Perasaan kesal yang ditahannya, hingga makanan menjadi pelampiasannya. Amel benar-benar menahan emosinya,"Aku terjatuh..." ucapnya berbohong dengan mulut penuh.
"Dasar gentong beras gendut!!" Gilang tersenyum mendekatinya, meraba bekas luka memar di dahinya. "Sebaiknya lebih berhati-hati," ucapnya terlihat cemas.
"I...iya..." Amel terlihat gelagapan.
"Gilang, temanku mengadakan party di club kamu ikut ya..." Keyla datang menyela.
"Ayah akan marah jika aku pergi ke tempat itu," ucapnya.
"Tapi yang mengadakan pesta teman baikku," Keyla tertunduk.
Rubah putih betina ini ingin kartu kredit Gilang lagi... gumam Amel menghela napas berkali-kali setelah mengetahui semua tentang wanita yang benar-benar cantik. Cantik, secantik selebriti Korea? Mungkin lebih, body-nya bagaikan selebriti india, kulitnya seputih susu. Rambut panjang kecoklatan yang indah terawat, hidung mancung dan bibir tipis nan seksi.
Benar-benar membuat Amel berpikir... Apa Tuhan tidak salah memberikan kelebihan gila-gilaan padanya... Sedangkan aku mendapatkan tubuh gemuk...
"Kamu pergi sendiri ya?" bujuk Gilang.
"Iya, tapi dia biasa mentraktirku. Tolong bantu aku kali ini saja, aku ingin mengadakan pesta untuknya. Maksudku mentraktir orang-orang di club'malam..." ucap Keyla tertunduk, penuh harap.
Benarkan masalah uang lagi... Tapi memang benar, cinta itu buta. Pria berpendidikan seperti Gilang bisa diperdaya oleh cinta... Tapi apa benar aku hanya figuran yang akan berakhir menikahi kang cilok? Kang ojek? Kang parkir? Kangkung... Aku tambah lapar... gumamnya dalam hati mulai mengambil tasnya bersiap-siap pulang. Mengingat tugasnya hari ini telah usai.
Gilang mengangguk, menghela napas kasar,"Nanti aku transfer..." ucapnya.
"Aku mencintaimu..." kata-kata yang diumbar Keyla memeluk tubuh Gilang erat.
"Aku juga..." ucapnya membalas pelukan Keyla.
Amel mengepalkan tangannya, masih juga terasa sakit, semua berusaha di tahanannya. Berusaha ikhlas, menjadi orang ketiga? Tidak mungkin Gilang akan menyukainya. Namun, itulah cinta baginya, memberi tanpa meminta balasan.
Jodohku kang cilok, kang ojek, kang parkir. Sampai di rumah aku makan kangkung... kumat-kamit kata-kata dalam hatinya menahan rasa sakitnya. Menerima pekerjaan dari Gilang merupakan pilihan terburuk yang dilakukannya.
Mungkin hanya sampai anak Marina lahir dirinya akan bertahan. Mengumpulkan uang membawa bayi mungil itu kembali ke kota lain tempatnya berasal. Kemudian mencari pekerjaan yang lebih baik, sesuai pendidikannya.
"Amel, kamu mau pulang? Biar aku antar," Gilang melepaskan pelukannya. Tersenyum pada Amel, kembali bersikap baik. Memberikan harapan palsu bagi sang gadis gemuk.
***
Tertawa penuh kebahagiaan? Mungkin itulah yang terlihat dari sepasang sahabat terlihat akrab. Sahabat? Meski hati mereka tidak berkata demikian. Namun itulah kenyataannya, akibat sang wanita yang tidak bisa berhenti makan. Dan sang pria yang hanya mengejar rupa fisik.
Amel melambaikan tangannya, menatap kepergian Gilang usai mengantarnya kembali. Menghela napas berkali-kali, hingga memasuki tempat kostnya mendapat pandangan menyelidik dari seorang wanita hamil yang perutnya mulai membesar.
"Kenapa? Kamu seperti mencurigai suamimu yang baru pulang bekerja berselingkuh..." ucapnya meletakkan tasnya.
"Suami? Aku bukan lesbian!! Lihat perutku ini, ini buktinya, aku bukan melon makan melon..." ucap Marina menghela napas kasar.
"Lalu?" Dugong, maksudnya Amel berjalan menyendok nasi putih dalam magicom. Nasi yang menggunung dengan lauk ikan asin dan tumis kangkung.
"Amel, apa benar Gilang tidak menyukaimu?" tanyanya, baru memperhatikan sorot mata aneh dari Gilang. Sorot mata seperti biasa pada Amel. Namun baru disadarinya, tidak terlihat saling menyayangi bagaikan sahabat. Lebih seperti mendamba...
Berkali-kali Amel menghela napasnya,"Aku berusaha mengejar dia yang dulu, masih mungkin bisa terwujud. Tapi untuk mengejar dia yang sekarang, sudah tidak mungkin. Aku sudah menyerah, biarkan dia bahagia dengan wanita yang lebih sempurna dariku..." ucapnya penuh senyuman, kembali mengunyah sepiring nasi miliknya.
"Menyerah apanya? Kamu masih menyukainya kan? Foto di laci, fotonya ada dimana-mana..." cibirnya menatap heran setelah satu kamar dengan Amel selama berbulan-bulan.
Amel mengenyitkan keningnya berucap dengan mulut penuh,"Lalu aku harus apa?" tanyanya.
"Tunjukkan perjuanganmu, berikan perhatian padanya. Ini saran dariku, karena hanya kamu yang bersedia menjagaku..." jawab Marina penuh semangat.
Amel mulai tersenyum, walaupun percuma, namun dirinya ingin memberikan kenangan baik pada dirinya sendiri sebelum kepergiannya nanti.
***
Hal aneh dilakukannya, membuat kue kering dengan jumlah uangnya yang tidak banyak mungkin hanya itu caranya memberikan perhatian.
Menaiki ojek, dimana pastinya si pengemudi ojek mengeluh dalam hati. Mengingat berat badan penumpangnya.
Hal yang dilakukan seorang Amel? Wanita gemuk itu mengepalkan tangannya, menatap gerbang besar di hadapannya dengan dua security yang berjaga.
"Aku ingin bertemu dengan Gilang, apa boleh?" tanyanya.
Kedua orang penjaga, mengeluarkan metal detektor, menggeledah isi paperbag yang dibawa Amel. Hingga akhirnya wanita itu diijinkan masuk. Rumah mewah besar dengan arsitektur bagaikan bangsawan Eropa, bagaikan bangunan bersejarah, matanya menelisik mengamati banyaknya pelayan.
Dirinya benar-benar bingung bagaimana harus masuk. Menghela napas berkali-kali, kala ingin memasuki rumah besar itu namun urung. Hingga suara pria paruh baya penuh kharisma mengejutkannya,"Kamu siapa?" tanyanya.
"Saya Amel teman dari Gilang..." jawab Amel, hanya pernah mendengar tentang sosok ayah dari sahabatnya. Namun, hari ini dia menyaksikan sendiri, pria paruh baya berwajah rupawan, namun mengeluarkan aura mendominasi bagaikan kaisar.
"Ada apa kemari!? Gilang..." Leon (ayah Gilang) menatapnya tajam.
Entah karena gagap akibat ketakutan, Amel refleks berlutut, bagaikan akan mendapatkan amarah dari seorang kaisar. "Saya hanya ingin memberikan kue kering pada Gilang. Tolong taruhkan di kamarnya... Ini benar-benar tidak beracun..." ucapnya.
Kaisar ini akan memerintahkan para pengawalnya untuk memenggal kepalaku... gumam Amel menahan rasa takutnya.
Namun Leon menipiskan bibir menahan tawanya. Sahabat yang mungkin baik bagi Gilang, gadis gemuk yang terlihat tulus berteman dengan putranya.
"Berikan sendiri padanya, nanti sore dia akan pulang..." ucap Leon hendak melangkah pergi.
"Paman!! Tolong berikan padanya, aku tidak berani memberikannya sendiri," Amel memelas.
"Baik, aku akan membantumu. Tapi tolong bantu aku menjaga Gilang dari Keyla. Jangan biarkan mereka tidur bersama," ucap Leon penuh harap, mengetahui Keyla yang tidak pernah akan bisa tulus pada putranya.
Masalah Amel? Gilang pernah menceritakan tentang sahabatnya yang dijadikan asisten kekasihnya.
Amel berfikir sejenak, kemudian mengangguk, tanda menyetujui. Kesepakatan mereka.
***
Seorang diri berhadapan dengan rubah putih betina yang licik. Menahan sakit hati, menatap setiap kali pasangan itu berpelukan atau berciuman di hadapannya.
Namun, Amel-lah yang selama ini menjaga Gilang dari jeratan Keyla. Beberapa kali Keyla memberikan minuman dengan obat kuat di dalamnya. Yang dilakukan Amel? Tentu saja menukarnya, membuatkan yang baru.
Tidak hanya itu, setiap Gilang dipaksa atau dirayu untuk menginap tidur satu kamar. Dirinyalah yang melapor pada Leon, agar sang ayah menghubungi putranya untuk segera pulang ke kediaman utama.
Semua usaha digagalkan Amel, sebagai pria yang dicintainya? Sebagai sahabat? Entahlah, yang dilakukannya hanya tulus. Tidak ingin Gilang terjerat wanita yang salah.
Wanita yang salah? Benar-benar bukan wanita yang terlihat baik. Saat itu tiba-tiba saja Keyla ingin berlibur di villa, seorang diri.
Wanita itu kini tengah terdiam di atas tempat tidur. Mengenakan dress setipis kain tissue, tanpa dalaman sama sekali.
Foto wajah rupawan seorang pemuda ditatapnya lekat,"Duda muda, kaya, kesepian tanpa istri, akan lebih menginginkan kehangatan..." gumamnya tersenyum.
"Keyla," Amel membawakannya segelas minuman segar.
"Emm, taruh saja..." ucapnya.
"Itu foto siapa?" tanyanya mengenyitkan keningnya.
Amel tiba-tiba dijambaknya, pipinya dicengkeram kuku-kuku Keyla yang tajam. "Dugong, jika bukan Gilang berbaik hati memperkerjakan mu sebagai asistenku, dimana kamu mencari uang, modal tampang busuk sepertimu. Cuma akan menjadi gelandangan," ucapnya mendorong tubuh Amel.
"Jangan berani banyak bertanya!!" lanjutnya.
Lulusan S1, seharusnya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik bukan? Dari pada asisten seorang pengangguran.
Amel berusaha bangkit, dirinya dapat saja melawan namun urung dilakukannya. Hanya dapat menjaga Gilang. Sudah mulai menyerah dengan hatinya. Menunggu kelahiran anak Marina, sebelum akhirnya pergi merelakan segalanya...
Bersambung
...Bunga kaktus? Hari ini aku baru mengetahui bunga dari tanaman berduri dapat secantik bunga teratai......
...Bunga itu mekar hanya beberapa jam sebelum akhirnya tertunduk layu......
...Mungkin diriku menyerupai kaktus, tanaman berduri yang tidak memiliki kecantikan sama sekali. Menampakan bunga yang hanya mekar sekejap......
...Namun secantik teratai? Seperti itulah hatiku yang mencintaimu. Walau, aku tau akan layu, karena perasaan ini tidak pernah berbalas......
...Aku mencintaimu... kata-kata yang tertahan dalam tubuh buruk rupaku yang dipenuhi duri......
Amel...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Titin Tri Utami
wkwkw jangan patah semangat Mel... jodoh terindah pasti untuk mu
2024-09-19
0
zylla
kapan ketemu Kenzo? 😩
2024-07-17
0
Bzaa
kerennnnnnn cerita nya
2024-05-31
0