Azka sudah rapi, sudah siap untuk menemui Kalyla, momen seperti ini jarang dia dapat. dia kenakan blazer hitam yang membuatnya tampak karismatik malam ini.
Selama ini, Azka hanya memberikan seluruh hatinya untuk Kalyla. sejak dulu dia sangat mengagumi Kalyla tapi belum pernah sempat mengutarakan perasaannya secara langsung. Azka memilih jadi secret admirer karena tidak ingin merusak pertemanannya dengan Kalyla.
Mereka menepi disebuah restauran mewah, tidak banyak orang yang mengunjungi tempat ini, ini sengaja Kalyla pilih untuk tetap menjaga privasinya dengan baik sebagai public figure.
"Udah lama ya kita gak makan sama-sama kayak gini.." Kata Lyla, malam ini dia tampak anggun membuat Azka semakin bernafsu untuk memilikinya.
"iya.."
"sekarang kita sama-sama sibuk, jadi susah deh ketemu waktu luang yang pas.."
Sajian mewah malam ini tidak mengalihkan perhatian Azka terhadap Lyla, betapa dalam rasa kagum dan sayangnya selama ini.
Mereka menikmati malam ini dengan penuh kehangatan, tapi Azka masih saja terlihat canggung setiap ada didekat Kalyla padahal mereka sudah berteman sejak kecil.
"Oh iya, tangan kamu udah baikan kan? waktu itu aku gak nonton langsung tapi aku tahu kabarnya dari teman-teman kru yang juga sangat menggilai basket, bahkan mereka ngefans berat lho sama kamu.." kata Lyla lagi, Azka hanya tersenyum.
"kamu tahu gak, gara-gara aku nonton langsung pertandingan sunrise waktu itu, banyak media beranggapan kalau kita ini punya hubungan special.. hehe..lucu ya..mereka gak tahu kalau kita memang berteman sejak lama.." , Azka hanya menanggapinya dengan senyum getir, dia tahu sampai saat ini Kalyla hanya menganggapnya teman.
"padahal sebenarnya.. ada satu pemain yang aku kagumi.." ungkap Lyla, Azka semakin down mendengar itu, ternyata ada pria lain dihati Lyla.
"Oh ya?"
Lyla hanya tersipu, Azka sangat hancur malam ini. ternyata perempuan yang selama ini dia puja puja dalam heningnya memiliki perasaan lain pada orang lain, terlebih orang itu rekan satu team Azka. gak kebayang bagaimana kecewanya Azka saat ini.
"sebenarnya..aku paling pantang buat memulai sebuah perkenalan sama siapapun,kamu tahu itu kan?", kata Lyla, Azka hanya mengangguk.
"Tapi sekarang, rasanya aku gak tahan pengen kenal lebih dekat sama dia, . kamu cukup dekatkan sama Yuki?"
'Yuki??'
ternyata Yuki lah pria yang Lyla maksud, Azka semakin meradang, ingin marah tapi dia gak mungkin tunjukan itu didepan Lyla.
"dia itu, mature..tapi kelihatan charming juga, atlet basket, kamu tahukan sejak dulu aku sering bilang kalau kelak aku mau punya pasangan seorang atlet basket, rasanya.. sekarang aku udah temukan apa yang aku bayangkan sejak dulu.."
Azka hampir mati rasa,.
Sebenarnya impian Lyla itu adalah salah satu alasan kenapa dia memilih basket daripada mengikuti jejak ayah menjadi seorang pengusaha. tapi nyatanya sekarang, ternyata Lyla punya pria impian lain, bukan dirinya.
"dia masih single kan?" tanya Lyla, semangat Lyla saat membahas Yuki membuat Azka remuk redam.
"mungkin.."
"tolong cari tahu ya.."
***
Azka tak tahan ingin segera pulang kerumah, dia tak tahan ingin meluapkan kekecewaan dan kemarahannya. dia pulang cukup larut, dia langsung masuk ke kamarnya.
"Arrrggghhh.."
Brukkk, Azka berteriak sekencang mungkin lalu dia lempar blazernya ke lantai, teriakan itu bisa jelas terdengar keseluruh penjuru rumah termasuk kekamar Nara yang ada dilantai bawah. Nara sampai terbaangun dan ketakutan.
"Hah.. apaan tuh?siapa itu?" Nara benar-benar ketakutan, dia bingung harus berbuat apa.
Karena penasaran Nara mencoba mencari tahu apa yang terjadi, dia lihat diluar sudah ada mobil Azka terparkir kini dia tahu kalau teriakan itu berasal dari Azka, dia makin penasaran terlebih dia jadi khawatir dengan keadaan Azka. Nara segera berlari kelantai atas menuju kamar Azka.
"lo udah pulang? lo gak kenapa-napa kan?" tanya Nara setengah berteriak, dia sangat cemas.
"Lo.. baik-baik aja kan?" Nara terus mencoba memastikan keadaan Azka.
Beberapa saat kemudian Azka keluar dari kamarnya, Nara mencium bau alcohol dibadan Azka. ternyata setelah makan malam tadi Azka langsung menenggak beberapa botol Bir, dia merasa dia perlu melakukan itu untuk melampiaskan kekecewaannya.
Nara jadi takut, terlebih saat ini Azka mendekat lalu menahan Nara didinding, Nara merasa terpojok, dia sangat ketakutan. Azka menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam, jarak mereka hanya beberapa inci saja..
Degdeg..degdeg.. suara detak jantung Nara sampai hampir terdengar.
"lo mabuk.." gumam Nara ketakutan.
"jangan ganggu gue!" desis Azka tajam, Nara makin ketakutan.
"i..iya..iya! sebaiknya lo istirahat ya.." Nara hendak pergi tapi tiba-tiba Azka memeluknya dengan erat sampai Nara kesulitan untuk melepaskan diri, suasana makin menakutkan untuk Nara.
"tapi gue butuh seseorang sekarang.." kata Azka dengan nada lebih lembut. Nara tidak tahu persis apa yang terjadi pada bosnya saat ini.
"m.. ayo.. sebaiknya lo istirahat.."
Nara menyeret tubuh jangkung Azka kembali masuk kedalam kamarnya, lalu Nara membaringkan tubuh Azka di kasurnya yang nyaman, Azka terbaring begitu saja, tubuhnya memang sudah cukup lemah karena pengaruh minuman keras.
Lalu dia bantu melepaskan sepatu Azka, Nara jadi penasaran kenapa Azka seperti ini.
'lo kenapa sih sampai mabuk berat begini, bikin gue takut aja..' batin Nara, lalu dia menarik selimut untuk Azka tapi tiba-tiba kejadian tak terduga selanjutnya terjadi, Azka menarik tangan Nara sampai dia terjatuh tepat disamping Azka, ini benar-benar malam yang mencekam untuk Nara. walaupun sebenarnya peristiwa seperti ini sangat diinginkan gadis-gadis lain diluar sana. tapi saat ini keadaannya berbeda, malam ini Azka sangat menakutkan.
Azka kembali mengunci Nara, dia dekap tubuh mungil itu sampai Nara sulit bergerak.
"gak ada satupun pria yang akan mencintai lo seperti gue! gue adalah pria itu.. gue satu-satunya yang pantas buat lo.." Azka ngelantur lagi, Nara gak bisa apa-apa, dekapan Azka terlalu kuat untuknya.
"apa..duh, tolong lepasin gue.."
"gue gak akan pernah lepaskan lo untuk siapapun.."
Azka masih memeluknya, akhirnya Nara pasrah saja karena Azka tidak melakukan hal lainnya, sepertinya Azka mulai terlelap. sejujurnya Nara nyaman dengan pelukan itu tapi keadaan Azka saat ini membuatnya jadi takut.
'apa lo patah hati? siapa yang membuat lo patah hati begini?' bisik Nara dalam hati.
***
Sampai pagi menjelang, Nara masih tertahan dalam pelukan Azka. karena semalaman gak bisa tidur Nara malah tertidur pulas pagi ini. Azka yang tebangun lebih dulu sampai terperanjat dan panik dengan situasi ini. dia segera lepaskan tangannya dan menarik tubuhnya menjauh dari Nara yang juga mulai terusik.
"ngapain lo?" sepertinya Azka gak sadar dengan kejadian semalam. Nara mencoba menyibak rasa kantuknya.
"lo benar-benar mabuk ya.. semalam lo gak sadar lo meluk gue kuat banget, ahhhh.. sakit-sakit deh badan gue!" jawab Nara lalu menarik tangannya keatas. Azka mencoba mengingat.
"gue gak habis pikir, untung lo gak kecelakaan, gimana caranya lo mengemudi dalam keadaan mabuk seperti semalam.." Nara mulai bangkit.
Azka sadar dengan kesalahannya, dia jadi malu.
"ya udah sana, siapin gue sarapan!" kata Azka lalu dia sendiri bangkit dan segera masuk kekamar mandi. Nara heran dengan sikap Azka yang seperti rollercoaster, kadang ketus,kadang usil, kadang manis. Azka benar-benar gak bisa ditebak.
"innocent!" cibir Nara lalu dia pergi dari sana.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Lies Nuraeni
kayak fullhouse
2021-03-14
0
Dinardie~
WTF??? si kalila bucinnya Yuki? terus yukinya bucinin nara? nah naranya keknya bakalan bucin sama si azka dan si azka buciners si kaliala, ruwet amat thor jadi cinta segi empat dong 😳😳😄😄😄😄
seru seru seru, terus ngapain pulak lo peluk2 nara kek guling gitu az, kobam apa modus lagi tuhh 😒😒😒 aaas tadinya mau brenti dl bc tapi ga bisa sampe part ini 🤪 ini bikin w penasaran
2020-10-23
5
Alif Darelwahyu
agghhh baperrrr bgd thorrr
2020-10-06
3