Sejak kejadian itu Nara mulai menjaga jarak dengan Azka, setiap Azka duduk diruang tengah dia kerjakan ruangan lain. Azka jadi agak aneh dengan sikap Nara. biasanya Nara bawel dan cengengesan tapi sekarang dia tidak lihat hal itu didiri Nara.
Lama-lama Azka bosan, dia jadi merasa kesepian. sejujurnya sejak Nara ada, di rumah jadi terasa hangat. dia hampiri Nara yang sedang membersihakn dinding kaca diteras belakang. saat Azka mendekat Nara malah hendak pergi padahal pekerjaannya belum selesai.
"lo kenapa?" tanya Azka lalu dia tahan lengan Nara, Nara jadi takut.
"kenapa?? gak kenapa-napa kok.." jawabnya lalu berusaha melepaskan tangan Azka.
"Lo masih marah sama sikap Ibu?" tanya Azka lagi.
"nggak kok, gue gak marah..biasa aja.."
"tapi sejak tadi lo bersikap aneh.."
"aneh gimana? udah ah.. gue harus kerjakan yang lain!" Nara berhasil melepaskan diri dan pergi begitu saja meninggalkan Azka sendiri.
Tak sampai disana, Azka dekati lagi Nara yang sedang mencuci piring-piring kotor didapur.
"Buatkan gue kopi!" kata Azka mencoba mengusik.
"iya, tunggu aja diruang tengah.." tukasnya.
"sekarang!!" tegaskan Azka kembali pada sikap ketus nya. Nara menghentikan sejenak pekerjaannya lalu bergeser ke meja dapur untuk segera membuat kopi.
"lo gak tanya gue mau dibuatkan kopi apa?" tanya Azka bawel, usil banget dia hari ini.
"kopi apa?" tanya Nara dingin.
"latte.. gue mau foamnya berbentuk anak kucing yang manis.." jawab Azka bikin Nara geli, dia mulai menyunggingkan senyumnya, dia tahu hari ini Azka berusaha mengganggunya.
"hehe.." Nara tertawa kecil.
Kini Azka mulai lega, tawa kecil itu meyakinkan Azka kalau Nara sudah kembali pada Nara yang biasanya.
"jadi lo ini barista?" tanya Azka mencoba mencairkan suasana.
"ya..tapi gue amatir, bukan master.."
"senang rasanya ada lo disini.. jadi gue gak usah pergi ke cafe buat sekedar minum kopi.." ujar Azka lalu pergi keruang tengah. setelah memastikan Nara mau berinteraksi lagi dengannya dia mulai merasa lega.
'kenapa dia bersikap manis hari ini? huh..dasar! susah ditebak!' pikir Nara.
Setelah lattenya jadi, Nara segera antarkan ke ruang tengah dimana Azka sudah menunggu didepan televisi. Nara buat sesuai pesanan Azka, ada foam berbentuk anak kucing diatasnya.
"hehe.." Azka tertawa kecil.
"ada lagi yang harus gue kerjakan?" tanya Nara sebelum meninggalkan Azka, sejenak Azka terdiam, dia seperti memikirkan sesuatu.
"aah iya, pijitin!" kata Azka lalu menyodorkan tangan kirinya, Nara kaget dengan permintaan itu.
"beberapa hari gak latihan, badan gue langsung pegel-pegel.." imbuhnya.
Nara masih berdiri dan bengong.
"kenapa cuma diam?"
Akhirnya Nara turuti saja, dia mulai memijit lengan kekar Azka, sebenarnya cengkramannya tak cukup menjangkau lingkar tangan Azka yang cukup besar tapi Nara terus berusaha membuat Azka senang.
"oh iya, apa cafe itu benar-benar mau lo ubah jadi gym?" tanya Nara mencoba membangun topik pembicaraan.
"iya.."
"padahal sekarang ini cafe lagi rame, pasti banyak pelanggan gue yang kecewa.." kata Nara pelan dengan nada mengeluh, Azka melirik kearahnya.
"sejak kapan lo kelola tempat itu?"
" sejak SMA, gue udah bantu ayah disana, gue belajar membuat kopi secara otodidak dari ayah, dan 3thn lalu ayah meninggal..gue kelola cafe itu sendiri.." cerita Nara, terlihat jelas mimik wajahnya berubah sendu, dia jadi ingat ayah. Azka mencoba seksama dengarkan cerita itu.
"Ayah.. dia itu orang yang sangat baik! dia sangat peduli dengan siapapun. dia sangat sayang sama gue.. sejauh ini gue gak pernah temui superhero seperti dia.." kenang Nara, lalu dia menghela nafas.
"sampai pada suatu hari, Ibu dan sodara tiri gue hadir dikehidupan kami, 10thn lalu saat gue beranjak remaja,sebenarnya..ayah cuma simpati pada mereka, ayah gak tega lihat mereka jualan keliling disekitar cafe..tapi apa yang terjadi sekarang?? ini balasan mereka untuk kami, dengan tega..mereka jual semua peninggalan ayah..bahkan sekarang mereka kuasai rumah yang ayah bangun bersama ibu kandung gue.. keterlaluan mereka, kenapa ada orang sejahat mereka!" Nara melanjutkan ceritanya, bahkan matanya sampai berkaca-kaca, Azka mendengarkan dengan baik dan kini dia tahu kalau Nara adalah gadis yang malang.
"mereka akan dapat belasan setimpal.." kata Azka.
"pasti! mereka pasti akan dapat balasannya!"
"mungkin aja..suatu hari lo akan dapatkan lebih dari apa yang sudah mereka curi dari lo.." semangati Azka.
"semoga.."
kriiiiiing kriiiing.. ponsel Nara berdering, dia tarik ponsel dari saku celananya dan ternyata yang menelphone Yuki, dia benar-benar terkejut.
"siapa??" tanya Azka jadi kepo.
"m.. Yuki.." jawab Nara malu-malu. Azka jadi curiga dengan ke2nya..
"kenapa dia telphon lo sekarang?"
Nara hanya mengangkat kedua belah bahunya lalu berjalan menjauh dari sana dan langsung mengangkat telphone dari Yuki, Azka curiga..
***
Azka sudah bisa ikut latihan lagi bersama team. tangannya sudah pulih, dan semua teman-temannya menyambut. sejak tahu Yuki sering menghubungi Nara, Azka sesekali perhatikan Yuki yang memang terlihat lebih semangat.
Azka duduk disamping Yuki yang sedang rehat.
"gue perhatiin dari tadi lo kelihatan semangat banget!" kata Azka mencoba mencari tahu perasaan Yuki.
"oh ya?" Yuki malah menanggapinya dengan santai.
"lo tuh kelihatan kayak baru menemukan sesuatu yang precious.. pokoknya, ada yang beda dengan lo hari ini.." kata Azka mencoba memancing.
Yuki hanya tertawa ringan.
"tuh kan bener, kayaknya lo baru jadian.."
"kenapa? gak biasanya lo penasaran sama urusan orang lain?" tanya balik Yuki, Azka jadi malu.
Memang benar, selama ini Azka dikenal sebagai pribadi yang cuek yang tidak terlalu peduli dengan kehidupan orang lain.
"m.. kalo sama lo kan beda, biasanya lo gak seperti ini..makanya gue penasaran.." dalih Azka.
Yuki terus menanggapinya hanya dengan senyuman.
"cewek kayak gimana sih yang bisa menaklukan hati pria sempurna kayak lo?" goda Azka memancing Yuki untuk bercerita.
"heh.. lebay lo!" cibir Yuki.
"ya, sekarang gue bisa simpulkan..kalo saat ini lo emang lagi jatuh cinta.."
"udah ah, ayo latihan lagi.." Yuki malah menghindar dan kembali bergabung dengan pemain lain ketengah lapangan. dan hal itu membuat Azka makin curious, lama-lama dia jadi kesal karena tak kunjung mendapat jawaban Yuki.
***
Diloker juga Azka terus mencoba mendekati Yuki.
"sejak kapan sih lo jadi superkepo kayak gini.." kata Yuki sembari membereskan lokernya.
"heh..lo emang selalu bikin orang penasaran.."
Tut..tut..
Ada pesan masuk, Azka lihat siapa yang mengirimkan pesan dan seketika dia terkejut, ternyata itu pesan dari kalyla yang memintanya untuk bertemu malam ini.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Dinardie~
Kadang kadang lo modusss juga az, gemes geh
2020-10-23
2
Alif Darelwahyu
seruan ini kmna mna nih,, sinetron ku menangis mah ceritanya klo ga selingkuh diselingkuhin...udh kere nyesel haha
lanjutkan aaahh thorr keren. 😍😍😍😍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪
2020-10-06
3
SAKABIYA🌻
Nah kan Azka juga gak tahan lama-lama didieumin 🤭
Ya Tuhan, ternyata seru juga ya ceritaku ini, gak kalah juga sama sinetron ku menangis ~ ahiiiw
2020-10-03
4