Episode 7 Tidak Rela Melepasmu

Suara baling-baling helikopter yang berputar keras dan meninggi, terngiang di telinga membuat semakin nyeri luka di kepala. Masuk ke dalam helikopter itu, tubuhku diletakkan dalam sebuah kursi dan dokter yang sudah siap memeriksa. Setelah itu aku tidak ingat lagi.

Membuka mata dengan penglihatan berkunang-kunang, semuanya masih bias. Memandangi sudut ruangan yang asing dengan foto-foto keluarga menempel pada dinding-dindingnya. Rak yang penuh dengan piala-piala dengan lambang kuda tertera. Belum jelas kemenangan siapa dan kejuaraan apa itu.

Aku bangun dan terduduk dengan balutan perban di belakang kepala. Rasanya kepala ini ingin pecah, namun ada tugas yang harus kuselesaikan. Mengantar Cynthia padanya dengan selamat.

Terdengar jeritan kuda dan suara seseorang yang terdengar bersemangat. Euphorianya menggugah rasa penasaranku untuk melihatnya. Mendekati jendela dengan tirai tertutup, perlahan menyibaknya. Sinar mentari yang langsung menyilaukan, membuat mataku memicing ngilu.

Sepertinya penglihatanku menjadi sensitif setelah benturan di kepala ini.

Perlahan melihat pemandangan, sebuah lahan rerumputan berhektar-hektar dengan sekat-sekat pagar kuda-kuda indah di dalamnya.

Properti milik siapa ini? Benar-benar usaha yang cerdik.

Memastikan piala-piala yang terpampang di sana, tertera nama Henry Elfred, kejuaraan berkuda sejak kecil. Sungguh aku tidak tahu masa kecil Henry dibesarkan di tempat seperti ini. Bahkan, properti ini sepertinya tidak terdaftar atas kekayaan miliknya atau keluarganya. “Sungguh cerdik!”

Berjalan keluar dari kamar menuju pintu utama. Pondok kayu dengan interior modern yang membuatnya sangat indah dan elegan. Kayu Jati dan Mahoni yang membuatnya kokoh dengan ukiran-ukiran unik menjadi penghias utama setiap ruangan dan bau khas dari gaharu yang semerbak diseluruh ruangan.

“Aku ingin tahu di mana saat ini berada?” sembari memeriksa jaket yang berada dibangku, robek diseluruh bagiannya bahkan meleleh. Mencari ponsel di kantungnya, namun tidak ada.

Bagaimana ini, aku kehilangan benda penting itu.

“Mencari ini Tuan?” tanya seorang pelayan kebersihan.

“Ah … iya itu sepertinya ponselku.” Menoleh padanya, sembari mengambil dari tangannya.

“Di sini tidak bisa menggunakan ponsel karena menggunakan peredam pemancar jaringan,” timpal pelayan itu lagi.

“Apa? kenapa?” aku sedikit heran.

“Tuan Henry dibesarkan di sini oleh Ayahnya Mr. Jack, rumah ini memang khusus untuk melindungi keluarga Elfred, terutama yang dianggapnya sebagai keluarga,” ucap pelayan itu sembari pergi karena Mr. Jack melihatnya berbicara terlalu banyak dengan Steven.

“Kamu sudah sadar?” tanya Mr. jack yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Cynthia ikut bersamanya yang sejak tadi diajarkan menunggang kuda.

“Apa di sini tidak bisa menggunakan ponsel sama sekali?” tanyaku penasaran.

“Kalau kamu mau menghubungi seseorang akan kuberikan alatnya. Namun, tidak ada yang akan bisa mengetahui keberadaan lokasi ini,” imbuh Mr. Jack.

“Aku hanya perlu menanyakan soal David temanku … yang keber …,” ucapannya terpotong.

“David sudah kami kubur dengan layak, temanmu sudah tewas ditembak dalam bungkusan plastik di belakang mobil,” jawab Mr. Jack.

“Apa?” Steven terperanjat tidak percaya. Tubuhnya menahan amarah hingga bergetar.

“Aku mau bilang padamu, jika yang kulihat itu mayat terbungkus plastik,” ucap Cynthia menjelaskan.

Steven langsung berlari keluar dan tersungkur ke tanah. Sembari berteriak kencang melepaskan penyesalannya dan kemarahannya.

“Kenapaaaa!” Steven merasa geram hingga memukul-mukul tanah beberapa kali, melampiaskan kemarahannya ke bumi.

Cynthia berada di belakangnya dan bingung, tidak sanggup menenangkannya. Mr. Jack memberikan kode padanya untuk membiarkan Steven meluapkan emosinya.

Steven semakin marah dan berjalan tanpa arah. Cynthia memanggilnya beberapa kali, namun tidak digubrisnya. Dirinya hanya semakin larut dalam kesedihan dan kemarahan sekaligus. Kehilangan teman dengan cara biadab seperti ini tidak bisa ditangkap dengan akal sehatnya. Terlebih Steven sangat marah pada dirinya yang melibatkan David ke dalam masalahnya.

Steven menangis dan meraung-raung mencari pelampiasan hingga dirinya berada di lumbung jerami. Semuanya dibuat berantakan hingga seluruh kuda ketakutan dan melenggang pergi. Berteriak dan murka, hingga tidak bisa lagi menatap langit. Tertunduk tak berdaya seperti terhujam ribuan pisau yang menusuk jantung.

Rasanya sakit tanpa bisa melawan. Steven semakin bingung dengan situasi ini lalu bangkit dan menunggangi salah satu kuda. Memecutnya hingga berlari sangat kencang. Steven pergi entah kemana kuda itu membawanya.

“Steven, tenanglah … Steven, kamu mau kemana?” Cynthia berusaha mencegahnya yang berlari mengejarnya.

***

Hari sudah gelap, namun Steven belum juga pulang. Cynthia semakin khawatir dengan dirinya karena lukanya belum sembuh betul.

“Mr. Jack kemana kuda itu membawanya?” tanya Cynthia sembari melihat arah kepergian Steven. Berharap kuda itu membawanya kembali.

“Mungkin ke tempat biasa kami melepasnya di dataran sana, tempat yang sangat liar dikelilingi hutan-hutan yang belum terjamah. Atau kuda itu akan membawanya kembali jika sudah lelah,” jawab Mr. Jack sembari meneguk kopi panasnya.

“Tenang saja, Steven akan kembali dengan kuda itu,” sambungnya lagi.

“Tapi ini sudah malam, bagaimana jika kuda itu tidak bisa membawanya pulang?” Cynthia yang benar-benar khawatir.

“Braco adalah kuda kesayangan Henry, kuda itu akan membawanya pulang. Yakinlah!” sembari masuk ke dalam rumah.

Pikiran Cynthia tidak bisa tenang karena waktu semakin malam. Bagaimana jika kuda itu terluka dan tidak bisa membawanya pulang. Dirinya memutuskan untuk menunggangi sebuah kuda berwarna putih bernama Wine.

"Wine, kamu mau kan membantuku mencari Steven?" ucap Cynthia berbicara pada Wine. Wine seakan mengerti ucapannya dan menganggukkan kepala.

***

Meneriakkan beberapa kali namanya, namun suara gaungan itu terdengar tanpa balasan. Menghiasi malam dan memecah kesunyian malam. Baru kali ini Cynthia berjalan di tengah hutan yang gelap dan hanya sinar rembulan menerangi. Hanya sebuah senter yang dibawanya sebagai bekal perjalanan.

Suara hewan malam dan sorot matanya yang membuat merinding bulu kuduk. Dimana Steven berada. Memanggil namanya lagi, hingga terdengar suara ringikan kuda dikejauhan.

“Braco?” teriak Cynthia. Mungkin saja kuda itu akan menjadi panggilannya.

Ternyata dirinya hanya salah mendengar. Tidak ada kuda disekitar, mungkin hanya suara angin. Tiba-tiba hujan turun dengan deras, Cynthia bingung untuk meneruskan perjalanan atau kembali. Namun, memutuskan untuk mencari tempat teduh.

Kuda ini seakan menggiringnya ke suatu tempat.

“Apakah kamu tahu tempat berteduh?” Cynthia bertanya kepada kuda ini sembari mengelus kepalanya.

Kuda itu seakan paham ucapannya dan membawa Cynthia keluar dari hutan.

“Kuda pintar,” sanjungnya sembari memberi belaian.

Derasnya hujan membuat seluruh tubuhnya basah kuyup. Cynthia kedinginan dan mengigil terlebih angin sangat kencang. Tiba-tiba dikejauhan memancar sinar dari sebuah cahaya yang menuntunnya kesana.

Sebuah gubuk kayu dengan lampu minyak yang menjadi sumber pencahayaan membuatnya paling bercahaya di tengah hutan. Sesampainya, Cynthia mengingat tali pengekang kuda ditiang

gubuk, dirinya terkejut ketika melihat Steven yang berada di sana.

“Steven! Aku mencarimu kemana-mana?” keluh Cynthia. Steven mempersilahkan dirinya untuk masuk ke dalam menghangatkan diri.

Sebuah perapian yang dibuat Steven baru saja berhasil terbakar. Ruangan yang lebih hangat ketimbang di luar.

“Kamu pasti kedinginan, aku akan membuatkan sesuatu yang hangat,” ucap Steven sembari mengambil gelas satu lagi untuknya.

“Gubuk apa ini?” tanya Cynthia penasaran.

“Sepertinya ini gubuk rahasia Henry … aku melihat beberapa diary-nya di sana dan perlengkapan makanan kaleng yang sangat lengkap untuk keperluan darurat.” Sembari memperlihatkan catatan kecil penuh dengan tulisan Henry.

“Kenapa Henry ada di tengah hutan sendirian?”

“Kupikir, sejak kecil Henry sangat kesepian dan merasa ketakutan karena banyak yang ingin menculiknya. Aku sudah membaca beberapa, ini adalah tempat persembunyian Henry agar dirinya merasa lebih aman.”

“Bahkan Mr. Jack tidak bisa menemukan tempat ini,” ucap Cynthia membaca catatan kecil milik Henry.

“Ya, kupikir begitu!” tambah Steven.

Sembari memberikan segelas teh panas dan selimut tebal untuk Cynthia. Steven menyarankan agar dirinya menjemur pakaiannya yang basah.

“Apa? aku tidak mau!” jawab Cynthia tegas.

“Terserah, jika kamu ingin terserang pneumonia,” gertak Steven.

Cynthia memikirkannya dalam-dalam dan akhirnya mengikuti saran Steven.

“Berbaliklah aku akan melepas pakaian,” tutur Cynthia malu.

“Hmm ….” Steven berbalik tidak melihat.

Dengan membalut tubuhnya dengan selimut tebal dan sebuah kaos kaki besar milik Henry yang sudah lama berada di kotak rahasianya bersama catatan kecil itu. Cynthia merasa lebih dekat dengan Henry setelah mengetahui masa kecilnya. Duduk di perapian dengan Steven sambil membaca diary seseorang itu sangat menyenangkan.

“Kenapa tertawa?” tanya Steven sembari membuat memanaskan makanan kaleng.

“Aku tidak menyangka, hidup Henry seberat ini. Sejak kecil selalu dipenuhi dengan rasa ketakutan dan jauh dari orangtua,” raung Cynthia merasa iba.

“Hmm … perasaanku juga berubah terhadap Henry setelah membaca catatan itu, kupikir dirinya orang yang munafik. Tetapi, aku tidak akan percaya begitu saja, akan kutelusuri semua aibnya hingga …,” ucapannya terpotong.

“Sebenarnya apa pekerjaanmu hingga Henry mempercayai orang yang tidak percaya padanya?” Cynthia menutup catatan itu dan memberi Steven tatapan curiga.

“Ah … makan malam sudah siap!” Steven berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Hmm … dasar licik!” Cynthia yang mengetahui akal bulusnya.

***

Perut keduanya sudah terisi penuh dan malam semakin dingin, deraian hujan yang belum berhenti. Mulai merasakan kantuk yang sangat hebat, terlebih Steven yang masih cedera kepalanya. Sebelum tidur Steven mengambilkan lagi sebuah selimut yang tersisa untuk membalut tubuh Cynthia.

“Terima kasih,” ucapnya.

Di depan perapian ini Cynthia belum bisa tidur membayangkan Henry ketika kecil, sendirian di tempat seperti ini. Anak yang tangguh.

“Oiya Steven, apa Braco yang membawamu ke sini?” tanya Cynthia.

“Braco? Nama kuda itu? … keren banget!” ledek Steven.

Cynthia memukulnya dibahu.

“Aww … iya si Braco yang membawaku ke sini! Puas,” keluh Steven merasakan sakit dibahu yang sama yang pernah dipukulnya.

“Braco adalah kuda kesayangan Henry, jelas kuda itu ingat tempat ini!” timpal Cynthia menjelaskan.

“Cyn, tidurlah lebih dekat denganku agar lebih hangat. Aku tidak akan berbuat jahat,” raung Steven yang sudah memejamkan mata.

Cynthia melihat Steven yang sudah memejam, akhirnya mendekatinya lebih dekat dan ternyata memang lebih hangat jika menyatukan selimut. Sembari memunggunginya akhirnya Cynthia bisa tertidur.

“Cynthia, bagaimana jika aku berubah pikiran dan tidak sanggup melepasmu untuknya …,” ucap Steven dalam tidurnya.

***

Berikan Cinta sebanyak-banyaknya untuk penulis ya )

Terpopuler

Comments

Kadek

Kadek

mampir kk,, smngt ya

2020-07-22

1

Kadek

Kadek

kk aku nitip vote ya

2020-07-18

1

yulia ari

yulia ari

yuhuuu

2020-07-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode Prolog
2 Episode 2 My Secret Hotel
3 Episode 3 Bahasa Hati
4 Episode 4 Canggung (Cah Nanggung)
5 Episode 5 Lari Bersamaku
6 Episode 6 Masalah adalah Masalah
7 Episode 7 Tidak Rela Melepasmu
8 Episode 8 Irama Berbeda
9 Episode 9 Lost In London
10 Episode 10 Betrayal
11 Episode 11 Benci Melihatmu Terluka
12 Episode 12 Nama Terakhir Dalam Ingatan
13 Episode 13 Nikahi Cynthia Untuk Bisnis
14 Episode 14 Aichmo Phobia
15 Episode 15 Biarkan Aku Pulang
16 Episode 16 Firasat
17 Episode 17 Out Of The Comfort Zone
18 Episode 18 Out Of The Box
19 Episode 19 Aku Datang Untukmu
20 Episode 20 Kemana Perginya Bintang-Bintang
21 Episode 21 Summer Dream
22 Episode 22 Erase Memories
23 Episode 23 Cara Mengetahui Seseorang Mencintaimu
24 Episode 24 Jealousy
25 Episode 25 Posesif
26 Episode 26 Cinta Itu Berubah
27 Episode 27 Yes, I Do
28 Episode 28 Wajah Asing Di Sampingmu
29 Episode 29 Cold War
30 Episode 30 Stay or Leave
31 Episode 31 Feel It
32 Episode 32 K.O.M.A
33 Episode 33 A Reason To Live
34 Episode 34 Come Back Home
35 Episode 35 90 Detik
36 Episode 36 I Can Hear You
37 Episode 37 Bersembunyi
38 Episode 38 A Long Road
39 Episode 39 Say Goodbye
40 Episode 40 Tapak Tilas Hati
41 Episode 41 Forgive Us
42 Episode 42 Soul Sound 1
43 Episode 43 Soul Sound 2 ; Fake Love
44 Episode 44 Gelas Sloki
45 Episode 45 Serangan GERD
46 Episode 46 Senyuman Alan
47 Episode 47 Cinta Sabrina
48 Episode 48 A Thousand Years
49 Episode 49 A Different Path To Love
50 Episode 50 Sejarah Keluarga Elfred
51 Episode 51 Edinburgh Bersejarah Hingga Mabuk Kepayang
52 Episode 52 Meet My Daddy
53 Episode 53 Morning Sick
54 Episode 54 New House
55 Episode 55 Yonglex Juga Manusia
56 Episode 56 Gadis Bernama Mentari
57 Episode 57 Seperti Namanya Sulit Digapai
58 Episode 58 Rafunzel Story
59 Episode 59 Nyanyian Merdu Pagi Hari
60 Episode 60 Dinner Party
61 Episode 61 Kelam Tak Mau Pergi
62 Episode 62 Titik Terang
63 Episode 63 Hal Tak Terduga
64 Episode 64 Kamar 77
65 Episode 65 Ironi
66 Episode 66 Wedding Party
67 Episode 67 The Truth
68 Episode 68 Move On
69 Episode 69 Passed Away
70 Episode 70 Liontin Berharga
71 Episode 71 Unforgetable Kiss
72 Episode 72 Women Need Talk
73 Episode 73 The Magical Of Bali
74 Episode 74 Serendipity
75 Episode 75 Memorable Kiss
76 Episode 76 Duniaku Dipenuhimu
77 Episode 77 How To Lose Someone
78 Episode 78 Parasailing, Essay, Shopping
79 Episode 79 Love Sickness
80 Episode 80 Crisis Identity
81 Episode 81 Step Back
82 Episode 82 Step Back 2
83 Episode 83 Step Back 3
84 Episode 84 Run Away
85 Episode 85 Diary
86 Episode 86 Tentang Airbayu
87 Episode 87 Airbayu Menghilang
88 Episode 88 Aku Datang Untukmu 2
89 Episode 89 Biarkan Aku Pulang 2
90 Episode 90 Sayonara
91 Episode 91 Summer Dream 2
92 Episode 92 Erase Memories 2
93 Episode 93 Swan Upping
94 Episode 94 Come Back Home 2
95 Episode 95 Love At First Sight (Sudah Tamat)
96 Episode 96 Love At First Sight (Session 2)
97 Episode 97 Kejutan
98 Episode 98 Gadis Misterius
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode Prolog
2
Episode 2 My Secret Hotel
3
Episode 3 Bahasa Hati
4
Episode 4 Canggung (Cah Nanggung)
5
Episode 5 Lari Bersamaku
6
Episode 6 Masalah adalah Masalah
7
Episode 7 Tidak Rela Melepasmu
8
Episode 8 Irama Berbeda
9
Episode 9 Lost In London
10
Episode 10 Betrayal
11
Episode 11 Benci Melihatmu Terluka
12
Episode 12 Nama Terakhir Dalam Ingatan
13
Episode 13 Nikahi Cynthia Untuk Bisnis
14
Episode 14 Aichmo Phobia
15
Episode 15 Biarkan Aku Pulang
16
Episode 16 Firasat
17
Episode 17 Out Of The Comfort Zone
18
Episode 18 Out Of The Box
19
Episode 19 Aku Datang Untukmu
20
Episode 20 Kemana Perginya Bintang-Bintang
21
Episode 21 Summer Dream
22
Episode 22 Erase Memories
23
Episode 23 Cara Mengetahui Seseorang Mencintaimu
24
Episode 24 Jealousy
25
Episode 25 Posesif
26
Episode 26 Cinta Itu Berubah
27
Episode 27 Yes, I Do
28
Episode 28 Wajah Asing Di Sampingmu
29
Episode 29 Cold War
30
Episode 30 Stay or Leave
31
Episode 31 Feel It
32
Episode 32 K.O.M.A
33
Episode 33 A Reason To Live
34
Episode 34 Come Back Home
35
Episode 35 90 Detik
36
Episode 36 I Can Hear You
37
Episode 37 Bersembunyi
38
Episode 38 A Long Road
39
Episode 39 Say Goodbye
40
Episode 40 Tapak Tilas Hati
41
Episode 41 Forgive Us
42
Episode 42 Soul Sound 1
43
Episode 43 Soul Sound 2 ; Fake Love
44
Episode 44 Gelas Sloki
45
Episode 45 Serangan GERD
46
Episode 46 Senyuman Alan
47
Episode 47 Cinta Sabrina
48
Episode 48 A Thousand Years
49
Episode 49 A Different Path To Love
50
Episode 50 Sejarah Keluarga Elfred
51
Episode 51 Edinburgh Bersejarah Hingga Mabuk Kepayang
52
Episode 52 Meet My Daddy
53
Episode 53 Morning Sick
54
Episode 54 New House
55
Episode 55 Yonglex Juga Manusia
56
Episode 56 Gadis Bernama Mentari
57
Episode 57 Seperti Namanya Sulit Digapai
58
Episode 58 Rafunzel Story
59
Episode 59 Nyanyian Merdu Pagi Hari
60
Episode 60 Dinner Party
61
Episode 61 Kelam Tak Mau Pergi
62
Episode 62 Titik Terang
63
Episode 63 Hal Tak Terduga
64
Episode 64 Kamar 77
65
Episode 65 Ironi
66
Episode 66 Wedding Party
67
Episode 67 The Truth
68
Episode 68 Move On
69
Episode 69 Passed Away
70
Episode 70 Liontin Berharga
71
Episode 71 Unforgetable Kiss
72
Episode 72 Women Need Talk
73
Episode 73 The Magical Of Bali
74
Episode 74 Serendipity
75
Episode 75 Memorable Kiss
76
Episode 76 Duniaku Dipenuhimu
77
Episode 77 How To Lose Someone
78
Episode 78 Parasailing, Essay, Shopping
79
Episode 79 Love Sickness
80
Episode 80 Crisis Identity
81
Episode 81 Step Back
82
Episode 82 Step Back 2
83
Episode 83 Step Back 3
84
Episode 84 Run Away
85
Episode 85 Diary
86
Episode 86 Tentang Airbayu
87
Episode 87 Airbayu Menghilang
88
Episode 88 Aku Datang Untukmu 2
89
Episode 89 Biarkan Aku Pulang 2
90
Episode 90 Sayonara
91
Episode 91 Summer Dream 2
92
Episode 92 Erase Memories 2
93
Episode 93 Swan Upping
94
Episode 94 Come Back Home 2
95
Episode 95 Love At First Sight (Sudah Tamat)
96
Episode 96 Love At First Sight (Session 2)
97
Episode 97 Kejutan
98
Episode 98 Gadis Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!