Benar saja, cafe yang semalam Azka dan Budi bicarakan adalah bangunan cafe milik Nara. siang ini Budi sedang bernegosiasi dengan Ibu. ya, Ibu! ternyata dia yang hendak menjual cafe ini tanpa sepengetahuan Nara.
Sedikitpun Nara tidak menaruh curiga atas kedatangan Ibu dan Budi, dia malah beranggapan kalau Budi adalah pacar brondong Ibu.
"saya harap, kita cepat-cepat selesaikan urusan ini.. karena jujur saja banyak sekali orang yang tertarik dan menawarkan harga lebih tinggi dari yang kemarin kita bahas..tapi, saya sudah terlanjur menyimpan negosiasi ini dengan bos kamu.. jadi bagaimana?" kata ibu mencoba meyakinkan Budi.
"Bos saya sudah sepakat dengan harga yang kemarin kita bahas, tapi.. kenapa tempat ini belum dikosongkan?" tanya budi.
"m...itu.. soal gampang, kalau pembayarannya selesai saya akan langsung kosongkan cafe ini.."
"oh ya sudah, kalau begitu sekarang kita pergi ke notaris, bos saya mau tempat ini langsung menjadi atas namanya..dan transaksinya akan kita selesaikan setelah itu.."
"m.. oke.."
setelah itu Ibu dan Budi pergi meninggalkan cafe begitu saja tanpa berpamitan pada Nara. Nara agak curiga dengan apa yang mereka bicarakan tadi, dan dia juga tiba-tiba punya firasat buruk.
"pacar baru nyokap lo?" tanya Lulu, Nara hanya mengangkat ke dua belah bahunya. sebenarnya dia sudah tidak mau ikut campur lagi urusan Ibu tirinya itu.
***
Pagi ini..
Baru sampai didepan cafe, Nara dikejutkan dengan sejumlah orang yang mengeluarkan beberapa barang-barang dari dalam cafenya, Nara mulai gak enak hati. Nara segera berlari menghampiri Budi yang kebetulan ada disana memberi instruksi pada orang-orang itu.
"Apa-apa an ini..???" tanya Nara pada Budi, Budi mengerutkan keningnya merasa heran dengan kepanikan dan kedatangan Nara.
"bos kamu belum kasih tahu kalo cafe ini sudah berpindah tangan?" tanya Budi semakin mengejutkan Nara.
"Apa?? berpindah tangan?"
"ya, bos kamu sudah menjual tempat ini sama bos saya.."
"Bos? siapa bos nya? cafe ini milik saya..!!" hentak Nara sampai membuat orang-orang yang bekerja sejenak menghentikan pekerjaan mereka. Budi juga agak terkejut dengan reaksi Nara.
"sebentar..bukannya kamu ini karyawan bu soraya?"
Kini Nara mengerti, ternyata benar firasatnya kalo ibu memang menjual cafe ini.
"Ini milik saya, bu Soraya itu ibu tiri saya..dia gak berhak jual cafe ini tanpa seizin saya!!" tegaskan Nara, Budi jadi bingung dengan situasi ini.
"Tapi, cafe ini sudah sah jatuh ketangan bos saya, pembayarannya sudah lunas..dan sertifikat tempat ini atas nama bu Soraya dan sekarang sedang diurus di notaris untuk di alih namakan. secara hukum tempat ini sudah jadi milik bos saya!!" kata Budi mencoba menjelaskan. Nara benar-benar gak habis pikir, dia gak tahu harus apa.
Tak lama kemudian Lulu datang, reaksinya gak kalah kaget dengan reaksi Nara.
"Ada apa ini ??" tanya Lulu benar-benar terkaget-kaget.
Nara gak mampu berkata-kata lagi, hanya air matanya yang menjawab tapi Lulu belum tahu pasti apa yang terjadi.
"bukannya.. dia pacar ibu tiri lo yang kemarin?" tanya Lulu kearah Budi.
"tolong pertemukan saya dengan bos kamu! dia harus tahu kalau tempat ini milik saya.." kata Nara memohon, Budi makin kebingungan.
"aduh..gimana ya, sebaiknya kamu temui bu Soraya, dia yang menjualnya pada kami, kami kan gak tahu apa-apa.." kata Budi.
kini Lulu mengerti apa yang terjadi.
"Jadi..Ibu tiri lo udah jual cafe lo ini nar??" tanya Lulu sangat kaget sampai mengagetkan orang-orang disekitar sana.Nara hanya mengangguk, Budi semakin risih dengan drama ini, dia benar-benar gak tahu kalau transaksi jual beli nya dengan ibu akan memicu sengketa seperti ini.
"Gak bisa, gak bisa kayak gini! hey kamu yang kemarin datang kesinikan? kamu gak tahu ya, tempat ini milik teman saya ini, bukan milik bu Soraya..mana bisa kalian bertransaksi tanpa melibatkan Nara.. yang benar saja??" Lulu langsung memberikan perlawanan.
"aduh..gimana ya..kok jadi ribet begini, sebaiknya.. kalau kalian merasa tertipu.. kalian temui bu Soraya, atau kalau kalian mau kalian lapor saja ke polisi, yang pasti,bos saya sudah melunasi pembayaran atas cafe ini.." kata Budi mencoba memberi solusi.
Nara sangat terpukul dengan kenyataan ini, yang dia takutkan benar-benar terjadi sekarang. saat ini Nara sudah tidak punya apapun lagi.dia gak habis pikir dengan apa yang ibu lakukan padanya.
Nara datangi rumahnya yang kini sudah mutlak jadi rumah Ibu dan saudara tirinya, tapi gerbangnya terkunci, Lulu terus mencoba membuka gerbang itu tapi apa daya, gerbangnya sudah terkunci rapat.
"sialan..kayaknya mereka gak ada dirumah!" kata Lulu kesal, Nara juga berkali-kali mencoba menghubungi Ibu tapi tidak berhasil. dia mulai putus asa..
"kejam banget mereka! semua peninggalan ayah lo habis mereka jual, gak habis pikir gue.. sekarang udah saatnya lo tuntut mereka!!" kata Lulu berapi-api mencoba mendorong Nara untuk membalas dan menuntut Ibu dan Nadia.
Karena terlalu emosi dan kecewa, Nara sampai gak mampu buat berkata-kata lagi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
lovelly
lanjut
2023-05-17
0
Adinda Beibboh
yg bodoh nara. kenapa juga kafe gk balij nama nya dia.
2021-03-12
0
hafizh ikhwansyah
aku kok udah gregetan bacanya thor
2021-02-01
1