Bab 4

Acara berlibur pun sudah selesai. Aron , Mora dan yang lain-Nya sudah bersiap untuk pulang ke kota Jakarta.

"Sayang, ayo" teriak Mora pada Aron yang masih di dalam kamar-Nya

"Iya iya ayo" ucap Aron yang sedang berjalan menghampiri sang Istri.

Lalu Aron langsung saja merangkul pinggang Mora dan kemudian mereka semua masuk ke dalam mobil yang sudah siap.

"Amir, kau yang mengemudi mobil-Ku ya" ucap Aron pada Asisten-Nya.

"Baik Tuan" balas Amir dengan patuh.

Setelah itu Amir melajukan mobil nya dengan kecepatan agak tinggi.

"Jangan terburu-buru, Mir" ucap Mora dengan nada lembut dan ramah nya.

"Baik Nyonya" balas Amir dengan mengurangi kecepatan melajukan mobil-Nya.

Selama perjalanan berlangsung, Mora memilih diam dengan pandangan yang mengarah keluar jendela mobil.

"Sayang, are you okey?" tanya Aron dengan memegang pundak Mora dan menyimpan ponsel-Nya.

"Aku baik-baik saja, hanya sedang menikmati suasana" jawab Mora tersenyum lembut.

Aron menganggukan kepala mengerti, lalu ia membawa Mora kedalam pelukan-Nya.

"Mas, bolehkah aku langsung ke Panti asuhan?" tanya Mora dengan lirih dalam dekapan sang Suami.

Aron mengernyitkan dahi nya dengan bingung, ia bingung karena Mora tidak akan pergi jika masih ada diri-Nya di Rumah walaupun Mora sendiri sudah izin.

"Tidak boleh ya, Mas?" tanya Mora kembali saat tidak mendapatkan jawaban dari sang Suami.

"Boleh saja, sayang. Tetapi Mas bingung karena tidak biasa-Nya kau pergi sebelum Mas pergi" jawab Aron dengan lembut.

"Aku sudah rindu pada Ibu dan Adik-adik panti, Mas" ucap Mora dengan suara lembut-Nya.

"Baiklah, Amir langsung ke Panti ya" ucap Aron pada Asistennya.

"Baik Tuan" balas Amir.

Aron kembali memeluk tubuh Mora, ia terus saja mengusap punggung sang Istri dan perut nya yang memang sudah besar.

***

Hingga beberapa saat mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di halaman Panti asuhan Ibu.

Aron langsung saja menatap sang Istri yang sedang terlelap di pelukan-Nya.

"Sayang, ayo bangun kita sudah sampai" ucap Aron dengan lembut.

Mora yang terusik langsung saja menggeliatkan tubuh-Nya dan mengerjapkan mata.

"Udah sampai ya, Mas?" tanya Mora dengan mengucek mata-Nya.

Aron menganggukan kepala dan mengecup kening, pipi Mora karena gemas dengan tingkah Bumil-Nya ini.

"Iyaa, itu Ibu sudah menunggu di depan" jawab Aron tersenyum.

Mora langsung saja keluar dari mobil dan menghampiri sang Ibu.

"Nak" panggil Ibu dengan lembut dan hangat.

Mora langsung saja memeluk tubuh Ibu-Nya dengan erat, bahkan sang Ibu merasa heran dengan sikap dan tingkah Mora.

"Kenapa, Nak" bisik Ibu dengan lirih.

"Mora hanya rindu dengan Ibu saja" balas-Nya dengan melepaskan pelukan sang Ibu.

Aron pun hanya diam di belakang Mora, ia juga bingung dengan tingkah Mora yang tidak biasa-Nya.

"Ayo masuk" ajak Ibu pada Mora dan Aron.

Mora langsung saja membalikan tubuh nya dan menatap Aron.

"Mau masuk dulu apa langsung pulang?" tanya Mora dengan lembut.

"Mas akan menginap disini bersama-Mu dan besok pagi akan langsung ke Bandara" jawab Aron dengan merangkul bahu Mora.

Mora menganggukan kepala-Nya dan mereka masuk ke dalam.

Disana, anak-anak sudah menanti kedatangan Mora dan Aron.

"Assalamualaikum" ucap Mora dengan lembut di sertai dengan senyuman teduh-Nya.

"Waalaikumsalam, Kak Mora, Abang" balas anak-anak panti dengan senang.

Mora dan Aron langsung saja duduk di antara mereka.

Anak-anak memang selalu bermain terlebih dulu sebelum tidur.

"Sedang apa nih?" tanya Aron dengan melirik kesana-kesini.

"Kami sedang menyiapkan kado untuk Kak Melisa dan Kak Wanda, Bang" jawab salah satu dari mereka.

Mora ikut melihat, ia tersenyum dengan hal kecil tetapi membuat mereka bahagia.

"Wah ini bagus dan indah" ucap Mora dengan tersenyum.

"Terimakasih, Kak" balas anak-anak dengan nada bahagia-Nya.

Mora lalu mengajak Aron untuk istirahat, ia tahu bahwa Suami-Nya harus istirahat untuk perjalanan bisnis besok pagi.

Setelah berpamitan pada Ibu dan anak-anak panti lainnya, Aron dan Mora langsung saja masuk ke dalam kamar yang memang khusus untuk Mora jika berkunjung kesana.

"Mas, ayo sini kita tidur" ucap Mora dengan tersenyum lembut.

Aron menganggukan kepala dan merebahkan tubuh-Nya di samping sang Istri.

Mora langsung saja masuk ke dalam pelukan Aron dan memejamkan mata-Nya, dan begitupun dengan Aron ia langsung memejamkan mata-Nya.

***

Ke esokan pagi-Nya, Mora mengantarkan Aron sampai ke gerbang Panti.

"Hati-hati ya, Mas" ucap Mora memeluk Aron dengan lembut.

"Iyaa, kalau ada apa-apa langsung saja hubungi aku" balas Aron dengan memeluk balik Mora.

Mora lalu melepaskan pelukan-Nya dan menyalami Aron.

Aron membalas nya dengan mencium kening Mora dengan lembut, setelah itu Aron langsung saja pergi masuk ke dalam mobil.

Setelah mobil Aron pergi, Mora langsung saja masuk ke dalam panti.

Ia duduk di ruang tamu dengan helaan nafas yang kasar.

Mora menatap ke arah luar dengan tatapan yang kosong, bahkan ia tidak menyadari bahwa Ibu sudah duduk disana.

"Nak" panggil Ibu dengan mengusap lembut pundak Mora.

Ehh.

"Iya, Ibu kenapa?" tanya Mora dengan terkejut.

"Kamu kenapa sayang? Pagi-pagi sudah melamun seperti ini?" tanya Ibu panti dengan lembut.

"Tidak ada, aku merasa lelah saja, Bu" kilah Mora dengan menyenderkan kepala-Nya di pundak Ibu.

"Baiklah jika memang tidak mau cerita sama Ibu, tapi kalau ada masalah jangan di pendam sendiri ya" ucap Ibu dengan mengusap pucuk kepala Mora.

"Dimana anak-anak, Bu?" tanya Mora dengan mengalihkan obrolan-Nya.

"Mereka sudah berangkat dan yang lain-Nya sedang menyiapkan acara besok" jawab Ibu tersenyum.

"Terimakasih banyak untuk hadiah dan yang lain-Nya ya, sayang. Melisa dan Wanda pasti akan senang dengan hadiah-Nya." ucap Ibu kembali dengan lembut.

"Sama-sama Bu, aku juga harap mereka akan menyukai hadiah dari ku dan Abang" balas Mora tersenyum.

"Ah iya Ibu baru ingat sesuatu" ucap Ibu dengan cepat.

"Ingat apa, Bu?" tanya Mora bingung.

Ibu hanya menggelengkan kepala dan berlalu masuk ke dalam kamar-Nya.

Sedangkan Mora hanya menatap-Nya dengan bingung.

Hingga tak lama kemudian Ibu datang dengan membawa kotak kecil di tangan-Nya.

"Apa itu, Bu?" tanya Mora dengan penasaran.

Ibu duduk dan membuka kotak tersebut, ternyata di dalam-Nya adalah sebuah kalung yang sangat indah.

"Ini adalah kalung kamu waktu bayi, Nak. Pada saat itu Ibu menemukan-Mu di pinggir sungai di depan dan Ibu yakin kalau kamu memakai-Nya ini akan menjadi petunjuk" jawab Ibu dengan cepat.

"Benarkah, Bu? Coba aku lihat" ucap Mora

Ibu langsung saja memberikan kalung tersebut pada Mora, ia tahu betul bahwa Mora sangat ingin bertemu dengan orangtua kandung-Nya.

"Semoga dengan ada-Nya perantara ini, kalian akan segera bertemu" ucap Ibu dengan lembut.

Mora lalu meraih kalung tersebut dan melihat-Nya dengan berbinar.

"Bu, aku akan pakai sebagai gelang saja karena kalau kalung akan kekecilan dan oranglain tidak akan dapat melihat-Nya" ucap Mora dengan lembut.

"Baiklah, sini Ibu pasangkan" balas Ibu dengan tersenyum.

Lalu Mora memberikan kalung-Nya dan menyodorkan tangan-Nya.

Setelah itu, Ibu langsung saja memakaikan nya.

"Ini indah sekali, Bu" ucap Mora dengan tersenyum.

"Iyaa Nak, dan Ibu sangat yakin bahwa kau bukan dari keluarga sembarangan" balas Ibu dengan yakin.

"Aku tidak peduli dengan status sosial-Ku, yang aku inginkan aku bertemu dengan mereka" jawab Mora dengan tulus.

"Aminn" ucap Ibu

"Ayo sarapan dulu, kamu belum sarapan sejak tadi" ajak Ibu

"Iya, Bu" balas Mora

Lalu mereka langsung saja berjalan menuju ke ruang makan yang ada disana.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sinta Derefa

Sinta Derefa

kayak nya Mora sudah merasakan firasat bahwa dia telah d khianati.
karna biasa nya insting seorang istri itu kuat..

2025-02-22

0

Ira Rachmad

Ira Rachmad

nya... bukan Nya.
Nya itu untuk Sang Pencipta.
nya itu untuk ciptaanNya

2025-02-21

0

Ira Rachmad

Ira Rachmad

mu..bukan Mu.
Mu itu untuk Sang Pencipta.
mu itu untuk orang

2025-02-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Novel New
105 Extra Part
106 Extra Part
107 Extra Part
108 Extra Part
109 Extra Part
110 Extra Part
111 Extra Part
112 Extra Part
113 Informasi
114 Extra Part
115 Extra Part
116 Extra Part
117 Novel New
118 New Novel
119 New New
120 new
121 new
122 new
123 info
124 novel baru
125 novel baru
126 novel baru
127 novel baru
128 new new novel
129 new novel
130 new new novel
131 new novel
132 novel baru
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Novel New
105
Extra Part
106
Extra Part
107
Extra Part
108
Extra Part
109
Extra Part
110
Extra Part
111
Extra Part
112
Extra Part
113
Informasi
114
Extra Part
115
Extra Part
116
Extra Part
117
Novel New
118
New Novel
119
New New
120
new
121
new
122
new
123
info
124
novel baru
125
novel baru
126
novel baru
127
novel baru
128
new new novel
129
new novel
130
new new novel
131
new novel
132
novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!