Hingga hari itu tiba juga, hari persalinan yang dinantikan. Kenzo kecil seakan tidak lepas dari pengasuhnya, jemari tangan kecilnya, menyentuh bayi mungil yang masih merah, karena baru dilahirkan.
"Amel," ucapnya tersenyum.
Plak...
Satu pukulan dilayangkan sang bayi mungil pada pipi Kenzo.
Kinan dan Fero menghela napas kasar, menatapnya.
"Kamu bilang di rumah itu tidak ada yang memperlakukannya seperti keluarga. Bagaimana jika kita meminta pada majikanmu untuk mengadopsinya sebagai kakak dari Amel," usulnya tidak tega memisahkan anak yang terlihat menyayangi putrinya.
"Aku akan bicara pada tuan Suki," Kinan menyunggingkan senyuman di bibirnya.
Kakak? Dirinya menjadi seorang kakak? Kenzo mengepalkan tangannya, menatap ke arah Kinan,"Aku tidak mau!! Amel, dia milikku!! Kakak dan adik tidak bisa bersama selamanya! Jadi... jadi..."
Fero menipiskan bibir menahan tawanya,"Jadi kamu mau menikahi putri kami?" tanyanya menatap curiga.
"Menikah?" Kenzo mengenyitkan keningnya berpikir,"Apa seperti mama dan paman yang hidup besama?" tanyanya kembali dengan wajah lugunya.
Kinan mengangguk, membenarkan, ikut-ikutan menahan tawanya.
"Dia pengantinku," Kenzo tersenyum, mengecup pipi dan bibir sang bayi mungil. Sarung tangan bayi yang berada di tangan kanannya lepas, jemari tangan Kenzo di genggamannya erat, bagaikan merespon kasih sayang yang dirasakannya.
Fero tidak dapat menahan tawanya lagi, mungkin maksud hatinya hanya bergurau,"Karena sudah mengambil ciuman pertama putri kami. Berarti kamu harus bertanggung jawab, tidak boleh menyukai wanita lain,"
Kenzo menatap tajam, dengan mata polosnya, kemudian mengangguk, mendengar candaan Fero sebagai suatu keseriusan.
***
Air matanya mengalir tiada henti, jemari tangannya mengepal. Berdiri di halte didampingi supir, dengan wanita yang membesarkannya berada di hadapannya saat ini.
"Kenzo, bagaimana jika ikut mama saja," ucapnya memandang iba.
Anak itu menggeleng,"Kakek (Suki), aku tidak bisa meninggalkannya. Mama pernah bilang kakek menyayangiku karena dia yang mengangkatku sebagai cucu, memberi uang untuk semua keperluanku. Aku harus balas budi dengan menjadi cucu yang baik..." jawabnya, belum mengetahui hal yang terjadi pada almarhum kedua orang tuanya.
Fero menghela napas kasar,"Tumbuhlah besar menjadi anak yang pintar!!" ucapnya tersenyum, mengelus pelan rambut anak yang diasuh dari bayi oleh wanita yang kini telah menjadi istrinya.
"Kenzo, ingat kata-kata mama, jangan membantah perintah tuan Suki. Jika ada yang melukaimu mengadu lah padanya, jangan jadi anak yang lemah. Jadilah anak mama yang kuat..." ucapnya tertunduk menangis, berjongkok mengecup pucuk kepala anak yang sudah dianggap putranya sendiri.
Kenzo mengangguk, air matanya menetes tiada henti sembari terisak. Namun satu celotehannya membuat Kinan tertawa dalam tangisannya,"Mama, jaga pengantinku baik-baik..."
Fero memalingkan wajahnya, menipiskan bibir menahan tawanya,"Putri kami sangat berharga, dia tidak akan menyukaimu..."
Kenzo kecil tertunduk, seorang anak berusia lima tahun yang merasa rendah diri mendengar kata-kata Fero.
Fero menghela napas kasar menghentikan tawanya. Mendapatkan tatapan tajam dari Kinan.
Pemuda itu mulai menatap Kenzo, penuh keseriusan,"Kamu anak yang baik, jika terjadi apa-apa carilah kami. Kami akan menerimamu sebagai anak..." ucapnya.
"Anak?" Kenzo menyeka air matanya, menatap jengkel.
"Maaf maksudku menantu..." Fero tertawa dengan candaannya.
Hingga tidak terasa, bus telah sampai, Kinan berjalan menggedong bayinya yang tengah tertidur menaiki bus, diikuti Fero. Pasangan suami istri itu melambai, sebelum akhirnya meninggalkan Kenzo seorang diri. Anak berusia lima tahun yang melambaikan tangannya, menitikan air matanya.
Beberapa meter bus itu masih terlihat, Kenzo kecil berlari di trotoar berusaha mengejarnya. Entah apa yang ada dalam fikirannya. Namun, ini terlalu menyakitkan untuknya.
"Mama!!" panggilnya berteriak dalam tangisannya, napasnya tidak teratur gagal mengejar bus yang melaju dengan kaki kecilnya.
Dia sudah pergi, wanita yang membesarkannya dengan sepenuh hati.
***
Hal yang terjadi setelahnya? Kenzo kecil kembali ke rumah. Tidak ada yang mempedulikannya, makan, tidur, bahkan sakit seorang diri bagaikan orang asing.
Harnum istri Leon, sibuk dengan putranya Gilang yang saat itu berusia hampir tiga tahun. Sedangkan Nila istri Agra sibuk dengan kehidupan ala sosialitanya, putri mereka Mona dijaga pengasuh lainnya.
Hingga beberapa bulan kemudian, peristiwa terburuk terjadi...
Saat itu Kenzo bermain seorang diri dekat garasi. Suara seseorang terdengar olehnya, Nila memberikan amplop berisikan uang pada seseorang, setelah orang tersebut mengutak-atik mobil Harnum.
Brak...
Anak itu terpeleset, seketika itu juga Nila tertegun dengan wajah pucat, merasa ada yang memergokinya, segera melangkah menghampiri Kenzo. Mencubit dan memukulinya tanpa sebab. Anak yang berusia hampir 6 tahun itu tidak mengerti, apa kesalahannya...
Hingga beberapa jam kemudian, kecelakaan besar terjadi, mobil Harnum yang sebelumnya diutak-atik orang suruhan Nila mengalami kecelakaan beruntun.
Semua orang terlihat berduka, bahkan Leon yang baru pulang dari luar kota menangis tanpa henti memeluk putra kecilnya di hadapan jazad istrinya.
Semua orang... Terkecuali Nila, dimata Kenzo wanita itu menangis di hadapan semua orang. Namun, melirik Kenzo dengan pandangan tidak suka.
Anak berusia 6 tahun yang tidak tau apapun. Memergoki? Anak itu belum mengerti rencana-rencana kotor yang dilakukan orang dewasa. Tapi Nila terlanjur membencinya...
Takdir hidup buruknya dimulai saat itu, dirinya dianiaya, dipaksakan untuk membantu pelayan bekerja kasar oleh Nila. Harapannya? Anak yang menjadi satu-satunya saksi mata perbuatan kejinya mati atau setidaknya kabur dari rumah. Mengadu pada Suki? Kakek tua itu tidak mempercayainya, bahkan mengabaikan kata-katanya.
Terkadang lelah, itulah perasaan seorang Kenzo. Hingga jemari tangan kecil, menggengamnya, anak yang baru kehilangan sang ibu. Menatapnya penuh harap,"Kakak..." panggilan Gilang kecil padanya.
Saat itulah, sepasang anak kesepian tanpa memiliki hubungan darah hidup bagaikan kakak beradik.
Selalu bersama hingga usia Kenzo menginjak 8 tahun...
Wajah Kenzo yang rupawan, selalu mendapatkan pujian. Sedangkan Gilang sering dipandang rendah mengingat dandanannya yang terkesan culun, oleh anak-anak di sekolahnya. Sekolah swasta yang menjadi satu antara sekolah dasar dan taman kanak-kanak.
Seorang anak kecil cantik dan beberapa teman sekolah Gilang bermain mengunjungi rumah besar tersebut. Mulai bermain putri dan pangeran dengan gadis kecil cantik mengatur perannya.
Kenzo menghela napas kasar, jemari tangannya di tarik Gilang. "Kakak, kita kekurangan orang..." ucapnya.
Anak perempuan itu tersenyum, menatap Gilang yang mengajak kakaknya ikut bermain.
"Kamu menjadi monster naga..." ucapnya pada Gilang."Kamu menjadi pengawal," menunjuk anak lainnya.
"Sedangkan kakak menjadi pangeran..." anak kecil perempuan itu tersenyum pada Kenzo.
Kenzo kembali menghela napas kasar, melirik kearah adiknya yang tertunduk kecewa,"Apa hakmu mengatur peran kami!? Aku lebih suka menjadi monster naga, Gilang adikku yang akan menjadi pangerannya..." ucapnya sinis.
"Tapi dari wajah kakak yang..." kata-katanya terhenti, Kenzo menyelanya.
"Putri dengan pangeran, aku lebih menyukai monster jelek, jadi aku akan menjadi monster naga. Kenapa tidak suka!? Adikku yang akan jadi pangerannya atau aku tidak ikut bermain bersama kalian..." kata-kata ancaman dari anak itu.
Beberapa teman sekolah Gilang berbisik-bisik, hingga akhirnya setuju.
Permainan anak-anak yang berakhir dengan pangeran membunuh sang naga. Kemudian menikahi putri....
Kenzo hanya tersenyum tertawa kecil, hingga teman-teman Gilang telah pulang. "Kakak, kenapa tidak ingin menjadi pangerannya?" tanyanya.
"Ada tiga alasan, pertama aku lebih menyukai monster dibandingkan putri yang cantik..."
"Alasan kedua, kamu menyukai anak kecil yang menjadi putri itu kan...?" ucapnya mengacak-acak rambut Gilang sembari tertawa. Kemudian berjalan berlalu hendak meninggalkannya.
"Alasan ketiga!?" teriak Gilang penasaran.
"Aku sudah mempunyai pengantin..."
Kata-kata yang terucap dari bibir Kenzo kecil, berjalan pergi. Melanjutkan pekerjaan rumah yang diberikan Nila...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
@shiha putri inayyah 3107
masih ingat sama pengantin kecil nya ya Kenzo
2024-09-12
0
zylla
ini Leon ayahnya Gilang kan ya? dunia sungguh sempit 😱
2024-07-17
1
Bzaa
oooh ternyata Gilang itu cucu kandung nya kakek suki, yg secara tidak langsung sudah membunuh orang tua Kenzo
2024-05-31
1