Knox Corporation

Semesta telah terbangun. Sang surya yang telah menampakkan dirinya di langit yang cerah. Butiran-butiran embun yang menggumpal di atas lekukan daun dan menetes setiap lembaian lembut sang angin. Dedaunan mendengarkan irama-irama yang terhembus melewatinya. Deruhan langkah-langkah membisikkan telinga-telinga yang masih terlelap. Dunia sudah siap untuk memulai lembaran baru.

Aku membangunkan badanku yang masih berpangku pada kasur. Dengan pandangan yang senyap dan hitam samar serta muka yang masih penuh kerut dan seput, aku memberangkatkan diri ke wastafel dan membasuh wajahku. Lirihan suara air mengucur keluar dari keran dan membasahi lenganku.

“Pagi.”

Sebuah kata yang terlontar kepada sebuah sosok di hadapan cermin itu.

Aku turun ke bawah dan melihat tayangan televisi yang memberitakan kejadian semalam. Orang-orang masih membicarakannya. Masih ada banyak pertanyaan tentang fenomena tersebut. Entah apa penyebab dari semua itu.

Ayahku sedang mengambil secangkir kopi dari dapur kemudian berjalan menuju sofa sambil mengaduk-ngaduk kopi yang masih panas tersebut. Kemudian ia mengganti-ganti saluran televisi. Sampai-sampai ada sebuah tayangan yang mempromosikan sebuah lowongan pekerjaan.

“Setelah adanya sebuah fenomena yang terjadi kemarin. Pertanyaan demi pertanyaan tentang langit semakin menemukan sebuah titik terang. Sebuah lowongan dari perusahaan Knox Corporation telah dibuka untuk orang-orang yang baru lulus.   Mereka yang diterima akan dipekerjakan layak. Setelah lolos nanti akan ada pelatihan. Silahkan hubungi sambungan berikut.”

Ayahku melihat promosi tersebut tiba-tiba mengajakku bicara. Aku sedang menyantap sarapanku.

“Kau tahu kan kalau aku akan bekerja cukup lama yakni lima setengah tahun?” tanya ayahku kepadaku dengan remot televisi di genggamannya.

“Iya,” jawabku sambil mengunyah makanan.

“Sia-sia jika kau hanya menghabiskan waktumu di rumah. Ayah akan mendaftarkanmu untuk bekerja,” ujarnya kemudian menyeruput kopinya yang sudah mulai dingin.

“Baiklah. Daftarkan aku ke tempat yang bagus,” balasku kepadanya.

“Ayah usahakan,” cakapnya sambil menggenggam telepon pintar dan kepalanya menunduk.

Aku kembali menyantap sarapanku sampai habis. Setelah itu aku pergi untuk bersih-bersih dan bersiap untuk memulai hari. Hari sudah sangat terang dan cerah serta orang-orang sudah lalu-lalang. Aku membersihkan diri lalu rapih-rapih.

Kulangkahkan kaki keluar rumah menuju dunia. Aku langsung disambut suara keramaian yang gaduh dan gemuruh. Lalu-lalang kendaraan membuat kondisi semakin krodit. Udaranya cukup kotor di sini. Aku tidak menggunakan pelindung wajah sehingga segala macam bau terhirup semua ke hidungku.

Di sepanjang jalan aku melihat papan-papan iklan besar yang mempromosikan Knox Corporation. Itu nama yang baru bagiku. Orang-orang juga ramai membicarakannya. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang bekerja sama dengan kerajaan. Bidang yang ada di perusahaan tersebut cukup banyak, seperti transportasi, energi, dan masih banyak lagi. Namun perusahaan ini lebih berfokus pada penelitian tentang langit.

Perusahaan ini seperti pulau yang baru muncul dari antah-berantah dan membuat heboh seisi kota. Mungkin perusahaan ini hadir setelah fenomena itu. Banyak yang berspekulasi bahwa perusahaan ini akan mengembangkan teknologi energi terbarukan yang tak akan habis. Namun banyak juga yang menentangnya karena masalah ekologi dan lingkungan.

Knox Corp seketika naik daun dan banyak yang mendaftar pekerjaan ke sana. Terlebih lagi anak lulusan tahun ini lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Menjadikan periode kali ini merupakan periode yang paling produktif setelah beberapa dekade. Sepertinya ayahku akan mendaftarkanku pekerjaan di sana juga. Aku sudah menduganya.

Aku hanya berjalan-jalan ringan berkeliling di sekitar rumah. Terlihat orang-orang berinteraksi satu sama lain. Menjalani dunia yang tampak seperti ilusi ini. Bertahan hidup sebelum menginjakkan kaki ke langit. Itulah yang kami dan orang-orang percaya.

Tak lama setelah berkeliling menghirup udara perkotaan, hari yang cerah nan terik menembus kulitku dan cuacanya cukup hangat hari ini. Aku yang sudah mulai penat dan sedikit berkeringat memutuskan untuk pulang kembali ke rumah. Mungkin akan kuhabiskan waktu di rumah nanti dengan membaca buku atau menonton televisi.

Kulangkahkan kakiku menuju ke rumah. Sudah tampak rumahku dari kejauhan. Ibuku sedang menyiram tanaman-tanaman di halaman depan. Saat aku sampai di rumah aku menyapa ibuku. Kemudian aku membuka kenop pintu dan masuk ke dalam. Ayahku sedang mengenggam telepon di tangannya dan sedang berbicara. Aku ingin berbicara kepadanya namun tidak enak untuk menyela. Kutunggu sampai ia selesai menelepon.

Perbincangan yang dilakukan ayahku sepertinya cukup panjang. Aku yang menyaksikan televisi sudah menunuggunya daritadi. Sepertinya itu sebuah perbincangan yang serius. Atau mungkin ayahku sedang mendaftarkan pekerjaan kepadaku. Yang jelas aku hanya bisa menunggu dan sesekali menoleh kepadanya.

Tak lama setelah itu ayahku selesai menelepon. Aku yang ingin berbicara kepadanya terpotong oleh ayahku yang ingin berbicara kepadaku juga. Aku yang mengetahuinya sedikit terkejut.

“Ayah sudah mendaftarkanmu, Nak. Lusa kau akan mengikuti seleksi,” ujar ayahku kepadaku.

“Benarkah? Apa saja yang harus kupersiapkan?” tanyaku kepada ayahku dengan serius.

“Tidak banyak yang perlu disiapkan. Siapkan saja dirimu,” balasnya sambil menatap layar teleponnya dan kepalanya tertunduk.

“Baiklah. Akan kupastikan semuanya siap saat waktunya,” cakapku dengan penuh semangat dan penuh yakin.

“Ingatlah, komunikasi yang terpenting,” tambah ayahku kepadaku.

“Maksudnya?” tanyaku bingung.

Aku tidak mengerti maksud dari perkataan ayahku barusan. Aku setiap hari berkomunikasi kepada orang-orang bahkan saat ini pun aku sedang berkomunikasi dengan ayahku. Namun ayahku menjawabnya dengan tenang.

“Dengan itulah kau dapat dipercaya oleh orang-orang, Nak. Orang akan menilaimu pertama kali dari ucapanmu. Tentu juga dengan sikapmu,” ujar ayahku menjelaskan   kepadaku.

Aku hanya terangguk-angguk dengan kebingungan. Namun ayahku bilang bahwa aku akan mengetahuinya nanti. Semua akan diketahui saat aku sudah mengalaminya. Saat ini yang kuperlukan hanyalah bersiap diri.

Setelah itu aku kembali ke kamarku. Sesekali aku belajar untuk berbicara kepada diriku sendiri di depan cermin. Aku berlatih agar cukup percaya diri saat hari seleksi tiba. Aku merupakan salah saru dari sekian banyak orang yang juga mendaftar pekerjaan di perusahaan ini.

Dalam waktu yang tidak kurang dari dua hari ini kuhabiskan untuk mempersiapkan diri. Aku juga pergi berkeliling sekitar rumah untuk berinteraksi dengan orang-orang tetangga rumahku. Ternyata orang-orang tidak seramah dari yang kupikirkan. Ada beberapa dari mereka yang hanya mengabaikanku bahkan ada yang menghindariku. Namun lambat laun aku sudah mulai terbiasa dengan ini.

Besok adalah saat yang di nanti-nanti. Malam ini aku tidur lebih awal supaya memiliki cukup energi untuk esok hari. Ibuku juga menemaniku untuk tidur malam ini. Sedangkan ayahku menyiapkan berkas-berkas untuk seleksi.

Hari yang di tunggu-tunggu telah tiba. Langit cerah dan burung-burung berkicau dari halaman depan. Dunia yang ramai dan bergemuruh sudah menyambut pagi ini. Aku bangun dari alas kapukku. Aku pergi rapih-rapih dan bersiap untuk memulai seleksi pada hari ini. Aku menggunakan jas rapih seperti saat kelulusan waktu itu. Ibuku sudah menyiapkan sarapan untuk kami. Aku menyantapnya dengan penuh semangat dan sedikit terburu-buru. Sampai-sampai aku sempat tersedak karena mengunyah terlalu banyak makanan. Lantas ibuku menenangiku.

“Aku berangkat!”

“Hati-hati di jalan! Semangat ya, Nak!” sahut Ibu.

Bersambung~

Episodes
1 Apa Itu "Langit"?
2 Pertemuan di Taman
3 Desa Kecil "Mennora"
4 Selamat Datang di Synnefá!
5 Latihan Bela Diri
6 Kucing Kesayangan Gras
7 Rencana Ethan
8 Pengakuan kepada Alya
9 Ujian dan Kelulusan
10 Perpisahan
11 Lumiatia
12 Tur Keliling Kota
13 Gadis Taman
14 Makhluk Misterius
15 Pijak Mendarat
16 Sisi Lain Metropolitan
17 Fenomena Misterius
18 Knox Corporation
19 Kawan SMA
20 Hari Pertama Kerja
21 Energi Langit
22 Tempat Kelahiran
23 Ellie Pandai Reparasi
24 Jack Bermain Peran
25 Agenda Terakhir
26 Mimpi Buruk
27 Tariklah Napas Sejenak
28 Nona Cantik "Catherine"
29 Si Jenius "Pappous"
30 Cendekiawan "Ryne"
31 Ahli Senjata "Lydia"
32 Undangan Kehormatan
33 Kuharap Kalian Sukses Selalu
34 Selamat Jalan
35 Kehilangan
36 Bangkit
37 Lukisan
38 Rumor
39 Berkumpul
40 Perampok
41 Serikat
42 Kembali
43 Bersua Reuni
44 Langkah Pertama
45 Toko Perkakas
46 Ramuan Herbal
47 Energi Cair?
48 Kian Memburuk
49 Memilih Risiko
50 Penuh Dilema
51 Menyusun Misi
52 Kejutan dan Kejutan
53 Percaya dan Curiga
54 Rasa dan Rahasia
55 Informasi dan Kesimpulan
56 Gudang dan Senjata
57 Rencana dan Realita
58 Posisi dan Tembak
59 Gagal dan Pergi
60 Tepian Kota
61 Kota Sungai
62 Tur Kecil
63 Malam Berkilap
64 Pentas Teater
65 Putri Malika
66 Halaman Menara
67 Puncak Menara
68 Gelap Gulita
69 Kelam
70 Topeng
71 Rose
72 Penyerangan
73 Sihir
74 Naga
75 Pertunjukkan
76 Malam Bersejarah
77 Malam Pertempuran
78 Tikus Percobaan
79 Meminta Pertolongan
80 Beradu Kebenaran
81 Manusia Iblis
82 Malam Benderang
83 Lintas Dimensi
84 Lama tak berjumpa, Prof…
85 Kami bukan musuhmu!
86 Aku terbang!
87 Ini sama saja dengan ciuman!
88 Kau ingin membuat keributan?
89 Selamat datang, Pahlawan…
90 Saatnya kita memberi pelajaran…
91 Kau terlihat lebih cantik…
92 Apa yang kau rencanakan, Knox?
93 Kabut Hitam
94 Adu Tanding
95 Enggan Merelakan
96 Mantra Terkutuk
97 Medan Tempur
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Apa Itu "Langit"?
2
Pertemuan di Taman
3
Desa Kecil "Mennora"
4
Selamat Datang di Synnefá!
5
Latihan Bela Diri
6
Kucing Kesayangan Gras
7
Rencana Ethan
8
Pengakuan kepada Alya
9
Ujian dan Kelulusan
10
Perpisahan
11
Lumiatia
12
Tur Keliling Kota
13
Gadis Taman
14
Makhluk Misterius
15
Pijak Mendarat
16
Sisi Lain Metropolitan
17
Fenomena Misterius
18
Knox Corporation
19
Kawan SMA
20
Hari Pertama Kerja
21
Energi Langit
22
Tempat Kelahiran
23
Ellie Pandai Reparasi
24
Jack Bermain Peran
25
Agenda Terakhir
26
Mimpi Buruk
27
Tariklah Napas Sejenak
28
Nona Cantik "Catherine"
29
Si Jenius "Pappous"
30
Cendekiawan "Ryne"
31
Ahli Senjata "Lydia"
32
Undangan Kehormatan
33
Kuharap Kalian Sukses Selalu
34
Selamat Jalan
35
Kehilangan
36
Bangkit
37
Lukisan
38
Rumor
39
Berkumpul
40
Perampok
41
Serikat
42
Kembali
43
Bersua Reuni
44
Langkah Pertama
45
Toko Perkakas
46
Ramuan Herbal
47
Energi Cair?
48
Kian Memburuk
49
Memilih Risiko
50
Penuh Dilema
51
Menyusun Misi
52
Kejutan dan Kejutan
53
Percaya dan Curiga
54
Rasa dan Rahasia
55
Informasi dan Kesimpulan
56
Gudang dan Senjata
57
Rencana dan Realita
58
Posisi dan Tembak
59
Gagal dan Pergi
60
Tepian Kota
61
Kota Sungai
62
Tur Kecil
63
Malam Berkilap
64
Pentas Teater
65
Putri Malika
66
Halaman Menara
67
Puncak Menara
68
Gelap Gulita
69
Kelam
70
Topeng
71
Rose
72
Penyerangan
73
Sihir
74
Naga
75
Pertunjukkan
76
Malam Bersejarah
77
Malam Pertempuran
78
Tikus Percobaan
79
Meminta Pertolongan
80
Beradu Kebenaran
81
Manusia Iblis
82
Malam Benderang
83
Lintas Dimensi
84
Lama tak berjumpa, Prof…
85
Kami bukan musuhmu!
86
Aku terbang!
87
Ini sama saja dengan ciuman!
88
Kau ingin membuat keributan?
89
Selamat datang, Pahlawan…
90
Saatnya kita memberi pelajaran…
91
Kau terlihat lebih cantik…
92
Apa yang kau rencanakan, Knox?
93
Kabut Hitam
94
Adu Tanding
95
Enggan Merelakan
96
Mantra Terkutuk
97
Medan Tempur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!