Episode 12 Nama Terakhir Dalam Ingatan

Semua yang kulihat seperti berkabut, menoleh pada sekeliling terlihat sama. Tidak terlihat jelas.

Dimana aku? Apakah sudah mati?

Kabut itu memencar ketika secerca cahaya menyilaukan membuka jalan. Menuntunku untuk ke sana. Aku melihat Steven berdiri dekat tepian sungai Thames. Kuteriakkan namanya sangat kencang. Berulang-ulang, namun … Steven hanya menoleh dan tersenyum, lalu terjun ke dalam sungai.

Steven … Steven … Steven!

Aku berteriak kencang. Aku merasakan ada yang mencekik leher ini. Rasanya sakit, lepaskan jeratan ini. Membuka mata, ternyata itu hanya mimpi.

Napasku tersengal-sengal dalam masker oksigen ini, keringat yang mengalir dari pelipis hingga membasahi wajah. Memandangi langit dengan atap terputih yang pernah kulihat. Dan selang infus yang tertancap pada pergelangan tangan. Sakit, kesakitan menelan ludah sendiri. Teringat, Paman Karl sudah menggorok leher ini.

Siapa di sana?

Seseorang yang sedang tertidur di sofa, terasa damai melihatnya. “Henry,” ucapku pelan. Suaraku belum bisa sekuat biasanya.

Wajahnya terlihat letih, meskipun aku tidak bisa melihat jelas. Siluetnya begitu indah, hingga membuat hati ini berdebar. Lihatlah ke sini, aku ingin melihatmu. Tiba-tiba kepalanya bergerak dan berpaling kearah yang kumau. Aku tersenyum senang, melihatnya tertidur.

Tapi … ada apa yang melingkar di bahunya?

“Sebuah perban? Henry terluka?” keluhku pelan. Tiba-tiba sepasang mata indah itu terbuka. Jantungku semakin berdebar dan senyum ini tersipu meskipun masih dalam masker oksigen.

Henry bangkit dari sofa dan mendekat. Wajahnya sangat dekat, menatap dengan senyuman.

Deg! Deg!

Debaran ini masih sama untuknya.

“Hei…,” ucapnya lembut. Sembari membelai rambutku.

“Kamu berkeringat … apa masih bermimpi buruk?” Henry bertanya sembari mengambil sebuah handuk dan menyisir bagian yang basah karena keringat.

Aku mengangguk pelan, rautku meringis karena leher ini masih sangat terasa sakit. Henry menyuruhku untuk tidak banyak bicara apalagi bergerak. Jika inginkan sesuatu, katakan saja lewat senyuman. Dirinya bisa membaca keinginanku meskipun tidak diucapkan, katanya.

Sontak aku ingin tertawa lebar, namun terasa sakit. Aku terkejut dengan kata-kata yang seperti “tukang gombal”.

“Kamu mentertawakanku … iya … kan, awas yah,” ucapnya sembari tersenyum.

Indah sekali senyuman itu.

“Cynthia … maafkan aku karena terlambat datang, aku sangat menye …,” keluhnya terlihat sedih. Dirinya benar-benar menyesal. Spontan menghentikan tangannya yang sibuk mengelap keringat, aku memandangnya dan seakan mengatakan, tidak ada yang perlu disesali, aku senang bisa bertemu denganmu, memberikan senyuman terindahku.

“Terima kasih Cynthia, aku juga merindukanmu,” balasnya sembari mengecup bibirku. Henry memang benar bisa membaca pikiranku. Aku memang sangat merindukannya.

***

5 hari kemudian,

Duduk di tepi ranjang rumah sakit sembari melihat kearah jendela besar. Terlihat di kejauhan hanya kaca-kaca besar serupa. Pikiranku melayang memikirkan Steven, kenapa sampai sekarang mayatnya belum ditemukan. Aku harap dirinya selamat dan hidup di suatu tempat. Hingga suatu hari aku bisa bertemu dengannya lagi.

Aku baru menyadari, sikap Steven yang berubah di hari terakhir kita bertemu. Sikapnya seperti gelisah dan ingin mengatakan sesuatu. Apa Steven sudah mengira hal ini akan terjadi, lalu mengapa dirinya tidak mengucapkan selamat tinggal. Aku benar-benar merasa kehilangan.

“Kamu sudah siap pergi, sayang?” Henry bertutur lembut sembari memelukku dari belakang.

“Iya, Steven,” jawabku spontan. Aku salah menyebut nama.

Henry mengempiskan senyumannya, melepas pelukannya perlahan. Aku tahu Henry sedikit kecewa, hingga membuatku menyesalinya.

“Maaf … aku tidak sengaja,” ucapku menyesalinya.

“Tidak apa-apa, aku tahu kamu sangat mengkhawatirkannya,” tutur Henry sembari meraih tanganku.

***

Dalam perjalanan aku di bawa ke kawasan paling elit di London. Kami berhenti di sebuah pemukiman Kensington Palace, aku tidak tahu jika Henry menempati salah satunya. Semakin terkejut ketika melihat David Beckham melewatiku sehabis pulang dari rutinitas jogingnya. Aku menepuk bahu Henry cukup keras. Sembari menutup mulutku tidak pecaya. Melompat-lompat kecil seperti anak kecil yang melihat atlet idolanya di televisi.

“Itu … David Beckham?” decak kagumku tak percaya, sembari menunjuk padanya. Henry hanya tersenyum melihat tingkah spontanku. Tiba-tiba, Beckham menoleh padaku dan melambaikan tangan sekali, sembari berkata “ Halo!” wajahku memerah bingung untuk berucap apa.

“Halo, David,” jawab Henry seakan mengenalnya.

“Kamu mengenal David Beckham?” aku masih dalam keadaan syok.

“Tentu saja, kami bertetangga,” ucapnya santai.

Henry menyuruhku untuk masuk ke dalam, sedangkan aku masih saja menoleh ke rumah sebelah. Aku tidak percaya bisa melihatnya sedekat ini. Lalu, apakah aku juga bisa bertemu dengan pangeran William dan Harry. Senyumku terbuka lebar.

“Jangan coba-coba berpikir kamu bisa menemui pangeran Inggris, gadis lugu,” ucap Henry tiba-tiba sembari menarik tubuhku kedalam. Aku berteriak, kaget.

“Gawat, Henry bisa mendengar pikiranku,” keluhku dalam hati.

***

“Oh iya Henry … apa aku bisa mendapatkan tandatangan tetanggamu?” sembari mengikutinya membereskan bawaanku. Henry hanya sibuk memasukkan bawaan itu.

“Henry … siapa lagi yang tinggal di pemukiman ini? Ajak aku keliling kota ya, kali aja bisa ketemu,” ucapanku tidak digubrisnya.

“Henry!” teriakku kesal karena diacuhkannya. Henry sibuk membereskan ranjang yang akan kutiduri.

“Baiklah Cynthia, kamarmu sudah selesai, selamat istirahat,” ucapnya sembari meninggalkanku. Aku heran dengan sikapnya yang kembali dingin dan kaku.

“Berhenti Henry!” teriakku. Henry berhenti di sana sembari menolak pinggangnya. Aku mendekatinya.

“Kamu mau kemana?” ucapku manja.

“Aku harus menghadiri rapat penting, sekarang,” timpal Henry memberikan raut serius.

“Kamarmu di mana?” aku bertanya penasaran.

“Disebelah,” ucapnya sembari berlalu meninggalkan kamar ini.

“Kita enggak…,” ucapanku terpotong.

“Aku berangkat dulu, Cynthia!” sembari menutup pintu itu. Sikap dinginnya mulai lagi. Aku kesal dengan dirinya yang sering berubah mood. Jangan-jangan Henry memiliki tombol on-off untuk perubahan sikap.

***

Tingnong!

Tingnong!

Tingnong!

Suara bel rumah berbunyi.

Siapa yang membunyikan bel, di saat Henry sedang bekerja.

Aku membuka pintunya, sangat terkejut. Wajahku tidak bisa berbohong menebarkan ekspresi “planga-plongo akut”, David Beckham berada di depan rumah, membunyikan bel. Aku benar-benar tidak percaya.

“Excuse me, do you have a salt?” ucapnya sopan. Aku masih saja menatap kegantengannya meskipun hanya memakai kaos oblong berwarna putih dan memakai celana pendek bergambar bendera Inggris dan menara London dan snickers.

“What? Garam?” masih belum bisa sepenuhnya sadar.

“Salt, do you have?” David bertanya lagi untuk kedua kali.

“I have to check it first,” tuturku sembari memberikan jempolku yang mengarah ke dapur.

“Ok, I will wait,” jawabnya santai. Sembari memasukkan tangannya ke dalam kantung celana, aku menoleh ke belakang beberapa kali untuk memastikan kegantengannya … eh maksudnya memastikan jika itu benar David Beckham.

Membuka laci-laci pada kitchen set milik Henry, aku memerlukan waktu untuk menemukan sebotol garam karena lacinya banyak sekali.

“Is this?” timpalku sembari memberikan botol itu.

“Yes, … my wife, Victoria forgot to check salt in the middle of cooking, so … yeah,” ucapnya merasa tidak enak.

“Oh, no, no … no problem!“ aku menjawab canggung.

“Thanks!” sembari tersenyum mengangkat botol itu dan menggoyangkannya.

“Wait, can I take a selfie…,” ucapku ragu sembari menyeringai aneh. Aku memberitahukan jika namaku Cynthia.

“Ok, no problem,” sembari tersenyum mengizinkan untuk foto bersama.

Lalu aku berhasil mengabadikan foto bersama dengannya. Tiba-tiba Victoria keluar dari rumah dan bertanya pada suaminya kenapa lama sekali. David menjawab, karena Cynthia tidak tahu tempatnya. Sembari menunjuk padaku.

“Thanks Cynthia,” ucap Victoria sembari melambaikan tangannya.

‘Aku hanya bisa melambaikan tangan dengan seringaian aneh, karena menahannya agar tidak terlalu heboh. Padahal sejak tadi ingin melompat-lompat kegirangan.

“Cihuuuyyy!” aku kegirangan setelah menutup pintu itu.

Melihat foto bersama dengannya di dalam ponsel. Akan kupasang status di sosial media agar semuanya iri. Tapi niat itu kuurungkan, karena aku belum bertanya pada Henry apakah yang kulakukan akan aman.

Victoria pinjam garam ke tetangga. Ini bisa membuat heboh seluruh dunia jika ceritanya kusebar. Memang di Indonesia kalau garam habis bisa lari ke warung.Ternyata di Inggris bisa juga kehabisan garam minta tetangga. Aku tertawa keras karena geli sekali.

“Sering-sering saja Pakde Beckham minjem garam kek, besok merica, besok beras … eh Pakde enggak makan beras,” seruku bergulingan di atas ranjang sembari menatap terus menerus foto itu.

***

Berikan cinta dengan cara like tiap episode, vote, rate 5, tambahkan ke favorit kamu dan komen yang banyak ya )

Terpopuler

Comments

Jeng Anna

Jeng Anna

Hahahaha...untung Chyntia ga pingsan waktu Pakde Beckam minta garem yaa 😅😅😅

2020-08-26

0

yulia ari

yulia ari

semangattt kak.

2020-07-27

0

kulul

kulul

hahaahha, pak de becham sini donk aku kasih garam satu truck

2020-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Episode Prolog
2 Episode 2 My Secret Hotel
3 Episode 3 Bahasa Hati
4 Episode 4 Canggung (Cah Nanggung)
5 Episode 5 Lari Bersamaku
6 Episode 6 Masalah adalah Masalah
7 Episode 7 Tidak Rela Melepasmu
8 Episode 8 Irama Berbeda
9 Episode 9 Lost In London
10 Episode 10 Betrayal
11 Episode 11 Benci Melihatmu Terluka
12 Episode 12 Nama Terakhir Dalam Ingatan
13 Episode 13 Nikahi Cynthia Untuk Bisnis
14 Episode 14 Aichmo Phobia
15 Episode 15 Biarkan Aku Pulang
16 Episode 16 Firasat
17 Episode 17 Out Of The Comfort Zone
18 Episode 18 Out Of The Box
19 Episode 19 Aku Datang Untukmu
20 Episode 20 Kemana Perginya Bintang-Bintang
21 Episode 21 Summer Dream
22 Episode 22 Erase Memories
23 Episode 23 Cara Mengetahui Seseorang Mencintaimu
24 Episode 24 Jealousy
25 Episode 25 Posesif
26 Episode 26 Cinta Itu Berubah
27 Episode 27 Yes, I Do
28 Episode 28 Wajah Asing Di Sampingmu
29 Episode 29 Cold War
30 Episode 30 Stay or Leave
31 Episode 31 Feel It
32 Episode 32 K.O.M.A
33 Episode 33 A Reason To Live
34 Episode 34 Come Back Home
35 Episode 35 90 Detik
36 Episode 36 I Can Hear You
37 Episode 37 Bersembunyi
38 Episode 38 A Long Road
39 Episode 39 Say Goodbye
40 Episode 40 Tapak Tilas Hati
41 Episode 41 Forgive Us
42 Episode 42 Soul Sound 1
43 Episode 43 Soul Sound 2 ; Fake Love
44 Episode 44 Gelas Sloki
45 Episode 45 Serangan GERD
46 Episode 46 Senyuman Alan
47 Episode 47 Cinta Sabrina
48 Episode 48 A Thousand Years
49 Episode 49 A Different Path To Love
50 Episode 50 Sejarah Keluarga Elfred
51 Episode 51 Edinburgh Bersejarah Hingga Mabuk Kepayang
52 Episode 52 Meet My Daddy
53 Episode 53 Morning Sick
54 Episode 54 New House
55 Episode 55 Yonglex Juga Manusia
56 Episode 56 Gadis Bernama Mentari
57 Episode 57 Seperti Namanya Sulit Digapai
58 Episode 58 Rafunzel Story
59 Episode 59 Nyanyian Merdu Pagi Hari
60 Episode 60 Dinner Party
61 Episode 61 Kelam Tak Mau Pergi
62 Episode 62 Titik Terang
63 Episode 63 Hal Tak Terduga
64 Episode 64 Kamar 77
65 Episode 65 Ironi
66 Episode 66 Wedding Party
67 Episode 67 The Truth
68 Episode 68 Move On
69 Episode 69 Passed Away
70 Episode 70 Liontin Berharga
71 Episode 71 Unforgetable Kiss
72 Episode 72 Women Need Talk
73 Episode 73 The Magical Of Bali
74 Episode 74 Serendipity
75 Episode 75 Memorable Kiss
76 Episode 76 Duniaku Dipenuhimu
77 Episode 77 How To Lose Someone
78 Episode 78 Parasailing, Essay, Shopping
79 Episode 79 Love Sickness
80 Episode 80 Crisis Identity
81 Episode 81 Step Back
82 Episode 82 Step Back 2
83 Episode 83 Step Back 3
84 Episode 84 Run Away
85 Episode 85 Diary
86 Episode 86 Tentang Airbayu
87 Episode 87 Airbayu Menghilang
88 Episode 88 Aku Datang Untukmu 2
89 Episode 89 Biarkan Aku Pulang 2
90 Episode 90 Sayonara
91 Episode 91 Summer Dream 2
92 Episode 92 Erase Memories 2
93 Episode 93 Swan Upping
94 Episode 94 Come Back Home 2
95 Episode 95 Love At First Sight (Sudah Tamat)
96 Episode 96 Love At First Sight (Session 2)
97 Episode 97 Kejutan
98 Episode 98 Gadis Misterius
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode Prolog
2
Episode 2 My Secret Hotel
3
Episode 3 Bahasa Hati
4
Episode 4 Canggung (Cah Nanggung)
5
Episode 5 Lari Bersamaku
6
Episode 6 Masalah adalah Masalah
7
Episode 7 Tidak Rela Melepasmu
8
Episode 8 Irama Berbeda
9
Episode 9 Lost In London
10
Episode 10 Betrayal
11
Episode 11 Benci Melihatmu Terluka
12
Episode 12 Nama Terakhir Dalam Ingatan
13
Episode 13 Nikahi Cynthia Untuk Bisnis
14
Episode 14 Aichmo Phobia
15
Episode 15 Biarkan Aku Pulang
16
Episode 16 Firasat
17
Episode 17 Out Of The Comfort Zone
18
Episode 18 Out Of The Box
19
Episode 19 Aku Datang Untukmu
20
Episode 20 Kemana Perginya Bintang-Bintang
21
Episode 21 Summer Dream
22
Episode 22 Erase Memories
23
Episode 23 Cara Mengetahui Seseorang Mencintaimu
24
Episode 24 Jealousy
25
Episode 25 Posesif
26
Episode 26 Cinta Itu Berubah
27
Episode 27 Yes, I Do
28
Episode 28 Wajah Asing Di Sampingmu
29
Episode 29 Cold War
30
Episode 30 Stay or Leave
31
Episode 31 Feel It
32
Episode 32 K.O.M.A
33
Episode 33 A Reason To Live
34
Episode 34 Come Back Home
35
Episode 35 90 Detik
36
Episode 36 I Can Hear You
37
Episode 37 Bersembunyi
38
Episode 38 A Long Road
39
Episode 39 Say Goodbye
40
Episode 40 Tapak Tilas Hati
41
Episode 41 Forgive Us
42
Episode 42 Soul Sound 1
43
Episode 43 Soul Sound 2 ; Fake Love
44
Episode 44 Gelas Sloki
45
Episode 45 Serangan GERD
46
Episode 46 Senyuman Alan
47
Episode 47 Cinta Sabrina
48
Episode 48 A Thousand Years
49
Episode 49 A Different Path To Love
50
Episode 50 Sejarah Keluarga Elfred
51
Episode 51 Edinburgh Bersejarah Hingga Mabuk Kepayang
52
Episode 52 Meet My Daddy
53
Episode 53 Morning Sick
54
Episode 54 New House
55
Episode 55 Yonglex Juga Manusia
56
Episode 56 Gadis Bernama Mentari
57
Episode 57 Seperti Namanya Sulit Digapai
58
Episode 58 Rafunzel Story
59
Episode 59 Nyanyian Merdu Pagi Hari
60
Episode 60 Dinner Party
61
Episode 61 Kelam Tak Mau Pergi
62
Episode 62 Titik Terang
63
Episode 63 Hal Tak Terduga
64
Episode 64 Kamar 77
65
Episode 65 Ironi
66
Episode 66 Wedding Party
67
Episode 67 The Truth
68
Episode 68 Move On
69
Episode 69 Passed Away
70
Episode 70 Liontin Berharga
71
Episode 71 Unforgetable Kiss
72
Episode 72 Women Need Talk
73
Episode 73 The Magical Of Bali
74
Episode 74 Serendipity
75
Episode 75 Memorable Kiss
76
Episode 76 Duniaku Dipenuhimu
77
Episode 77 How To Lose Someone
78
Episode 78 Parasailing, Essay, Shopping
79
Episode 79 Love Sickness
80
Episode 80 Crisis Identity
81
Episode 81 Step Back
82
Episode 82 Step Back 2
83
Episode 83 Step Back 3
84
Episode 84 Run Away
85
Episode 85 Diary
86
Episode 86 Tentang Airbayu
87
Episode 87 Airbayu Menghilang
88
Episode 88 Aku Datang Untukmu 2
89
Episode 89 Biarkan Aku Pulang 2
90
Episode 90 Sayonara
91
Episode 91 Summer Dream 2
92
Episode 92 Erase Memories 2
93
Episode 93 Swan Upping
94
Episode 94 Come Back Home 2
95
Episode 95 Love At First Sight (Sudah Tamat)
96
Episode 96 Love At First Sight (Session 2)
97
Episode 97 Kejutan
98
Episode 98 Gadis Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!