"Cepat catat nama kalian berdua. Dan mahar nya." titah kepala desa tersebut.
Kini Qenan dan Nadira sudah di Giring ke dalam Mesjid hendak di nikah kan oleh seorang ustadz. Keduanya hanya bisa pasrah dari pada harus di arak keliling kampung tersebut.
Nadira sudah memakai hodie milik Qenan karena pakaian yang di pakai oleh nya sudah tidak layak lagi.
Keduanya menuliskan nama masing-masing dan Qenan mengeluarkan semua uang cash di dompet yang akan ia gunakan untuk mahar.
Oh si al. Cuma sejuta. gumam Qenan dalam hati.
"Bagaimana sudah siap? sebaiknya kamu baca dulu kalimat ijab kabul nya." titah pak ustadz dan anggukan sebagai jawaban Qenan.
Dahinya mengkerut membaca nama calon istrinya dan nama ayah mertuanya.
Mertua? bahkan aku nggak pernah mimpi nikah pas SMA gini. Surya Wijaya? kayak nggak asing.
"Gimana? kamu sudah siap?" tanya pak ustadz.
Qenan mengangguk pasti.
"Oh iya mana hape kamu? biar saya video in akad nikah kalian sebagai bukti." seru kepala desa dan Qenan menyerahkan ponsel mahal keluaran terbaru itu.
Kepala desa mengarahkan kamera ponsel Qenan hingga tampaklah wajah Qenan dan Nadira juga pak ustadz.
"Bismillaahirrahmaanirrahiim, dengan memohon rahmat dan berkat Allah SWT, Saya Nikahkan dan Kawinkan Nadira Fazilla Zharifa binti Surya Wijaya dengan engkau Qenan Abraham bin Reno Abraham dengan wali hakim dengan uang satu juta dibayar tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Nadira Fazilla Zharifa binti Surya Wijaya untuk saya dengan maskawin tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana saksi?"
SAH
SAH
Harus mengulangi dua kali kalimat ijab kabul tersebut baru Qenan lancar mengucapkan nya dan sekarang Qenan dan Nadira telah resmi menjadi suami istri secara siri.
Nadira mencium punggung tangan Qenan takzim. Ada desiran aneh di hati keduanya. Apalagi Qenan yang tidak pernah dekat bahkan di sentuh seorang gadis.
Nadira masih terdiam karena semua kejadian ini terjadi dalam satu malam. Di malam tahun baru ia memergoki kekasihnya sedang selingkuh bahkan bercumbu, hampir di perkosa, dan menikah dengan orang yang tidak di kenalnya.
Kini keduanya berada di dalam mobil sport Qenan. Tidak ada membuka suara, bahkan mobil Qenan pun masih stay berdiam diri. Keduanya menyelami pikiran masing-masing.
"Dimana alamat rumah lo?" tanya Qenan memecahkan keheningan.
"Hah? gue?"
Qenan berdecak sebal. "Punya bini kok lemot. Dosa apa yang gue perbuat di masa lalu." Gumam Qenan.
"Iya rumah lo dimana?" Tanya Qenan lagi.
"Kok kerumah gue? lo mau cerein gue gitu? astaga.. Baru berapa menit nikah udah mau di janda. Sial banget hidup gue."
Qenan melongo mendengar ucapan Nadira hingga ia menyentil dahi Nadira.
"Kalau ngomong di filter. Yang mau jandain lo sapa? gue anter ke rumah lo itu untuk ambil baju lo terus kita ke Apartemen gue."
Nadira manggut-manggut mengerti. "Bilang dong dari tadi kan gue nggak salah paham."
"Ck..Udah dimana alamat rumah lo? banyak omong dari tadi."
Nadira mencebik bibir. "Gue nggak punya rumah."
Qenan yang hendak menghidupkan mesin mobil ia urungkan menoleh kearah Nadira. "Jadi selama ini lo tinggal dimana?"
"Di kosan." sahut Nadira santai.
Apa bedanya? Astaga.. Mendadak Qenan merasa geram di buat gadis yang baru beberapa menit lalu ia nikahi. Bisa-bisa punya darah tinggi jika berlama-lama meladeni istrinya ini pikir Qenan.
"Ya udah dimana kosan lo?" Qenan menghela nafas panjang menetralkan emosi nya.
"Nggak jauh dari sini, sepuluh menit setelah berada di jalan umum."
Qenan mengangguk langsung melakukan mobil sport merahnya keluar dari perkampungan yang membuat mereka terjebak dalam pernikahan.
"Belok kanan terus aja nanti ada gang kecil lo tunggu situ aja. Arah kosan gue mobil nggak bisa lewat."
"Hem."
Tadi cerewet, sekarang cuek amat. Gila demi apa? gue baru sadar kalo lakik gue ganteng abis. Tapi siapa ya tadi nama nya?
"Nggak usah di pandangin terus. Gue tahu kalau gue ganteng." Qenan berujar sembari tetap fokus pada jalanan yang masih ramai karena banyak orang menyambut tahun baru.
Nadira tidak menjawab dan memalingkan wajah ke arah jendela mobil. Sungguh ia malu ketahuan memandangi wajah tampan Qenan.
Aahh.. Jantung gue mau copot rasanya. Di tegur gitu aja gue gini apalagi sampai .... Aahh kenapa pikiran gue mesum? pas sama kak Rendi gue gak pernah mesum gini. Apa gini pikiran cewek yang udah nikah?
Mobil Qenan sudah berhenti di gang kosan Nadira.
"Lo boleh pulang kalo mau pulang."
"Udah cepetan ambil baju-baju lo. Gue tunggu disini. Nggak pakek lama."
"Iya bawel." sahut Nadira seraya keluar dari mobil Qenan.
Qenan melotot mendengar sahutan Nadira. Baru kali ini ada orang yang menyebut nya 'bawel'. Predikat cowok dingin mempesona seakan hilang karena Nadira dan sialnya itu istrinya sendiri.
"Bisa-bisa sakit darah tinggi gue. Mana lagi tu cewek.."
15 menit telah berlalu Nadira baru tiba di hadapan Qenan dan itu membuatnya semakin kesal.
"Lo lama di sana cuma ambil barang satu tas kecil ini?"
Nadira hanya mengangguk dengan wajah tak berdosa. Dan berhasil membuat. seseorang Qenan kesal lagi.
"Rupanya bukan cuma otak lo yang lambat, gerakan lo juga." cebik Qenan sembari melajukan mobil menuju apartemen miliknya.
"Enak aja lo bilang gue lambat.. Dasar bawel."
Qenan tidak lagi menjawab karena ia tidak mau memiliki penyakit darah tinggi di usia muda.
...****...
Kini keduanya telah sampai di apartemen sederhana milik Qenan. Nadira melangkah masuk dengan mata terus celingukan menelisik setiap sudut ruangan.
Jiwa missquen Nadira meronta.
"Ini apartemen gue."
"Gue tahu, mana mungkin apartemen gue."
Qenan hanya menghela nafas panjangnya merasa bicara dengan Nadira benar-benar menguras kedamaian hati.
Selalu buat sensi alias emosi.
"Oke kalau gitu kita tidur dulu, besok baru kita omongin gimana kelanjutan pernikahan kita ini. Kamar kita ada disana." Qenan terus menekan emosinya pada Nadira.
"Kita?"
Nah.. Lihatlah. Sedari tadi Qenan mencoba bersabar pada Nadira, ini sudah buat ulah lagi.
"Iya, disini hanya ada satu kamar. Tapi kalo lo mau tidur di lantai juga boleh."
Qenan berlalu begitu saja memasuki kamar nya menuju kamar mandi. Ia sudah penat karena pukul tiga dini hari masih terjaga padahal esok pagi ada jadwal latihan basket bersama tim nya.
Sedangkan di luar kamar mandi sudah ada Nadira tertidur pulas di atas tempat tidur Qenan berukuran besar.
Tiga puluh menit kemudian Qenan keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggang nya.
Matanya menangkap sosok gadis yang baru beberapa jam lalu ia nikahi secara siri. Qenan menghela nafas panjang memikirkan apa yang harus ia perbuat dengan pernikahan nya ini.
Selesai memakai pakaian ia tidak langsung tidur. Duduk di sofa sembari memandangi wajah Nadira yang tertidur pulas.
Dari jarak beberapa meter ia dapat melihat wajah Nadira yang cantik dan imut. Hidung nya yang tidak terlalu mancung tapi tidak pesek. Bibir yang merah alami tidak tipis tapi tidak tebal juga.
Tanpa di sadari Qenan bibir nya telah senyum menatap gadis di tempat tidur nya. Dan ia memilih tidur di sofa malam ini.
🌸
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Aliah Nene
smangt thor lanjut
2024-12-10
0
Rinda
gk jadi baca, malesssssss gk seru
2024-09-29
0
Roshalyndhaa Ajj Daahh
part 1, dan 2 berhasil membuat tertarik untuk lanjut baca. Tapi d part selanjutnya, ceritanya seperti d paksa menikah🤭. Barusan tau dan baca klau di Jakarta Masi ada isi kampung sekolot ini😂, bgaimana tidak masa preman di percaya? dan emang Nadira Tidak punya mulut untuk cerita. Ditambah setelah nikah, kelihatan Nadira Tidak ada traumanya dengan kejadian yg dialami. Tapi tenang Thor, walau kepaksa tpi saya Masi penasaran dengan kisahnya🤭
2024-09-28
0