"Pakaikan bajuku," Jason mengulang apa yang tadi dikatakannya dengan entengnya.
"What!! Apa kau gila? Tidak, aku tidak bisa, kamu pakai saja bajumu sendiri," Lily langsung menjauh dari Jason dan meletakkan pakaian Jason di atas paha pria itu.
"Please, apa kau tidak melihat bagaimana keadaanku sekarang? Ini semua gara-gara kamu, entah dosa apa yang aku perbuat di masa lalu, hingga selalu mendapatkan masalah jika berada di dekatmu," Jason berkata sambil memejamkan matanya dengan posisi tubuh miring.
"Itu salahmu, karena kamu sendiri yang masuk dalam hidupku, selalu ikut campur dengan urusanku, dan asal kau tahu bukan hanya kau yang selalu mendapatkan masalah jika di dekatku, tapi aku juga selalu mendapatkan masalah semenjak kenal denganmu, jadi jangan berkata jika seolah-olah kaulah yang paling menderita dengan kejadian yang terjadi belakangan ini diantara kita," kata Lily datar dengan pandanga lurus, sambil mengingat kepingan-kepingan bayangan apa saja masalah yang dia dapatkan, dengan sikap Jason yang seenaknya terhadap kehidupannya, tanpa bertanya dulu.
"Sudahlah, aku lelah saat ini jika berdebat denganmu, kalau kau tidak mau memakaikan pakaianku ya sudah, pergilah ke kamar dan istirahatlah aku tahu kamu pasti juga sudah lelah, aku bisa mengurus diriku sendiri," kata Jason menatap Lily sekilas kemudian kembali memejamkan matanya, rasanya punggungnya teramat perih saat bercampur dengan keringatnya.
Merasa tidak tega melihat Jason, akhirnya Lily pun mendekat dan mengambil pakaian Jason yang tadi sudah disingkirkan oleh pria itu dan meletakkannya di kursi kayu yang hanya muat satu orang.
"Ayo bangun dulu, aku akan membantumu," kata Lily sedikit mengguncang tubuh Jason.
Jason kemudian membuka matanya, dan duduk dibantu oleh Lily.
Setelah duduk dengan benar, Lily pun membuka kancing kemeja pria itu satu persatu, Lily tidak menyangka jika luka di tubuh pria itu cukup panjang goresannya, pantas saja dari tadi pria itu meringis kesakitan.
"Apa ada kotak p3k?" Tanya Lily menatap Jason dengan perasaan bersalah.
Jason pun menunjuk laci meja kecil yang ada di dekat ruang tamu rumahnya. Lily bangun dan menuju ke arah meja yang ditunjuk Jason kemudian mengambil apa yang dibutuhkannya.
"Berbaliklah," Lily meminta Jason berbalik setelah kotak p3k ada ditangannya.
Jason menurut, dia benar-benar tidak ingin berdebat dengan gadis aneh yang saat ini sedang mengobati luka-lukanya, hingga pendengarannya menangkap ucapan gadis itu dengan penuh penyesalan.
"Maaf, kau seperti ini memang karena kesalahanku, dan terima kasih karena sudah peduli denganku bahkan rela menerobos hujan deras hanya untuk mencariku," kata Lily dengan suara yang bergetar menahan tangis.
"Lain kali tidak perlu seperti ini, tidak perlu melakukan apapun untukku, kau tahu sikapmu yang baik dan selalu peduli padaku bisa membuatku salah paham, bagaimana jika aku terlalu membawa perasaan dan salah mengartikan atas sikapmu itu," tambah Lili lagi menutup kembali kotak p3k, setelah dia selesai mengobati Jason.
"Apakah aku boleh bertanya kenapa kau melakukan semua ini padaku? Apa kamu benar-benar menyukaiku?" Karena penasaran akhirnya Lily pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Jangan terlalu berharap, aku melakukan ini bukan karena apa-apa, tapi rasa kepedulianku terhadap sesama manusia," kata Jason datar kemudian merebut paksa pakaian yang ada di tangan Lily, saat gadis itu akan membantu memakaikannya.
"Hei, jangan salah paham dan aku hanya bertanya saja, siapa juga yang berharap, aku cuma memastikan saja jika dugaanku itu memang salah," teriak Lily yang kini hanya bisa menatap punggung Jason yang sudah jauh darinya.
"Dan akhirnya, kau pun mengatakan yang sebenarnya jika hanya kepedulian, rasa peduli itu yang selalu aku dengar dari orang-orang yang baik padaku, tapi tidak masalah, Jasmine saja sudah cukup untukku, hanya dia yang benar-benar tulus menyayangiku. Tapi setidaknya aku tahu, tentang bagaimana perasaanmu terhadapku, hingga kedepannya, aku akan membangun dinding yang kokoh agar tidak goyah saat kau berusaha masuk ke dalamnya. Dan aku sadar siapa aku, hanya seseorang yang tidak layak dicintai oleh siapapun," lirih Lily kemudian menghapus air matanya yang tiba-tiba saja menetes, melihat ke arah pintu dimana Jason pergi dari rumahnya meninggalkan dia sendiri.
Lily kemudian membereskan semuanya dan kemudian mendengar suara dering ponselnya, dilihat nama Jasmine pada layar kemudian, Lily dengan segera menggeser tombol hijau pada layar dan menempelkan ponsel di telinganya.
"Halo mine, ada apa?" Tanya Lily begitu melihat telepon telah terhubung.
"Lily kau darimana saja, kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu setelah Jason menelponku dan mengatakan kamu menghilang? Tanya Jasmine dan bisa Lily dengar nada khawatir dari suaranya.
"Aku baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir sekarang kamu istirahatlah," Lily emyakinkan sahabatnya bahwa dia tidak apa-apa.
"Kau dimana sekarang? Apa perlu kamu butuh jemputan?" Tanya Jasmine lagi setelah merasa sedikit lega mendengar Lily baik-baik saja.
"Benarkah? Aku memang butuh jemputan, bisakah kau menghubungi supir pribadi keluargamu?" Tanya Lily penuh harap, dia benar-benar harus pergi dari tempat ini, apalagi setelah kejadian tadi, dia benar-benar tidak ingin bertemu apalagi harus tinggal malam ini dengan Jason.
"Ya sudah kamu kirim lokasinya, aku akan menyuruh supir untuk menjemputmu, kamu hati-hati di sana, jika ada apa-apa kamu segera hubungi aku," kata Jasmine yang diangguki Lily, padahal dapat dipastikan Jasmine tidak akan melihat anggukannya, karena mereka saat ini di tempat berbeda dan dalam panggilan suara.
"Oh ya kenapa aku tidak kepikiran sejak tadi, kalau ponselku bisa menunjukkan lokasi dimana aku berada," gumam Lily menepuk kepalanya pelan.
Lily kemudian melihat beberapa tumpukan buku diatas meja kecil tadi, dan juga bolpoint terus menuliskan sesuatu di kertas kosong yang disobek dari buku yang diambilnya tadi.
Lily kemudian duduk kembali kemudian melihat di ponselnya menunjukkan pukul 9 malam, "Sebenarnya aku bingung harus pulang di jam segini, Ibu pasti akan memarahiku, apa aku tidak usah pulang malam ini? Tapi aku harus kemana?" Lily terus saja berbicara sendiri.
Lily berdiri dan berjalan mondar-mandir sambil berpikir, "Aku harus bagaimana? Ayolah Lily berpikir! Gunakan otakmu disaat seperti ini!"
Setelah beberapa menit berpikir akhirnya Lily kembali menghubungi Jasmine, mengatakan pada Jasmine jika dia tidak jadi minta di jemput. Setelah meyakinkan sahabatnya itu, bahwa dirinya benar-benar baik saja, akhirnya sahabatnya percaya dan mengiyakan untuk kembali menelpon supir keluarganya untuk membatalkan menjemput Lily.
Dan setelah panggilan berakhir, kini mengambil tulisan yang ada di kertas kemudian meremasnya dan membuang di tempat sampah yang ada di dekat dapur dan tanpa sengaja dia melihat beberapa makanan yang masih utuh, belum tersentuh sama sekali.
"Bagaimana aku tidak menyukaimu, setelah semua yang kamu lakukan untukku, salahkah bila diriku terlanjur mencintaimu pria dingin dan menyebalkan?" Lily bergumam pelan menatap makanan yang terhidang di meja makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
lullaby_
thorr hari ini tidakk up kah?
2022-02-09
0
Rapusa
jauhin aja jasonnya, biar tau rasa
2022-02-09
0
lullaby_
mangattt thor jgn lupa up yee😚😚😚
2022-02-09
1