Jason menatap Lily tajam, beraninya gadis aneh itu mematikan panggilan dan menonaktifkan ponselnya.
"Kau, beraninya kau!" Kata Jason geram.
"Apa? Aku hanya melakukan apa yang kau lakukan," kata Lily yang tidak memakai bahasa formal lagi.
"Kembalikan ponselku!" Ucap Lily ketus.
"Tidak akan, sebagai hukumannya ponselmu, aku sita selama satu minggu," kata Jason dengan muka datarnya.
"What!!" Teriak Lily, yang membuat Jason mengusap telinganya yang berdengung karena teriakan gadis aneh di sampingnya.
"Tidak bisakah kau, tidak teriak-teriak. Kau membuat telingaku sakit," kata Jason melirik Lily dengan sorot mata yang menakutkan.
Tapi bukan Lily namanya jika takut karena hal seperti itu.
"Ayolah kembalikan ponselku! Ponsel itu sangat penting," kata Lily memohon.
"Ponsel jelek juga," kata Jason dengan senyum mengejek.
"Biarpun jelek tapi masih bisa dipakai, Tuan lagian ponselmu lebih bagus kenapa menyita ponselku yang katamu jelek itu," kata Lily dengan wajah memelas.
"Bisa diam tidak? Atau kau mau aku melemparmu ke jalanan," kata Jason mengancam hingga membuat Lily akhirnya diam dan menghadap jendela menatap ke arah luar.
"Bagaimana ini? Sudah tidak ada motor, ponsel pun juga tidak ada, terus nanti malam bagaimana caranya aku berangkat?" Kata Lily dalam hati.
Karena saking sibuknya Lily dengan pikirannya, dia pun tidak tahu jika saat ini, dia sudah sampai tepat di depan rumahnya.
"Kenapa kau tidak turun juga?" Kata Jason dengan suara tinggi hingga Lily hampir saja melompat karena begitu kagetnya.
Lily kemudian membuka pintu mobil dan langsung turun begitu saja tanpa berpamitan pada manusia beku itu.
Lily turun dengan tergesa-gesa takut Ibunya akan memergokinya pulang bersama seorang pria dan dengan menaiki mobil mewah.
Jason yang melihat Lily turun dengan buru-buru tanpa mengucapkan terima kasih hanya berdecak kesal, "Dasar gadis aneh tidak tahu terima kasih," gumam Jason lalu segera pergi dari tempat itu.
"Darimana saja kau?" Kata seseorang yang bisa Lily tebak siapa dia saat hanya mendengar namanya saja.
"Ibu, maaf Bu, tadi aku harus lembur makanya pulang terlambat," jawab Lily dengan wajah yang menunduk.
Begitulah Lily di hadapan semua orang dia adalah gadis yang ceria dengan segala tingkah konyolnya, tapi lain jika dirinya dirumah dia adalah gadis penurut yang akan melakukan apa saja yang Ibunya perintahkan hanya untuk membalas jasa wanita itu yang telah merawat dan membesarkannya walau tanpa memberikan kasih sayang.
"Cih! Lembur kau bilang! Lembur apa yang kau maksud. Lembur menggoda pria-pria kaya seperti yang Ibu kandungmu lakukan? Apa kau akan menjadi generasi penerusnya menjadi perebut suami orang" kata Vega tajam.
Sakit, sangat sakit Lily mendengar semua itu, mendengar apa yang wanita yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri, mengatakan kata-kata yang sangat kejam menurutnya. Bagaimana tidak, jika setiap hari, Lily akan terus mendapat tuduhan seperti itu dari Ibunya, bukan Ibunya melainkan seorang wanita yang Lily kira adalah Ibunya.
"Bu, aku bukan gadis seperti yang Ibu tuduhkan," lirih Lily menahan tangisnya.
"Lalu apa? Kau hanya seorang simpanan maksudnya?" Kata Ibunya yang hanya terus menuduhnya seperti itu.
"Bu…"
"Sudahlah lakukan tugasmu seperti biasa, sebentar lagi putriku akan pulang, kau buatkan masakan yang enak untuknya, dan ingat bahan-bahan dapur sudah habis dan kau harus segera berbelanja," kata Vega tanpa perasaan.
Lily memegang dadanya yang terasa sesak.
"Cepat tunggu apalagi!" Bentak Vega hingga Lily pun berlari ke belakang untuk menjalankan perintah yang tadi Ibunya berikan.
"Huft padahal aku lelah sekali dan ingin beristirahat, untung saja aku tadi sudah makan, jika tidak mungkin saja nanti aku pingsan," gumam Lily sambil berkutat dengan bahan-bahan masakan.
Lily segera menutup mulutnya, dan pandangannya menatap ke sekitar takut jika ibunya akan mendengar apa yang dia tadi katakan. Begitu tidak mendapati Ibunya disana, Lily pun akhirnya bisa bernafas lega.
Setelah berkutat selama 30 menit, akhirnya semua masakan kesukaan Ibu dan Kakaknya telah siap dan terhidang di meja makan kayu sederhana yang berada tepat di samping dapur. Lily hendak melangkah ke kamarnya setelah membersihkan alat-alat dapur yang tadi digunakannya. Tapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara seseorang, siapa lagi seseorang itu jika bukan Ibunya.
"Mau kemana kau?" Tanya sinis sang Ibu.
"Aku mau ke kamar untuk mandi dan istirahat Bu, nanti malam aku harus bekerja lagi," kata Lily dengan wajah lelahnya.
"Kau pikir hanya kau saja yang lelah," kata sang ibu menatap Lily tajam.
"Lebih baik kau pergi berbelanja dulu, jika menunggu nanti kamu akan melupakannya," kata Vega ketus.
"Baiklah, pasrah Lily.
Lily pun akhirnya kembali mengambil tasnya yang tadi diletakkan di kursi kemudian berlalu pergi.
Jika menaiki angkutan umum di jam ini sudah tidak ada lagi. Hingga Lily pun akhirnya memutuskan menaiki taxi, untuk mengantarnya ke pasar.
Lamunan Lily tentang kejadian saat dirinya pulang dari mengantar sahabatnya akhirnya buyar ketika ponselnya berbunyi dan ternyata jika Jasmine sahabatnya lah yang menghubunginya, dan menanyakan keberadaannya. Hari ini, Lily berjanji akan mengantar sahabatnya ke tempat Ibunya.
Setelah mengatakan jika dirinya ada di depan sebuah toko roti di dekat gang rumahnya, Lily pun akhirnya mengakhiri panggilan itu. Kini Lily sedang menunggu sahabatnya itu karena sahabatnya menelepon dirinya meminta tolong untuk menemaninya untuk membesuk Ibunya yang ada di penjara.
Mengingat ponselnya yang disita itu, malamnya Jason datang ke tempat kerjanya, saat teman kerja Lily yang bernama bintang menelepon ke ponselnya menanyakan kenapa terlambat. Dan Jason yang mengangkat panggilan itu hanya diam saja, dan langsung menemui Nyonya Mudanya menanyakan dimana tempat kerja Lily dan Jason kemudian pergi setelah tahu tempat kerja gadis yang dia sebut aneh untuk mengantarkan ponsel dan motornya itu. Dan Jason menitipkan motor dan ponsel miliknya pada teman Lily itu.
Lily kemudian bangun dari duduknya saat melihat mobil berhenti, dan menampilkan wajah Jasmine sahabatnya lewat kaca jendela yang dibuka. Kemudian dia membuka pintu mobil tepat di samping Jasmine.
Jason melihat gadis yang berhasil mencuri ciuman pertamanya waktu itu, dia terus menatap Lily dari sejak Lily duduk dan bangun kemudian membuka pintu mobil dan duduk di samping Nyonya Mudanya.
"Kenapa tidak duduk di depan? Apa aku ini sopirmu, Jika Nyonya wajar saja, tapi jika kau.." ucap Jason datar.
"Jasmine," Lily memanggil Jasmine dan langsung memeluknya erat. "Kamu dari mana saja? hampir dua bulan kamu tidak ada kabar. Kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu saat Ayahmu menelponku dan bilang jika kamu menghilang. Aku sudah mendengar tentang Ibu, aku percaya kalau Ibu tidak akan melakukan hal seperti itu. Ibu adalah wanita yang baik, jadi Ibu tidak mungkin tega. Apa kamu baik-baik saja? Jika kamu kesulitan harusnya kamu memberitahuku, walaupun aku tidak bisa membantu, tapi setidaknya kamu tidak berat menanggung semuanya sendiri, aku rasanya menjadi sahabat yang tidak berguna," isak Lily dipelukan Jasmine tanpa memperdulikan perkataan Jason tadi. Dan hal itu sukses membuat Jason mendengus kesal.
"Aku tidak apa-apa, dan jangan berbicara seperti itu, kau sahabat terbaikku, terima kasih karena kamu juga percaya sama Ibu, dan maaf sudah membuatmu khawatir bahkan tidak memberi kabar sama sekali. Aku baik-baik saja, semua memang sudah jalannya seperti ini, dan aku akan menghadapinya," kata Jasmine menenangkan Lily.
"Oh ya aku punya kabar baik untukmu," ucap Jasmine tersenyum.
"Kabar baik apa? Apa aku akan memiliki keponakan?" Ucap Lily asal.
"Yups itu salah satunya dan ada kabar baik yang lain yang pasti akan membuatmu senang," jawab sahabatnya yang membuat Lily terkejut sekaligus penasaran.
"Benarkah? Jadi di dalam sini ada keponakanku?" Tanya Lili senang sambil mengusap perut Jasmine. Jasmine pun mengangguk semangat menjawab pertanyaan Lily.
"Terus kabar baik 1 nya apa?" Lily menatap Jasmine penasaran karena Jasmine tidak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Kak Alvaro bilang dia merindukanmu dan ingin bertemu denganmu," jawab Jasmine antusias.
"Kamu tidak bohongkan? Kak Alvaro? Ingin bertemu denganku? Yes!" kata Lily dengan senyum semangat.
Cit..
Tiba-tiba Jason mengerem mobilnya mendadak,membuat Jasmine dan Lily terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
iL La
jujur ini ceritanya gak nyambung 🥴
tolong penjelasannya kak author...
tadi kan lily di suruh belanja sama ibunya, trus dia naik taxi karena angkutan umum jam segitu jarang.
pas lily ngelamun tiba² ponselnya berbunyi 🤔 bukannya ponselnya di sita??
trus itu di bawahnya jason inget dia nyita hp lily dan tanya ke jasmine dimana lily kerja, abis itu baru hp sama motornya diantar ke tempat kerjanya..
tiba² lily bangun dari duduk karena dia liat mobil berhenti dan menampilkan wajah jasmine trus dia buka pintu mobil tepat di samping jasmine, abis itu dia bilang 2bulan gak ketemu?? 🙄
aku semakin gak nyambung 🤒
2022-02-09
0
Rubi.💖
semngat
2022-01-23
0
Mamah Irfan Faiz
up lg thor penasaran nich
2022-01-22
0