Makan malam sudah siap, aroma rempah khas terasa menggugah nafsu makan Azka yang dari kemarin sedikit terganggu karena terlalu memikirkan Lyla.
"selamat menikmati.." kata Nara lalu dia memutar langkahnya untuk kembali kedapur.
"lo mau kemana?" tanya Azka menahan langkahnya.
"kedapur, beres-beres lagi.."
"duduklah, kita makan sama-sama!" kata Azka.
"iya, emangnya lo gak mau makan bareng nih.." tambah Budi.
"ya udah.."
Mereka duduk bersama menikmati makan malam mereka.
"hebat banget lo Nar, rasanya otentik kayak yang dijual di abang-abang soto.." puji Budi.
"jaman sekarang gak ada alasan buat gak bisa masak, tinggal browsing resepnya, praktekan! gampang !" sahut Nara.
"gampang sih, tapi kebanyakan orang tuh malas, wah..gue sih bakalan betah dirumah kalo ada yang bisa masakin setiap hari.." kata Budi.
"married aja, cari cewek yang jago masak.." goda Nara.
"mau nya sih begitu, apa daya..jodoh gue belum sampai.."
"mungkin lo terlalu sibuk.."
"mungkin."
Sementara Budi dan Nara mengobrol, Azka hanya diam menikmati makan malamnya. pikirannya masih saja terganggu dengan berita heboh tadi siang. hatinya masih terasa sesak.
"Oh iya Nar, gimana kabar hubungan lo sama Yuki?" tanya Budi beralih topik.
"Hubungan apa?" tanya Nara salah tingkah.
"yang gue lihat nih, kayaknya dia terkesan Sama lo..minta nomor telphon lo, trus waktu di Jogja juga dia bersikeras mengembalikan dompet lo yang ketinggalan di taxi.."
"ah.. biasa aja, yaa.. dia memang baik,perhatian tapi gak ada apa-apa diantara kita.."
Mendengar obrolan itu hati Azka makin terasa sesak.
"menurut lo, gue dibanding dia..siapa yang lebih keren??" tanya Azka tiba-tiba membuat Budi dan Nara heran.
"maksudnya??" tanya Nara.
"jawab aja.. siapa menurut lo yang lebih baik?"
" kenapa lo tanya begitu?" tanya balik Nara.
"fisikly kalian sama-sama atletis dan profosional, look kalian sama-sama ganteng, penampilan sama-sama kece.. intinya kalian sama-sama keren!!" jawab Budi tapi Azka tampak tidak puas dengan jawaban itu.
"tapi.." saat Nara hendak menjawab tiba-tiba Azka memicingkan matanya dengan tajam bikin Nara jadi segan.
"tapi apa? dia lebih dewasa?? lebih matang? lebih perhatian??" Sambar Azka bikin Nara takut, Belakangan Azka memang kelihatan seperti krisis kepercayaan diri walaupun Nara tidak tahu pasti apa penyebabnya. Budi juga heran dengan sikap Azka ini.
"ya, dia memang pria yang sempurna!!" kata Azka kesal. lalu dia menyelesaikan makan malamnya lalu pergi begitu saja keatas kekamarnya.
" dia kenapa sih dari tadi sikapnya aneh banget??" tanya Budi heran.
"mungkin ada yang bikin dia patah hati, belakangan ini emosinya labil..kadang bersikap manis,kadang juga tiba-tiba marah-marah tanpa alasan.." jawab Nara sedikit berbisik.
"patah hati?"
"iya, gak tahu siapa yang bikin orang seangkuh dia sampai patah hati.."
Budi mencoba mengingat sesuatu, dia rasa ini tentang Kalyla.
"mungkin karena Kalyla.."
"Kalyla?"
Nara juga ingat kemarin mereka sempat bertemu dan sikap Azka berubah jadi pendiam saat bertemu Kalyla.
"Asal lo tahu aja, Kalyla itu adalah satu-satunya gadis yang selalu Azka kagumi sepanjang hidupnya, rasanya gak ada tempat buat cewek lain..mereka berteman sejak kecil bahkan dulu mereka bertetangga, bisa jadi si Azka suka sama Lyla sejak dulu sejak dia tahu apa itu cinta, tapi.. sampai detik ini dia gak berani mengungkapkan perasaannya dan mungkin Kalyla hanya menganggap Azka sebagai sahabat saja, gak lebih dari itu..padahal Kalyla adalah salah satu mimpi dalam hidup si Azka.." cerita Budi panjang lebar dan kini Nara tahu.
"apa mungkin si Kalyla mau tunangan sama cowok lain?" kata Budi menerka-nerka.
"mungkin saja, oh, pantes saja dia patah hati kayak gini..".
"duh udah malam nih, gue pulang ya.. makasih buat jamuannya, tolong bilangin kalo gue pamit sama dia.." Budi bersiap untuk pergi.
"iya.."
***
Seperti biasa, Azka melakukan latihan ringan sendiri dilapangan kecilnya. sejak tahu cerita yang sebenarnya dari Budi, Nara mengerti kenapa Azka bersikap labil. Nara juga tidak mencoba untuk mengusik Azka.
'gue pikir, orang angkuh seperti dia gak akan patah hati, hehe.. kenapa lo gak bilang saja kalo lo sayang sama Kalyla lebih dari sayangnya seorang sahabat..huh..kasihan juga dia..' batin Nara yang diam-diam perhatikan Azka dari jauh.
***
Hari ini ada pertandingan penting, Azka sudah bergabung dengan teman-temannya untuk latihan rutin dibawah arahan bang Banyu, pelatih kepala Sunrise. Rasa jealous Azka belum berkurang sedikitpun. walaupun dia mencoba bersikap biasa tapi Yuki merasa kalau Azka bersikap aneh padanya.
Yuki hampiri Azka yang menepi di bench untuk sekedar melepas sejenak lelahnya, Azka sebenarnya kesal dengan kedatangan Yuki.
"gue yakin, hari ini kita pasti menang mudah..waktu kemarin di Jogja, kita benar-benar kehilangan lo, makanya kita kalah.." kata Yuki mencoba mencairkan sikap dingin Azka, Azka hanya tersenyum namun kecut semakin membuat Yuki risih.
"lo benar-benar dominan di team.." tambah Yuki.
"gak, lo tetap yang terhebat.." kata Azka lalu pergi begitu saja melanjutkan latihannya, hal ini membuat Yuki merasa bersalah.
Dan saat latihan selesai, Azka dan yang lainnya membereskan barang-barang mereka di loker room. saat Yuki ada didekatnya tiba-tiba Azka punya rencana. dia ambil ponselnya dan dia hubungi Nara.
"halo..Nanti sore lo datang ya, semangati gue.." begitulah kata-kata Azka pada Nara lumayan menarik perhatian teman-temannya.
"Wah.. bakalan ada penyemangat nih.." goda Dimas.
"siapa nih, Kalyla kayaknya.." goda Pradit kemudian.
"iya, usil banget nih senior-senior gue, pokoknya nanti lo duduk paling depan ya..bye.." pungkas Azka lalu dia senyum-senyum membuat teman-temannya makin penasaran tak terkecuali Yuki.
"cieee.. semangat banget lo.."goda Pradit, Azka hanya senyum bahkan tersenyum licik, entah apa yang dia rencanakan.
"Kalyla ya.." tanya Dimas.
"bukan!" jawab Azka tegas.
"waahhh.. siapa ya kalo bukan Kalyla.." kata Pradit.
"lihat aja nanti..gue duluan ya.." Azka beranjak menyisakan rasa penasaran teman-temannya.
Setelah menerima telphon dari Azka tadi Nara agak heran, nada bicara Azka sangat lembut.
'mulai lagi..huh..' batinnya lalu dia sendiri bersiap untuk pergi menuju venue.
***
Sekitar 3000 penonton sudah memadati tribun, Nara memang duduk paling depan karena Azka sengaja menyediakan kursi itu khusus untuk Nara,dia belum tahu apa rencana Azka.
Para pemain dan official juga sudah masuk ke arena, sebelum memulai playoff masing-masing team melakukan briefing, Azka bediri tepat disamping Yuki.
"lihat kearah sana .." bisik Azka tiba-tiba pada Yuki, Yuki senang akhirnya Azka bicara lagi padanya. Azka menunjuk kearah dimana Nara duduk, Yuki belum mengerti maksud Azka tapi dia senang melihat Nara ada disana.
"lo lihat gadis yang pake cardigan hitam itu?" tambah Azka dan dia menunjuk tepat kearah Nara yan saat itu memakai cardigan hitam, Yuki kaget dia tidak mengerti apa maksud Azka.
"dia manis ya.. gue benar-benar jatuh cinta sama dia.." tambah Azka lagi mengejutkan Yuki, Yuki memang belum tahu kalau ternyata Azka juga mengenal Nara.
Ini sepertinya memang strategi Azka, dia tahu kalau Yuki cukup tertarik pada Nara, rencananya ini tak lain untuk membuat Yuki cemburu. Azka mau Yuki merasakan hal yang sama seperti yang dia rasakan kemarin.
"jadi.. dia yang tadi lo telphon?" tanya Yuki.
"iya, doakan ya..semoga gue bisa dapatkan dia!" Azka membual lagi, dan dia puas. Yuki memang kelihatan cemburu mendengar itu. Azka tersenyum puas, rencananya berhasil dengan mulus.
Sedangkan Nara? dia tidak tahu kalau 2 pria keren itu sedang membicarakanya. dia merasa kikuk karena dia duduk sendiri, tidak ada teman mengobrol, dia juga salah tingkah lagi karena dia merasa Azka dan Yuki terus melihat kearahnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
hafizh ikhwansyah
azka pakai cara g gentle
2021-02-01
2
Rina Parlina
knpa yg kebbayang sama aku visual nya artis thailand Azka itu Mark prin ya terus Yuki itu Kao supassara 🤭🤭apa efek drama nya mereka ya yg my forever sunshine😂😂 kisahnya agak2 mirip 🤪
2021-02-01
1
Dyah Retnowati
Azka...ish...ish...ish..
2021-01-31
1