Mereka sampai dirumah.
Tanpa berkata apa-apa Azka turun dari mobilnya dan segera masuk kedalam rumah, Nara sudah terbiasa dengan sikap Azka ini. yang pasti dia merasa puas dengan makan siangnya tadi.
"lo istirahat aja dulu.. jangan terlalu cape!!" kata Azka yang berjalan di anak tangga menuju kamarnya. walaupun diucapkan dengan nada datar tapi Nara senang dengan perhatian kecil itu.
'huh..so sweet ..' batin Nara lalu dia masuk kekamarnya.
Dia baru ingat kalau dia belum mengucapkan terimakasih pada Yuki, dia segera menghubungi Yuki tapi tak kunjung terhubung tapi tak cukup sampai disana, Nara kirim pesan singkat untuk Yuki dengan harapan Yuki membacanya nanti.
***
Ada yang membuat heboh dilatihan hari ini, Pradit memulai obrolan dia menunjukan postingan Kalyla yang secara mengejutkan memajang sebuah jersey dengan nomor punggung 13, semua orang tahu itu milik Yuki. sontak itu membuat seluruh team heboh dan itu membuat Azka semakin kesal. tapi Azka tidak mencoba menunjukannya didepan teman-temannya.
"gak tanggung-tanggung.. penggemar lo itu artis cantik sekelas Kalyla! emang ya karisma lo tuh gak terbendung.." kata Dumas diloker room, Yuki melirik kearah Azka, dia tahu persis kalau selama ini Azka Sangat mengagumi Kalyla.
"lo gak usah cemburu ya ka, gue yakin biarpun dia posting jersey Yuki sekarang tapi satu-satunya cowok spesial buat dia cuma lo seorang.." goda Pradit mencoba menyemangati Azka tapi itu malah membuat Azka makin tidak mood.
"dia emang penggemar lo ki, dia juga titip salam buat lo!" kata Azka mencoba terlihat baik-baik saja.
"wahhh.. serius? bahaya nih.." goda Ptadit dan Dimas, Yuki tidak peduli dia hanya mencoba menjaga perasaan Azka.
***
Sesampainya dirumah Azka lempar ranselnya, tidak bisa dipungkiri hatinya terbakar lagi. dia menyesal karena tidak bisa jadi seperti Yuki yang Kalyla kagumi. hatinya sesak, sesak sekali.
Nara datang dengan sebotol air mineral lalu memberikannya pada Azka, dia tahu suasana hati Azka sedang kacau dan dia tidak berusaha untuk mengusiknya, setelah memberikan air Nara kembali kedapur untuk membereskan beberapa pekerjaan.
Saking kesalnya, Azka minum satu botol air itu dalam satu kali tegukan. begitulah kalau sudah emosi,apapun mungkin untuk dilakukan.
"heh..sekarang lo berani terang-terangan..lo benar-benar udah mempermalukan gue.." desis Azka penuh kekecewaan.
Sekarang Nara sudah terbiasa dengan mood labil Azka, dia tidak mau mengganggunya, sudah pasti Azka akan menjadi monster yang menakutkan lagi kalau Nara tanya Azka 'kenapa'. hari-hari yang sudah dia habiskan bersama Azka membuatnya sudah cukup mengenal karakter Azka.
'sebaiknya gue diam!' pikirnya.
Sepertinya ada seseorang yang datang dan itu Budi, Budi duduk bersama Azka diruang favorit Azka yakni ruang tengah, ruang paling strategis dirumah ini.
"Interior,peralatan..semua udah siap, kita tinggal rekrut beberapa pegawai dan instruktur, Gym lo siap beroprasi, jadi..kapan rencananya kita gelar grand opening?"
Ternyata kedatangan Budi adalah untuk membahas usaha Gym yang sudah Azka dan Budi rencanakan. Budi tidak tahu kalau Azka sedang badmood hari ini.
"lo aja yang urus, dan jangan pasang banner yang memajang photo gue!" kata Azka malas.
"tapikan itu Gym milik lo, lo perlu menarik perhatian orang-orang.."
"Gue gak mau, anggap saja itu usaha lo sendiri, gue lagi malas berbisnis.." Azka malah meninggalkan Budi sendiri, dia beranjak menuju ruangannya.
Budi hampiri Nara yang sedang beres-beres didapur, Budi heran melihat sikap Azka.
"kenapa dia?" tanya Budi lalu mengambil sebuah apel dimeja makan dan menggigitnya.
"galau mungkin.." sahut Nara.
"hehe, galau kenapa?"
"gak tahu, akhir-akhir ini dia sulit di prediksi..satu hari bersikap manis lalu besoknya bersikap ketus, entahlah.. kayak cewek lagi PMS tau gak.." jawab Nara dengan sedikit cibiran, Budi hanya tertawa kecil.
"heh..kenapa ya, mungkin ada sesuatu kali ya dilatihan tadi siang? hari ini gue emang gak ikut latihan.."
"oh..kenapa?"
"gue ada training buat nambah ilmu guna jadi tenaga medis yang andal.."
"oh.."
"oh iya Nar, katanya masakan lo enak.."
"kata siapa?"
"ya kata bos lo lah, si Azka bilang dia senang makan dirumah karena masakan lo enak.." kata Budi lumayan membuat Nara tersanjung, ternyata Azka memberi apresiasi atas kinerjanya walaupun Azka tidak mengatakannya secara langsung.
"ah biasa aja.." tukas Nara yang tersipu malu.
"si Azka itu salah satu tipe orang yang pelit dalam hal memuji orang, tapi dia terkesan sama masakan lo, serius deh.." tambah Budi semakin membuat Nara bangga dengan dirinya.
"yaa syukurlah kalo dia suka.."
"malam ini gue makan disini ah, lo masak apa nanti.."
"reques aja lo mau makan apa.." tantang Nara.
"serius???"
"iya, mau masakan nusantara atau western, atau fushion..terserah, gue bisa cari resepnya di internet, hehe.."
"gue mau makan soto..soto madura ya.."
"oke, tinggal gue cari resepnya.."
"butuh bantuan?"
"iya, prosesnya akan lebih cepat kalo lo bersedia bantu.."
"oke.."
Budi segera bergabung didapur bersama Nara,dia membantu Nara menyiapkan makan malam, Azka kembali dari kamarnya dan dia tertarik dengan keseruan Nara dan Budi didapur, dia hampiri ke2 nya.
"tolong rebus ayamnya nih.." kata Nara.
"oke siap.."
"ngapain kalian?" tanya Azka yang baru tiba didapur.
"ini..kita mau buat soto buat makan malam nanti, lo pasti suka.." jawab Budi yang nampak sibuk.
"m.. lo mau makan yang lain?" tanya Nara.
"gue suka apapun yang lo masak.." puji Azka bikin Nara lagi lagi tersanjung.
"cieeeee.." goda Budi.
"ya harus gue akui, masakan lo magic, selalu enak.." tambah Azka yang sepertinya mulai memperbaiki moodnya.
"tuhkan apa gue bilang.."
"udah, cukup..setelah ini biar gue kerjakan sendiri.. kalian tunggu aja dimeja makan.." kata Nara berlaga seperti chef pro.
"serius lo gak butuh bantuan yang lain?"
"iya, sana.."
Budi pun keluar dari area dapur dan menghampiri Azka yang sudah duduk dimeja makan.
"kalau yang belum tahu, kalian ini kayak pasangan suami istri..kelihatannya sih ideal.." goda Budi.
"heh, dia? jadi istri gue? gak mungkin.." cibir Azka dan Nara bisa dengar itu.
"apa? dia? jadi suami gue? mustahil rasanya.." balas Nara.
"wah.. kompak banget jawaban kalian.." goda Budi lagi lagi.
"senang rasanya kalian bisa saling bantu, Azka terbantu sama kinerja lo,dan lo Nar..setidaknya lo punya tempat berlindung dan punya pekerjaan.." tambah Budi.
'entah sampai kapan dia jadi boss gue, tapi.. rasanya gue pengen ambil lagi cafe itu dari tangan Azka,walaupun gue sadar itu gak mungkin..' batin Nara .
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Dinardie~
benerkan, perasaan azka di uwekuwek tuh smaa si kalila aiiih saling memuji nih kayaknyaaa, jujur dah w kalo jadi nara bisa baper se baper babernya, karna biarpun azka itu bos yang savage tapi kadang2 dia juga bisa jadi bos yg manis, itu lah sebabnya sweet savage boss, oke thoor super deh 😚😚😚
2020-10-23
3
Alif Darelwahyu
aaaa baperrr pke bgd 👍👍👍😍😍😍
2020-10-06
3
SAKABIYA🌻
Iyeee mana mau Azka muji depan orangnya langsung, dia kan manusia dengan gengsi yang cukup tinggi, wkwkwk
Kok gue baper sih 🤭🤣
2020-10-03
3