Elisa , Tuan Darma serta Nyonya Hesti duduk dengan gelisah di depan ruang operasi.
"Elisa" panggil Ibu Panti dengan air mata yang sudah menetes.
"Bu" balas Elisa dengan berlari ke arah Ibu Panti.
Ibu Panti memeluk Elisa dengan erat, ia sangat kaget saat Roy menjemput nya dan memberitahu bahwa Mora masuk Rumah sakit.
"Tuan, Nyonya" sapa Ibu Panti setelah melepaskan pelukan nya dari Elisa.
Tap
Tap
Tap
"Bagaimana kondisi, Mora?" tanya Aron yang baru saja tiba bersama dengan Winda.
Bugh
Bugh
"Pergi kau dari sini, sebelum saya memerintahkan Roy menyeretmu" bentak Tuan Darma dengan penuh emosi.
Aron mengusap sudut bibir nya yang berdarah karena pukulan dari Tuan Darma.
"Maaf, apa hak anda mengusir saya dari sini? Mora itu Istri saya" ucap Aron tak mau kalah.
"Tapi dia adalah Putri kami" balas Tuan Darma dingin.
Deg.
"Bagaimana mungkin" batin Winda tak percaya.
"Ingat ini Aron, saya tidak akan tinggal diam jika sesuatu terjadi padi Putri saya" ucap Tuan Darma kembali.
Sedangkan Aron, ia menatap Tuan Darma dengan tidak percaya. Bahkan kepala nya menggeleng berkali-kali.
"Apa yang di ucapkan oleh Tuan Darma adalah kenyataan, Nak Aron. Ini adalah bukti nya" ucap Ibu Panti memberikan kertas hasil tes Dna.
Elisa melihat nya terlebih dulu, bahkan ia sampai menutup mulut nya karena kaget dengan kenyataan ini.
Lalu dengan segera Aron melihat kertas tersebut, ia pun sama melotot tak percaya bahwa Istri yang selama ini bersama nya adalah Putri tunggal dari Raja bisnis.
Ceklek.
Pintu ruangan operasi di buka, seorang perawat langsung saja berlari ke arah Tuan Darma.
"Tuan, kami membutuhkan donor darah untuk pasien" ucap perawat tersebut.
"Ayo ambil darah saya" ucap Nyonya Hesti dengan bangkit dari duduk nya.
"Tidak, Mama duduk saja disini, biar aku yang akan mendonorkan darah untuk Mora" putus Tuan Darma tegas.
Nyonya Hesti menganggukan kepala dan kembali duduk saat Ibu panti datang memeluk nya.
"Ayo Tuan" ajak perawat tersebut.
Setelah Tuan Darma dan perawat tersebut pergi, Nyonya Hesti menatap Aron dan Winda dengan tatapan yang sangat bengis.
"Saya akan menggugat cerai kamu Aron dari Mora, saya tidak akan sudi Putri saya tetap bersama dengan bajingan seperti mu" ucap Nyonya Hesti mutlak.
"Kamu tahu Aron? Kami baru saja bertemu setelah sekian tahun terpisah, dan tega nya kau membuat Putri ku terbujur di Rumah sakit" ucap nya kembali.
Aron hanya diam dengan tangan mengepal kuat, ia juga sangat syok saat melihat tubuh Istri nya yang sudah bersimpah darah.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ibu Panti.
-FlashBack-
Saat Tuan dan Nyonya Widiatma keluar , Mora sudah tergeletak dengan bersimpah darah di tengah jalan.
Disana juga ada mobil yang menabrak nya.
Aron langsung saja berlari dan memeluk tubuh Mora yang sudah lemah.
"Ka kamu te tega sekali, Mas. Kamu mengkhianati ku dengan sahabat ku sendiri , Winda" ucap Mora dengan terbata-bata.
"Kamu yang menginginkan aku, kamu yang membawa aku dan aku juga yang mengajak aku berumah tangga. Tetapi ini apa? Kamu sendiri merusak nya" ucap nya kembali dengan menahan sakit.
"Maaf" lirih Aron dengan meneteskan air mata.
"Ceraikan aku, Mas. Aku tak ingin berbagi bersama yang lain" ucap Mora pelan tetapi tetap tegas.
Setelah mengatakan hal itu, Mora langsung pingsan.
"Minggir kau bajingan" ucap Tuan Darma.
Lalu ia membawa tubuh Mora ke dalam mobil yang sudah di sediakan oleh Roy.
Tuan Darma, Nyonya Hesti, Elisa dan Roy langsung saja membawa Mora ke Rumah sakit yang tak jauh dari sana.
Di sepanjang jalan, Nyonya Hesti terus saja mendekap kepala Mora dengan terus menerus menangis.
-FlashNow-
Elisa juga menceritakan bahwa Mora tertabrak saat ia mengetahui bahwa Aron dan Winda selingkuh, jadi ia berlari keluar Restoran.
"Ya Tuhan" ucap Ibu panti dengan menangis diam.
Plak
Afnan yang baru saja tiba langsung menampar pipi Winda dengan kuat.
"Af afnan" ucap Winda lirih.
"Apa hah? Kau tahu Winda, kau itu wanita yang tak tau di untung. Mora sudah baik hati mau memberimu biaya untuk membuka usaha dan apa ini balasan untuk nya, hah?" ucap Afnan dengan penuh emosi.
"Dan kau juga Aron, dulu saat kau susah bahkan belum se sukses ini, Mora dengan sabar ia mendampingi mu dan membantu mu sampai puncak ini, dan ia bahkan merelakan ke inginan nya untuk bekerja di perusahan Widiatma demi kamu" teriak Afnan dengan nafas yang memburu.
"Enyah lah kalian dari sini" teriak Afnan kembali.
Elisa langsung memeluk Afnan dan membiarkan Afnan menangis di pelukannya.
Sedangkan Ibu panti, ia menghampiri Aron dan Winda dan menyuruh nya untuk pergi dari sini terlebih dulu.
Awalnya Aron enggan, tetapi ia di paksa oleh Winda.
"Hiks kenapa harus Mora sih, Sa. Lu tau, gue udah bawa pesenan yang dia mau" ucap Afnan dengan terisak.
"Gue gak mau kehilangan dia, Sa" ucap nya kembali.
"Lu tau kan, gue udah janji akan bawa dia liburan ke Kota B. Mora sangat ingin sekali berlibur kesana, hiks hiks" ucap Afnan dengan terisak pilu.
Bahkan Afnan memukul punggung Elisa karena ia merasa sangat sesak dengan dada nya.
Ibu panti mengusap punggung Afnan lembut, ia terus saja melakukannya sampai Afnan tenang.
Sedangkan Nyonya Hesti, ia terisak di dekapan sang Suami, bahkan ia tak berhenti untuk menangis.
Lampu ruangan operasi mati dan dengan itu juga pintu nya terbuka.
Ceklek.
Seorang Dokter keluar dengan membuka masker nya, ia menatap keluarga Mora yang sudah berdiri di hadapannya.
"Dok, bagaimana kondisi Putri saya?" tanya Tuan Darma.
"Tuan, Nyonya, Nona, maaf kami sudah sebisa mungkin tetapi Tuhan berkata lain. Bayi Nona Mora tidak bisa di selamatkan dan Nona Mora sendiri saat ini Koma, ia pendarahan yang sangat hebat akibat benturan di bagian perut nya" jelas Dokter Lia yang baru saja tiba disana.
"Dan saya sarankan Nona di bawa ke Negara A agar mendapatkan perawatan yang bagus, karena kaki Nona lumpuh tetapi tidak permanen. Dan di Rumah sakit disana ada Dokter yang bisa membantu Nona Mora" ucap Dokter yang satu lagi.
"Apaaa" kaget semua orang.
Bahkan Afnan dan Elisa langsung terduduk lemas di kursi, ia menangis dalam diam saat mendengar penjelasan Dokter.
"Roy, urus semua nya dan jangan sampai bajingan itu tau" ucap Tuan Darma dingin.
"Baik Tuan" balas Roy dengan patuh.
Tuan Darma, langsung mengajak Istri nya untuk pulang terlebih dulu, mereka harus menyiapkan semua nya.
"Tuan , Nyonya boleh saya dan Elisa ikut mengantarkan Mora?" tanya Afnan dengan memohon.
"Pulanglah dan bersiap, 1 jam lagi kita bertemu di Bandara" ucap Tuan Darma.
"Baik Tuan" balas Elisa dan Afnan.
Lalu Tuan Darma menatap kepergian Elisa dan Afnan, ia tersenyum tipis karena Putri nya memiliki sahabat yang begitu menyayangi nya.
"Tuan, maaf saya tidak bisa ikut serta mengantarkan Mora, tetapi saya mohon jika ada sesuatu hal yang serius tolong kasih tau saya" ucap Ibu panti.
"Itu pasti, Bu" balas Tuan Darma.
Lalu mereka pergi dari Rumah sakit, Roy yang akan mengurus semua nya dan membawa Mora ke Bandara.
Sebelum ke mansion nya, Tuan dan Nyonya Widiatma lebih dulu memakamkan Cucu nya di halaman belakang mansion nya sendiri.
"Malang sekali nasibmu,Nak. Ayah janji, Ayah akan membalas semua nya untukmu" batin Tuan Darma dengan mendekap jasad Cucu nya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Diana bella Ariqa
ya allah bagaimana bidadari seperti mora diberi cobaan seperti ini,nyesek bacax😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2024-06-16
0
Shepty Ani
mewek aku thor sedih bgt kasihan bgt si mora di khianati suami dan sahabatnya kehilangan bayinya dan lumpuh ah Tuhan
2023-03-28
3
Veronica Maria
laki kere kmdn dibantu jdi kaya tpi lupa daratan. sahabat miskin kmdn dibantu jdi berhasil mlh jadi jalang. tinggalin ajalah mereka berdua. biar dapet karma msg2.
2023-03-26
0