Nara sudah menyiapkan sarapan untuk Azka, dan Azka segera menyantapnya. Azka tak banyak bicara, kenangan pahit malam tadi bersama Kalyla masih mengganggu moodnya.
Ternyata diam-diam Nara perhatikan Azka dari tadi, rasa ingin tahunya tak tertahankan, dia penasaran dengan apa yang terjadi pada Azka semalam.
"semalam lo kenapa? kenapa lo sampai mabuk berat? apa ada yang membuat lo patah hati?" tanya Nara super kepo, Azka tidak terlalu peduli pada pertanyaan itu dia masih menikmati sarapannya.
"siapa sih yang mungkin membuat pria seperti lo sampai patah hati?" tanya Nara lagi memancing kemarahan Azka, Azka menghentikan sarapannya lalu memandang tajam pada Nara.
"Bukan urusan lo!" kata Azka lalu bangkit dan pergi begitu saja padahal makanan dipiringnya belum habis, Nara agak takut dengan sikap Azka pagi ini tapi dia terlanjur penasaran. dia benar-benar gak tahan untuk tahu apa yang terjadi pada Azka.
Azka bermain-main kecil di court kecil miliknya, dia lempar bolanya dari jauh dan sejauh ini tidak ada satupun bola yang masuk kekeranjang. dia kesal, marah, kecewa bercampur jadi satu.
Nara kembali mencari perhatian dengan sok membereskan halaman belakang.
"kalau ada masalah sebaiknya diceritakan, kalo dipendam bisa jadi penyakit.. gue bisa jadi pendengar yang baik!" kata Nara terus memancing emosi Azka, Azka makin kesal dengan keingintahuan Nara.
Dukk..
Kali ini lemparan Azka meleset, bola yang dia lempar dengan keras membentur tiang dan pantulannya menghantam kepala Nara sampai Nara terjatuh, benturannya cukup keras. karena kesal, Azka sama sekali tidak peduli dengan kejadian itu.
"jangan campuri urusan pribadi gue!! ini bukan bagian dari pekerjaan lo kan?" Azka malah marah pada Nara yang kesakitan bukan main, Nara memang tidak bisa membaca situasi dimana Azka benar-benar sedang badmood.
Nara masih terjatuh dan masih memegangi kepalanya. Azka bahkan tidak peduli dengan rasa sakit Nara dan dia pergi dari sana begitu saja. kejadian ini cukup membungkam Nara dan memupuskan rasa ingin tahunya.
***
Nara sudah berdandan rapi, sepertinya dia mau pergi keluar, sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai seseorang pegawai Nara hampiri Azka yang sedang duduk diruang tengah.
"gue keluar ya..ada urusan sebentar.." kata Nara mencoba meminta izin pada Azka, Azka tidak menggubris. moodnya masih terganggu, Nara anggap sikap diam Azka sebagai tanda setuju, tanpa berkata-kata lagi Nara pergi.
Hari ini dia temui Lulu yang ternyata sudah mendapat pekerjaan disebuah foodtruck, Nara menunggu disebuah bangku yang tersedia, Lulu masih tampak sibuk melayani beberapa pelanggan.
Nara memegangi kepalanya dan rasa pusingnya malah semakin menjadi.
tak lama kemudian Lulu datang menghampiri dengan roti lapis yang dia buat untuk Nara.
"gue udah seminggu kerja disini..m, sekarang lo tinggal dimana Nar?" tanya Lulu.
"gue..gue tinggal sama sepupu jauh gue, iya.." jawab Nara dan dia tutupi kenyataan bahwa dia sekarang tinggal bersama Azka, dia tidak mau Lulu tahu yang sebenarnya.
"oh syukurlah.. lo harus tetap sabar ya!" semangati Lulu, Nara mengangguk pelan, dia senang bisa bertemu dengan Lulu. walaupun cerewet dan konyol tapi Lulu adalah sahabat terbaiknya.
"oh iya, kemarin gue lihat si Nadia, dia bawa mobil baru..pasti itu hasil penjualan Cafe lo, huh.. gak habis pikir gue, kok ada ya orang seperti mereka.." Kata Lulu gemas,
"biarin aja, nanti juga pasti mereka dapat balasannya.. gue bisa kurus kering kalau terus mikirin hal ini, gue lagi mencoba jadi orang yang tulus , biar tuhan saja yang membalas mereka!!" kata Nara bijak , Lulu tersenyum senang melihat kedewasaan Nara, dia lega ternyata Nara gak berlarut-larut dalam masalah.
"tetap semangat ya.. gue yakin sesuatu yang indah sedang tuhan rancang buat lo!!" Kata lulu optimistis, memompa semangat Nara untuk tetap bertahan .
Setelah bertemu dengan Lulu, Nara hendak pulang tapi entah kenapa rasa sakit itu hampir tak tertahankan lagi. Nara menepi disebuah halte, dia mencoba menahan rasa sakitnya, bahkan pandangannya agak kabur. dia gak tahu harus minta tolong sama siapa, yang pasti dia gak mau membuat siapapun khawatir.
sepertinya benturan tadi siang cukup keras sampai Nara merasakan gejala-gejala cedera kepala ringan. pusing,sedikit mual dan penglihatan yang kabur.
Dan entah kebetulan atau memang sudah takdir, disaat Nara kesulitan Yuki selalu hadir. saat itu secara kebetulan Yuki melintas dijalan itu, melihat Nara dari kejauhan dia segera menepikan mobilnya tepat didepan Nara. dia bisa melihat dengan jelas kesakitan Nara, dia segera turun dan menopang tubuh Nara yang hampir terjatuh. Nara belum tahu pasti siapa yang sekarang menolongnya.
"Nara.. lo kenapa?" Yuki tampak panik, sebenarnya Nara sudah gak kuat lagi dan jatuh begitu saja. tanpa lama-lama lagi Yuki menggendong Nara masuk kedalam mobilnya dan meluncur menuju rumah sakit.
Sesampainya dirumah sakit.
Dokter sedang memeriksa kondisi Nara guna mencari tahu apa yang Nara Alami.
"Dia mengalami benturan dikepala kan?" tanya dokter yang masih menganalisa keadaan Nara.
"m..mungkin! saya tadi temukan dia udah gak sadarkan diri.." jawab Yuki.
"kita tunggu sampai dia sadar ya, memang ada trauma kecil dikepalanya.. sejauh ini tidak ditemukan luka terbuka.."
"tapi, dia pasti akan baik-baik saja kan dok?" tanya Yuki sangat panik.
" semoga saja.. tunggu beberapa saat sampai dia sadar ya.."
Dokter itu pergi meninggalkan Yuki yang super panik dan Nara yang masih pingsan.
***
Gelap sudah jatuh, dan Azka mulai merasa heran karena Nara belum kunjung pulang dan tidak ada pesan apapun yang masuk diponselnya. lama-lama dia kesal, dia merasa Nara sudah lalai akan tanggung jawabnya. dia belum tahu kalau saat ini Nara terkulai lemah diranjang Rumah Sakit karena benturan bola yang dia lemparkan tadi siang.
"Huhhh.." gerutu Azka kesal dan dia mencoba menghubunginya tapi ponselnya tidak dapat dihubungi, Azka semakin kesal.
***
Nara sudah mulai membuka matanya, kepalanya masih sedikit pusing tapi sekarang dia merasa jauh lebih baik, dia gak tahu pasti kenapa dia terbaring disana sekarang, lalu dia tatap kesekitar, betapa kagetnya dia saat menemukan Yuki terlelap di samping ranjangnya. hanya duduk dan matanya terpejam.
"Yuki? aah.. tadi terakhir yang gue ingat, gue ada dihalte.. " gumam Nara lalu mencoba mengingat, kepalanya masih pusing. Nara setengah bangkit,
"Yuki.." panggil Nara, cukup membangunkan Yuki. yuki senang Nara sudah tersadar.
"akhirnya lo sadar, sebentar ya gue panggil dokter.." Yuki langsung bangkit dan hendak mencari dokter untuk Nara, tapi tiba-tiba Nara menahan tangannya.
"kenapa ya..lo selalu ada setiap gue kesulitan, makasih banyak ya.." kata Nara sangat dalam, dia terharu dengan semua kebaikan Yuki. matanya sampai berkaca-kaca. Yuki tersenyum memandangnya.
"iya..gue panggil dokter dulu ya.."
Nara mengangguk lalu melepaskan tangannya, dia pun segera berlari kecil mencari dokter.
Sang dokter sedang melakukan prosedur pemeriksaan kepada Nara.
"apa yang terjadi sama kamu?" tanya dokter.
"m.. tadi...kepala saya, m.. terbentur bola basket.." jawab Nara ragu-ragu, dia gak mau membuat Yuki terheran heran dengan jawaban itu tapi Yuki memang heran dengan jawaban Nara.
"oh..benturannya cukup keras, beruntung bukan benda tumpul ya !! tapi tetap saja harus hati-hati. kamu mengalami cedera ringan, untuk beberapa jam kedepan kamu akan merasa pusing dan mual, pandangan juga jadi sedikit kabur.. iyakan??"
Nara hanya mengangguk.
"kamu perlu istirahat beberapa saat lagi.."
"tapi gak ada luka serius kan dok?" tanya Yuki antusias.
"sejauh ini tidak ada, tapi jangan terlalu banyak gerak dulu ya, besok pagi juga kalau kamu sudah merasa lebih baik kamu boleh pulang.."
"oh.. trimakasih banyak dok.."
Dokter itu kembali berlalu meninggalkan Nara dan Yuki serta rasa penasaran Yuki.
"terbentur bola basket??" tanya Yuki penuh curiga.
"m.. iya, tadi..gue jalan dan ada seseorang gak sengaja melempar bolanya..h, gue gak ingat pasti.. iya..tapi gue tahu itu bola basket.." jawab Nara mencoba mencari jawaban logis, tapi Yuki masih belum mengerti, dia hanya mengerutkan keningnya.
"kok bisa.."
"m.. gak tahu, gue keburu gak ingat apa-apa.."
"tapi sekarang lo merasa lebih baik kan?" tanya Yuki lalu dengan penuh perhatian dia usap kepala belakang Nara, Nara sampai deg deg-an lagi.
"iya, makasih banyak ya.. gak ngerti lagi deh kenapa lo selalu ada disaat gue kesulitan, benar-benar kebetulan.."
Yuki tersenyum menatap Nara ,sampai Nara salting.
"mungkin kita jodoh.." kata Yuki singkat tapi
Boom, seperti ada bom dalam hati Nara yang meledak saat mendengar kata-kata sederhana itu.
"hehe.. gue juga heran, kenapa ya..bisa jadi kita memang ditakdirkan buat bertemu dengan cara seperti ini.." tambah Yuki sangat manis bikin Nara merasa tersipu. Nara gak menyangka dengan jawaban Yuki.
" tapi gue senang bisa bantu. setelah ini harus lebih hati-hati lagi ya.. jangan lengah,jangan teledor.." kata Yuki berpesan dan Nara hampir gak mampu berkata-kata, Yuki membuat Nara terasa melayang saat ini, dia tersanjung sekali.
"makasih sekali lagi.."
"sekarang cepat hubungi keluarga lo, pasti mereka khawatir.."
sejenak Nara terdiam
'keluarga ?' batin Nara, tidak ada satupun keluarga yang bisa Nara hubungi, Nara hanya diam.
"setidaknya kasih tahu mereka kalau saat ini lo baik-baik saja, mungkin mereka menunggu lo pulang kerumah.." tambah Yuki.
Nara hanya tersenyum getir.
"m.."
Yuki ingat kalau Nara adalah seorang ART.
"oh iya, waktu itu lo pernah bilang kalau lo kerja sebagai asisten..apa sekarang lo tinggal di rumah majikan?" tanya Yuki lagi dan lagi membuat Nara tetpojok, dia bingung harus jawab apa.
"m.. iya.."
"kalau begitu hubungi dia, dia pasti cemas.."
'cemas? hari ini dia seperti monster! dia hantam kepala gue sampai seperti ini , mana mungkin dia merasa cemas..' batin Nara dan hatinya agak kesal saat ingat Azka dan kejadian hari ini.
"iya, nanti gue akan hubungi dia.. m, trimakasih banyak ya untuk semuanya, gue semakin bingung buat balas semua ini. h.. ini sudah larut lho..sebaiknya lo pulang.."
"tapi lo sendirian disini.."
"gak apa-apa, gue sudah banyak menyita waktu lo..maaf ya.."
Yuki menatap Nara cukup lekat, entah kenapa dia merasa sesuatu yang membuatnya nyaman saat menatap Nara, tapi mungkin terlalu cepat untuk mengatakan kalau Yuki jatuh cinta pada Nara.
"m..oke, besok pagi gue kesini lagi ya.." kata Yuki, Nara hanya mengangguk diiringi senyum manis yang membuat Yuki semakin terpanah asmara.
Nara juga merasa percaya gak percaya dengan apa yang terjadi padanya saat ini. peristiwa pahitnya tadi siang bersama Azka tebayar oleh perlakuan manis Yuki. dia jadi senyum-senyum sendiri.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Dinardie~
ish ish ish azka sedang dalam mode savage neh, savage lo ga ketulungan macam suga kalo lag mode savage juga macam ntu tuh, dan lagi untung bat dah ada yuki, visual yuki dong thor, sumaph bisa oleng juga nih w sama abang yuki 😄
2020-10-23
3
Defri Yanti Hermawan17
nih antara Yuki apa Azka ...hadeuh...bingung tingkat kaisar
2020-10-16
6
Alif Darelwahyu
ahaaayyyyde baper baper baper
2020-10-06
5