Pagi hari sebelum fajar tiba Nadira sudah berkutat dengan alat masak di dapur Qenan. Kebiasaan nya adalah sering kelaparan sebelum matahari terbit dan itu sering membuat kepala nya pusing karena menahan lapar.
Hanya ada telur dan bumbu nasi goreng kemasan dan beberapa helai roti tawar juga selainya . Beruntung ada beras disana. Bisa saja ia memakan roti selai cokelat itu tapi ia yakin hanya bertahan sebentar dan perutnya akan lapar lagi jika belum terisi nasi.
Nadira termasuk gadis si pemakan banyak namun susah gemuk dan ia bersyukur akan hal itu.
Dua piring nasi goreng dan dua telur mata sapi telah selesai ia masak. Dan ia menatap kedua nasi goreng itu dengan seksama. Bukan nasi goreng itu yang ia pikirkan, melainkan takdir hidupnya.
Ma.. Apa mama lihat pernikahan Dira tadi malam? Di tahun baru ini Dira udah nikah sama orang yang sama sekali gak Dira kenal.
...****...
Di dalam kamar Qenan baru saja bangun dan melihat tempat tidur nya sudah kosong dan rapi. Ia bangkit untuk membersihkan diri untuk bersiap latihan basket sesuai jadwal nya hari ini.
Ponsel Qenan berdering dengan malas ia mengangkat telepon dari sang sahabat.
"Hem.."
"Ck.. Pasti lo baru bangun kan?"
"Hem.."
"Astaga.. Bisa gak lo jawab nya selain hem? udah cepetan mandi. Bentar lagi gue jemput."
Qenan yang tadi masih malas-malasan dan mengantuk kini berubah menjadi panik.
"Nggak perlu, biar gue ke apartemen lo aja. Jangan ke apartemen gue."
"Kenapa gue gak boleh ke apartemen lo?"
"Gak apa-apa. Udah gue mau mandi."
Qenan mematikan sambungan telepon secara sepihak. Ia belum punya keberanian untuk menceritakan perihal pernikahan nya.
Ia pun mandi secepat kilat lalu memakai kostum basket nya. Memperbaiki penampilan kemudian mencari gadis yang menjadi istrinya itu.
"Lo masak?" tanya Qenan dan membuat Nadia terkejut.
Nadira hanya mengangguk. "Ayo sarapan."
"Lain kali aja. Gue buru-buru."
Nadira menatap Qenan dengan tajam. Bagaimana bisa Qenan tidak menghargai usahanya terlebih ia sudah menahan lapar sedari tadi pikir Nadira.
"Ya udah kalau nggak mau makan masakan gue. Mulai besok gue nggak mau masak lagi." ancam Nadira lalu ia menyuapkan nasi goreng itu ke dalam mulut nya sendiri.
Qenan mengerutkan dahi melihat tingkah Nadira.
Apa ini yang namanya istri merajuk sama suami? ya ampun, kenapa muka Nadira menggemaskan gitu?
Akhirnya Qenan duduk berhadapan dengan Nadira memulai sarapan nya. Ia terus memperhatikan Nadira yang makan dengan lahap tanpa merasa jaim di depan nya.
Lagi-lagi Qenan tidak menyadari selalu tersenyum kala memperhatikan Nadira. Dan ia tahu jika Nadira mengetahui jika ia memperhatikan karena dapat dilihat sedari tadi Nadira menunduk dengan rona merah di pipinya.
"Maaf gue masak nasi goreng pakai bumbu kemasan doang. Di kulkas udah nggak ada stok sayuran. Beras juga ini yang terakhir." kata Nadira mencoba menatap Qenan namun ia tidak bisa berlama-lama karena mata itu seperti menusuk ke ulu hati saking tajamnya.
Qenan mengangguk mengerti. "Gue jarang isi kulkas nya. Lo mau beli stok sayur kita?"
Lagi. Nadira lagi-lagi merasa ada desiran aneh yang mengalir di darah nya saat Qenan menyebutkan 'kita'.
"Memang nya boleh?"
Qenan menghela nafas setelah suapan terakhir telah tertelan. Ternyata gadis sebagai istrinya ini bukan hanya lambat bergerak tapi otaknya lebih lambat.
"Gue itu tanya kenapa lo tanya balik?" tanya Qenan dengan kesal.
Nadira cengengesan. "Sorry. Iya gue mau tapi gue bisa nya sore."
"Oke kita belanja bareng. Jam 4 gue udah pulang." sahut Qenan.
Nadira hanya mengangguk. "Gimana sama pernikahan kita?" tanya Nadira lirih.
"Kita omongin setelah belanja nanti sore. Gue cabut dulu." ucap Qenan seraya memakai hodie dan mengambil kunci mobil dan dompet serta ponsel nya.
"Ah iya, nomor hape lo catet di hape gue." ujar Qenan memberikan ponsel nya.
Nadira sedari tadi memperhatikan Qenan tergagap ketika Qenan memberikan ponselnya lalu ia menerima dan mencatat nomor ponsel miliknya.
"Lo biasa di panggil sapa?" tanya Qenan saat ia ingin menamai kontak Nadira.
"Dira."
"Ck.. Jelek amat, gue namain lo Rara aja di hape gue. Udah gue pergi, nanti sore gue telpon."
Setelah kepergian Qenan, ia membersihkan alat-alat masakan nya. Melihat jam masih sangat pagi bahkan Matahari belum lama memunculkan wujud nya ia pun beralih membersihkan kan apartemen Qenan.
Gue bener-bener kayak istri nunggu suami pulang kerja. Kalo dipikir-pikir kenapa gue gak ada sedih-sedih nya di selingkuhi kak Rendi ya? apa perasaan selama pacaran 3 tahun ilang gitu aja?
Setelah selesai membersihkan Apartemen Qenan, ia bersiap untuk berangkat kerja karena hari ini ia masuk shif pagi.
...****...
Di sepanjang perjalanan menuju SMA KUSUMA BANGSA Qenan terus memikirkan apa yang sudah terjadi di hidupnya. Tidak pernah terbayangkan jika ia akan menikah dengan cara seperti ini.
Dan ia berpikir bagaimana kalau kedua orangtuanya tahu hal ini. Apa mereka akan menerima atau justru sebaliknya.
Walaupun ia tidak pernah menjalin hubungan pada gadis manapun, tapi ia tidak akan mempermainkan yang namanya sebuah Pernikahan. Di usia nya yang sudah delapan belas tentu ia sudah mulai mengerti arti pernikahan.
Dulu hingga sekarang ia selalu memimpikan memiliki keluarga seperti orangtuanya. Walau kedua orang tua nya sama-sama sibuk namun tetap keluarga adalah prioritas mereka.
Tok..tok..tok..
Ketukan di kaca mobilnya membuat ia terperanjat dan menyadarkan ia sudah berada di parkiran sekolah dengan mesin masih menyala.
"Apa?" tanyanya setelah ia mematikan mesin mobil lalu keluar.
"Ngapain lo di dalam mobil gak keluar-keluar? lagi mesum pasti lo kan? ngaku lo?" cerca Nazeef mengintimidasi Qenan.
Cetak..
Qenan menjitak kepala Nazeef dengan geram dan Nazeef langsung mengusap bekas jitakan Qenan.
"Mesum pala lo peyang? emang gue itu lo? udah ayo kita ke lapangan. Anak-anak udah ngumpul semua kan?"
"Uda tinggal lo aja lama."
Qenan bersama tim melakukan latihan basket dengan serius. Hari ini memanglah libur sekolah dan tahun baru. Namun, tidak menyurutkan niat para siswi-siswi SMA KUSUMA BANGSA untuk menonton salah satu idola sekolah mereka.
Siapa lagi kalau bukan ketua tim basket, Qenan Abraham.
Qenan melakukan chest pass kepada timnya lalu berlari mendekati ring lawan. Decitan sepatu terdengar nyaring dan sorak-sorai menyebut namanya terdengar sangat jelas.
"Lo kenapa sih Nan?" tanya Nazeef juga teman setim lain nya.
Ya, Latihan hari ini Qenan tidak fokus karena kepikiran dengan masalah pernikahan rahasianya dan kepikiran Nadira sedang apa saat ini.
"Gue gak pa-pa. Lagi nggak enak badan aja." Sahut Qenan mengetik sesuatu di ponselnya untuk menghubungi seseorang yang sedari tadi ia pikirkan.
Kelakuan Qenan sedari tadi di perhatikan oleh sahabatnya, Nazeef.
🌸
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ini kan doa kamu, Terima dgn ikhlas ya Nan,Ini lah yg namanya Takdir Alloh,Rezeki,Jodoh,Ajal semuanya udah ketentuan dari Allah..
2024-08-17
2
Qaisaa Nazarudin
Nadira nama yg bagus lho Nan..Tapi lebih bagus nama kesayangan yg kamu kasih,Rara..😜😜😜😍😍😍
2024-08-17
0
Deasy Dahlan
bisa bisa terbongkar pernikahan qenan...
2024-08-10
0