Di SMA KUSUMA BANGSA
Qenan berjalan tegap di lorong koridor sekolahnya. Dengan satu tangan berada di saku celana dan tangan satunya memegang tali tas ransel yang ia sandang di bahu.
Banyak mata memandang takjub ketika Qenan berjalan menuju ke kelasnya dan Qenan tidak memperdulikan hal itu. Hari ini ia datang lebih awal dari biasanya.
Di sepanjang perjalanan terus memikirkan pembicaraan tadi dengan Nadira. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa Nadira lebih tua darinya.
Badan aja kecil tapi umur udah tua. Tapi kamu cantik Ra.
Qenan menggeleng atas pikiran nya terus tertuju pada satu cewek bernama Nadira. Matanya tertuju pada orang berjalan di depan ke arah nya.
Ketua OSIS.
Orang yang selalu menganggap ia adalah saingan nya. Karena malas berdebat Qenan memutuskan balik arah namun terlambat, Ketua OSIS bernama Dion itu sudah mencegahnya.
"Napa balik arah? takut sama gue?" tanya Dion dengan nada mengejek.
Qenan berdecak dan tersenyum miring tanpa menanggapi omongan Dion karena jika ia tanggapi pasti akan ada keributan lagi dan ia tidak ingin itu terjadi.
Qenan dan Dion sudah sering bersitegang karena Dion selalu merasa di saingi dalam bidang manapun. Bahkan Dion selalu beranggapan bahwa Qenan lebih mencari perhatian pada cewek-cewek disekolah.
"Lo takut kan Rania gue ambil?"
Qenan yang hendak melangkah meninggalkan Dion mengurungkan niat lalu berbalik menatap lekat wajah Dion.
"Ambil aja." jawab Qenan singkat.
"Lo yakin ngasih cewek tercantik di sekolah kita ke gue?"
Qenan menghela nafas. Ini situasi yang ia tak sukai, bahkan ia dan Rania tak memiliki hubungan apapun. Hanya kedua orang tua mereka bersahabat itu saja.
"Ambil aja, cewek gue lebih cantik dari cewek yang lo bilang barusan." setelah mengatakan itu ia melangkahkan kaki menuju kelas nya.
Di dalam kelas tampak beberapa orang sudah hadir sebelum dirinya. Dilihat bangku Nazeef sang sahabat masih kosong, ia lupa untuk jemput Nazeef di apartemen nya karena sepanjang perjalanan memikirkan Nadira yang lebih tua darinya.
"Apa dia kuliah?"
Qenan menghela nafas panjang. "Kenapa gue lupa nanyak soal pendidikan dan keluarga nya? astaga.. bege banget lo Nan." Qenan mengusap wajah dengan kasar.
...****...
"Bang sat Qenan.. Hampir aja gue telat. Kemana itu anak tumben-tumbenan gak mampir ke Apartemen gue. Itu anak kenapa lagi akhir-akhir ini lain ku tengok." gerutu Nazeef sedari tadi.
Jalan nya melambat saat sayup-sayup mendengar obrolan para siswi menyebut nama Qenan. Jiwa kepo Nazeef meronta karena apa yang di dengar berbeda dengan obrolan para siswi biasa nya.
Biasanya obralan mereka pasti membicarakan keunggulan antara seorang Dion sang ketua OSIS dan Qenan sang ketua tim basket. Apalagi saat siswi bernama Rania gencar mencoba mendekati Qenan namun Dion mengejar Rania.
"Apa yang lo omongin ini bener atau hanya gosib?" tanya salah satu siswi lain nya.
"Bener, gue denger sendiri tadi Dion bilang akan rebut Rania dari Qenan terus Qenan bilang gini ambil aja, cewek gue lebih cantik dari cewek yang lo bilang barusan."
"Waahh.. Hari ini bisa dipastikan hari patah hati se KUSUMA BANGSA."
"Iya bener, beruntung banget jadi cewek Qenan. Pengen banget gue jadi selingkuhan nya."
Masih banyak lagi yang mereka bicarakan hingga membuat Nazeef benar-benar penasaran. Lantas melangkah lebih cepat mencari keberadaan Qenan.
"Woy Nan.. Apa betul gosip yang gue denger? siapa cewek itu Nan? gue mau kenalan dong, siapa dia yang bisa mencairkan hati lo?" cerca Nazeef bahagia. Ia harus berterima kasih pada cewek itu.
Sudah di duga oleh Qenan apa yang ia katakan tadi akan menjadi gosip tranding topik di sekolah. Qenan menelan saliva kasarnya mendengar deretan pertanyaan dari Nazeef. Jika tidak jujur pasti sahabat nya ini akan curiga dan terus mencari tahu kebenaran nya.
"Nanyak itu satu-satu." Qenan berujar untuk menetralkan kegugupan dirinya.
Nazeef berdecak. "Ck.. Lo gak bisa ngelak lagi."
"Itu cuma buat Dion sama Rania biar nggak ganggu gue." jawab Qenan berkilah.
Nazeef memicingkan mata menatap Qenan curiga, tentu ia curiga karena beberapa hari ini Qenan tampak berbeda, sering melamun, sering pegang ponsel karena biasanya Qenan akan pegang ponsel jika orang tuanya menghubungi atau para manager kafe dan distro-distro nya.
Nazeef ingin interogasi Qenan lagi namun sepertinya waktu dan keadaan berpihak pada Qenan karena bel masuk berbunyi.
Kelas XII IPS1 dimana kelas Qenan dan Nazeef berada. Ya, Qenan dan Nazeef memilih jurusan IPS karena sesuai kesukaan mereka yaitu berbisnis dan ilmu bisnis mereka akan di kembangkan lagi.
Bel istirahat berbunyi setelah melewati beberapa jam setelah bel masuk tadi pagi.
Qenan dan Nazeef berjalan beriringan menuju kantin dengan disambut anggota tim basket lain nya.
"Waahh.. Ketua kita udah punya pacar.. Sapa cewek itu ketua?" seru anggota tim basket Qenan bernama Heru.
Empat anggota tim termasuk juga Nazeef menatap Qenan menantikan jawaban darinya.
Sedangkan Qenan sendiri ingin mengelak namun jika mengatakan itu hanya agar Dion dan Rania menjauh maka bisa di pastikan Dion kembali berulah dan Rania akan semakin gencar mendekati nya.
Qenan menatap satu persatu wajah anggota tim basket lalu menghembuskan nafas. "Ya gue udah punya pacar." Qenan mengaku.
Mereka bersorak-sorai kecuali Nazeef masih menatap lekat wajah Qenan.
"Apa dia anak sekolah kita ketua?" seru Heru lagi dan dibalas gelengan kepala oleh Qenan.
"Apa dia cantik ketua?"
Qenan mengangguk.
"PJ dong ketua.. Pajak Jadian.."
"Untuk hari ini kalian bisa jajan sepuasnya." Seru Qenan, padahal tanpa Qenan jadian dengan Nadira pun memang ia suka mentraktir anggota tim basket nya ini.
Anggota tim basket Qenan terus bersorak merayakan hari jadi sang ketua namun berbeda dengan Nazeef. Ia terus memperhatikan wajah Qenan. Ada kebahagiaan dan kecemasan yang tampak disana.
Mengapa Nazeef bisa tahu?
Karena Qenan dan Nazeef besar di rumah yang sama, kasih sayang dari orang yang sama, dan hal itu membuat Nazeef sangat kenal dan mengerti Qenan.
Ia merasa bukan hanya pacar nya saja yang di sembunyikan, pasti ada sesuatu hal lain. Tapi walau begitu ia bersyukur jika memang ada cewek yang bisa mencairkan kebekuan hati seorang Qenan.
Nazeef pun bertekad akan mencari tahu siapa cewek yang beruntung itu. Berharap semoga memang terbaik untuk Qenan yang sudah ia anggap kakak sendiri walau mereka bedua berusia sama.
"Siapa nama cewek lo Nan?" tanya Nazeef memperhatikan Qenan yang tengah senyum-senyum menatap ponsel.
"Nadira." jawab Qenan singkat lalu menyimpan ponsel ke saku celana.
"Gue harap dia terbaik untuk lo Nan."
🌸
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
yrusceris
2024-04-04
0
Sulaiman Efendy
CMA TUA 1 TH DOANK, GMN NOVEL YG CRITA KN NIKAH DGN MURIDNYA, SI MURID BRU 19 TH, SI GURU UDH 25 TH..
2023-07-27
0
Elly Watty
klw cerita mnyangkut ank SMA q pasti suka coz biasanya konfliknya ringan
2023-02-20
0