Belanja

Di Kafe Hebat dimana Nadira bekerja masih tampak sepi karena baru saja buka. Nadira sedari tadi melamun apa saja yang sudah terjadi di hidupnya. Belum lagi ia harus mencari keberadaan ayah kandung nya di kota Jakarta sebesar ini.

Ia hanya tahu nama dan foto sang ayah. Bahkan ia tidak tahu ayah nya masih ada atau tidak. Tapi di dasar hati ia merasa jika ayah nya masih ada.

Semoga.

"Woy Dira.. Kemana aja lo tadi pagi gue gedor-gedor pintu kosan nggak lo buka." kata Nina.

Nadira menghela nafas lesu. "Cerita nya panjang Na.. Gue bingung mau cerita dari mana dulu."

"Hey.. Cerita sama gue ada apa? apa lo udah ketemu bokap lo?"

Nadira menggeleng. "Belum. Gue ketemu kak Rendi tadi malam." Nadira cerita dengan wajah susah di artikan.

Nina menelisik wajah Nadira yang tidak ada bahagia nya. "Terus?"

"Dia selingkuhin gue, an j*r gue pergoki dia lagi ciuman sama selingkuhan nya." jawab Nadira mendadak geram. Sudah ia katakan bahwa ia tidak merasakan sedih, Nadira hanya geram mengapa tidak jujur saja dari awal dari pada harus berkhianat.

Nina menganga mendengar jawaban Nadira. "Gila parah itu orang. Apa gue bilang pasti bukan karena tugas kuliah kan? tapi tugas mesum sama selingkuhan nya."

Nadira mengangguk setuju.

"Lo nggak nangis-nangis gitu?" tanya Nina.

"Udah tadi malam sebentaran doang." Nadira masih belum cukup berani cerita dengan pernikahan nya pada Nina.

Banyak hal-hal yang mereka bicarakan. Memang beginilah jika dua orang jika sudah duduk bersama maka semua yang terlintas di depan atau di pikiran mereka akan mereka cerita kan bahkan akan menjadi bahan lelucon mereka.

"Kerja. Kalian disini itu di gaji bukan untuk bergosip." tegur pak Diki membentak membuat Nadira dan Nina terperanjat kaget hingga mengelus dada.

"I-iya pak." sahut keduanya serempak lalu meninggalkan pantry kafe Hebat.

Ketika keduanya sudah di dalam kafe mereka mendekati meja kasir menyapa Arga yang menjabat menjadi kasir di Kafe Hebat itu.

"Kalian kenapa lagi?" tanya Arga yang memang ramah pada setiap pekerja di Kafe Hebat.

"Biasa kak.. Di omeli pak Diki."

Sudah hal biasa Nadira dan Nina menjadi bahan omelan pak Diki karena keduanya suka bergosip saat tidak melayani pengunjung kafe.

Jam makan siang pun telah tiba dan kini giliran Nadira dan Nina untuk makan siang. Nadira makan sembari memainkan ponsel. Dahinya berkerut saat satu chat dari nomor baru di aplikasi WhatsApp.

Di klik gambar profil nomor itu. Foto pemuda memakai hodie hitam dan kepala nya tertutup hodie tersebut. Foto itu sengaja di edit menjadi gelap terkesan misterius.

Nomor baru :

Kamu pulang jam berapa Ra?

Ia berpikir siapa orang itu dengan memanggilnya 'Ra'.

Nadira :

Jam 3 an. Ini siapa?

Nomor baru :

Qenan.

Nadira :

Qenan?

Nomor baru :

Ck.. Dasar lambat. Ini gue lakik lo😒

Nadira mencebik bibir membaca pesan dari orang itu. Selalu saja kata lambat itu tidak ketinggalan.

"Lo kenapa Dir?" tanha Nina sedari tadi memperhatikan Nadira.

Nadira gelagapan segera memasukkan ponselnya setelah membalas pesan dari Qenan.

"Enggak, udah ayo cepetan makannya."

...****...

"Dasar lambat." gumam Qenan masih terdengar Nazeef.

"Sapa yang lambat?"

Qenan gelagapan lalu menyimpan ponsel ke saku setelah membaca pesan dari Nadira.

"Bukan sapa-sapa. Gue cabut dulu. Ada urusan." Qenan berujar seraya melangkahkan kaki menuju tempat dimana Nadira berkirim pesan tadi.

Sebelum menjemput Nadira ia pulang lebih dulu untuk membersihkan diri. Ia tahu baru beberapa jam ia menikahi Nadira tapi pikiran sudah tertuju pada gadis lambat tersebut.

Selesai mambersihkan diri ia memilih kaos putih lengan pendek dengan celana cargo serta jam tangan selalu melekat di pergelangan tangan.

Sekali lagi ia melihat penampilan nya di pantulan cermin. Dari gaya rambut hingga style fashion yang ia kenakan. Di rasa sempurna lalu ia menyemprotkan parfum kesukaan nya.

Qenan menggeleng tak percaya dengan tingkah dirinya. "Gue kayak mau jemput pacar tau gak." Ia terkekeh sendiri masih melihat pantulan dirinya.

"Dan sialnya itu bener. Bahkan gue mau jemput binik gue." Lagi-lagi Qenan terkekeh akan hal itu.

Qenan keluar apartemen menuju basemant dimana mobilnya berada. Melaju dengan kecepatan sedang.

Kafe Hebat adalah tujuan Qenan sekarang karena Nadira memintanya menunggu di depan. Tidak berpikir curiga jika Nadira bekerja di kafe miliknya sendiri. Ia hanya berpikir mungkin Nadira sedang nongkrong di kafe nya.

Lima belas menit berlalu ia masih stay menunggu Nadira. Ini adalah pemecah rekor, biasanya ia tidak pernah menunggu melainkan di tunggu. Dan dengan bo doh nya ia tidak mengeluh sedikitpun.

Qenan menggeleng tak percaya dengan apa yang terjadi dengan dirinya sendiri. Pikiran dan tubuhnya tidak sinkron sekarang. Pikiran nya ingin pergi dari tempat itu dan namun tubuhnya enggan beranjak.

Senyuman nya terukir melihat orang yang ditunggu berjalan menuju ke mobilnya.

"Maaf lama." ucap Nadira tersenyum sembari memasang seatbelt.

"Nggak pa-pa. Gue juga baru nyampek." sahut Qenan menghidupkan mesin mobil lalu melajukan menuju supermarket.

Lagi-lagi Qenan merutuki dirinya berubah menjadi pembohong demi melihat cewek yang baru ia nikahi agar tidak merasa bersalah.

Mobil Qenan terlah terparkir di depan Supermarket. Keduanya masuk mengambil troli. Qenan mendorong nya dengan Nadira di depan Qenan.

"Lo suka apa?" tanya Nadira. Keduanya masih sama-sama canggung.

"Gue suka ayam." sahut nya sembari memilih minuman kaleng.

Nadira mengangguk. "Boleh ambil cemilan juga?"

Qenan hanya mengangguk lalu memilih keperluan nya juga. Nadira beralih ke rak khusus keperluan wanita. Ia harus menyediakan kebutuhan nya karena ingat sebentar lagi tamu akan datang.

"Harus gue ambil gak ya? ambil aja deh dari pada gue yang susah." Nadira memutuskan mengambil dua bungkus masing-masing bersayap dan tidak bersayap.

Keduanya berada di kasir menunggu giliran pembayaran. Ada satu pasang mata yang memperhatikan keduanya. Ada rasa tak rela dan cemburu di hatinya.

"Lo udah makan siang tadi?" tanya Nadira dan di jawab dengan gelengan.

"Kok belum sih? ini udah sore Qen."

"Lupa."

Nadira menganga tak percaya bagaimana bisa makan pun lupa. "Kita mampir dimana gitu biar lo makan dulu."

Qenan menoleh melihat Nadira lalu fokus lagi ke jalanan. Hatinya menghangat di beri perhatian oleh Nadira. Ia pun menghela nafas menetralkan debaran jantung ulah mata Nadira yang terus menatap nya.

Ini pertama kalinya dekat dengan seorang cewek dan membuat engap terus berada di dekat Nadira.

"Ini gerai Bos Ayam dari Kafe Hebat kan?" tanya Nadira setelah keduanya baru turun dari mobil.

Qenan mengangguk.

"Kok lo tahu? lo pelanggan Kafe Hebat ya?" tanya Nadira lagi.

🌸

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

truscrria

2024-04-04

0

dina firara

dina firara

wkwkwk emot ny 🤣🤣🤣🤣😅

2024-03-26

0

Rose 19

Rose 19

bigg boss nya Dira bukan pelanggan.

2024-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Nadira Fazilla Zharifah
2 Qenan Abraham.
3 penggrebekan
4 Pernikahan
5 Hari pertama
6 Belanja
7 Teman satu kamar
8 Aku kamu
9 Sekolah Qenan
10 Pengakuan
11 Qenan omes
12 Jalan bersama
13 Masih jalan bersama
14 Viral
15 Bertemu
16 Nadira rindu mama
17 bos ku suamiku
18 Makan malam
19 Bertengkar
20 Kamu seksi
21 Pengalaman
22 Aku tunggu
23 Bertemu lagi
24 Pertahanan ku runtuh
25 Aku menginginkan mu
26 Flashback
27 Aku gak kenapa-napa
28 Pernikahan rahasia
29 Kenyataan
30 Aku nggak ijinkan
31 Qenan cenayang
32 Nadira cantik
33 Peringatan
34 Playboy cap ikan asin
35 ke SMA KUSUMA BANGSA
36 Qenan yang posesif
37 Malam perayaan
38 Pertengkaran
39 Siapa yang membeli ini?
40 Cewek zaman sekarang banget
41 Aku jatuh cinta
42 Wido
43 Pelukan mama mertua
44 Bukti nyata
45 Acara Nadira
46 Masih acara Nadira
47 Penolakan
48 Qenan uring-uringan
49 Wido Prasetyo
50 Perhatian Nadira
51 Ke makam
52 Ibu panti
53 Maafin aku Melati
54 Qenan apa kabar?
55 Qen.. Lo sakit?
56 Rudal Amerika
57 Oppa Cha Eun-woo
58 Nazeef dan Dion
59 Aku tak akan macam-macam
60 Qenan pergi
61 Kamu masak untuk Qenan?
62 Obat?
63 Gue nginep ya
64 I want to make love in the open.
65 Fantasi
66 Melinda
67 Makan pizza
68 Masih Pizza
69 Qenan, dinding?
70 Papa Reno
71 Masih papa reno
72 Periksa kandungan
73 Tak ada ujung
74 Secercah harapan
75 Malu-malu kucing
76 Milly dan Mario
77 Kenapa lo panggil gue Dion?
78 Qenan
79 Izin
80 Es pisang cokelat
81 Boneka
82 Fantasi Qenan lagi
83 Akulah yang salah.
84 Lepaskan istriku
85 Ada apa sebenarnya?
86 Cinta itu buta
87 Takut
88 Kamu harus ingat
89 Qenan dan Nazeef
90 Ciuman pertama
91 Dion yang polos
92 Iya, aku lupa belum cium kamu
93 Kamu luar biasa
94 Dion curhat
95 Kelulusan
96 Wido sang pecinta
97 Jaga hati agar tetap utuh
98 Kita udah nikah
99 Aku mencintaimu suami SMA ku
100 Nadira hanya milikku
101 Nazeef galau
102 Nadira pergi
103 Nadira pulang
104 Extraño
105 Ke kantor papa Surya
106 Saling diam
107 No problem
108 Te amo
109 The Royal Bali Villas Canggu
110 Senja
111 Miliki aku
112 Kalau jodoh gak akan kemana
113 Perpisahan
114 Rapuh
115 Makan siang bersama
116 Melinda dan Rian
117 Kemana Nadira?
118 Dasar gak peka
119 Sayang, sayang, dan sayang
120 Melepas rindu
121 Kilas balik (Dasar pria bodoh)
122 Kilas balik (Permintaan Nadira)
123 Ini demi kamu Nadira
124 Aku juga pasti akan merindukanmu
125 Tolong jangan cinta begitu dalam.
126 Pernikahan Wido
127 Dia ganteng
128 Kamu, kok pulang?
129 Aditya Wira Prasetyo
130 Kakak kecil?
131 Gue gak akan berhenti
132 Sayang, ini apa?
133 Selamat pagi, sayang
134 Dia milikku, hanya milikku
135 Harapan Nadira
136 Berangkat ke Surabaya
137 Ke sawah
138 I have you, you have me.
139 Bule
140 Dasar manja
141 Makan malam
142 Nasib Nazeef
143 Gara-gara Bella
144 Aku pergi
145 Ayo Abang antar pulang
146 Qenan tahu
147 Nyonya Abraham
148 Qenan si pengertian
149 Menata hati
150 Aku tunggu hukuman mu
151 Nadira ngidam
152 Dasar ibu hamil
153 Rania
154 Dokter Gadhing
155 Nikah
156 Qenan dan Nazeef
157 Kelinci kecil
158 Nadira
159 Calon Nazeef
160 Nina
161 Rania bertemu Wido
162 Kilas balik (Nazeef ke Paris)
163 Rania dan Jafar
164 Gara-gara Dion
165 Masih gara-gara Dion
166 Melinda hamil
167 Rencana Nadira dan Melinda
168 Pergi ke Paris
169 Acara Nazeef
170 Beb, bangun beb
171 Rumah sakit
172 Tamparan
173 Pergi ke Bandung
174 Menyusul ke Bandung
175 Mengunjungi Pabrik
176 Cemburunya Jafar
177 Nazeef dan Nina
178 Majalah
179 Dua pasang
180 Baby kembar
181 Apa-apaan kalian
182 Aku kangen
183 Acara Dion dan Melinda
184 Melati, maafkan mas
185 Terimakasih telah hadir di hidupku
186 Keanehan Qenan
187 Belanja
188 Makan siang
189 Menantu dan mertua
190 Udah renangnya?
191 Dion
192 Maaf
193 Dua kan?
194 Daster
195 Antar aku ke Rumah Sakit
196 Lahiran
197 Edzard Zeon Abraham
198 Pengumuman Novel baru
199 Meminta pendapat Readers
200 200. Duda beranak satu
201 Pengumuman Novel Baru
202 202. Pengumuman Novel Baru
203 Novel Baru
204 Pengumuman
205 Pengumuman
206 Pengumuman
207 207. Kau Milikku Sayang
Episodes

Updated 207 Episodes

1
Nadira Fazilla Zharifah
2
Qenan Abraham.
3
penggrebekan
4
Pernikahan
5
Hari pertama
6
Belanja
7
Teman satu kamar
8
Aku kamu
9
Sekolah Qenan
10
Pengakuan
11
Qenan omes
12
Jalan bersama
13
Masih jalan bersama
14
Viral
15
Bertemu
16
Nadira rindu mama
17
bos ku suamiku
18
Makan malam
19
Bertengkar
20
Kamu seksi
21
Pengalaman
22
Aku tunggu
23
Bertemu lagi
24
Pertahanan ku runtuh
25
Aku menginginkan mu
26
Flashback
27
Aku gak kenapa-napa
28
Pernikahan rahasia
29
Kenyataan
30
Aku nggak ijinkan
31
Qenan cenayang
32
Nadira cantik
33
Peringatan
34
Playboy cap ikan asin
35
ke SMA KUSUMA BANGSA
36
Qenan yang posesif
37
Malam perayaan
38
Pertengkaran
39
Siapa yang membeli ini?
40
Cewek zaman sekarang banget
41
Aku jatuh cinta
42
Wido
43
Pelukan mama mertua
44
Bukti nyata
45
Acara Nadira
46
Masih acara Nadira
47
Penolakan
48
Qenan uring-uringan
49
Wido Prasetyo
50
Perhatian Nadira
51
Ke makam
52
Ibu panti
53
Maafin aku Melati
54
Qenan apa kabar?
55
Qen.. Lo sakit?
56
Rudal Amerika
57
Oppa Cha Eun-woo
58
Nazeef dan Dion
59
Aku tak akan macam-macam
60
Qenan pergi
61
Kamu masak untuk Qenan?
62
Obat?
63
Gue nginep ya
64
I want to make love in the open.
65
Fantasi
66
Melinda
67
Makan pizza
68
Masih Pizza
69
Qenan, dinding?
70
Papa Reno
71
Masih papa reno
72
Periksa kandungan
73
Tak ada ujung
74
Secercah harapan
75
Malu-malu kucing
76
Milly dan Mario
77
Kenapa lo panggil gue Dion?
78
Qenan
79
Izin
80
Es pisang cokelat
81
Boneka
82
Fantasi Qenan lagi
83
Akulah yang salah.
84
Lepaskan istriku
85
Ada apa sebenarnya?
86
Cinta itu buta
87
Takut
88
Kamu harus ingat
89
Qenan dan Nazeef
90
Ciuman pertama
91
Dion yang polos
92
Iya, aku lupa belum cium kamu
93
Kamu luar biasa
94
Dion curhat
95
Kelulusan
96
Wido sang pecinta
97
Jaga hati agar tetap utuh
98
Kita udah nikah
99
Aku mencintaimu suami SMA ku
100
Nadira hanya milikku
101
Nazeef galau
102
Nadira pergi
103
Nadira pulang
104
Extraño
105
Ke kantor papa Surya
106
Saling diam
107
No problem
108
Te amo
109
The Royal Bali Villas Canggu
110
Senja
111
Miliki aku
112
Kalau jodoh gak akan kemana
113
Perpisahan
114
Rapuh
115
Makan siang bersama
116
Melinda dan Rian
117
Kemana Nadira?
118
Dasar gak peka
119
Sayang, sayang, dan sayang
120
Melepas rindu
121
Kilas balik (Dasar pria bodoh)
122
Kilas balik (Permintaan Nadira)
123
Ini demi kamu Nadira
124
Aku juga pasti akan merindukanmu
125
Tolong jangan cinta begitu dalam.
126
Pernikahan Wido
127
Dia ganteng
128
Kamu, kok pulang?
129
Aditya Wira Prasetyo
130
Kakak kecil?
131
Gue gak akan berhenti
132
Sayang, ini apa?
133
Selamat pagi, sayang
134
Dia milikku, hanya milikku
135
Harapan Nadira
136
Berangkat ke Surabaya
137
Ke sawah
138
I have you, you have me.
139
Bule
140
Dasar manja
141
Makan malam
142
Nasib Nazeef
143
Gara-gara Bella
144
Aku pergi
145
Ayo Abang antar pulang
146
Qenan tahu
147
Nyonya Abraham
148
Qenan si pengertian
149
Menata hati
150
Aku tunggu hukuman mu
151
Nadira ngidam
152
Dasar ibu hamil
153
Rania
154
Dokter Gadhing
155
Nikah
156
Qenan dan Nazeef
157
Kelinci kecil
158
Nadira
159
Calon Nazeef
160
Nina
161
Rania bertemu Wido
162
Kilas balik (Nazeef ke Paris)
163
Rania dan Jafar
164
Gara-gara Dion
165
Masih gara-gara Dion
166
Melinda hamil
167
Rencana Nadira dan Melinda
168
Pergi ke Paris
169
Acara Nazeef
170
Beb, bangun beb
171
Rumah sakit
172
Tamparan
173
Pergi ke Bandung
174
Menyusul ke Bandung
175
Mengunjungi Pabrik
176
Cemburunya Jafar
177
Nazeef dan Nina
178
Majalah
179
Dua pasang
180
Baby kembar
181
Apa-apaan kalian
182
Aku kangen
183
Acara Dion dan Melinda
184
Melati, maafkan mas
185
Terimakasih telah hadir di hidupku
186
Keanehan Qenan
187
Belanja
188
Makan siang
189
Menantu dan mertua
190
Udah renangnya?
191
Dion
192
Maaf
193
Dua kan?
194
Daster
195
Antar aku ke Rumah Sakit
196
Lahiran
197
Edzard Zeon Abraham
198
Pengumuman Novel baru
199
Meminta pendapat Readers
200
200. Duda beranak satu
201
Pengumuman Novel Baru
202
202. Pengumuman Novel Baru
203
Novel Baru
204
Pengumuman
205
Pengumuman
206
Pengumuman
207
207. Kau Milikku Sayang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!