Latihan Bela Diri

Liburan musim panas telah berakhir. Aku yang tinggal menjalani sisa-sisa waktuku sebelum meninggalkan desa ini. Aku ingin memberi kesan baik di sekolahku. Aku berangkat sekolah dengan semangat dan niat yang tulus. Kuraih ilmu dengan tekadku agar lulus dengan hasil yang memuaskan.

Saat aku berangkat sekolah. Banyak anak-anak yang kembali menggunakan seragamnya menuju sekolahnya. Mereka riang gembira menuju sekolahnya. Mengobrol dengan teman-temannya, menceritakan pengalaman liburannya masing-masing. Senang sekali aku melihatnya.

Di sebuah persimpangan, aku melihat Alya yang sedang berangkat sekolah. Menggunakan seragam yang rapih, tas sekolah yang dipikulnya, dan dengan tangan memegang tali tas di dekat bahunya. Aku hanya bisa mengikutinya dari belakang. Rambutnya yang cukup panjang hampir menutupi sebagian tas yang dipikulnya itu.

Aku melihatnya dari belakang. Terlintas di benakku tentang para laki-laki murid di sekolahku yang mencoba mendekatinya. Terlihat dari belakang seperti seorang model perempuan yang berjalan dengan anggun. Pantas saja banyak laki-laki yang menyukainya. Aku yang berpikir seperti itu, nampaknya aku juga salah satu dari mereka. Dan aku baru ingat kalo kita hanyalah teman. Aku terus berjalan di belakangnya sampai tiba di sekolah.

Setibanya di sekolah, seperti biasa kami melakukan kegiatan belajar. Namun karena sudah mau ujian, jadi kami lebih fokus untuk membahas materi tersebut. Pelajaran tentang langit dan angkasa tidak terdapat di ujian nanti, jadi guru geografiku tidak menyinggung pelajaran itu sama sekali semenjak pembahasan waktu itu. Saat istirahat, Jack, teman sebangkuku, bertanya kepadaku.

“Kudengar kau bermain dengan Alya saat liburan? Apa benar?” tanya Jack serius kepadaku. Tapi dia mengecilkan suaranya agar Alya tidak mendengarnya.

“Iya, dari mana kau tahu?” tanyaku bingung.

“Waw… bagaimana bisa? Aku iri padamu, Mal…” balas Jack yang menghiraukan pertanyaanku.

Aku hanya terdiam bingung dan menyimak dia berbicara.

“Mungkin ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padamu, tapi dia tak bisa mengungkapkannya…” ucap Jack sambil melihat Alya dari tempat duduknya.

“Maksudmu?” tanyaku bingung sekali.

“Kau sadar kan? A— Eee…— Sudah istirahat, aku ingin ke kantin. Kau mau ikut?” balas Jack dan sempat terbata-bata kemudian mengalihkan pembicaraan.

“Tidak. Aku mau baca buku saja,” jawabku kepada Jack yang kemudian dia pergi keluar kelas.

Tak lama kemudian bel pelajaran berbunyi dan kami melanjutkan kegiatan belajar seperti biasa. Setelah pulang sekolah aku melihat Alya menuju perpustakaan. Aku hanya melihatnya dari kejauhan di lantai atas. Tak lama kemudian ia keluar dari perpustakaan dengan membawa buku yang cukup banyak. Memang biasanya menjelang ujian, terlebih lagi ujian kelulusan, banyak murid yang pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku.

Tapi mereka membacanya di rumah masing-masing, bukan di perpustakaan. Ibu perpustakaan juga mengizinkan membawa buku-buku itu pulang ke rumah dengan alasan untuk persiapan ujian. Aku yang dari jauh melihat ia melangkahkan kakinya keluar gerbang sekolah. Aku belum pulang karena hari ini jadwalku piket kelas.

Setelah piket kelas selesai, aku bergegas pulang keluar dari gerbang sekolah. Tapi saat di gerbang sekolah aku melihat seorang perempuan agak tua yang sedang menunggu di sana. Aku yang heran melihatnya kemudian aku mendatanginya dan bertanya.

“Permisi, kau sedang menunggu siapa?” tanyaku bingung kepada perempuan itu dengan sopan.

“Aku sedang menunggu Alya. Apa kau melihatnya?” balas perempuan itu sambil melihat-lihat ke dalam sekolah.

“Alya sudah pulang dari tadi, Bu. Sepertinya dia pulang lebih awal karena ingin mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan,” jawabku kepada perempuan tersebut.

“Oh… begitu ya? Biasanya dia baru pulang sekarang,” ucapnya.

“Oh iya. Kau kenal dengan Alya? Siapa namamu?” tanya perempuan itu heran padaku.

“Iya. Namaku Malka Syahnivir. Panggil saja aku Malka,” jawabku.

“Jadi kau Malka? Alya pernah menceritakanmu padaku. Tapi aku belum tahu pada saat itu,” balas perempuan itu terkejut.

“Aku Marsala. Tapi orang-orang memanggilku 'Master'. Senang bertemu denganmu,” balasnya.

“Master?” tanyaku penasaran.

“Iya, aku seorang ahli bela diri dan banyak orang yang belajar dariku. Termasuk Alya,” jelasnya dan aku pun terkejut mendengarnya.

Tenyata Alya yang selama ini kukenal bisa bela diri. Sosoknya yang cantik, postur tubuhnya yang elok, sikapnya yang baik, dan sedikit pemalu itu ternyata belajar bela diri. Pantas saja banyak yang sangat suka dengannya. Sepertinya apapun dapat dilakukannya. Sungguh perempuan idaman para lelaki.

“Dunia itu luas, Nak. Kau akan kaget saat melihat semua. Oleh karena itu mereka mempersiapkan diri. Salah satunya adalah dengan belajar bela diri sebagai perlindungan diri. Kau ingin bergabung?” ucapnya dan mengajakku ikut belajar bela diri.

“Tentu, aku butuh persiapan itu,” jawabku menerima tawarannya.

“Baiklah. Ikuti aku,” balasnya cepat dan singkat.

“Sekarang?” aku terkejut mendengarnya.

Aku yang masih menggunakan seragam harus mengkutinya ke sebuah tempat yang belum aku ketahui sama sekali. Aku teringat sesuatu. Langkahnya mengarahkanku ke sebuah stasiun usang yang pernah kudatangi. Tapi sebelum sampai di stasiun. Marsala memberhentikan langkahnya dan mengatakan bahwa inilah rumahnya. Penuh dengan peralatan olahraga dan bela dirinya sudah terlihat dari depan.

Master mempersilakanku masuk ke dalam. Di belakang rumahnya ada sebuah lapangan yang cukup luas untuk latihan bela diri. Saat itu juga aku melihat Ellie, Ethan, dan Gras sedang berlatih di sana. Mereka yang melihatku terkejut dan senang karena aku juga ikut latihan bela diri ini.

Saat aku menghampiri mereka, mereka bertanya dimana Alya sekarang. Kujawab bahwa ia sudah pulang sekolah sudah lama sambil membawa buku yang cukup banyak. Mungkin dia sedang mempersiapkan untuk ujian. Mereka bingung dan menanyakanku mengapa aku tidak mempersiapkannya juga. Aku pun menjawabnya bahwa sebenarnya aku akan menghadapi ujian yang sebenarnya setelah aku lulus sekolah nanti. Mereka semua bingung padaku. Pembicaraan terpotong ketika Master memulai latihannya. Dan benar saja sampai setelah latihan, Alya tak kunjung datang.

Latihan diakhiri dengan pendinginan singkat. Kemudian semuanya istirahat di bangku pinggir lapangan. Kami semua yang sudah kelelahan tiba-tiba Master membawakan kami sebuah makanan untuk mengganjal lapar kami. Kemudian dilanjutkan dengan obrolan santai sambil menikmati pemandangan baskara melingsir.

“Mmm… Aku bingung,” ucap Ellie.

“Kenapa?” balasku.

“Apa kita akan terus bersama? Apa kita bisa mencapai tujuan kita? Apa kita tidak akan berpisah selamanya sampai akhir hayat kita?” tanyanya sedih sambil menatap pemandangan tersebut.

“Semoga. Meskipun raga kita terpisah. Namun jiwa kita tetap bersama… Selamanya…” balasku dengan penuh harap sambil menggandeng bahunya.

“Iya. Kita adalah Synnefá. Kita akan terus bersama, mencapai tujuan kita bersama-sama,” tambah Ethan menyemangati kami semua.

“Aku tidak bisa membayangkannya saat kita telah berhasil nanti. Apa yang akan kita lakukan setelahnya?” ucap Gras sambil memakan sepotong roti.

“Yang pasti semuanya akan damai dan lebih indah dari ini.” Ellie menjawabnya dengan yakin.

“Lebih indah… Lebih indah dari ini…” tambahku menatap pemandangan dan penuh harapan.

Kami menikmati hari penghujung hari dengan menyaksikan pemandangan yang damai ini. Setelah hari sudah mulai gelap, kami pulang ke rumah masing-masing. Tapi sebelum pulang Gras masih cukup lapar.

“Apa tidak ada makanan lagi? Setidaknya satu potong saja,” ucap Gras lemas kelaparan.

“Gras!” teriakku, Ethan dan Ellie dan menatapnya serius.

“Hehe… Tapi aku serius. Aku tidak bisa pulang kalau seperti ini,” balas Gras yang tampak rewel seperti anak kecil.

“Baiklah akan kuantar kau pulang,” jawabku sambil merangkul Gras yang cukup berat.

“Dasar anak manja!” sindir Ellie.

Bersambung~

Episodes
1 Apa Itu "Langit"?
2 Pertemuan di Taman
3 Desa Kecil "Mennora"
4 Selamat Datang di Synnefá!
5 Latihan Bela Diri
6 Kucing Kesayangan Gras
7 Rencana Ethan
8 Pengakuan kepada Alya
9 Ujian dan Kelulusan
10 Perpisahan
11 Lumiatia
12 Tur Keliling Kota
13 Gadis Taman
14 Makhluk Misterius
15 Pijak Mendarat
16 Sisi Lain Metropolitan
17 Fenomena Misterius
18 Knox Corporation
19 Kawan SMA
20 Hari Pertama Kerja
21 Energi Langit
22 Tempat Kelahiran
23 Ellie Pandai Reparasi
24 Jack Bermain Peran
25 Agenda Terakhir
26 Mimpi Buruk
27 Tariklah Napas Sejenak
28 Nona Cantik "Catherine"
29 Si Jenius "Pappous"
30 Cendekiawan "Ryne"
31 Ahli Senjata "Lydia"
32 Undangan Kehormatan
33 Kuharap Kalian Sukses Selalu
34 Selamat Jalan
35 Kehilangan
36 Bangkit
37 Lukisan
38 Rumor
39 Berkumpul
40 Perampok
41 Serikat
42 Kembali
43 Bersua Reuni
44 Langkah Pertama
45 Toko Perkakas
46 Ramuan Herbal
47 Energi Cair?
48 Kian Memburuk
49 Memilih Risiko
50 Penuh Dilema
51 Menyusun Misi
52 Kejutan dan Kejutan
53 Percaya dan Curiga
54 Rasa dan Rahasia
55 Informasi dan Kesimpulan
56 Gudang dan Senjata
57 Rencana dan Realita
58 Posisi dan Tembak
59 Gagal dan Pergi
60 Tepian Kota
61 Kota Sungai
62 Tur Kecil
63 Malam Berkilap
64 Pentas Teater
65 Putri Malika
66 Halaman Menara
67 Puncak Menara
68 Gelap Gulita
69 Kelam
70 Topeng
71 Rose
72 Penyerangan
73 Sihir
74 Naga
75 Pertunjukkan
76 Malam Bersejarah
77 Malam Pertempuran
78 Tikus Percobaan
79 Meminta Pertolongan
80 Beradu Kebenaran
81 Manusia Iblis
82 Malam Benderang
83 Lintas Dimensi
84 Lama tak berjumpa, Prof…
85 Kami bukan musuhmu!
86 Aku terbang!
87 Ini sama saja dengan ciuman!
88 Kau ingin membuat keributan?
89 Selamat datang, Pahlawan…
90 Saatnya kita memberi pelajaran…
91 Kau terlihat lebih cantik…
92 Apa yang kau rencanakan, Knox?
93 Kabut Hitam
94 Adu Tanding
95 Enggan Merelakan
96 Mantra Terkutuk
97 Medan Tempur
98 Harapan
99 Pahlawan
100 Synnefá!
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Apa Itu "Langit"?
2
Pertemuan di Taman
3
Desa Kecil "Mennora"
4
Selamat Datang di Synnefá!
5
Latihan Bela Diri
6
Kucing Kesayangan Gras
7
Rencana Ethan
8
Pengakuan kepada Alya
9
Ujian dan Kelulusan
10
Perpisahan
11
Lumiatia
12
Tur Keliling Kota
13
Gadis Taman
14
Makhluk Misterius
15
Pijak Mendarat
16
Sisi Lain Metropolitan
17
Fenomena Misterius
18
Knox Corporation
19
Kawan SMA
20
Hari Pertama Kerja
21
Energi Langit
22
Tempat Kelahiran
23
Ellie Pandai Reparasi
24
Jack Bermain Peran
25
Agenda Terakhir
26
Mimpi Buruk
27
Tariklah Napas Sejenak
28
Nona Cantik "Catherine"
29
Si Jenius "Pappous"
30
Cendekiawan "Ryne"
31
Ahli Senjata "Lydia"
32
Undangan Kehormatan
33
Kuharap Kalian Sukses Selalu
34
Selamat Jalan
35
Kehilangan
36
Bangkit
37
Lukisan
38
Rumor
39
Berkumpul
40
Perampok
41
Serikat
42
Kembali
43
Bersua Reuni
44
Langkah Pertama
45
Toko Perkakas
46
Ramuan Herbal
47
Energi Cair?
48
Kian Memburuk
49
Memilih Risiko
50
Penuh Dilema
51
Menyusun Misi
52
Kejutan dan Kejutan
53
Percaya dan Curiga
54
Rasa dan Rahasia
55
Informasi dan Kesimpulan
56
Gudang dan Senjata
57
Rencana dan Realita
58
Posisi dan Tembak
59
Gagal dan Pergi
60
Tepian Kota
61
Kota Sungai
62
Tur Kecil
63
Malam Berkilap
64
Pentas Teater
65
Putri Malika
66
Halaman Menara
67
Puncak Menara
68
Gelap Gulita
69
Kelam
70
Topeng
71
Rose
72
Penyerangan
73
Sihir
74
Naga
75
Pertunjukkan
76
Malam Bersejarah
77
Malam Pertempuran
78
Tikus Percobaan
79
Meminta Pertolongan
80
Beradu Kebenaran
81
Manusia Iblis
82
Malam Benderang
83
Lintas Dimensi
84
Lama tak berjumpa, Prof…
85
Kami bukan musuhmu!
86
Aku terbang!
87
Ini sama saja dengan ciuman!
88
Kau ingin membuat keributan?
89
Selamat datang, Pahlawan…
90
Saatnya kita memberi pelajaran…
91
Kau terlihat lebih cantik…
92
Apa yang kau rencanakan, Knox?
93
Kabut Hitam
94
Adu Tanding
95
Enggan Merelakan
96
Mantra Terkutuk
97
Medan Tempur
98
Harapan
99
Pahlawan
100
Synnefá!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!