullaby_
banyakin up kisah yg ini yaa thorrr please 🤧🤧
2022-02-03
0
lullaby_
lebih penasaran sama kisah mereka dibanding kisah nya max sama bunga thorr
2022-02-03
1
lullaby_
penasaran bgtt sama kisah nya mereka
2022-02-03
0