Teman satu kamar

"Ini gerai Bos Ayam dari Kafe Hebat kan?" tanya Nadira setelah keduanya baru turun dari mobil.

Qenan mengangguk.

"Kok lo tahu? lo pelanggan Kafe Hebat ya?" tanya Nadira lagi.

Qenan hanya mengangguk. Entah mengapa hatinya merasa jangan pamerkan apa yang ia miliki. Dan ingin melihat Nadira menerima ia yang tidak punya apa-apa.

Nadira tersenyum lebar. "Gue juga, apalagi ayam keju leleh nya.. Cepetan ayok kita pesen." tanpa sadar keduanya saling bergandengan tangan.

Tiba di depan gerai Bos Ayam kelima karyawan disana hendak menyambut kedatangan Qenan namun dengan cepat ia menggeleng kepala agar tidak di sambut dan karyawan tersebut paham akan hal itu.

"Nan." panggil Nadira karena mengingat sesuatu.

"Hem."

"Gue lupa bawak duit." Nadira nyengir kuda menatap Qenan sedang memperhatikan nya.

"Pilih aja gue bayarin."

"Oke." Tentu Nadira tidak menolak jika persoalan makanan.

Qenan duduk di depan gerai miliknya membiarkan Nadira yang memesan apa yang gadis itu inginkan. Memperhatikan istri yang masih gadis itu dengan ramah berbicara pada karyawan.

Ia pun yakin jika ini akan menjadi topik pembicaraan para karyawan nya dan ia tidak ambil pusing akan hal itu.

"Nan. Mau ayam apa?"

Ah Qenan lupa jika Nadira tidak tahu jika ialah pemilik gerai ini dan tanpa dibilang ia ingin apapun pasti karyawan nya tahu.

"Bistik bola ayam sama nasi satu porsi ya." jawabnya.

...****...

Nadira mendengar jawaban Qenan pun langsung sumringah.

"Waahh betul yang kakak bilang. Qenan pasti pesen bistik bola ayam."

Tadi setelah selesai pesan apa yang ia inginkan, Nadira bingung harus pesan apa untuk Qenan.

"Pesanan kak Qenan biasanya bistik bola ayam." ucap karyawan itu mengerti arti bingung nya Nadira.

Karena hal itulah ia bertanya pada Qenan untuk memastikan benar atau tidak dan ternyata jawaban nya sama dengan karyawan itu.

"Berarti Qenan pelanggan tetap disini ya mbak?" tanya Nadira penasaran.

Karyawan itu tampak bingung harus menjawab apa. Pasalnya yang di bicarakan adalah sang pemilik gerai tempatnya bekerja.

"Ya."

"Aku juga kerja di tempat yang sama kayak mbak, tapi gue di Kafe Hebat jalan XX mbak." Nadira menyebut dirinya aku karena yakin karyawan di depan nya ini lebih tua darinya.

"Apa kamu nggak tahu sapa bos kita?" tanya karyawan dan dibalas gelengan oleh Nadira.

Karyawan itu melirik Nadira berpikir bagaimana bisa orang di depan nya ini tidak tahu siapa yang sedang bersamanya.

"Kamu duduk aja sana, sebentar lagi siap."

Terpaksa Nadira menyusul Qenan sedang duduk bermain ponsel. Sebenarnya ia menunggu karyawan itu disana karena ingin sedikit menjauh dari Qenan. Karena setiap berdekatan dengan Qenan ia merasa detak jantungnya sangat tidak stabil. Seperti sakit jantung.

"Pesan gitu aja lambat." celetuk Qenan membuat mata Nadira membolak-balik sempurna.

"Ck.. Kenapa lo bawel kali. Tadi itu gue ngobrol sama mbak nya." ucap Nadira membela diri.

Pesanan mereka datang dan Qenan kembali takjub dengan cara makan Nadira dan satu lagi ia ketahui bahwa Nadira bukan hanya lambat namun si pemakan banyak.

Setelah selesai makan siang yang terlambat Qenan melakukan pembayaran dan memberitahukan jangan mengatakan sebenarnya jika Nadira bertanya tentang dirinya.

Sesampainya di Apartemen Qenan masuk kamar untuk membersihkan diri sedangkan Nadira langsung ke dapur untuk menyusun barang belanjaan. Masih belum ada pembicaraan serius di antara mereka. Hanya sering melontarkan kata lambat dan bawel. Dalam artian mereka saling meledek satu sama lain.

Dilihat Qenan sudah keluar kamar ia pun masuk bergantian membersihkan diri. Qenan menunggu di ruang tamu karena ini saatnya mereka bicara serius bagaimana kelanjutan pernikahan rahasia itu.

"Kita harus bicara." ujar Qenan ketika Nadira sudah duduk berhadapan dengan nya.

Nadira hanya mengangguk setuju.

"Napa malam itu lo sampek hampir di perkosa?" tanya Qenan sebelum membicarakan inti dari permasalahan.

Nadira pun menceritakan awal mula ia bisa sampai di gubuk kumuh itu. Dari pergoki pacar sedang bercumbu, menangis di sepanjang jalan sampai tidak sadar di ikuti kedua preman itu dan aksi pemerkosaan.

Begitupun Qenan juga menceritakan bagaimana bisa sampai menolongnya dari ia di jadikan obat nyamuk oleh Nazeef hingga ia sampai di perkampungan sepi itu dan mendengar teriakan Nadira.

"Baiklah.. Kita harus bicarakan tentang hubungan kita." kata Qenan.

"Menurut lo gimana sama pernikahan kita?" tanyanya lagi pada Nadira.

Nadira tampak menghela nafas panjang sebelum menjawab, ia sendiri masih bingung dengan jalan takdirnya.

"Gue gak tau."

"Jadi gimana?"

Nadira mengedikkan bahu. "Gue nggak tau. Tapi Gue nggak mau jadi janda muda."

Jawaban Nadira membuat Qenan tersenyum kecil, ternyata Nadira sama hal dengan nya.

"Ya gue juga sama. Walaupun gue belum pernah deket sama cewek manapun selain nyokap gue, tapi gue tau kalo pernikahan itu hal yang sakral dan nggak boleh main-main dengan pernikahan."

Nadira menatap Qenan dengan seksama. Dari awal ia bertemu dengan Qenan sangat jelas jika perawakan Qenan itu dingin, tegas, dan tidak perduli dengan sekitar. Tapi mengapa sering ia dapati ada sewaktu waktu Qenan menjadi sangat bawel seperti ini.

"Woy.."

Nadira tersentak. "A-apa?"

...****...

Qenan berdecak mengetahui Nadira sedang melamun. Serasa sia-sia ia menjelaskan pendapat nya tentang hubungan mereka.

"Udahlah, lo buat gue badmood."

"Eehh.. Gue dengerin kok. Gue juga satu pendapat sama lo."

Qenan melirik Nadira sejenak lalu membuang muka ke arah lain. Tatapan mata Nadira sungguh membuat jantung nya berdegup kencang.

"Oke kalo gitu kita buat kesepakatan."

"Kesepakatan apa?"

"Kesepakatan menjadi teman satu kamar."

Mendengar kesepakatan yang di katakan Qenan membuat ia takut dan menyilangkan kedua tangan di dada nya.

Qenan berdecak dengan pikiran kotor Nadira lantas menyentil dahi Nadira.

Tak

"Otak lo kotor."

Nadira mengelus dahi nya dengan wajah cemberut. "Lo sih buat kesepakatan mesum gitu."

Qenan menggeleng kepala. "Bahkan gue gak sampek kepikiran kesana. Memang dasar lo aja yang mesum. Pantes lo nangis liat pacar lo ciu man. Itu karena lo gak di ci um lagi kan?"

Mata Nadira membola dengan mulut menganga tak menyangka dengan apa yang di ucapkan Qenan barusan. Jika boleh jujur, Nadira belum pernah sama sekali di cium oleh Rendi.

"Mulut lo kalo ngomong di filter. Enak aja lo nuduh gue. Bibit gue masih asli belum di sentuh orang ya." sanggah Nadira sembari berdiri mendekati Qenan.

Qenan tersenyum miring meremehkan Nadira dan itu sukses membuat Nadira naik pitam.

"Oh ya? buktikan kalo memang belum di sentuh orang." Entah mengapa melihat Nadira marah malah terlihat lucu di mata Qenan. Ia masih setia duduk memandang wajah marah Nadira.

...****...

Karena senyum miring meremehkan yang di berikan Qenan membuat Nadira naik pitam. Baru kali ini ada yang meragukan dirinya.

Mendengar perkataan Qenan selanjutnya seakan membuat ia tertantang. Ini adalah keputusan besar dan untuk pertama kalinya.

*Cup

🌸*

***Bersambung..

Jangan lupa like komen,

tekan tombol vote dan favorit ya***..

Terpopuler

Comments

Nurma Yani

Nurma Yani

mampir y thor

2024-05-01

0

Alivaaaa

Alivaaaa

o o o 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-04-16

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusabar

2024-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 Nadira Fazilla Zharifah
2 Qenan Abraham.
3 penggrebekan
4 Pernikahan
5 Hari pertama
6 Belanja
7 Teman satu kamar
8 Aku kamu
9 Sekolah Qenan
10 Pengakuan
11 Qenan omes
12 Jalan bersama
13 Masih jalan bersama
14 Viral
15 Bertemu
16 Nadira rindu mama
17 bos ku suamiku
18 Makan malam
19 Bertengkar
20 Kamu seksi
21 Pengalaman
22 Aku tunggu
23 Bertemu lagi
24 Pertahanan ku runtuh
25 Aku menginginkan mu
26 Flashback
27 Aku gak kenapa-napa
28 Pernikahan rahasia
29 Kenyataan
30 Aku nggak ijinkan
31 Qenan cenayang
32 Nadira cantik
33 Peringatan
34 Playboy cap ikan asin
35 ke SMA KUSUMA BANGSA
36 Qenan yang posesif
37 Malam perayaan
38 Pertengkaran
39 Siapa yang membeli ini?
40 Cewek zaman sekarang banget
41 Aku jatuh cinta
42 Wido
43 Pelukan mama mertua
44 Bukti nyata
45 Acara Nadira
46 Masih acara Nadira
47 Penolakan
48 Qenan uring-uringan
49 Wido Prasetyo
50 Perhatian Nadira
51 Ke makam
52 Ibu panti
53 Maafin aku Melati
54 Qenan apa kabar?
55 Qen.. Lo sakit?
56 Rudal Amerika
57 Oppa Cha Eun-woo
58 Nazeef dan Dion
59 Aku tak akan macam-macam
60 Qenan pergi
61 Kamu masak untuk Qenan?
62 Obat?
63 Gue nginep ya
64 I want to make love in the open.
65 Fantasi
66 Melinda
67 Makan pizza
68 Masih Pizza
69 Qenan, dinding?
70 Papa Reno
71 Masih papa reno
72 Periksa kandungan
73 Tak ada ujung
74 Secercah harapan
75 Malu-malu kucing
76 Milly dan Mario
77 Kenapa lo panggil gue Dion?
78 Qenan
79 Izin
80 Es pisang cokelat
81 Boneka
82 Fantasi Qenan lagi
83 Akulah yang salah.
84 Lepaskan istriku
85 Ada apa sebenarnya?
86 Cinta itu buta
87 Takut
88 Kamu harus ingat
89 Qenan dan Nazeef
90 Ciuman pertama
91 Dion yang polos
92 Iya, aku lupa belum cium kamu
93 Kamu luar biasa
94 Dion curhat
95 Kelulusan
96 Wido sang pecinta
97 Jaga hati agar tetap utuh
98 Kita udah nikah
99 Aku mencintaimu suami SMA ku
100 Nadira hanya milikku
101 Nazeef galau
102 Nadira pergi
103 Nadira pulang
104 Extraño
105 Ke kantor papa Surya
106 Saling diam
107 No problem
108 Te amo
109 The Royal Bali Villas Canggu
110 Senja
111 Miliki aku
112 Kalau jodoh gak akan kemana
113 Perpisahan
114 Rapuh
115 Makan siang bersama
116 Melinda dan Rian
117 Kemana Nadira?
118 Dasar gak peka
119 Sayang, sayang, dan sayang
120 Melepas rindu
121 Kilas balik (Dasar pria bodoh)
122 Kilas balik (Permintaan Nadira)
123 Ini demi kamu Nadira
124 Aku juga pasti akan merindukanmu
125 Tolong jangan cinta begitu dalam.
126 Pernikahan Wido
127 Dia ganteng
128 Kamu, kok pulang?
129 Aditya Wira Prasetyo
130 Kakak kecil?
131 Gue gak akan berhenti
132 Sayang, ini apa?
133 Selamat pagi, sayang
134 Dia milikku, hanya milikku
135 Harapan Nadira
136 Berangkat ke Surabaya
137 Ke sawah
138 I have you, you have me.
139 Bule
140 Dasar manja
141 Makan malam
142 Nasib Nazeef
143 Gara-gara Bella
144 Aku pergi
145 Ayo Abang antar pulang
146 Qenan tahu
147 Nyonya Abraham
148 Qenan si pengertian
149 Menata hati
150 Aku tunggu hukuman mu
151 Nadira ngidam
152 Dasar ibu hamil
153 Rania
154 Dokter Gadhing
155 Nikah
156 Qenan dan Nazeef
157 Kelinci kecil
158 Nadira
159 Calon Nazeef
160 Nina
161 Rania bertemu Wido
162 Kilas balik (Nazeef ke Paris)
163 Rania dan Jafar
164 Gara-gara Dion
165 Masih gara-gara Dion
166 Melinda hamil
167 Rencana Nadira dan Melinda
168 Pergi ke Paris
169 Acara Nazeef
170 Beb, bangun beb
171 Rumah sakit
172 Tamparan
173 Pergi ke Bandung
174 Menyusul ke Bandung
175 Mengunjungi Pabrik
176 Cemburunya Jafar
177 Nazeef dan Nina
178 Majalah
179 Dua pasang
180 Baby kembar
181 Apa-apaan kalian
182 Aku kangen
183 Acara Dion dan Melinda
184 Melati, maafkan mas
185 Terimakasih telah hadir di hidupku
186 Keanehan Qenan
187 Belanja
188 Makan siang
189 Menantu dan mertua
190 Udah renangnya?
191 Dion
192 Maaf
193 Dua kan?
194 Daster
195 Antar aku ke Rumah Sakit
196 Lahiran
197 Edzard Zeon Abraham
198 Pengumuman Novel baru
199 Meminta pendapat Readers
200 200. Duda beranak satu
201 Pengumuman Novel Baru
202 202. Pengumuman Novel Baru
203 Novel Baru
204 Pengumuman
205 Pengumuman
206 Pengumuman
207 207. Kau Milikku Sayang
Episodes

Updated 207 Episodes

1
Nadira Fazilla Zharifah
2
Qenan Abraham.
3
penggrebekan
4
Pernikahan
5
Hari pertama
6
Belanja
7
Teman satu kamar
8
Aku kamu
9
Sekolah Qenan
10
Pengakuan
11
Qenan omes
12
Jalan bersama
13
Masih jalan bersama
14
Viral
15
Bertemu
16
Nadira rindu mama
17
bos ku suamiku
18
Makan malam
19
Bertengkar
20
Kamu seksi
21
Pengalaman
22
Aku tunggu
23
Bertemu lagi
24
Pertahanan ku runtuh
25
Aku menginginkan mu
26
Flashback
27
Aku gak kenapa-napa
28
Pernikahan rahasia
29
Kenyataan
30
Aku nggak ijinkan
31
Qenan cenayang
32
Nadira cantik
33
Peringatan
34
Playboy cap ikan asin
35
ke SMA KUSUMA BANGSA
36
Qenan yang posesif
37
Malam perayaan
38
Pertengkaran
39
Siapa yang membeli ini?
40
Cewek zaman sekarang banget
41
Aku jatuh cinta
42
Wido
43
Pelukan mama mertua
44
Bukti nyata
45
Acara Nadira
46
Masih acara Nadira
47
Penolakan
48
Qenan uring-uringan
49
Wido Prasetyo
50
Perhatian Nadira
51
Ke makam
52
Ibu panti
53
Maafin aku Melati
54
Qenan apa kabar?
55
Qen.. Lo sakit?
56
Rudal Amerika
57
Oppa Cha Eun-woo
58
Nazeef dan Dion
59
Aku tak akan macam-macam
60
Qenan pergi
61
Kamu masak untuk Qenan?
62
Obat?
63
Gue nginep ya
64
I want to make love in the open.
65
Fantasi
66
Melinda
67
Makan pizza
68
Masih Pizza
69
Qenan, dinding?
70
Papa Reno
71
Masih papa reno
72
Periksa kandungan
73
Tak ada ujung
74
Secercah harapan
75
Malu-malu kucing
76
Milly dan Mario
77
Kenapa lo panggil gue Dion?
78
Qenan
79
Izin
80
Es pisang cokelat
81
Boneka
82
Fantasi Qenan lagi
83
Akulah yang salah.
84
Lepaskan istriku
85
Ada apa sebenarnya?
86
Cinta itu buta
87
Takut
88
Kamu harus ingat
89
Qenan dan Nazeef
90
Ciuman pertama
91
Dion yang polos
92
Iya, aku lupa belum cium kamu
93
Kamu luar biasa
94
Dion curhat
95
Kelulusan
96
Wido sang pecinta
97
Jaga hati agar tetap utuh
98
Kita udah nikah
99
Aku mencintaimu suami SMA ku
100
Nadira hanya milikku
101
Nazeef galau
102
Nadira pergi
103
Nadira pulang
104
Extraño
105
Ke kantor papa Surya
106
Saling diam
107
No problem
108
Te amo
109
The Royal Bali Villas Canggu
110
Senja
111
Miliki aku
112
Kalau jodoh gak akan kemana
113
Perpisahan
114
Rapuh
115
Makan siang bersama
116
Melinda dan Rian
117
Kemana Nadira?
118
Dasar gak peka
119
Sayang, sayang, dan sayang
120
Melepas rindu
121
Kilas balik (Dasar pria bodoh)
122
Kilas balik (Permintaan Nadira)
123
Ini demi kamu Nadira
124
Aku juga pasti akan merindukanmu
125
Tolong jangan cinta begitu dalam.
126
Pernikahan Wido
127
Dia ganteng
128
Kamu, kok pulang?
129
Aditya Wira Prasetyo
130
Kakak kecil?
131
Gue gak akan berhenti
132
Sayang, ini apa?
133
Selamat pagi, sayang
134
Dia milikku, hanya milikku
135
Harapan Nadira
136
Berangkat ke Surabaya
137
Ke sawah
138
I have you, you have me.
139
Bule
140
Dasar manja
141
Makan malam
142
Nasib Nazeef
143
Gara-gara Bella
144
Aku pergi
145
Ayo Abang antar pulang
146
Qenan tahu
147
Nyonya Abraham
148
Qenan si pengertian
149
Menata hati
150
Aku tunggu hukuman mu
151
Nadira ngidam
152
Dasar ibu hamil
153
Rania
154
Dokter Gadhing
155
Nikah
156
Qenan dan Nazeef
157
Kelinci kecil
158
Nadira
159
Calon Nazeef
160
Nina
161
Rania bertemu Wido
162
Kilas balik (Nazeef ke Paris)
163
Rania dan Jafar
164
Gara-gara Dion
165
Masih gara-gara Dion
166
Melinda hamil
167
Rencana Nadira dan Melinda
168
Pergi ke Paris
169
Acara Nazeef
170
Beb, bangun beb
171
Rumah sakit
172
Tamparan
173
Pergi ke Bandung
174
Menyusul ke Bandung
175
Mengunjungi Pabrik
176
Cemburunya Jafar
177
Nazeef dan Nina
178
Majalah
179
Dua pasang
180
Baby kembar
181
Apa-apaan kalian
182
Aku kangen
183
Acara Dion dan Melinda
184
Melati, maafkan mas
185
Terimakasih telah hadir di hidupku
186
Keanehan Qenan
187
Belanja
188
Makan siang
189
Menantu dan mertua
190
Udah renangnya?
191
Dion
192
Maaf
193
Dua kan?
194
Daster
195
Antar aku ke Rumah Sakit
196
Lahiran
197
Edzard Zeon Abraham
198
Pengumuman Novel baru
199
Meminta pendapat Readers
200
200. Duda beranak satu
201
Pengumuman Novel Baru
202
202. Pengumuman Novel Baru
203
Novel Baru
204
Pengumuman
205
Pengumuman
206
Pengumuman
207
207. Kau Milikku Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!